Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II


SISTEM ENDOKRIN GANGGUAN ASKEP DIABETE MELLITUS
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
ANDINI LESTARI (1901007)
BERTHA VERDIYANES (1901009)
CUT GEUBRIENA MAULIDYA IRFA (1901010)
DEVIANARISA (1901012)
NURUL AUZA (1901025)

Dosen Pembimbing : Ns.Edy Mulyadi.M.kep,RN.WOC(ET)N

PROGRAM STUDY KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


UNIVERSITAS SAINS CUT NYAK DHIEN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi allah swt yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami d
apat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongannya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah cur
ahkan kepada baginda tercinta kita yaitu nabi Muhammad SAW,yang kita nantikan syafaat
nya diakhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada alah swt atas limpahan nikmatnya baik berupa
sehat fisik maupun akal fikiran,sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan makal
ah sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II dengan judul ”Diabetes
Melitus (DM)”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masi
h banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu,penulis mengharapka
n kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,supaya makalah ini nantinya menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar –besarnya..

Demikian,semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Langsa, 12 juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2

.1 Pengertian..............................................................................................................2
2.2 Etiologi..................................................................................................................3
.3 Manifestasi Klinis..................................................................................................3
.4 Patofisiologis.........................................................................................................4
.5 Cara Pencegahan...................................................................................................5
.6 Penatalaksanaan ....................................................................................................6
2.7.Asuhan Keperawatan.............................................................................................7

BAB III PENUTUP.........................................................................................................12

.1 Kesimpulan ...........................................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan glukosa
darah dan memengaruhi kemampuan tubuh menggunakan energi dalam melakukan aktivitas
sehari-hari. Peningkatan glukosa darah disebabkan oleh gangguan pankreas dalam
memproduksi insulin atau kemampuan reseptor insulin pada sel tubuh tidak sensitif. Glukosa
yang tidak dapat dibawa ke sel tubuh uleh insulin akan berdampak pada sel tidak dapat
memproduksi energi yang sesuai kebutuhan individu. Diabetes melitus dapat diklasifikasikan
menjadi tiga tipe, yaitu; 1 tergantung insulin atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(IDDM), tipe 2 tidak tergantung insulin atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM), dan tipe gestasional (diabetes saat kehamilan) (WHO, 2016).

Diabetes tidak hanya menyebabkan kematian prematur diseluruh dunia.penyakit ini


juga penyebab utama kebutaan,penyakit jantung,gagal ginjal.organisasi internasional diabetes
federation (IDF) memperkirakan sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun
didunia menderita diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan angka prevalensi sebesar 9,3
% dari total penduduk pada usia yang sama.berdasarkan jenis kelamin, idf memperkirakan
prevalensi diabetes ditahun 2019 yaitu 9% pada perempuan dan 9.65% pada laki-
laki.prevalensi diabetes diperkirakan meningkat seiring penambahan umur penduduk menjadi
19.9% atau 111,2 juta orang pada umur 65-79 tahun.angka diprediksi terus meningkat hingga
mencapai 578 juta ditahun 2030 dan 700 juta ditahun 2045.
Riset kesehatan dasar (rikesdas) yang dilaksanakan pada tahun 2018 melakukan
pengumpulan data penderita diabetes mellitus pada penduduk berumur lebih dari 15
tahun.kriteria diabetes mellitus pada riskesdas pada 2018 mengacu pada konsensus
perkumpulan endokrinologi indonesia (terkini) yang mengadopsi kriteria american diabetes
asosiation.menurut kriteria tersebut diabetes mellitus ditegakkan bila kadar glukosa darah
puasa lebih dari 126 mg/dl,atau glukosa darah 2 jam paska pembebanan lebih dari 200 mg/dl
atau glukosa darah sewaktu lebih dari 200 mg/dl dengan gejala sering lapar,haus,sering bunag
air kecil dan dalam jumlah banyak dan berat badan turun.
Hasil riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevelensi diabetes mellitus diindonesia
berdasarkan diagnosis dokter pada umur lebih dari 15 tahun sebesar 2%.angka ini
menunjukkan peningkatan dibandingkan prevelensi diabetes mellitus pada penduduk lebih
dari 15 tahun pada hasil riskesdas 2013 sebesar 1,5%. namun prevalensi diabetes mellitus

