Oleh :
Tomarianto
20212215
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan Masalah Penelitian Pendahuluan..........................................................
C. Tujuan Penelitian Pendahuluan............................................................................
BAB II METODOLOGI PENELITIAN..............................................................
A. Jenis Penelitian.....................................................................................................
B. Populasi Dan Sampel Penelitian...........................................................................
C. Prosedur Penelitian...............................................................................................
D. Jenis Instrumen Pengumpulan Data.....................................................................
E. Teknik Analisa Data............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
Dibetes melitus adalah gangguan metabolic yang ditandai peningkatan
kadar glukosa darah (Hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin
dan kerja insulin, kadar glukosa darah setiap hari bervariasi, kadar gula
darah akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2
jam. Kepatuhan rata-rata pasien pada terapi jangka panjang terhadap
penyakit kronis dinegara maju hanya 50% sedagkan di Negara berkembang
jumlah tersebut bahkan lebih rendah. Kepatuhan pasien sangat diperluan
untuk mencapai keberhasilan terapi utama penyakit yang tidak menular
sepertis penyakit diabetes militus dan penyakit lainnya. Kepatuhan pasie
pada terapi penyakit diabetes melitus dapat memberikan efek negatif yang
sangat besar karena presentase kasus penyakit tidak menular tesebut
diseluruh dunia mencapi 54% dari seluruh penyakit pada tahun 2001.
Angka ini bahkan diperkirakanakan meningkat menjadi lebih dari 65% pada
tahun 2020. Prediksi sepuluh tahun yang lalu bahwa jumlah diabetes akan
mencapai 350 juta pada tahun 2025, ternyata sudah sejauh terlampau. Lebih
dari setengah populasi dunia yang menderita penyakit diabetes berada di
Asia, terutama di India, China, Pakista, dan Indonesia. Prevalensi Diabetes
Melitus pada orang dewasa 20-79 tahun diperkirankan 8,8% dari
keseluruhan penduduk di dunia. Penderita diabetes usia lanjut 20-79 tahun,
5,0 juta kematian akibat diabetes dan jumlah penderita Diabetes Melitus
usia lanjut 20-79 diprediksikan naik menjadi 642 juta pada tahun 2040 (Ayu
& Puspita, 2020).
Menurut WHO (World Health Organization) Diabetes Melitus adalah
penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak memproduksi cukup
insulin atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan
secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur glukosa
darah. Hiperglikemia, juga disebut peningkatan glukosa darah atau
peningkatan gula darah, adalah efek umum dari diabetes yang tidak
terkontrol dan seiring berjalannya waktu menyebabkan kerusakan serius
pada banyak sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah.Pada tahun
2014, 8,5% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas menderita diabetes. Pada
tahun 2019, diabetes menjadi penyebab langsung dari 1,5 juta kematian dan
48% dari seluruh kematian akibat diabetes terjadi sebelum usia 70
v
tahun. 460.000 kematian akibat penyakit ginjal lainnya disebabkan oleh
diabetes, dan peningkatan glukosa darah menyebabkan sekitar 20%
kematian kardiovaskular (1) .Antara tahun 2000 dan 2019, terdapat
peningkatan sebesar 3% pada angka kematian akibat diabetes menurut
standar usia. Di negara-negara berpendapatan menengah ke bawah, angka
kematian akibat diabetes meningkat 13%.Sebaliknya, kemungkinan
kematian akibat salah satu dari empat penyakit tidak menular utama
(penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan kronis, atau
diabetes) antara usia 30 dan 70 tahun menurun sebesar 22% secara global
antara tahun 2000 dan 2019.
Diabetes tipe 2 memengaruhi cara tubuh Anda menggunakan gula
(glukosa) sebagai energi. Ini menghentikan tubuh menggunakan insulin
dengan benar, yang dapat menyebabkan tingginya kadar gula darah jika
tidak diobati. Seiring berjalannya waktu, diabetes tipe 2 dapat menyebabkan
kerusakan serius pada tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah. Diabetes
tipe 2 seringkali dapat dicegah. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
perkembangan diabetes tipe 2 termasuk kelebihan berat badan, kurang
berolahraga, dan genetika. Diagnosis dini penting untuk mencegah dampak
terburuk diabetes tipe 2. Cara terbaik untuk mendeteksi diabetes sejak dini
adalah dengan melakukan pemeriksaan rutin dan tes darah ke penyedia
layanan kesehatan. Gejala diabetes tipe 2 mungkin ringan. Mereka mungkin
membutuhkan waktu beberapa tahun untuk diperhatikan. Gejalanya
mungkin mirip dengan diabetes tipe 1, namun seringkali kurang
jelas. Akibatnya, penyakit ini dapat didiagnosis beberapa tahun setelah
timbulnya penyakit, setelah timbul komplikasi. Lebih dari 95% penderita
diabetes menderita diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 sebelumnya disebut non-
insulin dependen, atau onset dewasa. Sampai saat ini, diabetes tipe ini hanya
ditemukan pada orang dewasa namun kini semakin sering terjadi pada anak-
anak
Di Indonesia sendiri pada tahun 2018, penderita Diabetes Melitus
mengalami peningkatan yang sangat signifkan disetiap provinsi seuruh
Indonesia. Hasil Riset Kesehatn Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukan
bahwa secara nasional, prevalensi Diabetesa Melitus berdasarkan
vi
diagnosisdokter pada rentang usia 55-64 tahun menempati posisisebagai
6,3%, disusul usia 65-74 tahun sebesar 6,03%. Prevalensi nasional Diabetes
Melitus berdasarakan hasil pengukuran kadar glukosa darah pada penduduk
umur kurang lebih 15 tahun yang bertempat tinggal diperkotaan adalah
1,9% diperdesaan 1,0% (Riskesdes, 2018). Di Sulawesi selatan sendiri
menurut hasil riset kesehatan dasar yang dilakukan oleh Kementrian
Kesehatan Republic Indonesia (2018), prevalensi diabetes pada tahun 2018
meningkat menjadi 1,5% yang sebelumya 1.4% pada tahun 2015
(Kementrin Kesehatan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2018). Masyarakat
yang terdeteksi Diabetes Mellitus sebanyak 10 orang. Dengan adanya
peningkatan ini maka perlu penanganan yang serius, karena dapat
menyebabkan komplikasi bahkan berakibat sampai kematian. Upaya yang
perlu dilakukan untuk mencegah komplikasi yaitu dengan melalui
pengobatan, perubahan dan pengandalian pola hidup, serta peningkatan
pengatahuan sehingga diabetes mellitus dapat ditangani dengan baik.
Tujuan penelitian mengetahui pelaksanaan ketikstabilan kadar glukosa
darah pada pasien Diabetes Militus Tipe 2.
vii
2. Untuk menganalisa ketidakstabilan kadar glukosa darah pada pasien
diabetes melitus tipe II.
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang akan di berikan pada pasien
diabetes melitus tipe II
4. Untuk mengetahui diagnosa apa saja yang akan muncul pada pada pasien
diabetes melitus tipe II
5. Untuk mengetahui tindakan apa saja yang akan di lakukan pada pasien
diabetes melitus tipe II
6. Untuk mengetahui intervensi apa saja yang akan di lakukan pada pasien
diabetes melitus tipe II
viii
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada studi pendahuluan ini, adalah
penelitian observasional dan penelitian survey dengan cross sectional
survey, dan dilihat juga dari segi pendekatannya tergolong dalam penelitian
kuantitatif.
ix
random Dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara
menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga
diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian. Pada penelitian ini
peneliti membutuhkan 22 sampel yang memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Penderita kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe 2.
2. Melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah.
3. Melakukan pemeriksaan hemoglobin sebelum dan sesudah.
x
Keterangan : £= jumlah total
Seluruh total n1=data ke 1
N2=data ke 3 dst
DAFTAR PUSTAKA
Nur Syamsi Norma Lalla, Jena Rumatiga, Politeknik Sandi Karsa. 2022,
Ketikdakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe
II.
NSN Lalla, J Rumatiga - J. Ilm. Kesehatan Sandi Husada, 2022 -
researchgate.net
AD Sahwa, E Supriyanti – Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan, 2023 –
Jurnal-
d3per.uwhs.ac.id.
Jaringan Kolaborasi Beban Penyakit Global. Studi Beban Penyakit Global
2019. Hasil. Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan. 2020
( https://vizhub.healthdata.org/gbd-results/ ).
Tirtayasa Medical Journal Volume 2 No 2 (2023) April: 77-84 DOI:
http://dx.doi.org/10.52742/tmj.v2i2.19529
D Novitasari, DN Ariqoh, P Adriani… - Jurnal Altifani Penelitian …, 2022 -
altifani.org
Sahwa, A., & Supriyanti, E. (2023, January 31). Penerapan Diet 3J Untuk
Mengatasi
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien DM Tipe
2. Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan, 7(1), 22-26.
https://doi.org/https://doi.org/10.33655/mak.v7i1.156
Kurniasari, S. ., Nurwinda Sari, N. ., & Warmi, H. . (2021). Pola Makan
Dengan Kadar
Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 . Jurnal Riset Media
xi