Anda di halaman 1dari 39

PENGANTAR

PATOLOGI KLINIK

ILMU PATOLOGI KLINIK


Adalah bagian dari ilmu kedokteran yang
mempelajari
aspek-aspek
pemeriksaan
laboratorium secara menyeluruh, baik teknis
pemeriksaan
maupun
interpretasi
hasil
pemeriksaan laboratorium, terhadap bahan
yang berasal dari manusia dengan tujuan
membantu dokter klinik dalam menegakan
diagnosis, pemantauan hasil terapi dan
perjalanan penyakit dalam upaya

TUJUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM


1. Menegakkandiagnosis: membuat diagnosa pasti,
membenarkan/mengesampingkan diagnosa sangkaan
menentukan terapi
2. Membantu menentukan beratnya penyakit / stadium
penyakit pd keadaan akut
3. Mengikutiperjalananpenyakit mengetahui hasil terapi
4. Perkiraan prognosis mendapat petunjuk tentang
penyakit yang tersembunyi
5. Menimbang gangguan fisiologi akibat penyakit pd
keadaan kronis

FUNGSI PEMERIKSAAN
LABORATORIUM KLINIK
1. UjiSaring(Skrining)
Dilakukan pada orang/ pasien tanpa keluhan (Chek
Up) atau mengalami keluhan yang samar-samar
/ringan
Contoh : Hb, Glukosa, Kolesterol, Asam urat,
Kreatinin, dll.
2. Diagnostik
Menentukan diagnosis penyakit
Contoh : Glukosa darah, HCV, HBV, HIV, dll

3. Penunjang
Contoh : Hb, SGOT, SGPT, Bilirubin
4. PemantauanTerapi
Dilakukan untuk mengetahui respon terapi yang
diberikan terhadap penyakit
Contoh : Kolesterol, glukosa darah, asam urat, HbA1C
5. Pemantauanperjalananpenyakit
Dilakukan untuk menilai perjalanan penyakit dalam
keadaan kronis
Contoh : HBV, Glukosa Darah, Mikroalbumin

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN


Cara pelaporan hasil analisis laboratorium
dapat berupa:
Kuantitatif: g/dL, g/L, mEq/L, gr/24j
Semikuantitatif: +, ++, +++, ++++
Kualitatif: positif ( + ) = ada;
negatif ( - ) = tidak ada

PEMILIHAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Haruslah berdasarkan Indikasi
dengan pertimbangan bahwa hasil yang akan
diperoleh bermanfaat untuk diagnosis, terapi, atau
pemantauan dan tidak menyesatkan
Pertimbangan yang salah apabila berdasarkan, antara lain:
Kebiasaan Sejawat Dokter pada umumnya
Untuk kelengkapan dokumentasi
Sekedar ingin tahu
Biaya tidak membebani penderita

PENGAWASAN MUTU PEMERIKSAAN


LABORATORIUM
Penyelenggaraan pemeriksaan laboratorium
memerlukan
pemantapan dan pengawasan mutu
agar pemeriksaan laboratorium selalu bermutu
baik sehingga layak digunakan untuk
menetapkan diagnosis, memantau hasil terapi
dan perjalananpenyakit.

HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM YANG BAIK

Syarat untuk mendapatkan hasil pemeriksaan


yang baik :
Bahan yang akan diperiksa ( sample ) harus
memenuhi syarat
Alat yang akan dipakai harus mendapatkan
ketepatan ( accuracy ) dan ketelitian yang cukup
Kemampuan petugas pemeriksa
Methode yang diperiksa

KESALAHAN PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Ada 3 tahap kesalahan yang mungkin terjadi pada
pemeriksaan laboratorium, yaitu:
1. Tahap Pra Analitik : dari pengambilan sampel
sampai tiba di laboratorium
2. Tahap Analitik : pemerosesan sampel di
laboratorium
3. Tahap Pasca Analitik : dari keluarnya pemeriksaan
sampai, proses penyalinan hasil sampai diberikan
pada pasien

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


HASIL PEMERIKSAAN
Faktor faktor dari pasien yg mempengaruhi hasil Pemeriksaan, diantaranya :
1. Diet : Makanan dan minuman pemeriksaan laju endap darah, aktivitas
enzim, besi, trigliserida, dll
2. 2. Obat-obatan : Obat obatan yang di berikan baik secara oral maupun
secara lainya akan menyebabkan respon tubuh terhadap obat tersebut.
Pemberian obat : im jejas pada otot yg mengakibatkan enzim yang di
kandung otot masuk dalam darah, mempengaruhi hasil pemeriksaan
antara lain pemeriksaan Creatin kinase (CK) dan Lactin Dehydrogenase
(LDH)
3. Merokok : Merokok menyebabkan terjadinya perubahan cepat dan lambat
pada kadar zat tertentu yang di periksa. Perubahan cepat terjadi dalam 1
jam hanya dengan merokok 1-5 batang dan terlihat akibatnya berupa
peningkatan kadar asam lemak, epinefrin, gliserol bebas, aldosteron dan
kortisol.
Perubahan lambat terjadi pada hitung leukosit, lipoprotein, aktivitas
beberapa enzim, hormone, vitamin, petanda tumor dan logam berat.

4.

Alkohol
Perubahan cepat (2-4 jam setelah konsumsi alkohol) dan lambat beberapa
kadar analit, berupa peningkatan pada kadar glukosa, laktat, asam urat, dan
terjadi asidosis metabolik. Perubahan lambat berupa pengikatan aktifitas
Aglutamyl Transferase, AST, ALT, trigliserida, kortisol dan MCV (Mean
Corpuscular Volume) sel darah merah

5.

Aktivitas fisik
Aktifitas fisik terjadinya shift volume antara kompertemen di dalam
pembuluh darah dan interstitial, kehilangan cairan karena ke keringan dan
perubahan kadar hormone perbedaan yang besar antara kadar gula darah di
arteri dan di vena , perubahan konsentrasi gas darah, kadar asam urat,
kreativitas, aktivitas CK, AST, LTD, LED, Hb, hitung sel darah dan produksi
urin.

6.

Ketinggian
Beberapa parameter pemeriksaaan menunjukkan perubahan yang nyata
sesuian dengan tinggi rendahnya deretan terhadap permukaan laut.Parameter
tersebut adalah 2-globulin, hematokrit, hemoglobin, dan asam urat. Adaptasi
terhadap perubahan ketinggian daratan memerlukan waktu harian sp
berminggu-minggu

7.
1)

2)
3)
4)
8.

Demam
Pada waktu demam akan terjadi :
Peningkatan gula darah pada tahap permulaan peningkatan kadar
insulin penurunan kadar gula darah pada tahap lebih lanjut. Terjadi
penurunan kolesterol dan trigliserida pada awal demam
Peningkatan metabolisme lemak peningkatan asam lemak bebas dan
benda benda keton krn penggunaan lemak, pd demam yg sudah lama.
Lebih mudah mendapatkan biakan positif
Terjadi reaksi anamnestik yang akan menyebabkan kenaikan titer Widal
Trauma
Trauma dengan luka pendarahan terjadinya penurunan substrat
maupun aktifitas enzim termasuk kadar Hb, hematokrit dan produksi
urin, karena terjadi pemindahan cairan tubuh ke dalam pembuluh darah
sehingga mengakibatkan terjadi penganceran darah. Pada tingkat lanjut
akan terjadi peningkatan kadar ureum dan kreatinin serta enzim-enzim
yang berasal dari otot.

9. Variasi circadian rythme


Pada tubuh manusia terjadi perbedaan kadar zat-zat tertentu
dalam tubuh dari waktu ke waktu yang di sebut dengan variasi
circadian rhytme.
Perubahan kadar zat yang di pengaruhi oleh waktu dapat
bersifat
- Linier (garis lurus) : seperti umur,
- Siklus : seperti siklis harian (variasi diurnal)
- Siklus bulanan : seperti menstruasi dan ovulasi, pada masa
sesudah menstruasi akan terjadi penurunan kadar besi, protein
dan fosfat dalam darah di samping perubahan kadar hormone
seks. Demikian pila pada saat ovulasi terjadi
peningkatan
kadar aldosteron dan rennin serta penurunan
kadar kolestor
darah
- Musiman : seperti kadar hormon melatonin

10. Umur
Hitung eritrosit dan kadar Hb jauh lebih tinggi pada neonatus dari
pada dewasa. Fosfatase alkali, kolestrol total dan kolestor-LDL akan
berubah dengan pola tertentu sesuai dengan pertambahan umur.
11. Ras
Jumlah lekosit orang kulit hitam Amerika lebih rendah dari pada
orang kulit putih. Demikian juga pada beberapa bangsa lain terjadi
perbedaan aktifitas amylase, kadar vitamin B12 dan lipoprotein
12. Jenis kelamin
Kadar besi serum dan kadar Hb berbeda pada wannita dan pria
dewasa. Perbedaan ini akan menjadi tidak bermakna lagi setelah
umur lebih dari 65 tahun. Perbedaan akibat gender lainya adalah
aktivitas CK dan kreatinin massa otot pria relative lebih besar
daripada wanita
Sebaliknya kadar hormone seks wanita, prolaktin dan kolesterolHDL akan di jumpai lebih tinggi pada wanita dari pada pria.24

13. Kehamilan
Interprestasi hasil pemeriksaan perlu mempertimbangkan masa
kehamilan
Pada kehamilan akan terjadi hemodilusi (pengenceran darah) yang
di mulai pada minggu ke-10 kehamilan dan terus menungkat
sampai minggu ke-35 kehamilan.
Volume urin akan meningkat 25% pada trimester ke-3
Selama kehamilan akan terjadi perubahan kadar hormone kelenjar
tiroid,elektroit,besi, dan ferritin, protein total dan albumin, lemak,
aktivitas fosfatase alkalin dan factor koagulasi serta laju endap
darah.

TAHAP PRA ANALITIK


1. Persiapan Penderita / Pasien
Persiapan pasien sebelum pengambilan spesimen :
a. Puasa Pasien melakukan puasa :
. 10-12 jam : Glukosa puasa, TTG (test Toleransi Glukosa),
Asam urat, Renin (PRA)
. 8 jam : Insulin dan C. Peptida
. 12 jam : Trigliserida, Gastrin, Aldosteron, Homocyctein
. Dianjurkan : Apo A dan Apo B
b. Diet
Makanan dan minuman pemeriksaan laju endap darah,
aktivitas enzim, besi, trigliserida, dll

PRA ANALITIK: 1. PersiapanPasien

c. Variasi diurnal (variasi kadar analit dalam tubuh : pagi, siang dan
malam berbeda)
Variasi diurnal yang terjadi antara lain :
1) Besi serum kadar besi serum sore hari > pagi hari
2) Glukosa, kadar insulin mencapai puncaknya pagi hari tes
toleransi glukosa dilakukan pada siang hari
3) Enzim , aktifitas enzim berfluktuasi kadar hormone yang
berbeda dari waktu ke waktu
4) Eosinofil,jumlah eosinofil menunjuknan fariasi diurnal,
jumlahnya akan lebih rendah pada malam sampai pagi hari di
bandingkan pada siang hari.
5) Kortisol, kadarnya lebih tinggi pada pagi hari di bandingkan
pada malam hari
6) Kalium, kalium darah pada pagi hari lebih tinggi dari pada
siang hari

PRA ANALITIK: 1. PersiapanPasien

d. Efek postur
Pasien duduk tenang 15 menit menornalkan cairan tubuh dari
posisi berdiri ke posisi duduk
e. Obat-obatan
Diuretik dan kofein enzim dan substrat dalam darah
meningkat, hasil pemeriksaan darah rutin meningkat
Pil KB : LED, Kadar hormon
Morfin : Enzim hati (SGOT dan SGPT)
Vitamin C : reduksi urin, dll
f.

Menghindari aktivitas fisik

g. Aktivitas pisik berlebihan mempengaruhi perubahan


komponen darah

2. PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN


1.
.
.

Waktu Pengambilan
Puasa/ Sewaktu
Tampung/ post prandial

2.

Ketepatan Waktu Pengambilan


Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi
hari, terutama untuk pemeriksaan Kimia klinik, Hematologi
dan Imunologi karena umumnya nilai normal ditetapkan pada
keadaan basal.

3.

Teknik Pengambilan Spesimen


Pengambilan spesimen harus dilaksanakan dengan cara yang
benar, agar spesimen tersebut mewakili keadaan yang
sebenarnya

PRA ANALITIK : 2. Pengambilan Bahan

3. Lokasi Pengambilan
Lokasi pengambilan spesimen sesuai dengan jenis
pemeriksaan yang diminta.
Spesimen darah vena vena cubiti daerah siku.
Spesimen darah arteri arteri radialis di pergelangan tangan
atau arteri femoralis di daerah lipat paha. Spesimen darah
kapiler ujung jari tengah tangan atau jari manis tangan
bagian tepi atau pada derah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki
atau cuping telingan pada bayi.
. Tempat yang dipilih tidak boleh memperlihatkan gangguan
peredaran darah seperti cyanosis atau pucat, bekas luka dan
radang.

4.

PRA ANALITIK : 2. Pengambilan Bahan

PERALATAN
Secara umum peralatan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat
1). Bersih dan kering.
2). Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen.
3). Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat pd spesimen.
4). Mudah dicuci dari bekas spesimen sebelumnya.
5). Pengambilan spesimen untuk biakan harus steril.
Wadah
Wadah spesimen harus memenuhi syarat :
1). Terbuat dari gelas atau plastik. Spesimen darah harus dari gelas.
2). Tidak bocor atau merembes.
3). Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir.
4). Besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen
5). Bersih dan kering
6). Tidak mempengaruhi sifat zat-zat dalam spesimen
7). Tidak mengandung bahan kimia atau deterjen.
8). Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak atau
terurai karena pengaruh sinar matahari, maka digunakan botol coklat.
9). Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman wadah hrs steril.

PRA ANALITIK : 2. Pengambilan Bahan

5. Volume
Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan
laboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa
No. Jenis Pemeriksaan

Banyak Sampel

Wadah/ Tempat

Darah Rutin, LDT, Malaria

1. 2 ml

Botol EDTA 1 tetes


Steril

Kimia Darah, Widal,


Hbs-Ag, CRP, AST

3 ml

Tabung Reaksi Steril


( Dlm Spuit Sementara )

T3,T4,TsHs,FT4,CAE

3. 5 ml

Tabung Reaksi Steril

Urine Rutin, Lengkap

3 8 ml

Botol Steril

Feaces Rutin, Lengkap

Sbsr biji jagung /0,5 ml

Botol Steril

Sputum

3 5 ml

Pot Steril

Analisa Cairan Pleura, Acites

3 5 ml

Spuit Steril

Analisa Cairan Otak

1 3 ml (maks. 20 menit Botol Steril


harus diperiksa di lab.)

6.

Pengawet :
Sampel dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya dalam waktu
tertentu. Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah.

3. PENANGANAN SAMPEL

Hal yang perlu diperhatikan sehingga bahan pemeriksaan memenuhi syarat


untuk dapat diperiksa, antara lain:
Antara permintaan pemeriksaan dan sampel tidak sesuai, hrs diteliti
kembali.
Antikoagulan yang dipakai tidak sesuai sedikit/terlalu banyak.
Adanya hemolisis pada saat pengambilan/pemisahan serum.
Spesimen keruh/lipemik, perlu ambil/pemisahan ulang.
Pemisahan serum yang tidak sempurna, perlu memperhatikan sentrifugasi.
Volume darah/sampel yang tidak memadai, sebaiknya jumlahnya cukup.
Seringkali spesimen bukan merupakan daerah yang dicurigai, misalnya
pada pemeriksaan faeces.
Tempat pengiriman sampel tidak memenuhi syarat (seadanya).
Waktu pengiriman sampel.
Penyimpanan bahan pemeriksaan menyangkut suhu simpan.
Usahakan menggunakan bahan/spesimen yang segar.

PRA ANALITIK : 3. Penanganan Sampel

Spesimen yang telah diambil dari pasien hendaklah dilakukan langkah sebagai berikut :
a.Pemberianidentitas
Merupakan hal yang penting baik pada saat pengisian surat pengantar/ formulir
permintaan pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label wadah spesimen.
Surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiknya memuat
secara lengkap :
1). Tanggal permintaan
2). Tanggal dan jam pengambilan spesimen
3). Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat/ruang) termasuk rekam
medik.
4). Identitas pengirim (nama, alamat, nomor telepon)
5). Nomor laboratorium
6). Diagnosis.keterangan klinik.
7). Obat-obatan yang telah diberikan dan lama pemberian.
8). Pemeriksaan laboratorium yang diminta.
9). Jenis spesimen
10). Lokasi pengambilan spesimen
11). Volume spesimen
12). Pengawet yang digunakan
13). Nama pengambil spesimen.

PRA ANALITIK : 3. Penanganan Sampel

Label wadah spesimen yang akan dikirim ke laboratorium harus memuat :


1). Tanggal pengambilan spesimen
2). Nama dan nomor pasien
3). Jenis spesimen
b.

Pengolahan
Spesimen yang telah diambil dilakukan pengolahan untuk menghindari
kerusakan pada spesimen tersebut.Pengolahan spesimen berbeda-beda
tergantung dari jenis spesimennya masing-masing.
1). Serum
Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 2-30 menit,
lalu di sentrifuge 3000 rpm selama 5-15 menit. Pemisahan serum dilakukan
dalam waktu 2 jam setelah pengambilan darah. Serum yang memenuhi syarat
harus tidak kelihatan merah dan keruh.
2). Plasma
Kocok darah EDTA atau citrat dengan segera secara perlahan-lahan.
Pemisahan plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan
spesimen. Plasma yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan
keruh.

PRA ANALITIK : 3. Penanganan Sampel

3). Whole blood


Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah berisi
antikoagulan yang sesuai, lalu dihomogenisasi dengan cara goyang perlahan
tabung.
4). Urine
Urine yang didapatkan tidak perlu ada perlakuan secara khusus, kecuali
pemeriksaan harus segera dilakukan sebelum 1 jam, sedangkan untuk
pemeriksaan sedimen harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan
cara dimasukkan tabung dan sentrifuge selama 5 menit 1500-2000 rpm,
supernatan dibuang dan diambil sedimennya. Suspensi sedimen ini dicampur
dengan cat Sternheirmer-Malbin Stains untuk menonjolkan unsur sedimen
dan memperjelas strukturnya
5). Sputum
Sputum dimasukkan ke dalam tabung steril yang berisi NaOH 4% sama
banyak. Kocok dengan baik. Inkubasi pada suhu kamar 25-30OC selama 1520 menit dengan pengocokan teratur tiap 5 menit. Sentrifuge dengan
kecepatan tinggi selama 8-10 menit. Endapan diambil dan supernatan
dibuang pada air lysol.

PRA ANALITIK : 3. Penanganan Sampel

c.Penggunaanantikoagulan
Anticoagulant adalah bahan yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah.
Anticoagulants yang sering digunakan dalam pemeriksaan hematologi adalah :
a. EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid)
Garam kalium dan natriumnya, tetapi yang sering digunakan adalah garam kaliumnya
(dipotassium EDTA) karena daya larutnya dalam air kira-kira 15 kali lebih besar daripada
garam natriumnya.Cara kerjanya dengan garam kaliumnya (K2.EDTA) yaitu dapat
mengubah ion Calcium dari darah menjadi bentuk yang bukan ion membentuk senyawa
kompleks yang larut berdasarkan pembentukan ikatan Chelate senyawa.
Keuntungan :
- Tidak berpengaruh terhadap besar dan bentuknya erithrosit dan leukosit.
- Mencegah thrombosit menggumpal
- Dapat digunakan berbagai macam pemeriksaan hematologi.
Kerugian :
Lambat larut karena sering digunakan dalam bentuk kering sehingga harus menggoncang
wadah yang berisi darah EDTA selama 1-2 menit.
Cara pembuatan :
1. Ambil botol yang bersih dan kering
2. Pipet EDTA 10% sebanyak 0,020 ml dengan pipet sahli
3. Masukkan kedalam botol dan keringkan.
4. Dengan jumlah EDTA 10% sebanyak 0,02 ml ini dapat mencegah membekunya darah
sebanyak 2 ml atau 1 mg EDTA dalam 1 ml.

PRA ANALITIK : 3. Penanganan Sampel

b. Trisodium Citrate
Antikoagulant ini sering digunakan dalam bentuk larutan
3,8%. Cara kerjanya sebagai bahan yang isotonic dengan
darah.Sering digunakan beberapa macam percobaan
hemorragik dan laju endapan darah metode Westergren. Untuk
LED digunakan perbandingan 1 : 4 yaitu 1 bagian natrium
citrat dan 4 bagian darah, sedang untuk percobaan hemorragik
dengan perbandingan 1 : 9.
Keuntungan :
Karena tidak toksis maka sering digunakan dalam dinas
pemindahan darah (Unit transfusi darah).
Kerugian :
Pemakaiannya terbatas dalam pemeriksaan hematologi.

PRA ANALITIK : 3. Penanganan Sampel

c. Heparin
Cara kerjanya berdaya seperti anti tombin dan antitromboplastin.
Heparin merupakan anticoagulant yang normal terdapat dalam tubuh
tetapi dalam laboratorium jarang dipakai pada pemeriksaan
hematologi. Untuk tiap 0,1-0,2 mg heparin dapat mencegah
pembekuan 1 ml darah. Sering digunakan dalam penentuan PCV
cara mikrokapiler yang bagian dalamnya dilapisi dengan heparin.
Keuntungan :
Hanya digunakan terutama dalam transfusi darah yang menggunakan
banyak darah dan extracorporal circulation.
Kerugian :
- Tidak boleh digunakan dalam pemeriksaan hapusan darah karena
dapat terjadinya dasar biru kehitam-hitaman pada preparat bila dicat
dengan wright stain.
- Harganya mahal.

PRA ANALITIK : 3. Penanganan Sampel

d. Double Oxalat
Balanced Oxalate Mixture.Dipakai dalam bentuk kering agar tidak
mengencerkan darah yang diperiksa. Kalium oxalat menyebabkan
erythrosit mengkerut sedangkan amonium oxalat menyebabkan
erytrosit mengembang, campuran keduanya dengan perbandingan
3 : 2 maka terjadi keseimbangan tekanan osmotik eryhtrosit.
Setiap 2 mg antikoagulant dpt mencegah pembekuan 1 ml darah.
Keuntungan :
Dapat digunakan dalam berbagai pemeriksaan hematologi
Kerugian :
- Tidak dapat digunakan dalam pemeriksaan hapusan darah karena
bahan ini toksis sehingga dapat menyebabkan perubahanperubahan morfologi sel leukosit dan eryhtrosit.
- Tidak boleh digunakan juga pada pemeriksaan osmotik fargility.

d.

PRA ANALITIK : 3. Penanganan Sampel

Pengolahan dan Penyimpanan spesimen


Spesimen yang sudah diambil harus segera dikirim ke laboratorium
karena stabilitas spesimen dapat berubah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas spesimen antara lain :
a. Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia.
b. Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen.
c. Terjadi penguapan.
d. Pengaruh suhu.
e. Terkena paparan sinar matahari.
Beberapa spesimen dapat disimpan memperhatikan jenis pemeriksaan.
Persyaratan penyimpanan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium
memperhatikan jenis spesimen, antikoagulan/pengawet dan wadah
serta stabilitasnya.
Beberapa cara penyimpanan spesimen :
e. Disimpan pd suhu kamar
b. Disimpan dlm lemari es suhu 28OC
c. Dibekukan suhu -20OC, -70OC atau -120OC d. Diberikan bhn pengawet
e. Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum atau lisat.

4. PENGIRIMAN SPESIMEN
Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain, sebaiknya
dikirim dalam bentuk yang reatif stabil.
Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman spesimen
antara lain :
a. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas spesimen.
b. Tidak terkena sinar matahari langsung
c. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium
termasuk pemberian label yang bertuliskan Bahan
Pemeriksaan Infeksius atau Bahan Pemeriksaan Berbahaya.
d. Suhu pengiriman harus memenuhi syarat.

TAHAP ANALITIK
1.

2.

3.
4.
5.
6.

SPESIMEN YANG TEPAT


Jenis pemeriksaan sesuai dengan jenis spesimen yang akan
diperiksa dan volume spesimen cukup untuk pemeriksaan
ALAT SESUAI STANDAR :
Menggunakan alat-alat yang cocok dan sesuai dg pemeriksaan
yg akan dilakukan
REAGEN BERKUALITAS, STANDAR, TIDAK
KADALUARSA
PENGGUNAAN AIR SESUAI STANDAR
PEMERIKSAAN SESUAI SUHU
KALKULASI, PELAPORAN

METODE DAN ALAT


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Metode pemeriksaan spesimen dipilih berdasarkan :
1. Tujuan Pemeriksaan
2. Kecepatan hasil pemeriksaan
3. Rekomendasi resmi
Alat-alat yang digunakan :
4. Manual
5. Semiotomatis
6. Analizer / otomatis

JAMINAN MUTU
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Untuk menjamin bahwa hasil pemeriksaan
laboratorium benar-benar dalat dipercaya,
maka harus dilakukan validasi metode dan
alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan
secara periodik, melalui pengukuran:
- Presisi
- Akurasi
- Sensitifitas
- Spesifitas
- dll

TAHAP PASCA ANALITIK


Dari keluarnya pemeriksaan sampai, proses
penyalinan hasil sampai diberikan pada pasien,
diperlukan :
1. KETELITIAN PENULISAN LAPORAN
2. PERIKSA, KOREKSI, INTERPRETASI
3. PENGIRIMAN HASIL

Pemeriksaan labotratorium yang ideal


1. Teliti
2. Akurat
3. Sensitif
4. Spesifik
5. waktu singkat
6. Murah
7. dapat membedakan yang tidak sakit dari yang sakit
8. dapat membantu diagnosis dini

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai