OLEH :
AYU ISNANI
NPM : 1807210001
Assalamualaikum wr wb
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH swt yang telah
memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah “KEBUDAYAAN” yang berjudul “HUBUNGAN LITERASI KESEHATAN
DENGAN KUALITAS HIDUP PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LAMPUPOK KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR”
ini tepat pada waktunya.
. Saya menyadari dengan segala keterbatasan yang saya miliki makalah ini
jauh dari kesempurnaan seperti yang telah diharapkan. Semoga makalah ini bisa
memberikan ilmu kepada saya khususnya dan kepada semua mahasiswa
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Aceh .
(AYU ISNANI)
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
PEMBAHASAN
1. Perspektif Sosial
B. Jalan Keluar
1. Perspektif Sosial
Menghadapi permasalahan kesehatan penyakit tidak menular diabetes
melitus bukan lah suatu yang asing didengar. Perspektif sosial dalam menangani
penyakit diabetes melitus adanya dukungan sosial dari suami, keluarga dan
lingkungan sosial dilingkungan tempat tinggal. Bertemu dan berkumpul dengan
penderita lain sesama diabetes sangat dibutuhkan oleh penderita diabetes. Hal
ini dapat mengurangi stress yang mereka alami, karena mereka akan saling
berbagi pengalaman dan merasakan bahwa tidak hanya dirinya yang menderita
diabetes. Dukungan keluarga juga besar pengaruhnya untuk meminimalkan
stress yang timbul selama penderita sakit. Membawa penderita rutin
keposyandu lansia untuk memeriksa kesehatan secara rutin. Memberikan
penyuluhan kepada masyarakat disaat posyandu atau posbindu di desa, guna
untuk memberikan informasi tentang diabetes melitus (Agus Widodo, 2012).
2. Perspektif Budaya
Perspektif budaya tentang masalah kesehatan mengenai penyakit
diabetes melitus sering didapatkan dikalangan kehidupan kita. Hal ini masih
sangat banyak masyarakat yang menganut keyakinan pada hal-hal yang
menyangkut tahayyul. Tetapi dengan adanya ilmu pengetahuan yang semakin
maju, bukan berarti kita tidak mempercayai yang ada dikalangan masyarakat.
Budaya lokal dan nilai-nilai kebijakan lokal dipandang sebagai kekuatan
sosial yang mempengaruhi keefektifan pengendalian penyakit di masyarakat.
Penyakit tidak menular diabetes melitus sudah sangat populer dikangan
masyarakat. Penyakit ini menyerang semua usia, karena gaya hidup yang
semakin berubah pola makan yang tidak terkontrol menyebabkan semakin tinggi
penyakit diabetes melitus.
3. Perspektif Agama
Berbagai penelitian dilakukan berkaitan dengan penderita diabetes
mellitus (selanjutnya disingkat DM), diantaranya pada pola hidup penderita,
seperti diit yang tepat, gerak badan atau olahraga yang tepat, penggunaan obat
sampai dengan faktor psikologis para penderita. Salah satu penelitian itu adatah
penelitian pada The Joumal of American Medical Association yang melaporkan
sebuah penemuan hasil studi 21 ribu orang dokter. Hal sepertl ini dapat dllihat
dari sulitnya para penderita dalam mengontrol gula darahnya.
Kerapkali pasien yang datang ke dokter adalah pasien yang gula
darahnya sudah tinggi. Bagi seorang penderita dibetes mellitus sikap optimis
sangatlah dibutuhkan berkaitan dengan penyesuaian diri dengan pola hidupnya.
Seorang penderita DM merupakan seseorang yang menderita suatu penyakit
yang akan terus menerus diidap seumur hidupnya. Penyesuaian pola hidup yang
mencakup perubahan pola makan, olah raga, dan minum obat atau harus
menyuntikkan insulin bagi penderita tipe satu setiap harinya dan seumur
hidupnya. Tidak semua penderita mampu dan mau melakukan perubahan pada
pola hidupnya.
Bagi pendertta DM apalagi yang masih muda, melakukan perubahan pola
hidup seperti yang sudah ditetapkan sangatlah susah bahkan bisa jadi hal itu
menimbulkan suatu keputusan. Rasa putus asa itu timbul jika tanpa disertai oleh
keyakinan agama dari penderita itu sendiri. Menurut (Ramayulis, 2010)
Selanjutnya dijelaskan bahwa hal seperti itu memang sudah menjadi
fitrah manusia seperti yang diungkapkan dalam Al Qu’ran surat Yunus ayat 22
dan surat AI An'am ayat 63 yang dapat disimpulkan bahwa jika manusia mulai
mengalami kesusahan, musibah atau bahaya, mereka dengan suara merendah
memohon agar Allah SWT menyelamatkan mereka dan menolong mereka. Bila
dalam meminta kepada Sang Pencipta disertai dengan keyakinan, rasa percaya
dan kepasrahan yang tulus, maka akan timbul keyakinan bahwa apa yang dialami
individu adalah sesuatu yang memang ditakdirkan kepadanya dan lama
kelamaan keyakinan itu akan menimbulkan suatu sikap diri untuk menerima
segala ketentuan sang pencipta terutama pada penyakit yang dideritanya.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Penyakit Tidak Menular (PTM), termasuk Diabetes saat ini telah menjadi
ancaman serius kesehatan global. Dikutip WHO 2016, 70% dari total kematian di
dunia dan lebih dari setengah beban penyakit. 90-95% dari kasus diabetes adalah
diabetes tipe 2 sebagai besar dapat dicegah karena disebabkan oleh gaya hidup
yang tidak sehat. Pengaruh sosial, budaya dan agama masyarakat merupakan
faktor utama yang mendasari dalam kepatuhan penderita diabetes melitus.
Diketahui juga bahwa rasa kekhawatiran tentang penyakit diabetes melitus pada
penderita di Puskesmas Lampupok semakin hari semakin meningkat. Karena
masih ditemukan anak-anak dibawah umur dengan jajanan yang tidak sehat.
Merubah pola pikir dan sudut pandang kita dengan cara membantu pemerintah
dalam mensukseskan berbagai program kesehatan. Hubungan tingkat
pendidikan, pengetahuan dan pertisipasi masyarakat dalam pencegahan
penyakit tidak menular diabetes melitus di Puskesmas Lampupok Kecamatan
Indrapuri Kabuaten Aceh Besar.
DAFTAR PUSTAKA
Kresno S., Aspek sosial budaya dalam kesehatan, Universitas Indonesia, Depok,
2005.
http://www.depkes.go.id/article/view/18121200001/prevent-prevent-and-
prevent-the-voice- of-the-world-fight-diabetes.html