Anda di halaman 1dari 22

ANALISA CAIRAN LAMBUNG

MERI SUZANA, M.KES


TUJUAN PEMERIKSAAN

 Menilai Motilitas lambung, yaitu Kemampuan


lambung untuk meneruskan isinya ke arah
duodenum
 Menilai kemampuan sekresi lambung, yaitu
HCL, secara kuantitatif dan kualitatif serta
enzim-enzimnya
 Mendeteksi adanya unsur-unsur abnormal,
seperti darah,pus, jamur, dan bakteri.
 Mendeteksi adanya racun untuk
pemeriksaan forensik
 Pemeriksaan sitologi terhadap sel-sel tumor.
METODE

1. MAKROSKOPIS
2. MIKROSKOPIS
PRINSIP

Getah lambung merupakan cairan yang disekresi secara aktif oleh sel mukosa
lambung yang terdiri atas dua kelenjar yaitu kelenjar peptic fundus dan kelenjar
pilorik. Kelenjar peptic mensekresi pepsin, lipase, dan HCl, sedangkan kelenjar
pilorik mensekresi bahan untuk proses fermentasi.
ALAT
 Sonde
 Handuk
 Spuit 50 cc.
 Wadah/Piala Ginjal.
 Peralatan pengisap tekanan darah
 Mangkok Es untuk selang karet atau mangkok air hangat untuk selang plastic
 Wadah untuk specimen
 Salem sum Tube” (Ewald atau Eldich) Lumen tunggal ukuran besar
 levecator, Lumen rangkap untuk aspirasi dan irigasi.
 Tisu
 Pipet tetes
 Centrifuge
 Objek glass dan Cover glass
 Mikroskop
 Pipet ukur
 Tabung sentrifuge
 Rak tabung
 Label
BAHAN

 Cairan lambung
 Pelumas
 Air es
 pH stik
PERSIAPAN PASIEN

 Puasa, Makanan padat 12 jam


sebelum Tindakan
 Air minum 8 jam sebelum tindakan.
 Tidak minum obat (antasid,
antikolinergik, dll).
PROSEDUR PENGAMBILAN CAIRAN LAMBUNG
1. Mencuci Tangan.
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur analisis getah lambung.
3. Menutup bagian atas tubuh pasien dengan handuk dan memberi bengkok untuk meludah serta
Melepas gigi palsu (jika ada)
4. Memberi tahu Pasien untuk duduk di kursi atau posisi fowler di tempat tidur dengan leher fleksi
dan bersandar mulai dari pinggang.
5. Bersama-sama pasien menentukan kode yang akan digunakan. Misalnya, mengangkat telunjuk
untuk mengatakan “ tunggu sejenak”.
6. Bila selang karet terlalu lembek, rendam dalam air es; bila selang plastik terlalu kaku, rendam
dengan air hangat.
7. Memasang selang Nasogastrik (lihat prosedur pemasangan selang lambung), yakinkan bahwa
selang berada dalam lambung dengan:
 Memeriksa dengan menggunakan kertas lakmus.
 Selang masuk paling kurang 50 cm dari hidung.
 Menyuntikan udara dan mendengarkan dengan stetoskop.
8. Mengisap semua getah lambung; mencatat dan memberitahu dokter bila ada ketidaknormalan:
masih ada makanan yang belum dicerna, residu lebih dari 100 ml, bau feses, darah, memberi
istirahat kepada pasien selama 20-30 menit, lalu melakukan aspirasi kembali.
9. Memberi label pada wadah, dan mengirim spesimen ke laboratorium.
PROSEDUR PEMERIKSAAN

1. Alat pelindung diri digunakan dengan baik, benar dan lengkap.


2. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
3. Dihomogenkan sampel cairan lambung yang akan diperiksa
4. Dilakukan pemeriksaan makroskopis pada sampel cairan lambung meliputi : volume,
bau, pH, warna, lender, sisa makanan, pus, dan potongan jaringan.
5. Diambil 3 ml sampel dan dimasukkan pada tabung sentrifuge
6. Dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 1600 rpm selama 10 menit
7. Dibuang bagian supernatannya dan diambil sedimen pada dasar tabung
8. Diambil 1 tetes sedimen cairan lambung yang terbentuk kemudian diteteskan pada
objek glass dan ditutup dengan cover glass
9. Dilakukan pengamatan mikroskopis dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa
objektif 40 x
10. Diamati dibawah mikroskop adanya epitel, leukosit, eritrosit, bakteri dan adanya
butiran – butiran albumin..
Pengiriman sampel

