Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TINDAKAN MEMANDIKAN BAYI BARU LAHIR PADA

BAYI NY. M DENGAN MAKROSOMIA

DI RSD IDAMAN BANJARBARU

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Asuhan Kebidanan 1 (PKK I)

Dosen Pembimbing : Darmayanti, S.Si.T., M.Kes

Disusun Oleh :

Dewi Kurnia

NIM : P07124118180

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

PRODI STUDI DIPLOMA III

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2019
KONSEP DASAR
BAYI BARU LAHIR MEMANDIKAN BAYI DENGAN MAKROSOMIA

A. Bayi Baru Lahir


1. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
a. Pengertian
Menurut Dr. Lyndon (2014, hal.60) bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dan berat lahir 2.500 gram sampai 4.000 gram.
b. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal
Menurut Vivian (2011, hal.2) ciri-ciri bayi baru lahir
normal,yaitu :
1) Lahir aterm antara 37-42 minggu.
2) Berat badan 2500-4000 gram.
3) Panjang badan 48-52 cm.
4) Lingkar dada 30-38 cm.
5) Lingkar kepala 33-35 cm.
6) Frekuensi denyut jantung 120-160 kali/menit.
7) Pernapasan ± 40-60 kali/menit.
8) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan
yang cukup.
9) Nilai apgar >7.
10) Gerak aktif.
11) Bayi lahir langsung menangis kuat.
12) Genetalia
a) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan labiya minora
tertutup oleh labiya mayora
Tabel 2.2 Nilai APGAR
Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2
Appearence Pucat / biru Tubuh merah Seluruh tubuh
(Warna kulit ) seluruh tubuh ekstremitas kemerahan
biru
Pluse (denyut Tidak ada <100 >100
jantung)
Grimace Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif
(tonus otot) sedikit fleksi
Aktivity Tidak ada Sedikit gerak Langsung
(aktivitas) menangis
Respiration Tidak ada Lemah/tidak Menangis
(pernapasan) teratur
Sumber : Vivian, 2011, hal: 2
Interpretasi :
1) Nilai 1-3 asfiksia berat
2) Nilai 4-6 asfiksia sedang
3) Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)
2. Pengertian Bayi Baru Lahir
a. Pengertian
Menurut Sudarti (2010, hal. 83) asuhan bayi baru lahir adalah
terlaksananya asuhan segera atau rutin pada bayi baru lahir
termasuk melakukan pengkajian, membuat diagnosa,
mengidentifikasi diagnosis dan masalah potensial, tindakan segera
serta merencanakan asuhan.
Menurut Yulifah (2014, hal. 84) menyatakan asuhan segera
BBL normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi dimulai usia
0 sampai usia 28 hari. Kunjungan pertama (KN1) dilakukan pada
6 sampai 48 jam setelah lahir. Kunjungan kedua (KN2) dilakuan
pada hari ke 3 sampai hari ke 7 setelah lahir. Kunjungan ketiga
(KN3) dilakukan pada hari ke 8 sampai hari ke 28 setelah lahir.
b. Tujuan Asuhan Bayi Baru Lahir Normal
Menurut Marmi (2012, hal.5) tujuan asuhan pada bayi baru
lahir adalah untuk memberikan perawatan komprehensif kepada
bayi baru lahir pada saat masih diruang rawat, untuk mengajarkan
kepada orang tua bagaimana merawat bayi mereka, dan untuk
memberi motivasi terhadap upaya pasangan menjadi orang tua,
sehingga orang tua percaya diri dan mantap.
c. Penanganan Bayi Baru Lahir Normal
Menurut Dr. Lyndon (2014, hal.62) penanganan bayi baru lahir
normal yaitu :
1) Menjaga bayi agar tetap hangat
Langkah awal dalam menjaga bayi agar tetap hangat adalah
dengan menyelimuti bayi sesegera mungkin sesudah lahir.
Lalu, tunda memandikan bayi selama setidaknya 6 jam atau
sampai bayi stabil untuk mencegah hipotermia.
2) Membersihkan saluran napas
Saluran napas dibersihkan dengan cara mengisap lendir
yang ada di mulut dan hidung. Namun, hal ini hanya dilakukan
jika diperlukan. Tindakan ini juga dilakukan sekaligus dengan
penilaian skor APGAR menit pertama.
3) Mengeringkan tubuh bayi
Tubuh bayi dikeringkan dari cairan ketuban dengan
menggunakan kain atau handuk yang kering, bersih, dan halus.
Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan tindakan stimulasi.
Tubuh bayi dikeringkan mulai dari muka, kepala, bagian tubuh
lainnya dengan lembut tanpa menghilangkan verniks. Setelah
dikeringkan selimuti bayi dengan kain kering untuk menunggu
2 menit sebelum tali pusat di klem. Hindari mengeringkan
punggung tangan bayi. Bau cairan amnion pada tangan bayi
membantu bayi mencari putting ibunya yang berbau sama.
4) Memotong dan mengikat tali pusat
Ketika memotong dan mengikat tali pusat, teknik aseptik
dan antiseptik harus diperhatikan. Tindakan ini sekaligus
dilakukan untuk menilai skor APGAR menit kelima.
5) Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin,
eksklusif selama 6 bulan diteruskan sampai 2 tahun dengan
makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan. Pemberian ASI
pertama kali dapat dilakukan setelah tali pusat bayi dipotong
dan diikat.
6) Memberikan identitas
Segera setelah IMD, bayi baru lahir di fasilias kesehatan
segera mendapatkan tanda pengenal berupa gelang yang
dikenakan pada bayi dan ibunya untuk menghindari tertukarnya
bayi. Gelang tersebut berisi identitas nama ibu dan ayah,
tanggal, jam lahir, dan jenis kelamin. Apabila fasilitas
memungkinkan, dilakukan juga pembuatan cap telapak kaki
bayi pada rekam medis kelahiran.
7) Memberikan suntikan Vitamin K1
Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum
sempurna, semua bayi baru lahir berisiko mengalami
perdarahan. Untuk mencegah terjadinya perdarahan, pada
semua bayi baru lahir, terutama Bayi Berat Lahir Rendah,
diberikan suntikan Vitamin K1 (Phytomenadione) sebanyak 1
mg dosis tunggal, intramuscular pada anterolateral paha kiri.
Suntikan vitamin K1 dilakukan setelah proses IMD dan
sebelum pemberian imunisasi hepatitis B.
8) Memberi Salep Mata Antibiotic Pada Kedua Mata
Salep mata antibiotik diberikan untuk mencegah terjadinya
infeksi pada mata. Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam setelah
lahir. Salep mata antibiotik yang biasa digunakan adalah
tetrasiklin.
9) Memberikan Imunisasi
Imunisasi hepatitis B pertama (Hb 0) diberikan 1-2 jam
setelah pemberian Vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi
hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B
terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi.
10) Melakukan Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir
digunakan untuk mengetahui apakah terdapat kelainan yang
perlu mendapat tindakan segera serta kelainan yang
berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan kelahiran.
d. Pemantauan Pada Bayi Baru Lahir
Menurut Saifuddin (2010, ha.138) Yang perlu dipantau pada
bayi baru lahir,yaitu :
1) Suhu badan dan lingkungan
2) Tanda-tanda vital
3) Berat badan
4) Mandi dan perawatan kulit
5) Pakaian
6) Perawatan tali pusat.

e. Standar Asuhan Bayi Baru Lahir


1) Standar 13: Perawatan Bayi Baru Lahir
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk
memastikan pernapasan spontan, mencegah hipoksia skunder,
menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk
sesuai kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani
hiportermi.

B. Memandikan Bayi
1. Pengertian Mandi
Mandi adalah membersihkan tubuh dengan air dengan cara
menyiram, merendam diri dalam air (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Dalam minggu-minggu pertama bayi cukup mandi satu kali
sehari di pagi hari. Jika perlu sore hari cukup dibersihkan dari kulit
yang basah atau keringat. Usahakan tidak langsung memandikan bayi
setelah menyusui, sedang lapar, atau mengantuk untuk menghindarkan
bayi muntah, kedinginan atau kaget. Tujuan mandi adalah
membersihkan tubuh bayi (Huliana, 2003).
Memandikan bayi adalah kegiatan yang amat mengasikkan,
apalagi jika dilakukan bersama pasangan, misalnya ayah yang
memandikan, sang ibu yang menemani sambil siap dengan handuk di
kecil. Begitu ayah selesai memandikan, sang ibu siap mendekap bayi
dengan handuk sambil mengeringkan tubuhnya sebelum diolesi
minyak talon atau penghangat, bedak tabur dan dipakaikan pakaian
lengkap, baju, popok, sarung tangan, sarung kaki bisa ditambah tetapi
jika diperlukan (tergantung cuaca) (Enny, M., 2007).

2. Menyiapkan Keperluan Mandi


Menurut Azhari (2007) sebelum memandikan bayi, periksalah
keadaan ruangan. Bayi sebaiknya dimandikan dalam ruangan yang
cukup hangat, kalau perlu tutuplah jendela. Setelah itu siapkan
keperluan mandi serta pakaian bayi. Pada umumnya bayi dimandikan
pagi hari, akan tetapi bila dirasa perlu, tidak ada salahnya memandikan
bayi juga pada sore hari. Untuk memudahkan, sebaiknya semua
keperluan untuk mandi bayi diletakkan di suatu tempat tertentu
misalnya di atas sebuah baki atau dalam sebuah keranjang, anda juga
dapat meletakkannya di atas sebuah baki beroda dan menutupnya
dengan sehelai kain bersih agar tidak kena debu .
Berikut ini daftar lengkap keperluan untuk memandikan bayi:
a. Sabun bayi.
b. Bedak bayi.
c. Krim bayi (baby cream).
d. Minyak bayi (baby oil).
e. Sampo bayi
f. Peniti bayi
g. Mangkok berisi air matang untuk membersihkan mata bayi
h. Mangkok kecil untuk membuang kapas bekas
i. Bak mandi
j. Handuk kecil
k. Popok bersih
l. Baju bersih
m. Handuk khusus untuk membersihkan pantat bayi
n. Kapas pembersih bertangkai (cotton bud)
o. Lap muka bayi
p. Satu buah ember untuk popok kotor.
q. Sisir rambut bayi
r. Termos berisi air panas.
3. Tahap-tahap Memandikan Bayi
Walaupun bayi belum bisa bicara, tetapi anda harus berbicara
padanya agar bayi merasa tenang. Pada tahap ini membuka baju bayi
harus dengan hati-hati jangan sampai tangan dan anggota badannya
terkilir, lalu bungkus rapat dengan handuk yang lembut. Sebaiknya
popok bayi belum dibuka agar dia tetap nyaman jika ada hal-hal yang
mengagetkan anda.
a. Tuangkan air dingin ke dalam bak mandi dan campur dengan
air panas, kemudian ukur panasnya dengan siku anda sebab
siku merupakan pengukuran yang paling peka, apakah sudah
mencukupi ukuran yang tepat untuk panas air mandi bayi
adalah 29 derajat celsius untuk bayi berusia 2 bulan
sedangkan bayi yang lebih besar bisa lebih rendah dari 29
derajat celcius (Prinsiple point 1).
b. Bayi masih tetap dibungkus dengan handuk lalu ambil kapas
yang telah dibasahi dengan air hangat dan jangan terlalu
basah, kemudian usaplah mata bayi dengan air hangat dan
jangan terlalu basah. Kemudian usaplah mata bayi dari sudut
dalam mengarah keluar dan lakukan kedua dengan cara yang
sama, tetapi harus diingat setiap mata, kapas yang digunakan
harus diganti (Prinsiple point 2).
c. Untuk membersihkan daerah-daerah yang sulit dibersihkan
seperti daun telinga, lubang telinga atau lubang hidung
sebaiknya tetap memegang ujung kapasnya (jika
menggunakan cotton bud) agar jangan sampai tertinggal di
dalam. Dilarang membersihkan telinga bayi sampai kedalam,
sebab gendang telinga sangat sensitif. Bersihkan di daerah-
daerah yang hanya dapat dilihat mata saja. Jangan sekali-kali
membersihkan rongga hidung atau rongga telinga.
d. Saat mengeringkan muka dan telinga bayi, pastikan bahwa
seluruh bagian lipatan-lipatan sudah kering, pergunakan
handuk yang sangat lembut sebab kulit bayi anda sangat
lunak dan lembut.

4. Membersihkan Rambut
a. Dalam tahap ketiga ini bayi anda masih tetap memakai popok dan
handuk seperti tahap pertama dan kedua. Di sini peganglah bayi
anda di atas bak mandi. Sanggalah tengkuknya dengan tangan
sekaligus badannya ditopang dengan lengan, serta peganglah
kepalanya dengan tangan. Jika anda melakukan seperti ini maka
bayi akan aman dan nyaman (Prinsiple point 3).
b. Kemudian basahilah rambut bayi dengan tangan anda yang bebas
dan berikan shampo yang telah dikhususkan untuk bayi agar mata
bayi anda tidak perih. Saat memberikan shampoo cobalah sedikit
membersihkan rambut dengan memberikan sedikit pijatan yang
halus. Hati-hati ubun-ubun bayi anda bayi anda sangat sensitive
(Prinsiple point 4).
c. Dalam membilas rambut bayi harus hati-hati dan teliti. Pastikan
semua sisa shampo yang dipergunakan telah betul-betul bersih,
sebab jika ada yang tertingal bisa membuat kulit bayi gatal.
d. Tahap terakhir dalam bagian ini adalah letakkan bayi dan
keringkan kepala dan rambutnya dengan ujung handuk dengan
hati-hati dan penuh perasaan.

5. Perawatan Tali pusar saat Memandikan


Dalam tahap merawat tali pusat saat memandikan bayi harus
dilakukan untuk mencegah infeksi seperti menggosoh\knya dengan
sabun dan membilasnya dengan bersih (Principle point 5).

6. Memandikan Badan
a. Dalam tahap keempat ini bukalah popok dan handuk yang masih
dipakai sejak tahap pertama, dan terlebih dahulu periksa popok
bayi, jika ada kotoran bayi dibersihkan dahulu. Jika bayi terlihat
kedinginan kepalanya bisa ditutupi dengan ujung handuk.
b. Jika meletakkan bayi dalam bak mandi, anda bisa melepaskan
kakinya sementara punggung tetap ditopang lengan dan tangan kita
siap memegang lengannya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
c. Dalam membersihkan badan bayi sebaiknya pergunakan kain
penyeka yang bersih dan hangat lembut serta berikan perhatian
khusus pada lipatan-lipatan kulit dan jangan lupa membersihkan
daerah popoknya.
d. Setelah itu bersihkan badan bayi sampai bersih dengan air hangat
yang tadi dipisahkan untuk membilasnya. Kalau bayinya tidak
kedinginan berikan kesempatan pada bayi untuk sebentar berendam
pada bak mandi dengan catatan lengan bayi tetap dalam pegangan
anda. Saat merendam dalam bak mandi anda bisa memperhatikan
bayi bahwa dia sangat menikmatinya karena merasakan seolah-
olah masih dalam rahim ibunya.
e. Setelah selesai mandi pada saat meningkat bayi dari dalam bak,
yang penting anda perhatikan adalah bayi dalam keadaan licin dan
basah. Untuk itu harus mempergunakan cara memegang bayi
dengan aman. Angkat bayi dengan tangan memegang leher dan
lengan menopang badan dan bungkus secepatnya dengan handuk.
f. Khusus bagi orang tua yang mempunyai bayi perempuan saat
memandikan pada waktu membersihkan kemaluan harus dari arah
depan ke arah belakang agar kemaluan tetap bersih. Sedangkan
bagi orang tua yang mempunyai anak laki-laki yang tidak disunat,
bersihkan penisnya dengan hati-hati dan lembut dan jangan sekali-
kali menarik katupnya. Keringkan penisnya dengan
benar (Principle point 6).

7. Perawatan Kulit Bayi


Setelah badan bayi kering, jangan lupa memberikan minyak
angin bayi ke daerah tertentu pada tubuh bayi, misalnya pada perut,
dada, punggung, telapak kaki dan daerah lainnya. Demikian juga
oleskan baby oil untuk merawat kulit, serta taburkan bedak pada badan
agar bayi anda wangi dan kulitnya terjaga selalu lembut, halus dan
bayinya dalam keadaan yang nyaman. Perhatikan dalam menaburkan
bedak tersebut tidak terhirup oleh bayi. Jika bedak bubuk sampai
terhirup oleh bayi maka bisa mengganggu alat pernafasannya.
Taburkanlah bedak tersebut pada tangan lalu ratakan, setelah itu baru
oleskan ke seluruh tubuh bayi.

8. Perawatan Tali Pusar Bayi


Dalam merawat tali pusar bayi jangan khawatir dan ragu-ragu.
Memang bagi orang yang tidak pernah merawat tali pusar akan takut
dan kebingungan. Jangan takut, perhatikan tahapan-tahapan di bawah
ini. Pertama-tama ambil kapas yang telah dibasahi obat atau zat
pengering seperti betadin atau alkohol. Bersihkan tali pusar dengan
kapas pembersih, kemudian bersihkan dasar tali pusarya dan bungkus
menggunakan kasa steril. Jika tali pusar semakin mengering, maka
semakin cepat tali pusar itu putus. Jika menggunakan popok jangan
sampai tali pusar ikut terbungkus, tali pusar harus dijaga agar tetap
kering, jika terbungkus bisa menjadi lembab sehingga menjadi infeksi.

9. Mengenakan Pakaian Bayi


Kenakan popok bayi. Jika menggunakan pakaian harus hati-hati,
apabila mengenakan baju berlengan, masukan satu per satu lengan
pada tangan dan kemudian tangan yang satunya. Tangan bayi masih
sangat lemah sehingga kita harus sangat perhatian jangan sampai
tangan atau anggota tubuh lainnya ada yang terkilir, kemudian
bungkus tubuh bayi dengan selimut yang bahannya bisa menyerap agar
tubuh bayi tetap hangat dan nyaman.

10. Menyisir Rambut Bayi


Hati-hati dalam menyisir rambut bayi. Pergunakanlah sisir yang
sikatnya lembut yang memang diperuntukkan bagi bayi, karena ubun-
ubun bayi masih sangat lunak (Pasaribu, 2007).

11. Waktu Memandikan Bayi


a. Mandikan bayi pada waktu yang sama setiap hari.
b. Saat memandikan bayi harus :
1) Tidak ada yang mengganggu dan harus tenang
2) Tidak sibuk
3) Percaya diri
4) Jika capek dan belum tenang ada baiknya beristirahat sejenak
setelah itu baru memandikan bayi.
c. Memandikan bayi sebaiknya dilakukan sebelum bayi diberi
makan, tetapi harus anda ingat tidak bisa terlalu lapar.
d. Dilarang memandikan bayi yang baru diberi makan, karena bayi
mudah muntah, bayi yang diberi makan sebelum mandi sebaiknya
ditunggu 15 sampai 20 menit baru dimandikan. Jika langsung
dimandikan maka bayi tidak menikmati saat-saat mandi yang
sudah ditunggu-tunggu setiap waktu.
e. Harus diketahui bahwa bayi sangat mudah kehilangan panas
tubuhnya, untuk itu kita harus mengawasi ruangan tempat
mandinya, jangan kurang dari 250C, dijaga agar tetap hangat, dan
jaga agar ruangan bayi bebas dari hembusan angin. Tubuh bayi
sangat mudah masuk angin.
C. MAKROSOMIA

Pengertian Makrosomia atau bayi besar adalah bayi baru lahir yang
berat badan lahir pada saat persalinan lebih dari 4000 gram. Bayi baru
lahir yang berukuran besar tersebut biasanya dilahirkan cukup bulan.
Tetapi bayi preterm dengan berat badan dan tinggi menurut umur
kehamilan mempunyai mortalitas yang secara bersama lebih tinggi dari
pada bayi yang dilahirkan cukup bulan dengan ukuran yang sama.
Diabetes dan obesitas ibu merupakan faktor predisposisi.

Etiologi

Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan terjadinya


kelahiran bayi besar / baby giant.

Faktor-faktor dari bayi tersebut diantaranya :

1. Bayi dan ibu yang menderita diabetes sebelum hamil dan


bayi dari ibu yang menderita diabetes selama kehamilan.
Sering memiliki kesamaan, mereka cenderung besar dan
montok akibat bertambahnya lemak tubuh dan
membesarnya organ dalam, mukanya sembab dan
kemerahan (plethonic) seperti bayi yang sedang mendapat
kortikosteroid. Bayi dari ibu yang menderita diabetes
memperlihatkan insiden sindrom kegawatan pernafasan
yang lebih besar dari pada bayi ibu yang normal pada umur
kehamilan yang sama. Insiden yang lebih besar mungkin
terkait dengan pengaruh antagonis antara kortisol dan
insulin pola sintesis surfakton.

2. Terjadinya obesitas pada ibu juga dapat menyebabkan


kelahiran bayi besar (bayi giant).

3. Pola makan ibu yang tidak seimbang atau berlebihan


juga mempengaruhi kelahiran bayi besar.
Komplikasi Yang Mungkin Terjadi Bayi besar yang sedang
berkembang merupakan suatu indikator dari efek ibu. Yang walaupun
dikontrol dengan baik dapat timbul pada janin, maka sering disarankan
persalinan yang lebih dini sebelum aterm. Situasi ini biasanya dinilai pada
sekitar kehamilan 38 minggu. Penilaian yang seksama terhadap pelvis
ibu.Tingkat penurunan kepala janin dan diatas serviks. Bersama dengan
pertimbangan terhadap riwayat kebidanan sebelumnya. Seringkali akan
menunjukkan apakah induksi persalinan kemungkinan dan menimbulkan
persalinan pervaginam. Jika tidak maka persalinan dilakukan dengan
seksio sesarea yang direncanakan. Pada kasus-kasus Bordeline dapat
dilakukan persalinan percobaan yang singkat. Resiko dari trauma lahir
yang tinggi jika bayi lebih besar dibandingkan panggul ibunya perdarahan
intrakranial, distosia bahu, ruptur uteri,serviks, vagina, robekan perineum
dan fraktur anggota gerak merupakan beberapa komplikasi yng mungkin
terjadi. Jika terjadi penyulit-penyulit ini dapat dinyatakan sebagai
penatalaksanaan yang salah. Karena hal ini sebenarnya dapat dihindarkan
dengan seksio sesarea yang terencana. Walaupun demikian, yang perlu
dingat bahwa persalinan dari bayi besar (baby giant) dengan jalan
abdominal bukannya tanpa resiko dan hanya dapat dilakukan oleh dokter
bedah kebidanan yang terampil.

Penatalaksanaan Pemeriksaan klinik dan ultrasonografi yang


seksama terhadap janin yang sedang tumbuh, disertai dengan faktor-faktor
yang diketahui merupakan predisposisi terhadap makrosomia (bayi besar)
memungkinkan dilakukannya sejumlah kontrol terhadap pertumbuhan
yang berlebihan. Peningkatan resiko bayi besar jika kehamilan dibiarkan
hingga aterm harus diingat dan seksio sesrea efektif harus dilakukan kapan
saja persalinan pervaginam.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN
MEMANDIKAN BAYI BARU LAHIR PADA By. Ny. M
DENGAN MAKROSOMIA
DI RSD IDAMAN BANJARBARU TAHUN 2019

PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Rabu, 14 Oktober 2019
Jam : 05.00 WITA
Tempat : Di RSUD Idaman Banjarbaru
A. Data Subjektif
1. Identitas Bayi
a. Nama Bayi : By. Ny. M
b. Tanggal Lahir : 13 Oktober 2019
c. Umur : 1 hari
d. Jenis Kelamin : Perempuan

2. Identitas Orang Tua


Istri Suami
Nama Ny. M Tn. SAW
Umur 32 Tahun 35 Tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SMU SMK
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
Alamat Jl. Budi Waluyo, Sungai Ulin, Banjarbaru
3. Riwayat Kehamilan Ibu
GII PI A0
Ibu melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 5 kali selama kehamilannya
Ibu mendapatkan suntikan TT sebanyak 4 kali di puskesmas
Tidak ada riwayat alergi pada makanan dan obat-obatan
4. Riwayat Persalinan
Bayi lahir tanggal 13 Oktober 2019, Jam 21.15 WITA dengan spontan
belakang kepala. Persalinan ditolong oleh bidan di RSDI Banjarbaru

2. Riwayat Kelahiran Bayi


a. Bayi lahir tanggal 13 Oktober 2019, Jam 21.15 WITA
b. Jenis kelamin perempuan, BB 4200 gram, PB 54 cm, LK 36 cm, LD 36
cm LLA 14 cm
c. Bayi lahir segera menangis dengan APGAR score 8-9-10

3. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Bayi


a. Pola Nutrisi : Bayi menyusu dengan susu formula 30 cc setiap 3
jam sekali
b. Pola Eliminasi : Bayi sudah BAK dan BAB
c. Personal Hygiene : Bayi tampak bersih

4. Data Psiko Sosial dan Spiritual


a. Ibu, suami dan keluarga senang dengan kelahiran bayinya
b. Pekerjaan rumah tangga dibantu oleh suami
c. Ibu menikah 1 kali dengan suami sekarang

B. Data Objektif
1. Pemeriksaaan Umum
a. Kondisi Umum : compos mentis
b. Kemampuan menghisap : bayi mampu menhisap dengan kuat
c. Gerak : gerakan aktif dan menangis kuat
d. Warna : kemerahaan
e. TTV : N:120x/menit,S:36,20C,
respirasi:44x/menit
BB 4200 gram, PB 54cm, LK 36 cm, LD 36
cm, LLA 14 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : warna rambut hitam, tidak ada caput sucsadeneum
b. Mata : simetris kiri dan kanan, pupil mata bereaksi dengan baik
c. Hidung : hidung tampak bersih
d. Telinga : simetris kiri dan kanan, tekuk telinga lunak dan mudah
kembali
e. Mulut : reflek menghisap baik, keadaan bibir merah muda dan
mulut bersih
f. Dada : gerakan dada sesuai/seirama dengan nafas bayi, tidak ada
tonjolan yang tidak normal pada tulang dada
g. Abdomen : tali pusat masih basah
h. Genetalia : labia minora tertutup oleh labia mayora
i. Anus : anus terbentuk sempurna
j. Ekstrimitas:
1) Tangan: simetris kiri dan kanan, jumlah jari-jari tangan lengkap kiri
dan kanan.
2) Kaki: simetris kiri dan kanan, jumlah jari kaki lengkap kiri dan
kanan.
3. Pemeriksaan Neurologis
a. Reflek Moro
Saat bayi diberikan sentuhan mendadak dengan jari dan tangan, bayi
bergerak terkejut (+) baik
b. Reflek menggenggam
Saat bangun bayi disentuh jarinya, bayi berusaha mengganggam (+) baik
c. Reflek rooting/mencari
Saat pipi bayi disentuh dengan jari, bayi menoleh (+) baik
d. Reflek menghisap
Saat bayi menangis kemudian diberi dot, bayi berusaha menghisap (+)
baik
e. Reflek glabella
Saat disentuh pangkal hidung dengan jari, bayi mengedipkan mata (+)
baik

C. Analisa
Bayi Ny. M usia 1 hari lahir spontan belakang kepala dengan Makrosomia

D. Penatalaksanaan
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi untuk mencegah
terjadinya infeksi nosokomial. Bidan tampak mencuci tangan
2. Melakukan observasi keadaan umum bayi untuk dapat mengantisipasi hal-
hal yang menyimpang. Bayi tampak compos mentis
3. Melakukan observasi tanda tanda vital untuk mendeteksi dini adanya
komplikasi .Tanda-tanda vital bayi N: 120x/menit, S: 36,20C, respirasi:
44x/menit
4. Menimbang berat badan bayi untuk memantau pertumbuhan bayi. Bayi
ditimbang sebelum dimandikan
5. Memandikan bayi dan melakukan perawatan tali pusat untuk memberikan
kesegaran, menghilangkan kotoran yang melekat pada bayi dan menjaga
kebersihan tali pusat. Bayi telah dimandikan
6. Memakaikan baju, popok dan bedong pada bayi untuk mempertahankan
suhu bayi agar tetap hangat. Bayi telah dibedong
7. Memberikan Susu Formula 30 cc setiap 3 jam sekali untuk dapat
berkembang dan bertahan jika kebutuhan nutrisi terpenuhi. Bayi telah
menghabiskan susunya.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, V. (2011) Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Salemba Medika.
Jakarta.

Enkin, M., Keirse, MJNC, Neilson, J. Crowther, C, Duley, L., Hodnett, E., dkk.
(2000) Sebuah panduan untuk perawatan efektif dalam kehamilan dan
persalinan. Jakarta: Oxford University Press.

Hanni, U. dkk. (2010) Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologi. Salemba


Medika. Jakarta.
Johariyah & Ningrum. (2012) Asuhan Kebidanan Persalinan Bayi Baru Lahir.
CV Trans Info Media. Jakarta.

Kemenkes RI. (2014) Profil Kesehatan Indonesia. Kemetrian Kesehatan Republik


Indonesia. Jakarta
Kusmiyati, Y & Wahyuningsih, H. (2015) Asuhan Ibu Hamil. Fitramaya.
Yogyakarta.
Marmi & Rahardjo, K. (2012) Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak
Prasekolah. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Muslihatun, W. (2010) Catatan Ringkas Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.


Fitramaya. Yogyakarta.

Rochmah, dkk. (2012) Asuhan Neonatus Bayi &Balita. Penerbit Buku


Kedokteran EGC. Jakarta

Rukiyah, A, dkk. (2009) Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). CV Trans Info Media.


Jakarta.
Saputra, L. (2014) Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Binapura Aksara Publiser.
Tangerang Selatan.

Sudarti & Khoirunnisa. (2010) Asuhan kebidanan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Nuha Medika. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai