2. Pengambilan darah pada pasien yang sedang mendapat terapi oksigen dilakukan
minimal 20 menit setelah pemberian oksigen dan perlu dicantumkan kadar oksigen
yang diberikan
3. Perlu diwaspadai adanya perdarahan dan hematoma akibat pengambilan darah
terutama pada bagian yang sedang mendapat terapi antikoagulan
4. Suhu tubuh pasien dan waktu pengambilan darah harus dicantumkan dalam formulir
permohonan pemeriksaan
E.
F.
G.
H.
Pengkajian
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Alat dan bahan
1. Spuit 2 ml atau 3ml dengan jarum ukuran 22 atau 25 (untuk anak-anak) dan nomor 20
atau 21 untuk dewasa
2. Heparin
3. Yodium-povidin
4. Penutup jarum (gabus atau karet)
5. Kasa steril
6. Kapas alcohol
7. Plester dan gunting
8. Pengalas
9. Handuk kecil
10. Sarung tangan sekali pakai
11. Obat anestesi lokal jika dibutuhkan
12. Wadah berisi es
13. Kertas label untuk nama
14. Thermometer
15. Bengkok
I. Prosedur Pengambilan darah arteri radialis
1. Baca status dan data klien untuk memastikan indikasi pengambilan AGD
2. Cek alat-alat yang akan digunakan
3. Beri salam dan panggil klien sesuai dengan namanya
4. Perkenalkan nama perawat
5. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
6. Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan
7. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
8. Tanyakan keluhan klien saat ini
9. Jaga privasi klien
10. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
11. Posisikan klien dengan nyaman
12. Cuci tangan dan pakai sarung tangan sekali pakai
13. Palpasi arteri radialis
14. Lakukan allens tes
Tujuan uji allen tes adalah untuk menilai sistem kolateral arteri radialis. Penderita
diminta mengepalkan tangan dengan kencang. Pengambil darah dengan jari menekan
kedua arteri radialis dan ulnaris. Penderita diminta membuka dan mengepalkan
beberapa kali hingga jari-jari pucat, kemudian biarkan telapak tangan terbuka.
Pengambil darah melepaskan tekanan jarinya dari arteri ulnaris, telapak tangan akan
pulih warnanya dalam 15 detik bila darah dari arteri ulnaris mengisi pembuluh kapiler
tangan.
Bila terdapat gangguan kolateralisasi pada arteri ulnaris (uji Allen negative), arteri
radialis tidak boleh digunakan untuk pengambilan darah arteri. Bila tidak terdapat
kolateralisasi arteri radialis dan arteri ulnaris (uji Allen negative), arteri radialis tidak
boleh digunakan.
Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan tekanan langsung pada
arteri radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka tangannya, lepaskan tekanan
pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan harus
memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan test allens positif. Apabila
tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan test allens negatif. Jika pemeriksaan
negatif, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.
15. Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di atas gulungan handuk
16. Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling keras dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
17. Desinfeksi area yang akan dipungsi menggunakan yodium-povidin, kemudian diusap
dengan kapas alkohol
18. Berikan anestesi lokal jika perlu
19. Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml dan kemudian kosongkan
spuit, biarkan heparin berada dalam jarum dan spuit
20. Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45 sambil menstabilkan
arteri klien dengan tangan yang lain
21. Observasi adanya pulsasi (denyutan) aliran darah masuk spuit (apabila darah tidak bisa
naik sendiri, kemungkinan pungsi mengenai vena)
22. Ambil darah 1 sampai 2 ml
23. Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dengan menggunakan kasa 5-10 menit
24. Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau karet
25. Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin
26. Tempatkan spuit di antara es yang sudah dipecah
27. Ukur suhu dan pernafasan klien
28. Beri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi oksigen yang digunakan
klien jika kilen menggunakan terapi oksigen
29. Kirim segera darah ke laboratorium
30. Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak mengeluarkan darah (untuk
klien yang mendapat terapi antikoagulan, penekanan membutuhkan waktu yang lama)
31. Bereskan alat yang telah digunakan, lepas sarung tangan
32. Cuci tangan
33. Kaji respon klien setelah pengambilan AGD
34. Berikan reinforcement positif pada klien
35. Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
36. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
37. Dokumentasikan di dalam catatan keperawatan waktu pemeriksaan AGD, dari sebelah
mana darah diambil dan respon klien
J. Evaluasi
Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk
dilakukan pemeriksaan.
2.
Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi, needle stick injury)
akibat vena punctie bagi petugas maupun penderita.
3.
Daerah edema
Hematoma
dengan
menggunakan
tabung
vakum
(vacutainer).
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena
adalah :
hematoma
Jarum
mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
Penusukan
dilepaskan
sebelum
tabung
vakum
terisi
menyebabkan
penuh
sehingga
jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil
adalah : 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G.
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan
pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).
Prosedur :
diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum terpasang dengan erat.
Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien
Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila
aktifitas.
Minta pasien mengepalkan tangan.
Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi)
untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan
memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah
dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika
jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit
Prosedur :
Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila
aktifitas.
Minta pasien mengepalkan tangan.
Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi)
untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan
memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah
dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior
tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu
sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung
pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah
yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.
Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan
kapas beberapa saat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum
Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah
akan menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah
(crossmatching test)
Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator
tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan,
serum akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya
toksikologi.
Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan
imunohematologi.
Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan untuk pemeriksaan
digunakan
untuk
Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan
cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding tabung.
Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas jarum,
berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke dalam tabung vakum
dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan darah mengalir sampai
berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.
Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutarmutar tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut.
Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi
sediakan strip (glukosa, Hb dll) untuk bahan uji coba dan pendokumentasian.
Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan
kering.
Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya
A.
Definisi
Pengambilan darah arteri adalah suatu tindakan untuk mengambil darah
arteri yaitu pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal
dan kaku. Sedangkan analisa gas darah adalah prosedur untuk menilai tekanan
parsial oksigen, karbondioksida dan pH (konsentrasi ion hydrogen) di darah arteri.
Mengambil sampel darah arteri membutuhkan suntikan perkutan pada arteri
brachialis, radial atau femoralis. Juga bisa didapatkan dari arterial line.
B.
Tujuan
Pengambilan
darah
arteri
dilakukan
untuk
pemeriksaan
analisa
gas
darah yang digunakan untuk mendiagnosa dan mengevaluasi penyakit pernafasan
serta kondisi yang mempengaruhi seberapa efektif paru-paru mengirimkan oksigen
ke darah dan mengeleminasi karbondioksida dari darah.
Tekanan parsial oksigen (PO2) normal
sesuai pertambahan usia
pH normal
7,35-7,45
94-100%
15-23 volume%
22-26 millimols per liter (mEq/liter)
2.
3.
PaCO2
Bikarbonat
standar
Asidosis Respiratory
Rendah
Tinggi
Normal-tinggi
Alkalosis Respiratory
Tinggi
Rendah
Normal-tinggi
Asidosis Metabolik
Rendah
Normalrendah
Rendah
Alakalosis Metabolik
Tinggi
Normal
Tinggi
C.
Indikasi pada pasien dengan penyakit paru, bayi prematur dengan penyakit paru,
Diabetes Melitus berhubungan dengan kondisi asidosis diabetic.
Kontraindikasi pada pasien dengan penyakit perdarahan seperti hemofilia dan
trombosit rendah.
Komplikasi pengambilan darah arteri akan minimal terjadi jika dilakukan dengan
benar. Namun dapat terjadi perdarahan atau perdarahan yang tertunda atau memar
pada area tusukan jarum atau yang jarang terjadi, kerusakan sirkulasi di sekitar
area tusukan.
D.
Peralatan
1.
AGD kit:
Spuit spesifik untuk mengambil darah yang akan digunakan untuk analisa gas
darah.
Jarum 20 G 1
Jarum 22 G 1
1 ml ampul carian heparin (1:1000)
2.
Sarung tangan
3.
Spuit 5 ml dan 10 ml
4.
5.
6.
7.
8.
Label
9.
E.
F.
Prosedur Tindakan
1.
Cek identitas pasien. Beritahu pasien bahwa anda akan melakukan
pengambilan
sampel
AGD
dan
jelaskan
tujuan
serta prosedurnya. Beritahukan bahwa
spesimen
akan
diambil
dari
arteri, jaga privasi klien, dan atur posisi klien dalam posisi supinasi atau semi fowler.
2.
Siapkan peralatan. Beri label syringe dengan nama pasien, nomor ruangan, nama
dokter, tanggal dan waktu pengambilan, inisial pelaksana AGD. Beri heparin pada
spuit.
3.
4.
Membersihkan kulit di area tusukan dengan kapas alcohol. Tangan klien harus
ditekuk sedikit atau letakkan handuk kecil yang digulung di bawah pergelangan
tangan. Hal ini membawa arteri radial lebih dekat ke permukaan. Ekstensi
berlebihan pada pergelangan tangan harus dihindari karena dapat menutup jalan
denyut nadi.
5.
Palpasi denyutan dengan telunjuk dan jari tengah. Setelah menemukan sensasi
denyutan terkuat, sedikit fiksasi arteri dengan telunjuk dan jari tengah. Hal ini akan
mencegah arteri berubah posisi ketika dilakukan tusukan.
6.
7.
8.
Jika jarum masuk terlalu jauh, tarik perlahan-lahan sampai mengalir darah ke
jarum suntik. Seharusnya tidak perluada aspirasi darah ke jarum suntik sebab
tekanan arteri akan mengisi otomatis alat suntik. Hanya dalam jika digunakan jarum
gauge kecil (misalnya 25 gauge), atau pasien hipotensi, sebaiknya dilakukan
aspirasi jarum suntik.
9.
Setelah mendapatkan jumlah darah yang diinginkan, tarik jarum dan terapkan
tekanan ke area tusukan dengan ukuran 4 4. Setelah tekanan diterapkan selama
2 menit, periksa area untuk perdarahan, aliran, atau rembesan darah. Jika ada,
G.
1.
Pasien menerima oksigen, pastikan terapi oksigen telah berjalan sekurangkurangnya 15 menit sebelum mengambil gas darah. Indikasikan pada slip lab,
jumlah dan tipe terapi oksigen yang diterima pasien. Catat suhu pasien, level Hb,
dan RR terbaru. JIka pasien memakai ventilator mekanik, catat fraksi inspirasi
oksigen dan tidal volume.
2.
Pasien tidak memakai O2, indikasikan jika pasien bernafas dengan udara ruangan.
3.
Pasien baru saja memakai nebulizer, tunggu hingga 20 menit sebelum mengambil
sampel. Konsentrasi oksigen harus tetap konstan selama 20 menit sebelum
pengambilan sampel.
4.
Jika order secara spesifik tanpa oksigen, maka matikan gas selama 20 menit
sebelum pengambilan sampel agar hasilnya akurat.
5.
Saat menarik spuit untuk mengambil sampel, jika ada tahanan. Ubah posisi
ekstremitas yang dilakukan tindakan dan cek area tusukan. Lanjutkan pengambilan
darah, jika masih ada tahanan, beritahukan dokter.
6.
Jika spesimen yang diambil gelap, darah yang gelap artinya mungkin vena telah
terakses, atau darah sangat kurang oksigen. Pastikan dari mana specimen diambil
apakah dari arterial line. Juga cek level saturasi oksigen untuk mengevaluasi
hipoksemia. Pastikan bahwa arterilah yang telah ditusuk sebelum membawa sampel
ke lab.
7.
Sampel tidak akan diterima oleh laboratorium kecuali jarum suntik diberi label,
kantong es diberi label, dan permintaan selesai. Untuk dianggap lengkap,
permintaan harus berisi nama pasien, nomor pendaftaran, tanggal lahir atau usia,
pemesanan dokter, waktu ditarik, F1O2 dan suhu pasien.
H.
A. Definisi.
Analisa gas darah adalah salah satu tindakan pemeriksaan laboratorium yang
ditujukan ketika dibutuhkan informasi yang berhubungan dengan keseimbangan
asam basa pasien. Hal ini berhubungan untuk mengetahui keseimbangan asam
basa tubuh yang dikontrol melalui tiga mekanisme, yaitu sistem buffer, sistem
respiratori, dan sistem renal (Wilson, 1999).
Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan
ASTRUP, yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri.
Tempat pengambilan darah arteri :
1. Arteri Radialis, merupakan pilihan pertama yang paling aman dipakai untuk fungsi
arteri kecuali terdapat banyak bekas tusukan atau haematoem juga apabila Allen
test negatif.
2. Arteri Dorsalis Pedis, merupakan pilihan kedua.
3. Arteri Brachialis, merupakan pilihan ketiga karena lebih banyak resikonya bila
terjadi obstruksi pembuluh darah.
4. Arteri Femoralis, merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri diatas tidak
dapat diambil. Bila terdapat obstruksi pembuluh darah akan menghambat aliran
darah ke seluruh tubuh/tungkai bawah dan bila yang dapat mengakibatkan
berlangsung lama dapat menyebabkan kematian jaringan. Arteri femoralis
berdekatan dengan vena besar, sehingga dapat terjadi percampuran antara darah
vena dan arteri.
B. Tujuan.
Analisa gas darah memiliki tujuan sebagai berikut (McCann, 2004):
1. Mengetahui keseimbangan asam dan basa dalam tubuh.
2. Mengevaluasi ventilasi melalui pengukuran pH, tekanan parsial oksigen arteri
(PaO2), dan tekanan parsial karbon dioksida (PaCO 2).
3. Mengetahui jumlah oksigen yang diedarkan oleh paru-paru melalui darah yang
ditunjukkan melalui PaO2.
4. Mengetahui kapasitas paru-paru dalam mengeliminasikan karbon dioksida yang
ditunjukkan oleh PaCO2.
5. Menganalisa isi oksigen dan pemenuhannya serta untuk mengetahui jumlah
bikarbonat.
C. Peralatan.
1. Spuit gelas atau plastik 5 atau 10 ml.
2. Botol heparin 10 ml, 1000 unit/ml (dosis-multi).
3. Jarum nomor 22 atau 25 (bevel pendek).
E. Langkah-langkah Tindakan/Prosedur.
1. Persiapan alat.
2. Memberitahukan pasien tentang tujuan daripada pengambilan darah arteri yang
akan di pungsi.
3. Memilih arteri yang akan di pungsi.
4. Menyiapkan posisi pasien :
a. Arteri Radialisi :
-
c. Arteri Brachialis
-
d. Arteri Femoralis.
-
10.
11.
12.
Sesudah darah diperoleh sebanyak 2 cc jarum kita cabut dan usahakan posisi
pemompa spuit tetap untuk mencegah terhisapnya udara kedalam spuit dan segera
gelembung udara dikeluarkan dari spuit.
Ujung jarum segera ditutup dengan gabus / karet.
Bekas tusukan pungsi arteri tekan dengan kapas alkohol campur dengan
bethadine.
13.
14.
Memberi
etiket
laboratorium
dan
mencantumkan
nama
ruangan, tanggal, dan jam pengambilan, suhu, dan jenis pemeriksaan.
15.
16.
pasien,
F. Pendokumentasian.
Nilai normal Gas Darah Arteri
pH
7,35 7, 45
PO2
80 100 mmHg
Saturasi O2
95%
PC O2
35 45 mmHg
HCO3-
22 36 mEq/L
BE (kelebihan Asam)
-2 - +2
H. Daftar Pustaka.
Gallo dan Hudak. 2010. Keperawatan Kritis, Edisi 6 Vol.1. EGC : Jakarta
McCann, J. A. S. (2004).Nursing Procedures.4th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Chaira.
2011. Analisa
Gas
Darah [online]
tersediahttp://www.scribd.com/doc/75288842/Analisa-Gas-Darah-Agd di
akses
tanggal 8 Juli 2012 Jam 14.00.
Citha.
2011. http://www.scribd.com/doc/52259213/agd-ekg-cvp-umbah-lambung-blssuctiondi akses tanggal 8 Juli 2012 Jam 14.30.
Zahra.
2011. Pengambilan
AGD [online].
Tersedia
: http://zahrayoutube.blogspot.com/2011/03/pengambilan-agd.html di akses tanggal 8 Juli 2012
Jam 15.00.