Anda di halaman 1dari 18

PEMERIKSAAN

LABORATORIUM

DINI AINIA RAHMAH


P07124118182
PENGERTIAN

• Pemeriksan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur


pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan/sample dari
penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak),
atau sample dari hasil biopsy.

• Pemeriksaan laboratorium merupakan prosedur pemeriksaan


khusus yang dilakukan pada pasien untuk membantu menegakan
diagnosis. Prosedur dan pemeriksaan khusus merupakan bagian
dari tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dilaksanakan secara tim. Pemeriksaan laboratorium merupakan
pemeriksaan penunjang, setelah pemeriksaan utama yang
dilakukan oleh seorang dokter atau bidan.
Tujuan, Fungsi Dan Manfaat Dari Pemeriksaan
Laboratorium :
FUNGSI DAN
TUJUAN
MANFAAT
• Untuk mendeteksi • Skrining atau uji saring adanya penyakit
penyakit, subklinis, dengan tujuan menentukan resiko
dan mendeteksi dini terhadap suatu penyakit
menentukan resiko, • Konfirmasi pasti diagnosis
memantau • Membantu pemantauan pengobatan
perkembangan • Menyediakan informasi prognostic/
penyakit, perjalanan penyakit
• Memantau perkembangan penyakit
memantau • Mengetahui ada tidaknya kelainan atau
perkembangan penyakit yang banyak dijumpai dan
pengobatan, dan potensial membahayakan  
lain-lain. • Memberi ketenangan baik pada pasien
maupun klinisi karena tidak didapati
penyakit
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

A. Pemeriksaan Hemoglobin
Pemeriksaan hemoglobin ini merupakan bagian dari
rangkaian pemeriksaan darah lengkap. Tujuannya adalah untuk
mengetahui ada atau tidaknya kondisi yang memerlukan
perhatian khusus, misalnya anemia, terutama pada ibu hamil.
• Batasan Normal Kadar Hemoglobin
Di antara metode yang paling sering digunakan di laboratorium
dan paling sederhana adalah metode sahli. Berikut adalah prosuder
pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan Hb Sahli.

1. Siapkan tempat yang nyaman untuk melakukan tindakan


2. Siapkan alat dan bahan :
a. Haemometer
b. Larutan HCL 0,1 % N, aquadest
c. Autoclick, Lancer
d. Pipet Sahli, batang pengaduk, tabung sahli
g. Sarung tangan, kapas kering, tissue
h. Alat tulis
3. Lakukan pencegahan infeksi dengan mencuci tangan.
4. Persilahkan ibu hamil duduk dengan nyaman dan rileks.
5. Pemeriksaan haemoglobin dengan metode Sahli:

a. Masukkan HCL 0,1%N kedalam tabung Sahli hingga batas


angka 2
b. Gunakan sarung tangan
c. Bersihkan ujung jari ibu hamil dengan menggunakan
kapas swab
d. Tusuk ujung jari dengan lanset steril
e. Bersihkan darah yang pertama keluar dengan kapas kering
f. Tekan jari ibu hamil agar darah masuk ke dalam pipet
haemometer hingga batas garis pada pipet (20 mm).
g. Usaplah ujung pipet dengan tissue kering untuk
menghindari sisa darah diluar pipet
h. Masukkan pipet ke dalam tabung Sahli (berisi HCL
0,1%N) kemudian keluarkan darah sambil menarik pipet
keluar
i. Aduk HCL dengan darah sampai benar-benar tercampur dan
diamkan selama 3-5 menit supaya hematin dalam darah
berubah menjadi asam hematin
j. Masukkan aquades tetes demi tetes ke dalam tabung Sahli,
aduk kembali setelah ditetesi sampai warnanya sama dengan
warna standar
k. Apabila warna sudah sama dengan standar, lihat skala angka
pada lengkungan bagian tengah bukan bagian pinggir dari
darah
l. Catat hasil kadar haemoglobin ibu hamil.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

B. Pemeriksaan Protein Urine


Pemeriksaan Protein Urine adalah prosedur pemeriksaan
yang dilakukan untuk menilai jumlah protein yang terdapat
dalam urine. Jika ternyata diketahui terdapat kelebihan protein
dalam urine, hal ini dapat mengindikasikan penyakit
preeklamsia atau eklamsi.
PROSEDUR PEMERIKSAAN PROTEIN URINE

1. Persiapan Alat:
a. 2-3 cc urin
b. 1 Spuit 3 cc
c. Asam asetat 6 %
d. Bunser Burner/ lampu spiritus
e. 1 Korek api
f. 2 Tabung Reaksi
g. 1 Penjepit tabung reaksi
h. 1 pasang Handscoen
i. Pena dan buku catatan
j. Larutan Disinfektan dalam waskom
3. Mencuci tangan
4. Memakai handscoon
5. Saring urine menggunakan kertas saring
6. Isi kedua tabung reaksi dengan urine 2 CC menggunakan spuit
7. Panaskan salah satu tabung reaksi berisi urine diatas lampu spiritus hingga
mendidih
8. Tambahkan 4 tetes asam asetat 6%
9. Panaskan sekali lagi hingga mendidih
10. Bandingkan urine dengan urine kontrol
11. Kalau urine masih tetap keruh berarti ada protein dalam urin
12.Catat hasil pemeriksaan dan beritahu hasil pemeriksaan protein urine
kepada ibu.

Interpretasi hasil pemeriksaan :


a. Jernih : (-) negatif
b. Keruh/butiran halus : (+)/positif 1
c. Endapan. : (++)/positif 2
d. Mengkristal. : (+++)/positif 3
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

C. Pemeriksaan Reduksi Urine


Pemeriksaan glukosa urine adalah pemeriksaan pada sampel
urine untuk mengetahui ada atau tidak adanya glukosa dalam
urine.
Pemeriksaan glukosa urine cara Benedict merupakan salah
satu pemeriksaan khusus, ini merupakan pemeriksaan penyaring
dengan menggunakan sifat glukosa sebagai zat pereduksi.
PROSEDUR PEMERIKSAAN REDUKSI URINE

1. Persiapkan tempat untuk melakukan tindakan


2. Persiapan alat dan bahan :
a. Pereaksi Benedict/Reagen Benedict
b. Urine jernih
c. 2 buah tabung reaksi
d. Rak tabung reaksi
e. Handscoon
f. Spuit 5 cc
g. Pipet tetes
h. Lampu spiritus
i. Penjepit tabung reaksi
j. Kertas saring
3. Mencuci tangan
4. Menggunakan handscoon
5. Saring urine menggunakan kertas saring
6. Isi kedua tabung reaksi dengan 2,5 cc Benedict
7. Masukkan 4 tetes urine pada salah satu tabung berisi Benedict
8. Panaskan tabung reaksi berisi Benedict + urine di atas lampu spiritus
hingga mendidih
9. Pada saat tabung dingin, bandingkan warna dengan tabung kontrol
10. Beritahu hasil pemeriksaan Reduksi Urine kepada ibu
11. Catat hasil pemeriksaan reduksi urine ibu

a. Biru/hijau keruh : (-) negatif


b. Hijau/Hijau kekuningan : (+)/ positif 1
c. Kuning/Kuning Kehijauan : (++)/positif 2
d. Jingga : (+++)/positif 3
e. Endapan Merah Bata. : (++++)/positif 4
KASUS

Hari/Tanggal Pengkajian : 25 Agustus 2020


Jam Pengkajian : 09.00 WITA
No.Registrasi : 31 29 24

Identitas

Istri Suami
Nama Ny. A Tn. A
Umur 34 tahun 35 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan S1 S1
Pekerjaan PNS PNS
Alamat Jl. Cendana Balikpapan, Jl. Cendana Balikpapan, RT.02
RT.02 No. 35 No. 35
Prolog
Ny. M G1P0A0 usia kehamilan 28 minggu datang ke puskesmas untuk
memeriksakan kehamilan nya. Ibu mengeluh sakit kepala, penglihatan kabur,
kaki bengkak. HPHT : 11-02-2020, TP: 18-11-2020, TB: 155cm, Golongan
darah AB, BB sebelum hamil 50 Kg, penambahan berat badan selama hamil
yaitu 10 Kg, LILA : 24cm.

DATA SUBJEKTIF
Ibu mengeluh sakit kepala, penglihatan kabur, dan kaki bengkak.

DATA OBJEKTIF
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD: 140/100, N:82 x/menit, S:
36,0oC, R: 20x/menit. Pada bagian kepala tidak terdapat benjolan, wajah tidak
ada cloasma gravidarum. Mata simetris, konjungtiva tidak pucat, mulut bersih
tidak ada caries, pada leher ada pembesaran kelenjar vena jugularis. Payudara
simetris puting susu menonjol. Pada bagian abdomen tidak terdapat bekas
oprasi, TFU : 26cm, punggung kanan (puka), presentasi kepala (pres-kep). DJJ
132x/menit. Refleks kaki kanan/kaki (+)/(+), ekstremitas bawah odema.
Pemeriksaan penunjang: protein urine (+ +) /positif 2
ANALISA
G1P0A0 hamil 28 minggu dengan preeklamsia
PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan tentang keadaan ibu bahwa TD: 140/100,
N:82 x/menit, S: 36,0oC, R: 20x/menit. TFU : 26cm, punggung kanan (puka),
presentasi kepala (pres-kep), DJJ 132x/menit.
2. Melakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan protein urin untuk
memastikan diagnosis preeklamsia
3. Menjelaskan kepada ibu apa saja gejala preeklamsia, yaitu :
a. Tekanan darah meningkat
b. Sakit kepala
c. Masalah penglihatan kabur atau silau
d. Tangan, kaki dan wajah mulai membengkak
e. Mual dan Muntah
f. Pusing lemas dan tidak enak badan
4. Menjelaskan kepada ibu cara untuk mengatasi masalah kelebihan protein
urine akibat preeklamsi dengan :
g. Menjaga pola makan sehat, seperti perbanyak mengonsumsi buah-
buahan, dan sayuran.
b. Mengonsumsi banyak ikan dalam menu makan harian
c. Menghindari mengonsumsi daging merah yang dapat
menyebabkan protein berlebihan dan susah di cerna
d. Mengurangi konsumsi garam
e. Memperbanyak minum air putih
f. Melakukan olahraga ringan
g. Menjaga berat badan untuk menghindari diabetes dan tekanan
darah tinggi.
5. Memberikan ibu terapi obat antihipertensi sesuai saran dokter
6. Menganjurkan ibu mengonsumsi suplemen vitamin atau mineral
sesuai saran dokter.
7. Menganjurkan ibu untuk datang periksa ulang 2 minggu lagi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai