Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari pulau-pulau dan terletak pada pertemuan
dua lempeng benua. Adanya pertemuan lempeng yang saling bertumbukan menyebabkan
munculnya kawasan bergelombang pada bagian daratan. Kawasan bergelombang dapat berupa
perbukitan hingga pegunungan. Kawasan bergelombang tersebut tentunya memiliki kelerengan
yang curam. Kondisi ini menyebabkan kawasan tersebut memiliki ancaman bencana erosi. Erosi
yang terjadi secara alami tidak berbahaya dan menyebabkan degradasi lingkungan. Di sisi lain,
kehadiran manusia dapat menyebabkan erosi menjadi dipercepat. Fenomena ini terjadi akibat dari
pemanfaatan lahan oleh manusia untuk kegiatan ekonomi, sosial, kebudayaan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, perlu ada upaya antisipasi terhadap ancaman erosi yang terjadi.
Mitigasi bencana merupakan instrumen atau arahan yang dapat digunakan oleh berbagai
pihak dalam memanfaatkan lahan dalam suatu kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat
mitigasi bencana erosi yang sering terjadi pada daerah pesisir. Penelitian dilakukan dengan
pembuatan model mitigasi bencana berbasis pada Sistem Informasi Geografis yang diterapkan
pada daerah pesisir di sepanjang Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yang dilakukan
dengan pembangunan kriteria-kriteria rawan bencana erosi. Alat yang digunakan dalam
pembangunan model adalah Sistem Informasi Geografis. Sistem Informasi Geografis merupakan
suatu sistem yang dapat menampilkan serta mengolah data yang memiliki referensi geografis.
Tahap-tahap yang dilakukan dalam penyusunan penelitian antara lain: Penyusunan kriteria
kondisi rawan bencana erosi; pengumpulan data yang terdiri dari permasalan erosi sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan; pembuatan model mitigasi bencana yang sesuai; analisis hasil model;
penyempurnaan model.
Dari hasil permodelan yang telah susun secara bertahap, dapat dihasilkan peta
persebaran kawasan rawan erosi. Laju erosi yang terjadi di Kabupaten Kulon Progo adalah
0,456-200,825 ton/ha/tahun. Nilai tersebut dibagi menjadi empat tingkat kerawanan erosi, yaitu
sangat ringan, ringan, sedang, dan berat. Berdasarkan tingkat kerawananya, sebagian besar
Kabupaten Kulon Progo merupakan kawasan erosi ringan, yaitu 36.784,804 ha atau 64,11% dari
luas total. Sedangkan yang paling sedikit adalah tingkat erosi berat, yaitu 1,440 ha atau 0,0025%
dari luas total. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kondisi erosi di Kabupaten Kulon Progo masih
ringan.
Model yang dibangun telah mampu mempertimbangkan keberadaan lahan terbangun. Hal
ini menjadi pembaruan yang membedakan permodelan yang dibangun sekarang dengan
permodelan yang telah ada sebelumnya. Kawasan rawan erosi banyak terdapat pada lahan
terbangun berupa permukiman. Hal ini telah dibuktikan melalui validasi lapangan, yang
menghasilkan 89,47% model telah valid atau dapat merepresentasikan kondisi lapangan. Dari
hasil uji kevalidan tersebut, model yang dibangun sekarang dapat digunakan sebagai alternatif
untuk mempertimbangkan keberadaan kawasan erosi. Dengan adanya permodelan tersebut
diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pembuatan keputusan (decision making) untuk
pemanfaatan dan pengembangan daerah untuk kedepannya.

Kata Kunci: mitigasi bencana, erosi, SIG

vii

Anda mungkin juga menyukai