Anda di halaman 1dari 27

SAMPEL UJI LABORATORIUM KLINIK

(SPESIMEN)

Pengertian Spesimen
Spesimen adalah bagian atau kuantitas bahan
untuk digunakan dalam pengujian, pemeriksaan,
atau studi
Specimen adalah contoh organisme atau bagian
tubuh organisme yang telah diawetkan dengan
teknik tertentu yang kemudian dapat diamati
dengan mata telanjang atau menggunakan
mikroskop.

PENGUMPULAN SPESIMEN
Pengumpulan spesimen merupakan tahapan yang penting dalam
menentukan baik-buruk atau valid-tidaknya sebuah hasil
pemeriksaan laboratorium
Supaya spesimen memenuhi syarat untuk diperiksa, maka proses
pengambilan spesimen harus dilakukan dengan mengikuti kaidah
yang benar.
Spesimen yang memenuhi syarat adalah : jenisnya sesuai dengan
pemeriksaan yang akan dilakukan, volumenya mencukupi untuk
tiap jenis pemeriksaan, kondisinya layak untuk diperiksa
(segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, steril, tidak
menggumpal), antikoagulan yang digunakan sesuai, dan
ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat.

JENIS SPESIMEN.
Spesimen yang hendak diambil hendaknya disesuaikan
dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
1. Darah : darah utuh (whole blood), plasma, serum,
2. Urin : urine (urine pagi hari, urine sewaktu, urine
tampung 24 jam)
3. Feses
4. Sperma
5. BMP dan CSF
6. Cairan tubuh lain : cairan otak, cairan ascites, cairan
pleura, cairan sendi, nanah (pus), usap (swab) luka, usap
tenggorok, usap hidung, usap nasofaring, sumsum tulang, dll

VOLUME SPESIMEN. Volume spesimen harus mencukupi untuk


tiap jenis pemeriksan.
KONDISI SPESIMEN. Spesimen harus layak untuk diperiksa, yaitu
tidak mengalami kerusakan, seperti tidak hemolisis, tidak beku atau
mengandung bekuan (jika digunakan untuk pemeriksaan
hematologi), tidak berubah warna, segar/tidak kadaluwarsa dan
steril (terutama untuk pemeriksaan bakteriologi.
ANTIKOAGULAN. Jenis antikoagulan yang dipergunakan harus
sesuai dengan jenis pemeriksaan. Penggunaannya juga harus benar,
takarannya harus sesuai.
PERALATAN SAMPLING DAN WADAH SPESIMEN. Peralatan
sampling dan wadah spesimen harus memenuhi syarat, yaitu :
bersih, kering, tidak mempengaruhi komposisi zat-zat atau material
seluler yang ada dalam spesimen, sekali pakai - buang (disposable).

LOKASI PENGAMBILAN SPESIMEN


Spesimen darah umumnya diaspirasi dari vena. Tempat aspirasi darah vena
harus dipilih pada tempat yang tidak dilalui jalur infus. Pengambilan
spesimen darah pada lengan yang terdapat selang infus dapat menyebabkan
perubahan pada hasil pemeriksaan.
Sebelum melakukan sampling, tetapkan lokasi pengambilan sesuai dengan
jenis spesimen yang diperlukan.
Darah vena umumnya diambil dari vena median cubiti pada daerah lengan di lipatan
siku bagian dalam. Vena ini besar, cukup terlihat, paling sedikit sakit dan kecil
kemungkinan terjadi memar.
Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis di pergelangan tangan.
Darah kapiler diambil dari ujung jari tangan, yaitu jari tengah atau jari manis. Pada
bayi diambil pada tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki.
Spesimen untuk biakan kuman diambil pada daerah yang sedang infeksi, kecuali darah
dan cairan otak.
Sumsum tulang orang dewasa diambil pada tulang dada dan crista iliaca anterior dan
posterior. Pada anak-anak diambil pada bagian proksimal tibia.
Lokasi pengambilan spesimen tidak boleh terdapat luka, hematoma, infeksi, oedema.

AKTIVITAS PASIEN. Aktivitas fisik pasien sesaat sebelum


dilakukan sampling berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan. Pasien
yang melakukan olah raga atau aktivitas fisik yang berat dapat
menyebabkan temuan palsu, ini terutama pada pemeriksaan enzim.
WAKTU PENGAMBILAN. Waktu yang terbaik untuk pengambilan
sampel adalah pagi hari karena waktu ini adalah yang paling ideal,
dimana umumnya nilai normal ditetapkan pada keadaan basal.
PENCATATAN DAN LABELISASI. Formulir permintaan harus
mencantumkan informasi berikut : nama pasien, usia, jenis kelamin,
nama dokter, nomor identitas, diagnosis/keterangan klinis, tanggal,
waktu pengambilan, data khusus lainnya (misalnya informasi obat
yang telah diminum pasien) dan jenis pemeriksaan yang diminta.
Selain itu wadah spesimen harus ditempeli label yang berisi
informasi, minimal nama pasien, nomor identitas dan waktu
pengambilan.

SPESIMEN DARAH
Darah terdiri dari :
Sel darah terdiri dari sel darah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan keping darah (trombosit), yang tersuspensi
dalam plasma.
Plasma merupakan komponen cairan dari darah yang
mengandung fibrinogen terlarut. Plasma sebagian besar
terdiri dari air dengan zat_zat terlarut berupa zat-zat
elektrolit dan beberapa protein, yakni globulin (alfa-,
beta-, gamma-), albumin dan faktor pembekuan darah
Plasma terdiri dari 90% air, 7-8% protein, dan di dalam
plasma terkandung pula beberapa komponen lain seperti
garam-garam, karbohidrat, lipid, dan asam amino.
Serum darah adalah cairan bening yang memisah setelah
darah dibekukan. Plasma darah berbeda dengan serum
darah terutama pada serum tidak terdapat faktor
pembentukan fibrinogen

PERSIAPAN SAMPEL DARAH


Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah
phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Ada 3
macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena
(venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri
atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum
dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan
dengan venipuncture.
Untuk Pemeriksaan (tes) darah atau plasma spesimen harus
dikumpulkan dalam sebuah tabung yang berisi antikoagulan

ANTIKOAGULAN
Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah
dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat
pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi
fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan .
Spesimen-antikoagulan harus dicampur segera setelah
pengambilan spesimen untuk mencegah pembentukan microclot.
Pencampuran yang lembut sangat penting untuk mencegah
hemolisis.
Setelah darah dimasukkan ke dalam tabung, segera lakukan
pencampuran/homogenisasi dengan cara membolak-balikkan
tabung dengan lembut sebanyak 6 kali untuk menghindari
penggumpalan trombosit dan pembentukan bekuan darah.

Ada berbagai jenis antikoagulan, masing-masing digunakan dalam


jenis pemeriksaan tertentu.
1. EDTA ( ethylenediaminetetraacetic acid, [CH2N(CH2CO2H)2]2 )
Garam sodium (natrium) yaitui dinatrium EDTA (Na2EDTA) atau
potassium (kalium) dipotassium EDTA (K2EDTA) konsentrasi 1 - 1,5
mg/ml darah, mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau
mengkhelasi kalsium. K2EDTA adalah yang paling baik dan
dianjurkan oleh ICSH (International Council for Standardization in
Hematology) dan CLSI (Clinical and Laboratory Standards Institute)
. Keunggulan EDTA : tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga
ideal untuk pengujian hematologi, seperti pemeriksaan hemoglobin,
hematokrit, KED, hitung lekosit, hitung trombosit, retikulosit, apusan
darah, dsb.
. Bila jumlah EDTA kurang, darah dapat mengalami koagulasi
. Bila EDTA kelebihan, eritrosit mengalami krenasi, trombosit
membesar dan mengalami disintegrasi.

2. Trisodium citrate dihidrat (Na3C6H5O7 2 H2O )


Citrat bekerja dengan mengikat atau mengkhelasi kalsium.
Trisodium sitrat dihidrat 3.2% buffered natrium sitrat (109
mmol/L) direkomendasikan untuk pengujian koagulasi dan
agregasi trombosit. Penggunaannya adalah 1 bagian citrate
+ 9 bagian darah.
. Darah sitrat harus segera dicentrifuge selama 15 menit
dengan kecepatan 1500 rpm dan dianalisa maksimal 2 jam
setelah sampling.
. Natrium sitrat konsentrasi 3,8% digunakan untuk
pemeriksaan erythrocyte sedimentation rate (ESR) atau
KED/LED cara Westergreen. Penggunaannya adalah 1
bagian sitrat + 4 bagian darah.

3.Oksalat
Natrium Oksalat (Na2C2O4bekerja dengan cara
mengikat kalsium. Penggunaannya 1 bagian oksalat
+ 9 bagian darah. Biasanya digunakan untuk
pembuatan adsorb plasma dalam pemeriksaan
hemostasis.
Kalium Oksalat NaF.
Kombinasi ini digunakan pada pemeriksaan glukosa.
Kalium oksalat berfungsi sebagai antikoagulan dan
NaF berfungsi sebagai antiglikolisis dengan cara
menghambat kerja enzim Phosphoenol pyruvate dan
urease sehingga kadar glukosa darah stabil.

4. Heparin
merupakan asam mukopolisacharida yang bekerja dengan cara
menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga
menghentikan pembentukan fibrin dari fibrinogen.
Ada tiga macam heparin: ammonium heparin, lithium heparin dan sodium
heparin. Dari ketiga macam heparin tersebut, lithium heparin paling
banyak digunakan sebagai antikoagulan karena tidak mengganggu analisa
beberapa macam ion dalam darah.
Heparin banyak digunakan pada analisa kimia darah, enzim, kultur sel,
OFT (osmotic fragility test). Konsentrasi dalam penggunaan adalah :
15IU/mL +/- 2.5IU/mL atau 0.1 0.2 mg/ml darah. Heparin tidak
dianjurkan untuk pemeriksaan apusan darah karena menyebabkan latar
belakang biru.
Setelah dimasukkan dalam tabung, spesimen harus segera dihomogenisasi
6 kali dan dicentrifuge 1300-2000 rpm selama 10 menit kemudian plasma
siap dianalisa. Darah heparin harus dianalisa dalam waktu maksimal 2 jam
setelah sampling.

FUNGSI PEMERIKSAAN SAMPEL DARAH

Skrining : Hitung darah lengkap -HDL- atau darah perifer lengkap DPL(complete blood count/full blood count/blood panel) informasi tentang sel-sel
darah pasien,ebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti
seperti anemia, infeksi, dan banyak penyakit lainnya.
Kelainan Jantung Enzim Jantung: CPK (Creatine Phosphokinase) , AST
(Aspartate Transaminase (Aminotransferase)) /Serum Glutamic-Oxaloacetic
Transaminase (SGOT), LDH (Lactic Acid Dehydrogenase)
Kelainan Ginjal BUN, fosfor, LDH, kreatinin, klirens kreatinin, asam urat,
protein total, albumin, globulin, A / G rasio, kalsium, glukosa, kolesterol
Metabolisme Lipid: Kolesterol, trigliserida, lipoprotein (LDL, VLDL, HDL)
Kelainan hati : Total bilirubin, alkali fosfatase, kolesterol, GGT, protein total,
albumin, globulin, A / G rasio, AST, LDH, panel hepatitis virus, PT,SGPT (seyum
Glutamik Pyruvic Transaminase) / ALT (alanin aminotransferase)
Kelainan fungsi Thyroid : serapan T2, Free T4, Jumlah T4, T7 FTI, TSH
Fungsi Metabolisme dasar : Cl, Na, K, CO2, glukosa, BUN, kreatinin
Imunologi
Mikrobiologi

JENIS SPESIMEN URIN


Spesimen Urin terbagi atas:
Urin segar : harus diperiksa dalam waktu 1 jam setelah pengambilan
untuk pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan urin rutin
Urin porsi tengah : harus diperiksa dalam waktu 1 jam setelah
pengambilan Digunakan untuk kultur urin
Urin pagi untuk pemeriksaan tes kehamilan, protein, sedimen dan
nitrit
Urin sewaktu urinalisis rutin pada pasien berobat jalan atau screening
Urin 24 jam : Dosis pengawet toluen 1-3ml /1 L urin, waktu
penampungan ditetapkan (jam 8 20], urin jam 8 dibuang, urin
berikutnya ditampung menentukan kreatinine clearence, kadar protein
24 jam
Urine 2 jam post prandial : Urin diambil 2 jam setelah makan
memantau terapi pada penderita Diabetes Melitus

FUNGSI SPESIMEN URIN


Skrining : diagnosis infeksi sal. Kemih, batu ginjal
, evaluasi dan pemantauan berbagai jenis penyakit
organ tubuh.
Gangguan metabolosme karbohidrat benda
keton, glukosa urin
Gangguan fungsi hati Urobilin dan bilirubin
Gangguan fungsi ginjal protein urin
Toksisitas obat-obatan
Tes kehamilan

SPESIMEN FECES
Feces merupakan spesimen yang penting untuk
diagnosis adanya kelainan pada system traktus
gastrointestinal seperti diare, infeksi parasit,
pendarahan gastrointestinal, ulkus peptikum,
karsinoma dan sindroma malabsorbsi.
Pemeriksaan dan tes yang dapat dilakukan pada
tinja umumnya meliputi : Tes makroskopi, tes
mikroskopi, tes kimia dan tes mikrobiologi

SPESIMEN SPERMA
Spesimen Sperma pemeriksaan fertilitas dan
infertilitas
Meliputi pemeriksaan :
Makroskopik : volume, warna. Kekentalan,
kekeruhan, pH
Mikroskopik : untuk menilai motilitas, jumlah
dan morfologi spermatozoa
Kimia : emeriksaan kadar fruktosa ang berkorelasi
dengan kadar testosteron.

BMP
BMP (bone morphogenetic
protein,) adalah sekelompok
hormon faktor pertumbuhan yang
menginduksinya terhadap
pertumbuhan tulang dan tulang
rawan.
Sebaik dibuat inform concern dan
lakukan prosedur sterilisasi.
BMP ada tanda keganasan
proliferasi dan maturasi abnormal
dari seri haematopoitik
interpretasi :leukemia,

CAIRAN TUBUH LAIN

Getah lambung
Getah duodenum dan empedu
Transudat dan exudat
Cairan sendi
Cairan otak

GETAH LAMBUNG
Tujuan Pemeriksaan
Motilitas lambung
Sekresi lambung : HCl (kualitatif dan
kuantitatif) dan enzim-enzim
Adanya unsur abnormal : darah, pus, bakteri
Adanya racun-racun : untuk pemeriksaan
forensik
Penyelidikan sitologi terhadap sel-sel tumor

GETAH DUODENUM
Tujuan pemeriksaan
Petunjuk adanya radang, ulcus, carsinoma
Untuk mengetahui faal sekresi pankreas
pankreatitis kronik dan fibrosis pankreas
Keadaan saluran empedu
Adanya parasit dan bakteri dalam duodenum

TRANSUDAT DAN EXUDAT


Cairan yang terdapat dalam rongga tubuh : perikardium, rongga
pleura, rongga perut dan berfungsi sebagai pelumas agar membran
yang dilapisi mesotel dapat bergerak tanpa geseran, yang
bertambah akibat proses peradangan disebut Exudat atau bukan
karena proses peradangan (gangguan kesetimbangan cairan badan:
kerusakan epitel, tekanan osmotik, dll) disebut Transudat
Ciri-ciri
Transudat : cairan jernih, encer, kuning muda, Bj ~ 1010, < 1018,
tidak menyusun bekuan, kadar protein < 2,5 g/dL, kadar glukosa ~
kadar dlm plasma, jumlah sel kecil dan steril
Exudat : keruh (mungkin berkeping-keping, purulent, mengandung
darah, dll), lebih kental, warna bermacam-macam, Bj > 1018,
sering ada bekuan, kadar protein > 4,0 g/dL, kadar glukosa < kadar
dlm plasma, mengandung banyak sel dan sering terdapat bakteri

CAIRAN SENDI
Cairan sendi mrpk ultrafiltrat plasma yang
mengandung asam hialuronat yang menyebabkan
cairan sendi bersifat kental shg dapat berfungsi
sebagai pelumas
Tujuan pemeriksaan : untuk diagnosis kelebihan
cairan
CAIRAN OTAK
Tujuan pengambilan cairan : untuk terapi dan
untuk diagnostik kelainan susunan saraf pusat,
terjadinya trauma, bakteriologi dan serologi

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai