Anda di halaman 1dari 40

Ns. Febrina Angraini Simamora, M.

Kep
 Uji Fungsi Pulmonal

- Meliputi pengukuran volume paru, fungsi


ventilatory, mekanisme pernapasan, difusi,
dan
pertukaran gas.
- Tes ini berguna sebagai uji skreening.
- Tes Untuk Mengevaluasi Seberapa
Baik Kerja Paru
Tes Fungsi Paru Terdiri
atas:
1.Test Ventilasi (digunakan alat
SPIROMETER, PEAK FLOW METER (Mini
Wright PeakFlowMeter),
Bodyplethysmograph.
2. Uneven Ventilation dengan
Capnograph.
Peak flow meter sering digunakan
oleh pasien asma untuk mengukur
jumlah udara yang dapat
dihembuskan dari paru-paru. Jika
saluran nafas
menyempit atau tersumbat karena
asma, nilai peak flow akan
menurun
karena pasien tidak dapat
menghembuskan udara dengan
sempurna. Peak
flow meter berguna untuk
memonitor pasien asma sepanjang
waktu dan
dapat untuk menentukan apakah
pengobatan asma berhasil atau
tidak.
 Pemeriksaan Gas Darah Arteri

Pemeriksaan ini membantu dalam mengkaji


tingkat dimana paru-paru mampu untuk
memberikan oksigen yang adekuat dan
membuang carbon dioksida serta tingkat
dimana ginjal mampu untuk menyerap
kembali atau mengeksresi ion-ion bikarbonat
untuk mempertahnkan Ph darah yang normal.
Analisa gas darah adalah salah satu tindakan
pemeriksaan laboratorium yang ditujukan ketika
dibutuhkan informasi yang berhubungan dengan
keseimbangan asam basa pasien (Wilson,
1999).Hal ini berhubungan untuk mengetahui
keseimbangan asam basa tubuh yang dikontrol
melalui tiga mekanisme, yaitu system buffer,
sistem respiratori, dan sistem renal (Wilson,
1999). Pemeriksaan analisa gas darah dikenal
juga dengan nama pemeriksaan “ASTRUP”, yaitu
suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan
melalui darah arteri.
1. Asidosis Metabolik
2. Alkalosis Metabolik
3. Asidosis Respiratorik
4. Alkalosis Respiratorik
1. Sistem bikarbonat-asam karbonat, yang
merupakan metabo terbanyak dan terpenting.
2. Sistem penyangga hemoglobin.
3. Sistem penyangga fosfat.
4. Sistem penyangga protein.
1. Gelembung Udara
2. Antikougulan
3. Metabolisme
4. suhu
1. 3 ml sampai 5 ml gelass yringe,
2. 1 ml ampul heparin aqueous,
3. 20 G 11/4‖ jarum,
4. 22 G 1‖ jarum,
5. Sarung tangan,
6. Alkohol atau povidone-iondine pad,
7. Gauze pads,
8. Topi karet untuk syringe hub atau penutup karet untuk jarum
9. Label
10. Ice-filled plastic bag,
11. Laporan permintaan laboratorium,
12. Perekat balutan, dan
13. Opsional: 1% licoaine solution,atau
14. Peralatan siap AGD.
1. Arteri radial Arteri radial merupakan kelanjutan
dari brakhial, tetapi lebih kecil dibandingkan
dengan ulnar.
2. Arteri brachial Arteri brankhial dimulai dari
batas bawah tendon pada teres major dan
menurun kebawah lengan, dan berakhir sekitar
1 cm dibawah lekukan siku dimana dibagi
menjadi arteri radial dan arteri ulnar.
3. Arteri femoralArteri femoral merupakan arteri
yang melewati cukup dekat dengan permukaan
atas, dibagi ke dalamcabang yang kecil untuk
menyediakan darah ke otot dan jaringan
superficial di daerah paha.
1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan sebelum memasuki
ruangan pasien.
2. Cuci tangan dengan menggunakan tujuh langkah benar.
3. Bila menggunakan peralatan AGD yang sudah siap, buka peralatan
tersebut serta pindahkan labelcontoh dan tas plastik (plastic bag).
4. Catat label nama pasien, nomor ruangan, temperatur suhu pasien,
tanggal dan waktu pengambilan,metode pemberian oksigen, dan
nama perawat yang bertugas pada tindakan tersebut.
5. Beritahu pasien alasan dalam melakukan tindakan tersebut dan
jelaskan prosedur ke pasien untuk membantu mengurangi
kecemasan dan meningkatkan kooperatif pasien dalam
melancarkantindakan tersebut.
6. Cuci tangan dan setelah itu gunakan sarung tangan.
7. Lakukan pengkajian melalui metode tes Allen.
8. Bersihkan daerah yang akan di injeksi dengan alkohol atau
povidoneiodine pad.
9. Gunakan gerakan memutar (circular) dalam membersihkan area
injeksi, dimulai dengan bagian tengah lalu ke bagian luar.
10. Palpasi arterti dengan jari telunjuk dan tengah satu tangan ketika
tangan satunya lagi memegang syringe.
11. Pegang alat pengukur sudut jarum hingga menunjukkan 30-45
derajat. Ketika area injeksi arteribrankhial, posisikan jarum 60
derajat.
12. Injeksi kulit dan dinding arterial dalam satu kali langkah.
13. Perhatikan untuk blood backflow di syringe.
14. Setelah mengambil contoh, tekan gauze pad pada area injeksi
hingga pedarahan berhenti yaitusekitar 5 menit.
15. Periksa syringe dari gelembung udara. Jika muncul gelembung
udara, pindahkan gelembung tersebut dengan memegang syringe ke
atas dan secara perlahan mengeluarkan beberapa darah ke gauze
pad.
16. Masukan jarum ke dalam penutup jarum atau pindahkan jarum dan
tempatkan tutup jarum pada jarum yang telah digunakan tersebut.
17. Letakkan label pada sampel yang diambil yang sudah diletakkan
pada ice-filled plastic bag
18. Ketika pedarahan berhenti, area yang di injeksi diberikan balutan
kecil dan direkatkan.
19. Pantau tanda vital pasien, dan observasi tanda dari sirkulasi. Pantau
atau perhatikan risiko adanyapedarahan di area injeksi.
1. Hipoksia
a. Ringan PaO2 50 – 80 mmHg
b. Sedang PaO2 30 – 50 mmHg
c. Berat PaO2 20 – 30 mmHg
2. Hiperkapnia
a. Ringan PaCO2 45 – 60 mmHg
b. Sedang PaCO2 60 – 70 mmHg
c. Berat PaCO2 70 – 80 mmHg. Harga normal : -pH
darah arteri 7,35 – 7,45-PaO2 80 – 100 mmHg-
PaCO2 35 – 45 mmHg-HCO3- 22– 26 mEq/l-Base
Excess (B.E) -2,5– (+2,5) mEq/l-O2 Saturasi 90–
100 %
 Oksimetri Nadi

Adalah metode pemantauan non-invasif


terhadap saturasi oksigen hemoglobin.
Sensor atau probe sekali pakai diletakkan
pada ujung jari, dahi, daun telinga, atau
batang hidung. SaO2 normal adalah 95 % s.d
100 %. Nilai dibawah 85 % menunjukkan
bahwa jaringan tidak mendapat cukup suplai
oksigen.
 Pemeriksaan radiologi Dada

Rontgen dada rutin biasanya terdiri atas dua


bidang projeksi anteroposterio dan lateral.
Rontgen dada diambil saat inspirasi penuh.
Tomografi memberikan bayangan pada paru-
paru pada bidang yang berbeda di dalam
toraks, berguna pada pasien TB dimana dapat
memberikan gambaran infiltrt noduler,
memperlihatkan rongga, dan bronkiektase
yang berkaitan dengan TB pulmonal.
 Pemeriksaan Angiography Pembuluh-pembuluh
pulmonary
untuk menyelidiki penyakit tromboembolik paru-paru,
seperti emboli pulmonal, dan abnormalitas kongenital
pohon vaskular pulmonal.
Angograph pulmonal adalah penyuntikan cepat
medium radiopaque kedalam vaskula paru-paru untuk
keperluan pemeriksaan radiograph pembuluh
pulmonal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan
menyuntikkan bahan radiopaque kedalam vena atau
salah satu atau kedua lengan (secara simultan) atau
kedalam vena femoral, dengan menggunakan jarum
atau kateter yang sebelumnya telah dipasang didalam
arteri pulmonal yang besar atau percabangannya atau
kedalam vena proksimal besar kearteri pulmonal
 Bronkoskopi

Adalah inspeksi dan pemeriksaan langsung


terhadap laring, trakea, dan bronki baik
melalui bronkoskop serat optik yang fleksibel
atau bronkoskop yang kaku.
 Bronkoskopi diagnostik bertujuan :

1. memeriksa jaringan dan mengumpulkan


sekret.
2. menentukan lokasi dan keluasan proses proses
patologi dan untuk mendapatkan contoh
jaringan
guna menegakkan diagnosis (dengan forsep
biopsi,kuretase, sikat biopsi).
3. menentukan apakah suatu tumor dapat
direseksi
atau tidak melalui tindakan bedah.
4. mendiagnosa tempat perdarahan (sumber
hemoptisis)
 Bronkoskopi terapeutik bertujuan:

1. mrngangkat benda asing dari pohon


trakeobronkial.
2. mengangkat sekresi yang menyumbat
pohon
trakeabronkial, ketika pasien tidak dapat
membersihkannya.
3. memberikan pengobatan pascaoperatif
pada
atelektase.
4. menghancurkan dan mengeksisi lesi
 Komplikasi bronkoskopi :

- reaksi terhadap anestesi lokal,


- infeksi,
- aspirasi,
- bronkospasme,
- hipoksemia
- pneumotoraks,
- perdarahan dan perfusi.
 Torakoskopi

Adalah prosedur diagnostik dimana kavitas pleura


diperiksa.
Insisi kecil dibuat kedalam kavitas pleura dalam suatu
spasium interkosta, lokasi insisi tergantung pada
temuan-temuan klinis dan diagnostik.
Setelah cairan yang ada dalam kavitas pleura
diaspirasi, mediastinoskop serat optik dimasukkan
kedalam kavitas pleural dan permukaannya diInspeksi
melalui intstrumens tersebut.
Indikasi torakoskopi adalah untuk evaluasi diagnostik
efusi pleura, penyakit pleura, dan pentahapan tumor.
 Pemeriksaan Sputum

Secara umum kultur sputum digunakan untuk


mendiagnosis, pemeriksaan sensitivitas obat, dan
sebagai pedoman pengobatan.
Ekspektorasi adalah metode yang biasanya
digunakan untuk mengumpulkan spesimen
sputum. Pasien diintruksikan untuk
membersihkan hidung dan tenggorok dan
membilas mulut untuk mengurangi kontaminasi
sputum.
Setelah melakukan beberapa kali napas dalam,
pasien membatukkan (meludahkan),
menggunakan diafragma dan mengeluarkan
kedalam wadah steril.
 Torasentesis

Adalah aspirasi cairan pleural untuk tujuan


diagnosa dan terapeutik. Biopsi jarum pleura
mungkin dilakukan pada saat yang
bersamaan dengan tindakan torasentesis.
 Biopsi Pleura

Biopsi pleural diselesaikan dengan biopsi


jarum pleural atau dengan pleuroskopi,
yang merupakan eksplorasi visual
bronkoskopi serat optik yang dimasukka
kedalam spasium pleural.
Biopsi pleural dilakukan ketika terdapat
kebutuhan untuk kultur atau pewarnaan
jaringan untuk mengidentifikasi
tuberkulosis atau fungi
 Pemindaian paru perfusi

Dilakukan dengan menyuntikkan agen radioaktif


(teknetium) kedalam vena perifer dan kemudian
dada dan tubuh lainnya dipindai untuk
mendeteksi radiasi. Prosedur ini digunakan secara
klinis untuk mengukur integritas pembuluh
pulmonal relatif terhadap tekanan darah dan
untuk mengevaluasi abnormalitas aliran darah
seperti yang terjadi pada emboli.
Waktu pencitraan 20 s.d 40 menit. Selama waktu
tersebut pasien akan berbaring dibawah kamera
dengan masker yang dipasangkan diatas hidung
dan mulut selama waktu pemeriksaan.
 Pemindiain ventilasi

Dilakukan setelah pemindaian perfusi.


pasien melakukan napas dalam untuk
menghirup oksigen dan gas radioaktif
(xenon, kripton), yang berdifusi keseluruh
paru.
Pemindaian dilakukan untuk mendeteksi
abnormalitas paru terutam bronkitis, asma,
fibrosis inflamatorik, pneumonia,
empisema, dan kanker paru.
 Pemindaian Inhalasi

Dilakukan dengan memberikan droplet


bahan radioaktif melalui ventilator tekanan
posistif. Pemindaian ini bermanfaat
terutama dalam memvisualisasi trakea dan
jalan napas besar.
 Pemindaian gallium

Adalah pemindaian paru radioisotop yang


digunakan untuk mendeteksi kondisi-
kondisi inflamatorik, abses, adesi, dan
keberadaan dan lokasi tumor setelah
kemoterapi dan radiasi.
 Prosedur biopsi paru
Ada 3 biopsi paru non bedah dengan angka
kesakitan yang rendah yaitu:

1. Penyikatan bronkial trankateter à prosedur ini


berguna untuk evaluasi sitologi lesi paru dan
untuk identifikasi organisme patogenik, metode
ini hanya menyagkut pemasukan kateter melalui
membrane transkrikotiroid dengan pungsi jarum,
setelah prosedur ini pasien diinstruksikan untuk
menekankan jari atau ibu jari diatas tempat
pungsi ketika batuk untuk menghambat
kebocoran udara kedalam jaringan sekitarnya.
2. Biopsi jarum perkutan à aspirasi menggunakan
jarum jenis spinal yang memberikan spesimen
jaringan untuk pemeriksaan histologi.
3. Biopsi paru tranbronkial à menggunakan forsep
pemotong yang dimasukkan dengan bronkoskop
serat optik. Biopsi diindikasikan ketika diduga lesi
paru dan pemeriksaan sputum rutin, serta
pencucian bronkoskop menunjukkan hasil
negatif. Anestesi diberikan sebelum prosedur.
Kulit tempat biopsi dibersihkan dan dianestesi
dan dibuat insisi kecil. Jarum biopsi dimasukkan
melalui insisi kedalam pleura dengan pasien
menahan napas saat midekspirasi.
 Biopsi Nodus Limfe
Biopsi ini dilakukan untuk mendeteksi penyebaran
penyakit pulmonal melalui nodus limpe dan untuk
menegakkan diagnosa atau prognosis pada
penyakit seperti penyakit hodgkin, sarkoidosis,
penyakit jamur, tuberkulosis dan karsinoma.
Mediastinoskopi à pemeriksaan endoskopi
mediastinum untuk mengeksplorasi dan biopsi
nodus limpe mediastinum yang mengaliri paru-
paru. Biopsi dilakukan melalui insisi suprasternal.
Mediastinotomi anterior à insisi dibuat pada
kartilago kosta kedua atau ketiga. Mediastinum
dieksplorasi, dan biopsi dilakukan pada nodus
limpe yang ditemukan. Drainase selang dada akan
dibutuhkan setelah prosedur. Diagnmosis ini
sangat bermanfaat untuk menentukan apakah
Lesi pulmonal dapat direseksi.

Anda mungkin juga menyukai