1
menurut hasil pemeriksaan gula darah meningkat dari 6,9% pada 2013 menjadi 8,5% pada
tahun 2018.angka ini menunjukkan bahwa baru sekitar 25% penderita diabetes yang
mengetahui bahwa dirinya menderita diabetes mellitus.
Dimodifikasi yaitu berat badan lebih,obesitas abdominal / central,kurangnya aktivitas
fisik,hepertensi,dislipedemia,diet tidak sehat dan tidak seimbang (tinggi kalori) kondisi pre
diabetes yang ditndai dengan toleransi glukosa terganggu (TGT 140-199 mg/dl) atau gula
darah puasa terganggu (GDPT >140 mg/dl) yang merokok.

Pada riskesdas 2018,prevalensi diabetes mellitus pada perempuan lebih tinggi


dibandingkan laki;laki dengan perbandingan 1,78% terhadap 1,21% dan pada riskesdas
2013 prevelensi pda perempuan terhadap laki-laki sebesar 1,7% terhadap 1,4%.pada 5
tahun terakhir, prevelensi pada perempuan menunjukkan sedikit peningkatan.sedangkan
prevalensi pada laki-laki menunjukkan penurunan.
Penderita diabetes mellitus pada responden yang tinggal diwilayah perkotaan
lebih tinggi dibandingkan yang tinggal dipendesaan,yaitu 2 % berbanding 1% pada
riskesdas 2013 dan 1,89% berbanding 1,01% pada riskesdas 2018 hal ini dapat diasumsi
adanya ases terhadap deteksi kasus dipelayanan kesehatan yang lebih baik pada wilayah
perkotaan dibandingkan pendesaan.
Komplikasi diabetes mellitus yang menyerang jantung dan pembuluh
darah,meliputi penyakit jantung,stroke,serangan jantung,dan penyempitan ateri
(aterosklerosis).mengontrol kadar gula darah dan faktor resiko lainnya dapat mencegah
dan menunda komplikasi pada penyakit kardiovaskuler.
Komplikasi diabetes tipe 1 maupun 2 dapat menyebabkan komplikasi berupa
kerusakan retina mata,kerusan saraf,kerusakan ginjal,disfungsi seksual,keguguran atau
bayi lahir mati dari ibu penderita diabetes mellitus.
Diabetes dapat menyebabkan stroke jika gula darah tidak terkontrol dengan
baik.kadar gula darah yang terlalu tinggi dalam darah dapat menyebabkan terbentuknya
sumbatan dan deposit lemak dipembuluh darah.diabetes dapat menyerang kardio vaskuler
karna glukosa berlebihan yang mengalir dalam darah bisa merusak pembuluh darah dan
pada akhirnya memicu serangan jantung. Pada penderita diabetes,kadar gula darah yang
tinggi secara perlahan akan menyumbat pembuluh darah tersebut, sehingga asupan darah
keretina berkurang akibat retina akan membentuk pembuluh darah baru guna mancukupi
kebutuhan darah. Neoropatik diabetik terjadi pada oederita diabetes ketika kadar gula
darah yang tinggi melemahkan dinding pembuluh darah yang memberika asupan oksigen

2
dan nutrisi untuk sel saraf, akibatnya bterjadi gangguan kerusakan pada fungsi saraf.
Ketika seseorang mengalami diabetes tumbuh darah kecil dalam tubuh akan terluka. Jika
pembuluh darah pada organ ginjal terbuka, ia tidak mampu membersihkan darah dengan
benar. Tubuh mungkin akan mempertahankan lebih banyak air dan garam dari yang
seharusnya. Disfungsi eresi pada pengidap diabetes terjadi karena adanya perubahan pada
tubuh yang menyebabkan ganaguan pada saraf dan pembuluh darah. Diabets yang tidak
terkontrol akan memiliki dampak berbeda pada setiap trimester kehamilan. Kadar gula
yang tinggi ditrimester pertama bisa menyebabkan cacat lahir, seperti cacat tabung saraf
dan cacat jantung, hingga keguguran

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dari Diabetes Mellitus?
2. Apa etiologi dari Diabetes Mellitus?
3. Bagaimana manifestasi klinis pada pasien Diabetes Mellitus?
4. Bagaimana patofisiologi dari Diabetes Mellitus?
5. Bagaimana cara pencegahan Diabetes Mellitus?
6. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien Diabetes Mellitus?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari Diabetes Mellitus
2. Untuk mengetahui apa etiologi dari Diabetes Mellitus
3. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis pada pasien Diabetes Mellitus
4. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi pada Diabetes Mellitus
5. Untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan Diabetes Mellitus
6. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan pada pasien Diabetes Mellitus
7. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan ketidakmampuan
tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat. Lemak dan protein, mengarah ke hiperglikemia
(kadar glukosa dan darah tinggi). Diabetes mellitus (DM) terkadang dirujuk sebagai “gula tinggi”,
baik oleh klien maupun penyedia layanan kesehatan. Pemikiran dari hubungan gula dengan DM dalah
sesuai karena lolosnya sejumlah besar urine untuk mengandung gula ciri dari DM yang tidak
terkontrol walaupun hiperglikemia memainkan sebuah peran penting dalam perkembangan
komplikasi terkait DM, kadar yang tinggi dari glikosa darah hanya satu komponen dari proses
patologis dan menifestasi klinis yang berhubungan dengan DM. Proses patologis dan faktor resiko
lain adalah penting, dan terkadang merupakan faktor-faktor independen. Diabetes mellitus dapat
berhubungan dengan komplikasi serius, namun orang dengan DM dapat mengambil cara-cara
pencegahan untuk mengurangi kemungkinan kejadian tersebut (Black, M. Joyce,2014).

Amenrican Diabetes Association mendefinisikan Diabetes mellitus (DM) sebagai suatu kelompo
k penyakit metabolisme dengan karakteristik hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insul
in ataupun keduanya (ADA 2014). Menurut Canadian Diabetes Association DM adalah gangguan me
tabolisme dengan karakteristik hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua
nya (Canadian Diabetes Association 2013)

Internasional Diabetes Faderation mendefinisikan Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyaki
t kronis yang terjadi akibat tubuh tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup atau tidak dapat meng
gunakan secara efektif (IDF 2013). Sehingga dalam Epidemiologi “ Internasional Diabetes Federatio
n “ mengatakan bahwa prevalensi penderita DM didunia pada tahun 2013 adalah 8,3 % berkira 382 ju
ta jiwa dan diperkirakan meningkat menjadi 592 juta jiwa pada tahun 2035 atau 1 orang penderita Dia
betes mellitus (DM) diantara 10 orang dewasa atau sama dengan 3 kasus baru setiap 10 detik atau 10 j
uta penderita per tahun, dijumpai pada negara berkembang. Diantara 10 negara prevalensi tertinggi pe
nderita Diabetes mellitus (DM) usia 20-79 tahun adalah Tekelau (37,5%), federasi Mecronesia (35%),
kepulauan marshall (34,9%), kiribati (28,8%), kepulaun cook (25,7%), Saudi arabia (23,9%), nauru (2
3,3%), kuawit (23,3%), dan Qatar (22,9%), sedangkan jumlah penderita Diabetes mellitus (DM) usia
20-79 terbanyak adalah Cina (98,4%), India (65,1%), Amerika serikat (24,4%), Brazil (11,9%), Feder
asi Rusia (10,9%), Meksiko (8,7%), Indonesia (8,5%), Jerman (7,6%), Mesir (7,5%), Jepang (7,2 %)(I
DF 2013).

Bukan mustahil bagi Indonesia bahwa dalam perkiraan statistik W ild, (2014), penderita Diabetes
Mellitus (DM) diIndonesia pada tahun 2030 sebanyak 21,3 juta, terjadi peningkatan jika dibandingkan

4
dengan tahun 2000 yakni sebanyak 8,4 juta orang. Laporan tersebut menempatkan Indonesia di posisi
ke empat teratas setelah India, Cina, dan Amerika serikat sebagai negara penderita DM terbanyak
(Diabetes Care,2004). Data dari DEPKES RI melalui Riset Kesehatan Dasar dapertemen Kesehatan
Republik Indonesia (Riskesdas DEPKES RI,2013),menunjukan terjadi peningkatan prevalensi
Diabetes Mellitus (DM) berdasarkan wawancara dari 1,1 persen (2007) menjadi 2,1 persen (2013)
(DEPKES RI , 2013)

Diabetes melitus berasal dari bahasa yunani. Diabetes berarti pancuran, Melitus berarti
madu. Penderita diabetes melitus akan mengeluarkan urine yang mengandung kadar gula
tinggi karen adanya kesalahan pada sistem kimiawi tubuh bagian dalam. Gula ini terutama
berupa glukosa, glukosa tersebut terkumpul dalam aliran darah dan dibuang melalui urine.

