Prodi DIII-Kep-Sutomo-Surabaya
LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan berbagai faktor yang
mempengaruhi hasil test laboratorium
2. Menjelaskan persiapan pengambilan sampel
pemeriksaan laboratorium
3. Melakukan pengambilan sampel darah
4. Melakukan pengambilan sampel urine
5. Melakukan pengambilan sampel sputum
POKOK BAHASAN I
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
HASIL TEST LABORATORIUM
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL TEST
LABORATORIUM
Ras
Orang kulit hitam lebih rendah daripada orang
kulit putih pada: jumlah lekosit , aktifitas creatin
kinase, aktifitas amylase, kadar vitamin B12 dan
lipoprotein.
Kehamilan
Bila pemeriksaan dilakukan pada wanita hamil, pada
saat interpretasi hasil perlu mempertimbangkan masa
kehamilan wanita tersebut.
Pada kehamilan akan terjadi hemodilusi (pengenceran
darah) yang dimulai pada minggu ke-10 kehamilan dan
terus meningkat sampai minggu ke-35 kehamilan.
Volume urine akan meningkat 25% pada trimester ke-
3.
Selama kehamilan akan terjadi perubahan yang
disebabkan karena induksi oleh kehamilan,
peningkatan protein transport, hemodilusi,
peningkatan volume tubuh, defisiensi relative karena
peningkatan kebutuhan atau peningkatan protein fase
akut perubahan kadar hormon kelenjar tiroid,
elektrolit, besi, ferritin, protein total, albumin, lemak,
aktifitas fosfatase alkali, faktor koagulasi dan
kecepatan endap darah.
Jenis Kelamin
Berbagai kadar dan aktifitas zat dipengaruhi oleh
jenis kelamin.
Kadar besi serum dan hemoglobin
berbeda pada wanita dan pria dewasa.
Perbedaan ini akan menjadi tidak bermakna lagi
setelah umur lebih dari 65 tahun.
Aktifitas CK (Creatine Kinase) dan kreatinin.
Perbedaan ini lebih disebabkan karena massa
otot pria relatif lebih besar daripada wanita.
Kadar hormon seks wanita, prolaktin, dan
kolesterol-HDL akan dijumpai lebih tinggi pada
wanita.
POKOK BAHASAN II
PERSIAPAN PENGAMBILAN SPESIMEN
PERSIAPAN PENGAMBILAN SPESIMEN
Spesimen yang memenuhi syarat adalah :
Jenisnya sesuai dengan pemeriksaan yang akan
dilakukan
Volumenya mencukupi untuk tiap jenis
pemeriksaan
Kondisinya layak untuk diperiksa (segar/tidak
kadaluwarsa, tidak berubah warna, steril, tidak
menggumpal)
Antikoagulan yang digunakan sesuai
Ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat.
Persiapan pasien
• Beritahukan kepada pasien tentang hal-hal apa yang harus
dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh pasien sebelum
dilakukan pengambilan spesimen.
– Persiapan secara umum, seperti : puasa selama 8-10 jam
sebelum pengambilan spesimen (untuk pemeriksaan glukosa
darah puasa, profil lipid, profil besi), tidak melakukan aktifitas
fisik yang berat, tidak merokok, tidak minum alkohol, dsb.
– Jika pasien harus melakukan pengambilan spesimen sendiri
(urin, dahak, faeses), jelaskan tata cara pengambilannya :
kapan harus diambil, bagaimana menampung spesimen dalam
wadah yang disediakan, mencuci tangan sebelum dan setelah
mengambil spesimen, membersihkan daerah genital untuk
pengambilan sampel urin, dsb.
– Jika pengambilan spesimen bersifat invasif (misalnya
pengambilan sampel darah, cairan pleura, ascites, sumsum
tulang, dsb), jelaskan macam tindakan yang akan dilakukan.
Peralatan sampling.
• Pastikan semua peralatan sampling telah disiapkan
sesaat sebelum sampling. Penting untuk
diperhatikan bahwa semua peralatan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
– bersih
– kering
– tidak mengandung detergent atau bahan kimia
– terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam
spesimen
– steril, apalagi jika spesimen akan diperiksa biakan
(kultur) kuman
– sekali pakai buang (disposable)
– wadah spesimen tidak retak atau pecah, mudah dibuka
atau ditutup rapat, besar/ukurannya sesuai dengan
volume spesimen yang diambil.
Antikoagulan
Antikoagulan adalah bahan kimia yang
dipergunakan untuk mencegah pembekuan
darah.
Umumnya yang digunakan adalah EDTA
(ethylendiamin tetraaceticacid), natrium citrat,
heparin dan natrium fosfat.
Pemilihan antikoagulan harus sesuai dengan
jenis pemeriksaan dan takaran volumenya harus
tepat.
Lokasi sampling.
• Sebelum melakukan sampling, tetapkan lokasi
pengambilan sesuai dengan jenis spesimen yang
diperlukan.
– Darah vena umumnya diambil dari vena median
cubiti pada daerah lengan di lipatan siku bagian
dalam. Vena ini besar, cukup terlihat, paling sedikit
sakit dan kecil kemungkinan memarnya.
– Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis di
daerah pergelangan tangan.
– Darah kapiler diambil dari ujung jari tangan, yaitu
jari tengah atau jari manis. Pada bayi diambil pada
tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki.
– Spesimen untuk biakan kuman diambil pada daerah
yang sedang infeksi, kecuali darah dan cairan otak.
– Sumsum tulang orang dewasa diambil pada tulang
dada dan crista iliaca anterior dan posterior. Pada
anak-anak diambil pada bagian proksimal tibia.
– Lokasi pengambilan spesimen tidak boleh terdapat
luka, hematoma, infeksi, oedema. Untuk
pengambilan spesimen darah, selain tidak dilakukan
pada tempat-tempat tersebut, juga tidak boleh
dilakukan pada daerah dimana darah sedang
ditransfusikan dan intravena lines (infus).
POKOK BAHASAN III
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH
• Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah
dikenal istilah phlebotomy yang berarti proses
mengeluarkan darah.
• Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam
cara memperoleh darah melalui:
Tusukan vena (venapuncture)
Tusukan kapiler/kulit (skinpuncture)
Tusukan arteri (arterypuncture)
Menampung Darah Dalam Tabung
Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam
praktek laboratorium klinik adalah sebagai berikut :
• Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat
additive, darah akan menjadi beku dan serum dipisahkan
dengan pemusingan. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank
darah (crossmatching test)
• Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum
separator tube/SST) yang fungsinya memisahkan serum dan
sel darah. Setelah pemusingan, serum akan berada di bagian
atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan
serologi
• Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator
(plasma separator tube/PST) dengan antikoagulan lithium
heparin. Setelah pemusingan, plasma akan berada di bagian
atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya
• Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA.
Umumnya digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap
dan bank darah (crossmatch)
• Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat.
Umumnya digunakan untuk pemeriksaan koagulasi (mis.
PPT, APTT)
• Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium
heparin, umumnya digunakan untuk pemeriksaan
fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.
• Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi EDTA yang
bebas logam, umumnya digunakan untuk pemeriksaan
trace element (zink, copper, mercury) dan toksikologi.
• Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium
fluoride dan kalium oksalat, digunakan untuk
pemeriksaan glukosa.
• Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat,
digunakan untuk pemeriksaan LED (ESR).
• Tabung tutup pink ; berisi potassium EDTA,
digunakan untuk pemeriksaan
imunohematologi.
• Tabung tutup putih ; potassium EDTA, digunakan
untuk pemeriksaan molekuler/PCR dan bDNA.
• Tabung tutup kuning dengan warna hitam di
bagian atas ; berisi media biakan, digunakan
untuk pemeriksaan mikrobiologi - aerob,
anaerob dan jamur
Beberapa hal penting dalam menampung
sampel darah
Darah dari syring atau suntikan dimasukkan
ke dalam tabung dengan cara melepas jarum
mengalirkan darah perlahan-lahan melalui
dinding tabung.
Memasukkan darah dengan cara disemprotkan,
tanpa melepas jarum berpotensi hemolisis.
Memasukkan darah ke dalam tabung vakum
dengan cara menusukkan jarum pada tutup
tabung, biarkan darah mengalir sampai berhenti
sendiri ketika volume telah terpenuhi.
Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan
dengan cara memutar-mutar tabung 4-5 kali atau membolak-
balikkan tabung 5-10 kali dengan lembut.
Mengocok sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.
Urutan memasukkan sampel darah ke dalam tabung vakum
adalah :
pertama - botol biakan (culture) darah atau tabung tutup
kuning-hitam
kedua - tes koagulasi (tabung tutup biru),
ketiga - tabung non additive (tutup merah),
keempat - tabung tutup merah atau kuning (gel separator
atau clot activator)
o tabung tutup ungu/lavendet (EDTA),
o tabung tutup hijau (heparin),
o tabung tutup abu-abu (NaF dan Na oksalat)
PENGAMBILAN DARAH VENA
Lokasi pengambilan darah vena (venipuncture) :
vena median cubital, pada anterior lengan (sisi
dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat
dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak
ada pasokan saraf besar.
vena chepalica
vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya.
Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan
dengan hati-hati karena letaknya berdekatan
dengan arteri brachialis dan syaraf median.
vena antebrachialis di daerah pergelangan
tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan
sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang
ukurannya lebih kecil.
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah
adalah :
• Lengan pada sisi mastectomy
• Daerah edema
• Hematoma
• Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
• Daerah bekas luka
• Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan
vascular
• Daerah intra-vena lines. Pengambilan darah di
daerah ini dapat menyebabkan darah menjadi
lebih encer dan dapat meningkatkan atau
menurunkan kadar zat tertentu.
Cara dalam pengambilan darah vena :
Cara manual dengan menggunakan alat
suntik (syring),
Cara vakum dengan menggunakan alat
tabung vakum (vacutainer).
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam
pengambilan darah vena adalah :
Kekurangannya
Sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau
jika vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika
pasien gemuk.
Untuk mengatasi hal ini mungkin bisa digunakan jarum
bersayap (winged needle).
Prosedur :
Persiapan alat :
• handscoen, jarum, kapas alkohol 70%, tali
pembendung (turniket), plester, tabung vakum,
pendokumentasian.
• Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang
erat.
Persiapan pasien
1. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan
ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.
2. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan
data di lembar permintaan.
3. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau
konsumsi obat.
4. Buat inform concent
Langkah-langkah tindakan :
1. Cuci tangan, pakai APD ( handscoen, masker, gogle )
2. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang
banyak melakukan aktifitas.
3. Minta pasien mengepalkan tangan.
4. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di
atas lipat siku.
5. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic.
Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi
vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan
memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan
pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau
kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
6. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan
kapas alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah
dibersihkan jangan dipegang lagi.
7. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum
menghadap ke atas. Masukkan tabung ke dalam holder
dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap
pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam
tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir. Jika
memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama
terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu
seterusnya.
8. Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan
tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali
jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.
9. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera
lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu
plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum
sebelum turniket dibuka.
10. Segera rapikan pasien dan lakukan pendokumentasian.
PENGAMBILAN DARAH KAPILER
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah
skinpuncture yang berarti proses pengambilan sampel darah
dengan tusukan kulit.
Tempat yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler
adalah :
Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga.
Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick)
pada 1/3 bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki.
Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya
gangguan peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat),
vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau
sianosis setempat.
Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang
memerlukan sampel dengan volume kecil, misalnya
untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit
(mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary
method).
Prosedur :
Persiapan alat :
• handscoen, lancet steril, kapas alcohol 70%, sediakan
strip (glukosa, Hb dll) , pendokumentasian.
Persiapan pasien
1. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan
ramah; usahakan pasien senyaman mungkin.
2. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan
data di lembar permintaan.
3. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau
konsumsi obat.
4. Buat inform concent
Langkah-langkah tindakan :
1. Cuci tangan, pakai APD (handscoen, masker, gogle)
2. Pilih lokasi pengambilan sampel lalu desinfeksi dengan kapas
alkohol 70%, biarkan kering.
3. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan
sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
4. Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga
darah tidak harus diperas-peras keluar. Jangan menusukkan
lancet jika ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan
saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol, tetapi darah
juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam
wadah.
5. Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan
memakai kapas kering, tetes berikutnya boleh dipakai untuk
pemeriksaan.
6. Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan
diperas-peras untuk mencegah terbentuknya clothing.
7. Segera rapikan pasien dan lakukan pendokumentasian.
PENGAMBILAN DARAH ARTERI
Pengambilan darah arteri adalah suatu tindakan
untuk mengambil darah dari pembuluh arteri
Tempat pengambilan sampel darah arteri pada
arteri brachialis, radial atau femoralis, arterial line.
Tujuan pengambilan darah arteri dilakukan untuk
pemeriksaan analisa gas darah yang digunakan
mendiagnosa dan mengevaluasi gangguan sistem
pernafasan serta kondisi yang mempengaruhi
efektifitas paru-paru dalam mengirimkan oksigen ke
darah dan mengeleminasi karbondioksida dari
darah.
Analisa gas darah adalah prosedur untuk menilai
tekanan parsial oksigen, karbondioksida dan pH di
dalam darah arteri.
Mengidentifikasi arteri untuk pengambilan sampel.
Arteri yang paling sering unutk pengambilan sampel
termasuk arteri radialis, arteri brachialis, dan arteri
femoralis.
Syarat area sampling ada tiga faktor utama:
1) mudah untuk mengakses,
2) arteri radialis adalah arteri dangkal dan karena itu
lebih mudah untuk diraba, stabil, dan mudak
ditusuk
3) memiliki jaminan aliran darah.
Jika kerusakan pada arteri radialis terjadi atau menjadi
terhambat, arteri ulnaris akan memasok darah ke
jaringan biasanya dipasok oleh arteri radial.
Untuk menilai arteri radialis untuk sampling, harus
melakukan tes Allen dimodifikasi untuk menjamin
patensi arteri ulnaris.
Prosedur :
Persiapan alat :
1. AGD kit:
Spuit spesifik untuk mengambil darah yang akan
digunakan untuk analisa gas darah.
Jarum 20 G 1 ¼ “
Jarum 22 G 1”
1 ml ampul carian heparin (1:1000)
2. Sarung tangan
3. Spuit 5 ml
4. Alcohol or poviodine-iodine pad
5. 4x4 gauze pads
6. Penutup karet untuk spuit
7. Label
Persiapan pasien
1. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang
dan ramah; usahakan pasien senyaman
mungkin.
2. Identifikasi pasien dengan benar sesuai
dengan data di lembar permintaan.
3. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa
atau konsumsi obat.
4. Buat inform concent
Langkah-langkah Tindakan
1. Cek identitas pasien. Beritahu pasien bahwa
anda akan melakukan pengambilan sampel
AGD dan jelaskan tujuan serta prosedurnya.
2. Beritahukan bahwa spesimen akan diambil
dari arteri, jaga privasi klien, dan atur posisi
klien dalam posisi supinasi atau semi fowler.
3. Siapkan peralatan. Beri label syringe dengan
nama pasien, nomor ruangan, nama dokter,
tanggal dan waktu pengambilan, inisial
pelaksana AGD.
4. Beri heparin pada spuit 0,1 ml
5. Cuci tangan dan pakai APD
6. Melakukan tes Allen adalah sebagai berikut :
1) Membendung arteri radialis dan ulnaris
secara bersamaan dengan menekan di kedua
pembuluh darah di pergelangan tangan.
2) Minta pasien untuk mengepalkan tangan dan
melepaskannya sampai kulit terlihat pucat.
3) Lepaskan tekanan arteri ulnaris sementara
mengompresi arteri radial.
4) Perhatikan kembalinya warna kulit dalam
waktu 15 detik (telapak tangan merah)
• Tes Allen adalah positif (arteri ulnaris memiliki
jaminan aliran darah sehingga arteri radialis
dapat diakses)
7. Membersihkan kulit di area tusukan dengan kapas
alcohol. Tangan klien harus ditekuk
sedikit atau letakkan handuk kecil yang digulung di
bawah pergelangan tangan. Hal ini membawa
arteri radial lebih dekat ke permukaan. Ekstensi
berlebihan pada pergelangan tangan harus
dihindari karena dapat menutup jalan denyut nadi.
8. Palpasi denyutan dengan dua jari (telunjuk dan jari
tengah). Setelah menemukan sensasi denyutan
terkuat, sedikit fiksasi arteri dengan telunjuk dan
jari tengah. Hal ini akan mencegah arteri berubah
posisi ketika dilakukan tusukan.
9. Suntikan harus dengan sudut 45° atau kurang di
tangan berlawanan, seperti memegang pensil atau
sebuah anak panah. Penempatan paralel dekat
jarum tersebut akan meminimalkan trauma arteri
dan memungkinkan serat otot polos untuk
menutup lubang tusukan setelah jarum ditarik.
10. Sementara memfiksasi arteri dan dengan sudut jarum
mengarah ke atas, masukkan jarum ke tepat di bawah
permukaan kulit. Sekarang dorong jarum perlahan-lahan
sampai terlihat denyut berkedip darah di pusat jarum.
Berhenti dan pertahankan posisi ini sampai terkumpul 2-4
cc darah dalam alat suntik.
11. Jika jarum masuk terlalu jauh, tarik perlahan-lahan sampai
mengalir darah ke jarum suntik. Seharusnya tidak perluada
aspirasi darah ke jarum suntik sebab tekanan arteri akan
mengisi otomatis alat suntik. Hanya dalam jika digunakan
jarum gauge kecil (misalnya 25 gauge), atau pasien
hipotensi, sebaiknya dilakukan aspirasi jarum suntik.
12. Setelah mendapatkan jumlah darah yang diinginkan, tarik
jarum dan terapkan tekanan ke area tusukan dengan
ukuran 4 × 4. Setelah tekanan diterapkan selama 2 menit,
periksa area untuk perdarahan, aliran, atau rembesan
darah. Jika ada, terapkan tekanan sampai pendarahan
terhenti. Waktu kompresi lama akan diperlukan untuk
pasien pada terapi antikoagulan atau yang memiliki
gangguan perdarahan.
13.Lepaskan jarum dari alat suntik. Jarum tidak
boleh disumbat, bengkok, atau sengaja dirusak
karena bahaya tusukan diri. Semua jarum harus
ditempatkan dalam wadah tahan tusukan
(umumnya dikenal sebagai wadah benda tajam).
14.Sangat penting bahwa gelembung udara yang
dikeluarkan dari spuit gas darah karena dapat
mengubah hasil gas darah. Pegang jarum suntik
tegak lurus dan tekan jarum suntik dengan
lembut sehingga gelembung udara naik ke bagian
atas jarum suntik sehingga dapat dikeluarkan.
15.Lepas sarung tangan dan lakukan cuci tangan
untuk mencegah penyebaran mikroorganisme
dan lakukan pendokumentasian.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan
tindakan AGD
Pasien menerima oksigen, pastikan terapi oksigen telah
berjalan sekurang-kurangnya 15 menit sebelum mengambil
gas darah. Indikasikan pada slip lab, jumlah dan tipe terapi
oksigen yang diterima pasien. Catat suhu pasien, level Hb,
dan RR terbaru. JIka pasien memakai ventilator mekanik,
catat fraksi inspirasi oksigen dan tidal volume.
Pasien tidak memakai O2, indikasikan jika pasien bernafas
dengan udara ruangan.
Pasien baru saja memakai nebulizer, tunggu hingga 20
menit sebelum mengambil sampel. Konsentrasi oksigen
harus tetap konstan selama 20 menit sebelum pengambilan
sampel.
Jika order secara spesifik tanpa oksigen, maka matikan gas
selama 20 menit sebelum pengambilan sampel agar
hasilnya akurat.
Saat menarik spuit untuk mengambil sampel, jika ada
tahanan. Ubah posisi ekstremitas yang dilakukan
tindakan dan cek area tusukan. Lanjutkan
pengambilan darah, jika masih ada tahanan,
beritahukan dokter.
Jika spesimen yang diambil gelap, darah yang gelap
artinya mungkin vena telah terakses, atau darah
sangat kurang oksigen. Pastikan dari mana specimen
diambil apakah dari arterial line. Juga cek level
saturasi oksigen untuk mengevaluasi hipoksemia.
Pastikan bahwa arterilah yang telah ditusuk sebelum
membawa sampel ke lab.
Sampel tidak akan diterima oleh laboratorium kecuali
jarum suntik diberi label, kantong es diberi label, dan
permintaan selesai. Untuk dianggap lengkap,
permintaan harus berisi nama pasien, nomor
pendaftaran, tanggal lahir atau usia, pemesanan
dokter, waktu ditarik, F1O2 dan suhu pasien.
POKOK BAHASAN IV
PENGAMBILAN SAMPEL URINE
Hasil pemeriksaan urine dapat memberikan
informasi tentang ginjal,saluran kemih, hati,
saluran empedu, pancreas, dsb.
Namun, untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan yang akurat, diperlukan
specimen yang memenuhi syarat.
Pemilihan jenis sampel urine, teknik
pengumpulan sampai dengan pemeriksaan
harus dilakukan dengan prosedur yang
benar.
Jenis sampel urine :
Urine sewaktu/urine acak (random)
Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan
setiap saat dan tidak ditentukan secara
khusus.
Mungkin sampel encer, isotonik, atau
hipertonik dan mungkin mengandung sel
darah putih, bakteri, dan epitel skuamosa
sebagai kontaminan.
Jenis sampel ini cukup baik untuk
pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.
Urine pagi
Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah
bangun tidur,
dilakukan sebelum makan atau menelan
cairan apapun.
Urine satu malam mencerminkan periode
tanpa asupan cairan yang lama, sehingga
unsur-unsur yang terbentuk mengalami
pemekatan.
Urine pagi baik untuk pemeriksaan sedimen
dan pemeriksaan rutin serta tes kehamilan
berdasarkan adanya HCG (human chorionic
gonadothropin) dalam urine.
Urine tampung 24 jam
Urine tampung 24 jam adalah urine yang
dikeluarkan selama 24 jam terus-menerus dan
dikumpulkan dalam satu wadah.
Urine jenis ini biasanya digunakan untuk
analisa kuantitatif suatu zat dalam urine,
misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb.
Urine dikumpulkan dalam suatu botol besar
bervolume 1.5 liter dan biasanya dibubuhi
bahan pengawet, misalnya toluene.
Cara pengumpulan urine 24 jam adalah :
Pada hari pengumpulan, pasien harus membuang
urin pagi pertama. Catat tanggal dan waktunya.
Semua urine yang dikeluarkan pada periode
selanjutnya ditampung.
Jika pasien ingin buang air besar, kandung kemih
harus dikosongkan terlebih dahulu untuk
menghindari kehilangan air seni dan kontaminasi
feses pada sampel urine wanita.
Keesokan paginya tepat 24 jam setelah waktu yang
tercatat pada wadah, pengumpulan urin dihentikan.
Spesimen urine sebaiknya didinginkan selama
periode pengumpulan.
Wadah Spesimen
1. Direct clean-catch
2. Cateter clean-catch
3. Supra-pubic clean-catch
Cara pengambilan sampel urine clean-catch
pada pasien wanita :
Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai sabun lalu
mengeringkannya dengan handuk, kain yang bersih atau tissue.
Tanggalkan pakaian dalam, lebarkan labia dengan satu tangan
Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan
arah dari depan ke belakang
Bilas dengan air bersih dan keringkan dengan kasa steril yang
lain.
Selama proses ini berlangsung, labia harus tetap terbuka dan
jari tangan jangan menyentuh daerah yang telah dibersihkan.
Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang. Aliran
urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril yang telah
disediakan. Pengumpulan urine selesai sebelum aliran urine
habis. Diusahakan agar urine tidak membasahi bagian luar
wadah.
Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke laboratorium.
Cara pengambilan urine clean-catch
pada pasien pria :
Pasien harus mencuci tangannya dengan memakai
sabun lalu mengeringkannya dengan handuk, kain
yang bersih atau tissue.
Jika tidak disunat, tarik preputium ke belakang.
Keluarkan urine, aliran urine yang pertama dibuang.
Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah
steril yang telah disediakan. Pengumpulan urine
selesai sebelum aliran urine habis. Diusahakan agar
urine tidak membasahi bagian luar wadah.
Wadah ditutup rapat dan segera dikirim ke
laboratorium
Cara pengambilan urine
Catheter clean-catch
Aspirasi jarum suprapubik transabdominal
kandung kemih
merupakan cara mendapatkan sampel urine yang paling
murni. Pengumpulan urine aspirasi suprapubik harus
dilakukan pada kandung kemih yang penuh.
Lakukan desinfeksi kulit di daerah suprapubik dengan
Povidone iodine 10% kemudian bersihkan sisa Povidone
iodine dengan alkohol 70%
Aspirasi urine tepat di titik suprapubik dengan
menggunakan spuit
Diambil urine sebanyak ± 20 ml dengan cara aseptik/suci
hama (dilakukan oleh petugas yang berkompenten)
Masukkan urine ke dalam wadah yang steril dan tutup
rapat.
Segera dikirim ke laboratorium.
Suprapubic Aspiration