Anda di halaman 1dari 5

Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium.

Faktor-faktor tersebut
jika dikelompokkan ada dua kelompok, yaitu faktor di luar pasien dan faktor pasien. Faktor-
faktor di luar pasien yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah faktor-
faktor yang mencakup seluruh proses, meliputi pra-analitik, analitik dan paska analitik.
Sedangkan faktor pasien antara lain diet, obat-obatan, aktifitas fisik, merokok, alkohol,
ketinggian, kondisi demam, trauma, variasi circadian rythme, usia, ras, jenis kelamin, kehamilan.

Faktor Diet
Makanan dan minuman dapat mempengaruhi hasil beberapa jenis pemeriksaan laboratorium baik
langsung maupun tidak langsung, misalnya pemeriksaan glukosa darah dan trigliserida.
Pemeriksaan ini dipengaruhi secara langsung oleh makanan dan minuman. Karena pengaruhnya
yang sangat besar, maka pada pemeriksaan glukosa darah, pasien perlu dipuasakan 10 12 jam
dan untuk pemeriksaan trigliserida, pasien dipuasakan sekurang-kurangnya 12 jam sebelum
pengambilan darah.

Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan baik secara oral maupun cara lainnya akan menyebabkan respon
tubuh terhadap obat tersebut. Disamping itu pemberian obat secara intra muskular akan
menimbulkan jejas pada otot, sehingga menyebabkan enzim yang dikandung dalam otot tersebut
akan masuk ke dalam darah, yang selanjutnya dapat mempengaruhi hasil beberapa pemeriksaan.
Obat-obatan yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium misalnya :

Diuretik, cafein menyebabkan hampir seluruh pemeriksaan substrat dan enzim dalam darah akan
meningkat karena terjadi hemokonsentrasi, terutama pemeriksaan hemoglobin, hitung jenis
lekosit, hematokrit, elektrolit. Pada urine akan terjadi pengenceran

Tiazid mempengaruhi hasil tes glukosa, ureum

Kontrasepsi oral dapat mempengaruhi hasil tes hormon, LED

Morfin dapat mempengaruhi hasil tes enzim hati (AST, ALT)


Dan sebagainya (lihat pengaruh obat pada tes laboratorium)

Merokok
Merokok dapat menyebabkan perubahan cepat dan lambat pada kadar zat tertentu yang
diperiksa. Perubahan dapat terjadi dengan cepat hanya dalam 1 jam dengan merokok 1 5
batang dan akibat yang ditimbulkan adalah peningkatan kadar asam lemak, epinefrin, gliserol
bebas, aldosteron dan kortisol.
Perubahan lambat terjadi pada hitung lekosit, lipoprotein, aktifitas beberapa enzim, hormon,
vitamin, petanda tumor dan logam berat.

Alkohol
Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan perubahan cepat dan lambat pada kadar analit.
Perubahan cepat dapat terjadi dalam waktu 2 4 jam setelah konsumsi alkohol dan akibat yang
terjadi adalah peningkatan kadar glukosa, laktat, asam urat dan terjadinya asidosis metabolik.
Perubahan lambat berupa peningkatan aktifitas gamma glutamyl transferase (gamma-GT), GOT,
GPT, trigliserida, kortisol, dan MCV.

Aktifitas fisik
Aktifitas fisik dapat menyebabkan shift volume antara kompartemen di dalam pembuluh darah
dan interstitial, kehilangan cairan karena berkeringat, dan perubahan kadar hormon. Akibatnya
akan terjadi perbedaan besar antara kadar glukosa darah di arteri dan vena, serta terjadi
perubahan konsentrasi gas darah, asam urat, kreatinin, creatin kinase, GOT, LDH, KED,
hemoglobin, hitung sel darah, dan produksi urine.
Demam
Pada waktu demam akan terjadi :

Peningkatan glukosa darah pada tahap permulaan, dengan akibat terjadi peningkatan kadar
insulin yang akan menyebabkan penurunan glukosa darah pada tahap lebih lanjut.

Penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada awal demam akibat terjadinya peningkatan
metabolisme lemak, dan terjadi peningkatan asam lemak bebas dan benda-benda keton karena
penggunaan lemak yang meningkat pada demam yang sudah lama.

Meningkatkan kemungkinan deteksi malaria dalam darah.

Meningkatkan kemungkinan hasil biakan positif (pada kasus infeksi).

Terjadi reaksi anamnestik yang akan menyebabkan kenaikan titer Widal.

Trauma
Trauma dengan luka perdarahan akan menyebabkan antara lain penurunan kadar substrat
maupun aktifitas enzim, termasuk juga hemoglobin, hematokrit dan produksi urine. Hal ini
terjadi karena terjadi pemindahan cairan tubuh ke dalam pembuluh darah yang menyebabkan
pengenceran darah. Pada tingkat lanjut akan terjadi peningkatan ureum dan kreatinin serta
enzim-enzim yang berasal dari otot.

Variasi Circadian Rhythms


Dalam tubuh manusia terjadi perbedaan kadar zat-zat tertentu dari waktu ke waktu yang disebut
variasi circadian rhythms. Perubahan kadar zat yang dipengaruhi oleh waktu dapat bersifat linear
(garis lurus) seperti umur, dan dapat bersifat siklus seperti siklus harian (variasi diurnal), siklus
bulanan (menstruasi) dan musiman.
Variasi diurnal yang terjadi antara lain :

Besi serum. Besi serum yang diambil pada sore hari akan lebih tinggi kadarnya daripada pagi
hari.

Glukosa. Kadar insulin akan mencapai puncaknya pada pagi hari, sehingga apabila tes toleransi
glukosa dilakukan pada siang hari, maka hasilnya akan lebih tinggi daripada bila dilakukan pada
pagi hari.

Enzim. Aktifitas enzim yang diukur akan berfluktuasi disebabkan oleh kadar hormon yang
berbeda dari waktu ke waktu.

Eosinofil. Jumlah eosinofil menunjukkan variasi diurnal, jumlahnya akan lebih rendah pada
malam hari sampai pagi hari daripada siang hari.

Kortisol, kadarnya akan lebih tinggi pada pagi hari daripada pada malam hari

Kalium. Kalium darah akan lebih tinggi pada pagi hari daripada siang hari.

Selain yang sifatnya harian, dapat terjadi fluktuasi kadar zat dalam tubuh yang bersifat bulanan.
Variasi siklus bulanan umumnya terjadi pada wanita karena terjadi menstruasi dan ovulasi setiap
bulan. Pada masa sesudah menstruasi akan terjadi penurunan kadar besi, protein dan fosfat dalam
darah disamping perubahan kadar hormon seks. Demikian juga, pada saat ovulasi terjadi
peningkatan aldosteron dan renin serta penurunan kadar kolesterol darah.

Umur
Umur berpengaruh terhadap kadar dan aktifitas zat dalam darah. Hitung eritrosit dan kadar
hemoglobin jauh lebih tinggi pada neonatus daripada dewasa. Fosfatase alkali, kolesterol total
dan kolesterol-LDL akan berubah dengan pola tertentu sesuai dengan pertambahan umur.
Ras
Jumlah lekosit pada orang kulit hitam Amerika lebih rendah daripada orang kulit putihnya.
Demikian juga pada aktifitas creatin kinase. Keadaan serupa juga dijumpai pada ras bangsa lain,
seperti perbedaan aktifitas amylase, kadar vitamin B12 dan lipoprotein.

Jenis Kelamin
Berbagai kadar dan aktifitas zat dipengaruhi oleh jenis kelamin. Kadar besi serum dan
hemoglobin berbeda pada wanita dan pria dewasa. Perbedaan ini akan menjadi tidak bermakna
lagi setelah umur lebih dari 65 tahun. Perbedaan lain berdasarkan jenis kelamin adalah aktifitas
CK dan kreatinin.
Perbedaan ini lebih disebabkan karena massa otot pria relatif lebih besar daripada wanita.
Sebaliknya, kadar hormon seks wanita, prolaktin, dan kolesterol-HDL akan dijumpai lebih tinggi
pada wanita.

Kehamilan
Bila pemeriksaan dilakukan pada wanita hamil, pada saat interpretasi hasil perlu
mempertimbangkan masa kehamilan wanita tersebut. Pada kehamilan akan terjadi hemodilusi
(pengenceran darah) yang dimulai pada minggu ke-10 kehamilan dan terus meningkat sampai
minggu ke-35 kehamilan.
Volume urine akan meningkat 25% pada trimester ke-3.
Selama kehamilan akan terjadi perubahan kadar hormon kelenjar tiroid, elektrolit, besi, ferritin,
protein total, albumin, lemak, aktifitas fosfatase alkali, faktor koagulasi dan kecepatan endap
darah.
Perubahan tersebut dapat disebabkan karena induksi oleh kehamilan, peningkatan protein
transport, hemodilusi, peningkatan volume tubuh, defisiensi relative karena peningkatan
kebutuhan atau peningkatan protein fase akut.

Anda mungkin juga menyukai