 Pengiriman kurang 1 jam


 Bila tidak memungkinkan gunakan
media transport
PEMERIKSAAN CAIRAN LAMBUNG

1. Motilitas lambung
2. Makroskopis
3. Mikroskopis
4. Kimia
5. mikrobiologi
1. Motilitas Lambung

Fungsi: untuk
mengetahui
kemampuan getah Motilitas turun jika :
lambung  Volume getah
meneruskan isinya lambung meningkat
ke duodenum  Sisa makanan (+)
2. PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS

a. VOLUME b. BAU c. WARNA

 Setelah sonde dimasukkan , isi lambung  Normal: abu-abu Mutiara dan agak keruh
dikeluarkan semua dan ukur volume  Abnormal: (opalesent).
 Normal: 25-75 ml  Normal: agak asam (apek/mentega  Abnormal:
 Abnormal: busuk)  Kehijau-hijauan (biliverdin) atau
 < 25 ml: hiposekresi (Hipoaddity)  Busuk: adanya nekrosis dalam kuning (bilirubin): regurgitasi isi
 >75 ml:hipersekresi (hiperaddity) lambung duodenum ke dalam lambung
 > 100 ml: patologis:  Bau tinja: obstruksi  Merah muda/darahsegar: trauma
o Hipersekresi usus/adanya fistula antara usus waktu memasukkan sonde/kelainan
o menurunnya motilitas lambung, dan lambung pada esofagus (ulkus, karsinoma)
obstruksi pilorus, atau sindrom  Asam keras: statis lambung  Coklat/darahtua: hemoglobin
Zollinger-Ellison. dan peragian dalameritrosit telah diubah menjadi
 Alkohol: konsumsi alkohol asam hematin oleh HCl.
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS

d. LENDIR e. SISA MAKANAN f. PUS

 Normal: tidak ada/sedikit sekali


 Abnormal:  Normal: tidak ada  Normal: tidak ada
 Lendir ini dapat berasal dari mulut  Abnormal:  Abnormal:
 Motilitas lambung berkurang  Adanya leukosit: mungkin berasal
atausaluran pernafasan, ciri-ciri:
 Terlihat tidak homogen  Obstruksi pilorus akibat sikatrik dari saluran makanan/saluran
 Tampak sepertigaris-garis halus atautumor. pernapasan akibat sputum yang
 Bergelembung tertelan
 Terapung di atas cairan
 Mikroskopis: banyak sel epitel dan
kuman
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS

g. POTONGAN JARINGAN h. pH DAN BERAT JENIS

Menunjukan adanya trauma atau tumor:  pH normal: 1,2 ± 0,0 pada orang dewasa
perlu pemeriksaan lanjutan dalam keadaan puasa atau 1,3-2,5 setelah
makan
 Berat jenis cairan ini sekitar1,007.
3. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS

1 SAMPEL TERBAIK Keadaan puasa, bila tidak puasa sisa makanan akan mempengaruhi hasil pemeriksaan, supaya
sample betul-betul murni dari lambung tidak dipengaruhi sisa makanan.

2 METODE a. Natif b. Pengecatan


 Setetes getah lambung diletakkan di atas
 Lemak : Sudan III (dicari butir lemak: warna orange)
obyek glass dan tutup dengan deglass.
 Amylum : Lugol (dicari butir karbohidrat: warna ungu)
 Periksa di bawah mikroskop obyektif 10 x
 Leptospira : Lofler
40 Unsur yang mungkin terlihat :
o Erytrosit  Gram dan ZN : Untuk mencari kuman (gram +/- dan
o Sel Epitel BTA)
o Lekosit  Peroksida: mencari granulosit dan monosit
o Sisa makanan  Papanicolouau: sitohistologi (mencari sel ganas)
 Jika Volume meningkat:
o Sisa makanan (+ +)
o Batang gram (+)
4. PEMERIKSAAN KIMIA
A. Keasaman Getah Lambung
Pemeriksaan HCl bebas
 Tujuan: Untuk mengetahui apakah lambung mersekresikan HCl/tidak dan Untuk mengetahui apakah HCl yang disekresi
lambung dalambatas normal/tidak.
 Syarat : Tidak ada lender, pH (4 krn HCl bebas dapat terdeteksi pada pH 2,5)
 Bahan pemeriksaan: Dari sordage lambung, Muntahan penderita.
 Metode :
1) Indikator Toeffer (spesifik)
 Tujuan: Untuk mengetahui ada / tidaknya HCL dalam getah lambung
 Prinsip: Asam total dalam getah lambung akan beraksi dengan toeffer membentuk warna merah.
 Cara kerja :
o Masukkan 1 ml getah lambung ke dalam tabung serologi
o Ditambahkan 1 tetes indikator toeffer
o campur dan Amati hasil
 Hasil:
o Jika (+) terjadi warna merah
o Jika (-) terjadi warna kuning
o Normal: (+) terjadi warna merah
 Komposisi Indikator Toeffer –
o Paradimethyl amino azobenzena : 0,6 gr
o Alkohol 95 %
o ad :100 ml
4. PEMERIKSAAN KIMIA
A. Keasaman Getah Lambung
Pemeriksaan HCl bebas
2). Indikator Gunzburg
 Tujuan: Untuk mengetahui ada / tidaknya HCl bebas dalam getah lambung.
 Prinsip: HCl bebas dalam getah lambung akan bereaksi dengan indikator gunzburg memberi warna merah.
 Cara kerja :
o Masukkan 5-10 tetes indikator gunzburg dalam cawan penguap.
o Panaskan cawan penguap tersebut diatas air mendidih sampai kering dan menimbulkan bercak berwarna kuning.
o Tambahkan beberapa tetes getah lambung yang diperiksa ke atas bercak yang telah mengering.
o Adanya perubahan warna yang menjadi merah jambu berarti (+)
 Komposisi indikator Gunzburg :
o Phloroglucinol : 2 gr
o Vanillin : 1 gr
o Alkohol 96% : 330 ml
 Tujuan pemanasan :
o Menghindari pengarangan sehingga mudah diamati.
o Agar reagen tidak mudah menguap (alkohol).
4. PEMERIKSAAN KIMIA
B. Pemeriksaan Pepsin
 Indikator : Anchlorhidria
 Prinsip : Adanya pepsin dalam getah lambung akan menguraikan substrat putih telur dalam waktu 24 jam suhu 370C.
 Cara kerja :
o Buatlah substrat putih telur dengan cara :
• Rebuslah sebutir telur kemudian kupas dan buang kuningnya.
• Putih telur beku dipotong membentuk lempeng dengan ukuran p = 5 mm , l = 1 m.
o 7 – 8 getah lambung ditambah HCl 0,1 N sebanyak 7-8 ml, kemudian dicampur dan dibagi dalam 3 tabung dalam
volume yang sama banyak (A, B, C). 3.
• Tabung A : ditambah pepsin + 2 lempeng telur (sebagai kontrol (1)).
• Tabung B : dipanaskan + 2 lempeng telur (sebagai kontrol (-)).
• Tabung C : tambah 2 lempeng telur + toluena (sebagai katalisator)
• Fungsi memanasan pada tabung B adalah untuk menghilangkan enzim-enzim.
o Incubasi pada suhu 370 C selama 24 jam.
o Bandingkan besarnya lempeng telur pada 3 tabung dalam keadaan normal :
• Tabung A: lempeng telur hilang
• Tabung B: lempeng telur tidak hilang
• Tabung C : lempeng telur hilang
4. PEMERIKSAAN KIMIA
B. Pemeriksaan Asam Laktat
 Indikasi : dengan HCl Hipochlorhidra bebas < 20 satuan
 Tujuan : untuk membedakan hasil (+) yang disebabkan HCl / asam yang lain
 Prinsip : Reaksi antara FeCl3 : 10% dengan asam laktat membentuk ferrylaktat yang berwarna kuning
 Cara kerja :
o Masukkan 20 ml aquadest dalam tabung reaksi.
o Tambahkan 5-10 tetes larutan FeCl3 10% kemudian campur dan bagi menjadi 2 :
• Tabung I : sebagai test + 1 ml getah lambung yang telah disaring.
• Tabung II : sebagai kontrol + 1 ml aquadest
 Bandingkan jika pada tabung test lebih kuning dari tabung kontrol maka hasil test (+) dengan latar belakang putih

 Normal : (-) tidak terjadi warna kuning melebihi kontrol


 Fungsi penyaringan : Agar tidak mengganggu perubahan warna
Pemeriksaan Darah Samar

Tujuan Prosedur Interpretasi Hasil

Untuk mengetahui adanya darah dalam


 Ke dalam tabung reaksi  Negatif : samar-samar hijau
cairan lambung
dimasukkan benzidine basa  Positif 1 : Hijau
sepucuk pisau  Positif 2 : Biru kehijauan
 Ditambahkan 3 ml asam asetat  Positif 3 : Biru
glasial dan homogenkan  Positif 4 : Biru tua
 Ditambahkan 2 ml cairan lambung
dan homogenkan  Normal : Negatif
 Ditambahkan 1 ml H2O2 3% dan
campur
 Baca hasil dalam 5 menit
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai