Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

Hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon yang ada


dalam darah dan dikeluarkan oleh sel plasenta/embrio/bakal janin, sebagai hasil
pembuahan sel telur oleh sperma. Karena kehadirannya yang spesifik sebagai hasil
pembuahan itulah, maka HCG dapat dijadikan penanda kehamilan. Namun biasanya
dibutuhkan 3-4 minggu sejak hari pertama menstruasi terakhir (biasanya dokter
menyebutnya HPHT; Hari Pertama Haid Terakhir), agar jumlah HCG dapat dideteksi
oleh uji kehamilan. Ini adalah waktu yang dianjurkan.
Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma di saluran Tuba
falopi, telur yang telah dibuahi itu bergerak menuju rahim dan melekat pada
dindingnya. Sejak saat itulah plasenta mulai berkembang dan memproduksi HCG
yang dapat ditemukan dalam darah serta air seni. Keberadaan hormon protein ini
sudah dapat dideteksi dalam darah sejak hari pertama keterlambatan haid, kira-kira
hari keenam sejak pelekatan janin pada dinding rahim. Kadar hormon ini terus
bertambah hingga minggu ke 14-16 kehamilan, terhitung sejak hari terakhir
menstruasi. Sebagian besar ibu hamil mengalami penambahan kadar hormon HCG
sebanyak dua kali lipat setiap 3 hari. Peningkatan kadar hormone ini biasanya
ditandai dengan mual dan pusing yang sering dirasakan para ibu hamil. Setelah
itu kadarnya menurun terus secara perlahan, dan hamper mencapaikadar normal
beberapa saat setelah persalinan. Tetapi ada kalanya kadar hormon ini masih di
atas normal sampai 4 minggu setelah persalinan atau keguguran.
Kadar HCG yang lebih tinggi pada ibu hamil biasa ditemui pada kehamilan
kembar dan kasus hamil anggur (mola). Sementara pada perempuan yang tidak
hamil dan juga laki-laki, kadar HCG di atas normal bias mengindikasikan adanya
tumor pada alat reproduksi. Tak hanya itu, kadar HCG yang terlalu rendah pada ibu
hamil pun patut diwaspadai, karena dapat berarti kehamilan terjadi di luar rahim
(ektopik) atau kematian janin yang biasa disebut aborsi spontan.
ISI

Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk
ke dalam peredaran darah untuk mempengaruhi jaringan secara spesifik. Hormon
biokimia dalam kehamilan ada Hormon Kehamilan HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin ). Hormon kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang
wanita hamil yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan karena
pertumbuhan jaringan plasenta. Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh villi
choriales ini berdampak pada meningkatnya produksi progesterone
oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi
HCG akan meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa
kehamilan. Hormon ini merupakan indikator yang dideteksi oleh alat test
kehamilan yang melalui air seni. Jika, alat test kehamilan mendeteksi adanya
peningkatan kadar hormon HCG dalam urine, maka alat test kehamilan akan
mengindikasikan sebagai terjadinya kehamilan atau hasil test positif. Dampak Kadar
HCG yang tinggi dalam darah menyebabkan mual muntah (morning sickness).
Hormone Kehamilan yang lain adalah HPL (Human Placental Lactogen), Hormon
relaxin, hormone estrogen, hormon progesterone dan hormone MSH ( Melanocyte
Stimulating Hormone).
Menurut Frandson (1993) Human Chorinic Gonadotropin (HCG) adalah
suatau glikoprotein yang mengandung galaktosa dan heksosamin. Kadar HCG
meningkat dalam darah dan urine segera setelah implantasi ovum yang sudah
dibuahi. Dengan demikian ditemukannya HCG merupakan dasar bagi banyak tes
kehamilan (Murray et al, 1999). Tes kehamilan menggunakan urine, ,karena dalam
wanita hamil mengadung HCG (Human Chorionic Gonadotropin). HCG yaitu suatau
hormon glikoprotein yang mempertahankan system reproduksi wanita dalam
keadaan cocok untuk kehamilan . HCG disentesa pada retikulum endoplasma kasar,
glikosilasi disempurnakan apparatus golgi (Johnson,1994). HCG dapat juga
digunakan dalam upaya mersinkronkan ovulasi dan perkawinan yang diperlukan
agar terjadi suatu konsepsi (Frandson,1993). Bila terdapat HCG dalam urine , HCG
terikat pada antibodi dan dengan demikian akan mencegah aglutinasi partikel lateks
yang dilapisi HCG yang diperlihatkan oleh antibodi tersebut. Dengan demikian uji
kehamilan positif apabila tidak terjadi aglutinasi, dan kehamilan negatif jika terjadi
aglutinasi (Pearce , 1997 ).
Uji kehamilan yang paling sering ditemui adalah dengan pemeriksaan urin.
Kadar minimal beta hCG dalam urin untuk menghasilkan hasil yang positif berkisar
antara 20-100 mlU/mL (meskipun pada test pack mengatakan mempunyai batas
minimal 5 mlU/mL). Sebelum immunoassay(antigen-antibodi) tersedia pada
tahun1960-an uji-uji kehamilan menggunakan bioassay yang memerlukan hewan
seperti kelinci, tikus dan katak untuk membuktikan adanya HCG dalam serum atau
urine. Dewasa ini tes tersebut telah diganti dengan tes imunologik yang
menggunakan antibody terhadap HCG (sacher, 2004).
HCG memiliki dua berkas genetic yaitu CGA dan CGB. Fungsi dari hCG yaitu
berinteraksi dengan reseptor LHCG dan mempromosikan pemeliharaan korpus
luteum selama awal kehamilan, sehingga menyebabkan ia mensekresikan hormon
progresteron. Progresteron memperkaya rahim dengan tebal lapisan dari pembuluh
darah dan kapiler sehingga dapat menopang pertumbuhan janin.

Ada beberapa cara yang digunakan untuk uji kehamilan pada saat ini, berbagai
macam reaksi antara lain:
1. Reaksi dari hogben
Menggunakan kodok afrika selatan yaitu xenovus laevis dimana suntikkan 2 cc
urin wanita hamil. Reaksi positif ditandai dengan keluarnya telur dalam waktu 12-24
jam.
2. Reaksi dari consulof
Menggunakan kodok berwarna yaitu rana exculenta yang seelumnya telah diamil
kelenjar hypohysenya lebih dahulu sehingga warna kodok memucat. Kemudian
disuntikkan 2,5 cc urin wanita hamil. Hasil positif bila warna kodok berubah menjadi
coklat.

3. Reaksi dari Friedman


Menggunakan kelinci betina yang telah 3 minggu di asingkan sehingga tidak
berhubungan dengan kelinci jantan, dimana disuntikkan 5 cc urin wanita hamil
intravena pada vena telinga kelinci selama 2 hari berturut-turut. Setelah 2 jam
dilakukan laparotomi, diambil ovarium dan diperiksa. Hasil psitif bila ditemukan
korpus rubra dan lutea.
4. Reaksi Galli Mainini
Menggunakan kodok jantan yaitu buffo vulgaris dimana disuntikkan 5 cc urin
wanita hamil pada bagian bawah kulit perut kodok. Hasil positif ditandai dengan
adanya sperma pada air kemih kodok yang telah didiamkan selama 3 jam.
5. Reaksi Aschim Zondek
Menggunakan 5 ekor tikus betina imatur, pada hari kelima diadakan operasi
pada tikus yang telah disuntik dengan urin wanita hamil tersebut. Operasi
dititikberatkan pada perubahan ovarium tikus putih. Hasil positif jika terdapat korpus
rubrum.
6. Test Pack
Test pack merupakan alat uji kehamilan yang sangat simple dan dapat dilakukan
dirumah. Bentuk test pack ini ada dua macam yaitu strip dan compact. Bentuk strip
harus dicelupkan kedalam urin yang telah ditampung pada sebuah wadah atau
disentuhkan pada saat buang air kecil. Sedangkan bentuk compact yaitu dengan
meneteskan urin langsung pada bagian tertentu dari alatnya.
Alat uji kehamilan ini memiliki dua buah garis. Garis yang pertama
mengisyaratkan test dilakukan dengan benar, yang biasa disebut dengan garis
kontrol. Garis tersebut akan tampak bila test pack mendapatkan cukup urin untuk
diuji. Sementara garis kedua menunjukkan hasil test, yang merupakan bagian alat
yang memiliki antibody yang bereaksi dengan hCG dan dapat berubah warna
apabila hormon ini terdeteksi.
Test pack mendeteksi keberadaan hormone HCG dalam urin. Hormon
HCG kehamilan ini hanya terbentuk ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel di
dinding rahim, atau sekitar 6 hari setelah zigot menempel di dinding rahim. Jumlah
hormon ini akan meningkat seiring kehamilan dan mencapai puncaknya pada 60-90
hari kehamilan. Alat ini mendeteksi konsentrasi hCG dalam satuan miliInternational
Units (mlU). Semakin kecil nilainya, maka alatnya akan semakin sensitif.
7. Test kehamilan Plano-test
Tes ini menggunakan urin pagi wanita hamil dengan mereaksikan kit neo
planotest duoclon. Dengan melihat ada atau tidaknya aglutinasi saat pencampuran.
Hasil positif ditandai dengan adanya aglutinasi.

Tes Kehamilan
Pemeriksaan laboratorium meliputi:
1. Cara biologis
Dilakukan menggunakan hewan percobaan, adanya HCG akan menyebabkan
reaksi pada organ tertentu.
2. Cara Imunologi
Tes berdasarkan reaksi antigen (HCG) dengan antibody (anti HCG):
1. Aglutinasi Direct
2. Aglutinasi Inhibisi (hambatan aglutinasi)
3. Immunokromatografi Tes Strip
4. Immunokromatografi Tes Pack

Pemeriksaan HCG Metode Strip

1. Pemeriksaan : Pemeriksaan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin )


2. Metode : Test Pack (Strip)
3. Tujuan : Untuk mengetahui adanya hormone HCG di dalam urin untuk
tes kehamilan dengan teknik imunologik
4. Prinsip : Immunokromatografi HCG di dalam urin akan berikatan
dengan anti HCG (anti HCG ini terikat dengan koloid
kompleks berwarna pink).
5. Alat : - Test pack strip
1. Wadah urin
6. Bahan : Urin pagi
7. Cara kerja :
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Membaca petunjuk penggunaan alat.
c. Membuka sachetnya dan mengeluarkan strip test
d. Mencelupkan strip test ke dalam tempat urin sampai batas max, jangan
melebihi garis maksimal, menunggu sekitar 30-60 detik.
e. Mengangkat strip test, menunggu 1-2 menit sampai terlihat garis merah
pada strip
f. Membaca hasil pada strip test.
8. Interpretasi hasil:
- Positif = jika ada dua garis merah pada strip test pada control band
dan test band
- Negatif = jika hanya ada satu garis merah pada strip test yaitu pada
control band
-
9. Hasil Percobaan:
Dari hasil praktikum tentang Penentuan HCG Dalam Urine dapat diketahui
bahwa urine sampel menunjukkan dua strip pada test slide yang berarti
positif hamil.
10. Pembahasan :
Pada praktikum ini kami mendeteksi adanya hormon hCG pada urin.
Dari hasil praktikum urin sampel positif mengandung hCG. Ditandai dengan
terbentuknya dua garis pada control band dan test band. Ini berarti wanita
tersebut positif hamil. Dalam pemerikssan ini kami menggunakan alat test
pack. Prinsip dari alat ini adalah immunochromatographic assay atau
immunochromatographic flow test. Komposisi dari alat ini adalah setiap strip
test mengandung campuran nitrocellulose membrane dengan 0,6 mikogram
Anti-HCG capture antibody, 0,6 mikogram Anti-Mouse IgG, 0,07 mikogram
Anti-HCG antibody gold. Ada kaitannya dengan immunologi, yaitu adanya
hubungan ikatan antara antigen dan antibody. Alat tes kehamilan terdiri dari
membrane yang telah dilapisi dengan anti hCG pada test line/capture, ini
berarti pada daerah itu hanya akan membentuk garis warna apabila ada hCG
dalam urin sampel. hCg adalah hormone yang sangat spesifik ada dalam urin
ibu hamil. Tidak adanya hormon HCG, maka tidak akan terbentuk pita di
daerah tes. Reaksi pencampuran berlanjut di sepanjang absorban melewati
daerah tes dan kontrol. Keuntungan penggunaan teknik imunokromatografi
adalah mudah dilakukan, hasil cepat (3-10 menit), sentrifugasi atau filtrasi
tidak diperlukan, bersifat spesifik. Kerugian teknik ini, diperlukan kadar HCG
minimal 1,5-2,5IU/ml hingga muncul reaksi positif, sehingga pada kadar yang
lebih rendah tidak akan bereaksi, dan dapat menimbulkan hasil uji yang
palsu.
Prinsip tes imunologik ini adalah berdasarkan terjadinya reaksi
imunologis kimiawi antara HCG dalam urin dengan antobodi HCG (anti
HCG). Suspensi lateks mengandung antibody monoclonal anti HCG dengan
natrium azida sebagai pengawet sebagai anti HCG dan hormon HCG yang
terkandung dalam urin sebagai antigen. Ketika anti HCG (antibodi) bertemu
dengan antigen (hormon HCG) maka terbentuklah kompleks imun(kompleks
antigen-antibody /immunoassay)

Perkiraan Kadar HCG dalam Darah:

Kurang dari 5 IU/l


Perempuan yang tidak hamil dan laki-laki
(international units per liter)

24-28 hari setelah haid terakhir 5100 IU/L

4-5 minggu (1 bulan) setelah haid


50500 IU/L
terakhir

Ibu 5-6 minggu setelah haid terakhir 10010.000 IU/L


hamil:
14-16 minggu (4 bulan) setelah haid
12.000270.000 IU/L
terakhir

kehamilan trimester ketiga 1.000-50.000 IU/L

Perempuan pasca menopause Kurang dari 10 IU/l

Alat uji kehamilan untuk dipakai di rumah (home pregnancy test, HPT) yang
biasa dikenal dengan test pack merupakan alat praktis yang cukup akurat untuk
mendeteksi kehamilan pada tahap awal yang menggunakan urine. Urine yang
digunakan yaitu air seni pertama setelah bangun pagi, karena konsentrasi hormon
HCG tinggi pada saat itu. Bentuk alat tes kehamilan (test pack) ada dua macam,
yaitu strip dan compact. Bedanya, bentuk strip harus dicelupkan ke urine yang telah
ditampung atau disentuhkan pada urine waktu buang air kecil. Untuk compact sudah
ada tempat untuk menampung urine yang akan diteteskan.
Bila sudah menyentuhkan alat tes kehamilan (test pack) dengan urine, maka
akan muncul hasil berupa garis merah. Kemunculan satu atau dua garis
mengisyaratkan kalau test pack dilakukan dengan benar, karena test pack
menggunakan urine yang cukup. Sebaliknya, kalau tidak muncul garis merah bias
saja diakibatkan oleh kelalaian pemakai, oleh karena itu penting bagi seseorang
yang baru pertama kali menggunakan alat tes kehamilan (test pack) untuk mengikuti
petunjuk penggunaan. Kalau garis pertama sudah muncul, kemunculan garis kedua
menyatakan seseorang hamil. Alat tes kehamilan (test pack) yang akurat
mendeteksi adanya hormon HCG (human Chorionic Gonadotropin), yaitu hormon
yang diproduksi oleh plasenta yang terbentuk setelah adanya pembuahan.
Metode tes kehamilan yang dilakukan adalah metodei muno kromatografi
dengan menggunakan sampel berupa air seni (urin). Alat yang digunakan untuk
pemeriksaan merupakan alat yang dijual secara bebas dan dapat dipergunakan
kapanpun dan oleh siapapun. Keuntungan strip uji kehamilan adalah bias dilakukan
sendiri di rumah, prosedur pengujian yang mudah dilakukan, harga strip yang
relative murah, jenis alat tes bervariasi, akurasi hasil uji yang tinggi (97 99%), serta
dapat mendeteksi kehamilan lebih dini.
Mekanisme kerja tes kehamilan melalui air seni ini adalah dengan menggunakan
prinsip adanya ikatan antibodi antigen. Sebagai antigennya adalah adanya protein
hormon beta hCG (hormon yang dihasilkan trofoblas/ bagian plasenta) dan sebagai
antibodi adalah antibodi yang dihasilkan binatang kuda yang disuntik hormon beta
Hcg.
Antibodi yang berupa protein ini dikloning pada bakteri E coli. Kemudian
antibody dalam jumlah tertentu ini, setelah direaksikan dengan zat tertentu yang
akan berubah warna bila bereaksi dengan antigen, ditempelkan pada alat
pemeriksa. Kadar antibodi yang ada akan menentukan kepekaannya. Karena itu,
ada dua macam kepekaan, yaitu 25 mIU dan 50 mIU. Kepekaan ini yang
menentukan pada hari keberapa alat ini sudah peka untuk mendeteksi kehamilan.
Sebagai contoh, untuk 25 mIU, dapat mendeteksi kehamilan saat hari pertama mens
berikut, sementara 50 mIU perlu sepuluh hari terlambat.
Aschheim dan Zondek telah menggunakan uji kehamilan dengan penanda
hCG sejaktahun 1920. Uji biologis ini menggunakan hewan (katak, tikus, kelinci)
yang kemudian disuntik dengan serum atau urin perempuan yang diduga hamil
untuk melihat reaksi yang terjadi pada ovarium atau testis hewan percobaan
tersebut. Prinsip uji biologic penanda 3 hCG selanjutnya dikembangkan dengan cara
mengambil anti serum hCG dari hewan yang telah memproduksi antibody hasil
stimulasi dengan hCG (protein dengan sifat antigenik). Bila urin diteteskan ke
antiserum maka terjadi mediasi aktifitas antiserum untuk beraksi dengan partikel
lateks yang dilapisi dengan hCG (latex particle agglutination inhibition test) atau sel
darah merah yang telah disensitisasi dengan hCG (hemagglutination inhibition test).
Pada perempuan yang hamil, hCG di dalam urinnya akan menetralisir antibody
dalam antiserum sehingga tidak terjadi reaksi aglutinasi. Pada perempuan yang
tidak hamil, tidak terjadi netralisasi antibody sehingga terjadi reaksi aglutinasi.

Anda mungkin juga menyukai