Fahrenheit, S.Ked
Pembimbing : dr. Elfiani, SpPD, FINASIM.
Identitas Pasien
Nama : Tn. H
Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Bukit Balai, Sengeti
Agama : Islam
MRS : 8 November 2015
Pengambilan CRS : 9 November 2015
Anamnesis
Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan lemas ± 3 hari
SMRS
Tanda Vital
Keadaan umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Suhu : 36,6oC
Nadi : 84 x/menit, reguler, kuat angkat
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Pernafasan : irama : reguler
frekuensi : 18x/menit
jenis : abdominotorakal
Tinggi badan : 160 cm
Berat Badan : 40 Kg
Keadaan gizi :
: 40/1,62 = 15,62 (underweight)
Sianosis : (-)
Dispneu : (-)
Dehidrasi : (-)
Edema umum : (-)
Cara berbaring : normal, namun susah untuk duduk
Kulit
Warna sawo matang, hiperpigmentasi (-),
hipopigmentasi (-), pertumbuhan rambut (+) merata,
warna hitam dan tidak mudah dicabut, keringat/
kelembapan kurang, turgor baik, ikterus (-), lapisan
lemak kurang, edema (-)
Kelenjar
Pembesaran kelenjar submandibula (-), submental (-),
jugularis superior (-), jugularis interna (-)
Kepala
Normochepal, ekspresi muka normal, simetris, nyeri
tekan syaraf (-), deformitas (-)
Mata
konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), reflek
cahaya (+/+), pupil kanan & kiri isokor, d ± 3 mm,
Telinga
Tidak ada deformitas, fungsi pendengaran baik,
serumen (+/+), nyeri (-), sekret (-/-)
Hidung
Deviasi septum (-), napas cuping hidung (-), rinorhea (-),
pembesaran konka (-), perdarahan (-), sumbatan (-),
Diagnosis Banding
Anemia Hemolitik CML fase kronik
Anemia penyakit kronis CML fase krisis blas
ANEMIA
Gangguan Hasil
Gangguan Produksi Gangguan Distribusi Aplastik Keganasan
(destruksi/Hemolitik)
Defisiensi:
- Besi Thalesemia
- Asam Folat Sickle sel Anemia
Dapat mengganggu
- Vitamin B12 Defisiensi G6PD Terhentinya proses
Hemoragik/Perdarahan proses pembentukan,
- Mineral Intoksikasi pembentukan eritrosit
Reseptor/Ambilan dan penghancuran dari
- Protein Infeksi Kronis dalam sumsum tulang
eritrosit
Leukemia Reaksi hemolitik post
Infeksi SumTul tranfusi
Penyakit Ginjal Kronik
Hipotiroidism
Tanda dan gejala Anemia Anemia Anemia Anemia Anemia
Pucat + + + + +
Lemas, lesu, mata + + + + +
berkunang
Sakit kepala + + + + +
Demam - - + + +
BAB terganggu + - + - +
Sering berdebar + -/+ + + +
Icterus - - + - +
Mual muntah -/+ - + - +
Pemeriksaan Fisik Anemia Anemia Anemia Anemia Anemia
Perdarahan Keganasan
Defisiensi Hemolitik Aplastic
Kulit Pucat + + + + +
Konjungtiva + + + + +
anemis
Skelera Ikterik - - + - +
Atropi papil lidah + - - - -
Pembesaran KGB - - -/+ - +
Hepatomegali - - + - +
Splenomegali - - + - +
Petekie - - + + +
Kuku sendok + - - - -
Gejala Klinis
Pendekatan kinetik
Pendekatan morfologi
Berd. ukuran sel darah merah pada apusan
darah tepi dan parameter automatic cell
counter
volume SDM 80-96 femtoliter dengan diameter
kira-kira 7-8 mikron = inti limfosit kecil
Klasifikasi Anemia
Fase kronik
Fase akselerasi
Krisis blast
Fase Kronis
Kriteria WHO:
10-19% myeloblasts di dalam darah/sumsum tulang.
>20% basofil di dalam darah atau sumsum tulang.
Trombosit <100.000, tidak berhubungan dengan
terapi.
Trombosit >100.000, tidak respon terhadap terapi.
Evolusi sitogenik ada kromosom philadelphia.
Splenomegali/jumlah leukosit yang meningkat.
Krisis blast
Umum Jarang
Fatigue Nyeri tulang
Berat badan Perdarahan
turun Demam
Abdominal Berkeringat
discomfort Leukositosis
Asimptomatik Gout
Spleen Infark
Diagnosis
Tujuan:
Perbaikan hematologi (darah rutin & pemeriksaan fisik
normal, tidak ada organomegali)
Perbaikan sitogenetik (susunan kromosom normal
dengan sel Ph 0%)
Perbaikan molekuler (PCR untuk BCR/ABL mRNA
negatif)
fase kronis CML inhibitor tyrosine kinase, yang
pertama imatinib mesylate (gleevec, Glivec)
Diberikan setelah Ph-positif CML
Pada hiperleukositosis (>200.000/mm3) diberikan
hydroxyurea 50-75 mg/kgBB/hari sampai leukosit
menjadi 10.000-20.000
Transplantasi sumsum tulang terapi pilihan untuk
CML.
pasien muda/ intoleransi/ resistensi tyrosine kinase
inhibitor transplantasi sel induk
fase akselerasi dan fase blast kombinasi obat
kemoterapi yang diberikan secara intravena
tujuan terapi pada fase ini menghancurkan sel
leukemik dan mengembalikan fungsi sumsum tulang
normal lagi, atau untuk mengembalikan pasien pada
fase kronik penyakitnya
Respon terhadap pengobatan:
leukosit <9000/mm3, (-) splenomegali & morfologi
normal respon pengobatan secara keseluruhan
(complete response).
leukosit <20.000/mm3, splenomegali respon
pengobatan parsial (partial respon).
Leukosit >20.000/mm3, splenomegali pengobatan
gagal
Prognosis
Pasien Teori
Tn. H Umur 42 Th (8 Nov 2015) Keadaan lemas & lelah: suatu tanda
kelelahan fisik/mental, & bukan
lemas sejak 3 hari SMRS,
merupakan hal yg spesifik, sehingga sulit
meningkat setiap hari mengidentifikasi penyakit yg mendasari
sulit untuk bangun dari Keluhan utama ini dapat terjadi pada
tempat tidurnya penyakit:
aktivitasnya terbatas a. penyebab non-organik,
Pasien Teori
Tn. H Umur 42 Th (8 Nov 2015) Gejala pada Anemia
lemas sejak 3 hari SMRS, Sesak nafas saat aktifitas
meningkat setiap hari Fatigue
sulit untuk bangun dari Lethargi dan Konfulsi
tempat tidurnya
Lesu
aktivitasnya terbatas
Mata berkunang-kunang
mudah lelah sepanjang
hari Sakit Kepala