Diabetes melitus dikenal dengan istilah penyakit gula darah atau penyakit kencing manis
dikalang masyarakat umum. Diabetes sudah dikenal sejak dua ribu tahun yang lalu oleh ahli
kesehatan yunani,yaitu Celcus dan Areteus, yang memberikan nama tersebut bagi orang yang
menderita banyak dan banyak kencing (Lanywati, 2001).

Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan glukosa
darah dan memengaruhi kemampuan tubuh menggunakan energi dalam melakukan aktivitas
sehari-hari. Peningkatan glukosa darah disebabkan oleh gangguan pankreas dalam
memproduksi insulin atau kemampuan reseptor insulin pada sel tubuh tidak sensitif. Glukosa
yang tidak dapat dibawa ke sel tubuh uleh insulin akan berdampak pada sel tidak dapat
memproduksi energi yang sesuai kebutuhan individu. Diabetes melitus dapat diklasifikasikan
menjadi tiga tipe, yaitu; 1 tergantung insulin atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(IDDM), tipe 2 tidak tergantung insulin atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM), dan tipe gestasional (diabetes saat kehamilan) (WHO, 2016)

2.2 Etiologi

Penyebab Diabetes Mellitus adalah kurangnya produksi dan ketersediaan insulin dalam tubuh
atau berjadinya gangguan fungsi insulin, yang sebenarnya jumlahnya cukup. Kekurangan
insulin disebabkan terjadinya kerusakan sebagian kecil atau sebagian besar sel-sel betapulan
langerhans dalam kelenjar pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin .

Jika dirunut secara mendalam ada beberapa faktor yang menyebabkan diabetes
mellitus, yaitu sebagai berikut:

5
a. Genetik atau faktor keturunan

b. Virus dan bakteri

c. Bahan torsik atau beracun

d. nutrisi

2.3 Manifestasi Klinis

Tanda gejala yang paling umum diketahui oleh masyarakat adalah trias klasik, meliputi
banyak kencing (poliuria), banyak minum (polidpsi), dan banyak makan (polifagia). Individu
yang mengalami tanda trias klasik tidak dpat langsung didiagnosis diabetes mellitus, sehingga
perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik lebih lanjut. Kadar glukosa didalam vena orang yang
tidak menderita diabetes mellitus umumnya antara 3 hingga 10 mmol per liter. Kadar ini akan
turun sebelum makan dan naik setelah makan. Kadar glukosa yang tinggi ditandai dengan
gejala-gejala sebagai berikut.

1 . Tubuh mengeluarkan lebih banyak urine

2. Merasa cepat haus sehingga memerlukan banyak air untuk mengimbangi jumlah cairan
yang dikeluarkan.

3 . Iritasi disekitar kemaluan karena infeksi jamur.

4 . Lensa mata sedikit berubah bentuk mengaburkan penglihatan untuk sementara waktu
5 . Menurunnya berat badan karena kehilangan simpanan lemak.

Awalnya tanda gejala dari diabetes tidak disadari oleh sebagian masyarakat. Diagnosis
diabetes mellitus baru diketahui ketika mengalami luka yang tidak kunjung sembuh. Adanya
itrias klasik menjadi sebuah indikator yang harus diketahui masyarakat sebagai awal tanda
gejala diabetes mellitus. Gejala awal tersebut dapat digunakan sebagai dasar melakukan
pemeriksaan diagnostik dan lainnya. Tanda dn gejala diabetes mellitus juga dapat
digolongkan manjadi gejala akut dan kronik (Tjokroprawiro,2001). Berikut tanda gejala akut
dan kronik pada diabetes.

1 . Gejala Akut

a. Trias klasik ( polifagia, polidipsi dan poliuria) disertai peningkatan berat badan
karena insulin masik mencukupi.
6
b. Tanpa pegobatan, akan timbul gejala 2 p (polidpsi dan poliuria) dengan keluhan
nafsu makan berkurang dan mual apabila kadar gula darah melebihi 500 mg/dl.
Berat badan menurun 5-20 kg dalam waktu 2-4 minggu disertai mudah lelah.
c. Koma diabetik jika kadar glukosa darah melebihi 600 mg/dl.

2 . Gejala kronis
a. Kesemutan atau rasa tabal pada kaki saat berjalan.
b. Mudah lelah dan mengantuk.
c. Kram atau kulit terasa panas seperti tertususk tusuk jarum
d. Penglihatan kabur
e. Gatal di sekitar daerah kemaluan
f. Impoten atau gangguan seksual lainnya
g. Pada diabetes gestasional ada kemungkinan mengalami keguguran atau kematian
janin atau bayi lahir dengan berat badan lahir lebih dari 4 kg.

2.4 Patofisiologis Diabetes Mellitus


Pankreas memiliki sel-sel beta yang menghasilkan insulin untuk mengatur
metabolisme kabohidrat dan membawa glukosa ke sel tubuh.gangguan produksi
insulin dipankreas akibat kerusakan sel pankreas atau kemampuan tubuh bereaksi
terhadap insulin itu sendiri menjadi faktor penyebab terjadinya diabetes melitus.faktor
genetik bukan menjadi faktor utama penyebab diabetes,melainkan faktor kebiasaan
hidup dan lingkungan juga dapat mempengaruhi ( lanywati,2001).berikut
patofisiologi diabetes melitus sesuai dengan klasifikasinya.

1.Diabetes Tipe 1
Diabete tipe 1 disebabkan oleh gangguan pankreas dan dikenal dengan
diabetes tergantung insulin atau insulin dependent diabetes mellitus (IDDM).adanya
destruksi sel beta di pankreas oleh autoimun ataupun akibat adanya infeksi akan
merusak sel pankreas dan jika 80-90% sel rusak,maka produksi insulin menurun dan
terjadi hiperglikemia (khardori,2017).

2.Diabetes Tipe 2

7
Diabetes tipe 2 disebabkan oleh kombinasi resisten insulin perifer dan
keadekuatan sekresi insulin dari sel beta pankreas disebut sebagai non insulin
dependent diabetes mellitus (NIDDM) atau tidak tergantung insulin.resisten insulin
dapat dipengaruhi oleh adanya asam lemak bebas yang meningkat dan
proinflammatory cytokines dalam plasma darah,sehingga memicu penurunan
transport glukosa ke sel otot,peningkatan produksi glukosa dan pemecahan lemak
juga meningkat (khardori,2017).beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
diabetes tipe 2,antara lain obesitas,riwayat keluarga,etnik minoritas,sosial ekonomi
rendah dan aktivitas fisik rendah (Mohan et al,2007).

3.Diabetes gestasional

Pada kehamilan dapat terjadi diabetes melilitus yang disebut sebagai diabetes
gestasional.plasenta yang terbentuk pada masa kehamilan akan memproduksi hormon seperti
estrogen,kortisol dan human placental lactogen (desoye,g,dan hanguel-de
mouzon,2007).hormon tersebut akan menghambat fungsi dari insulin sebagai pembawa
glukosa ke sel dalam jaringan,sehingga glukosa dalam plasma meningkat.glukosa darah yang
tinggi pada kehamilan akan berdampak pada kadar glukosa darah bayi.glukosa yang
berlebihan pada bayi akan disimpan dalambentuk lemak akibatnya berat badan bayi akan
meningkat.

2.5 Cara Pencegahan

Pencegahan, penegakan diagnosis dan tindakan yang tept merupakan bagian yangpent
ing pada penderita Diabetes Mellitus ( Patel Dan Macerollo, 2010 ). Penegakan diagnosis dila
kukan dengan pemeriksaan penunjang. Selain itu, untuk pengendalian glukosa darah selama t
indakan atau penatalaksanaan juga memiliki peran penting.Adapun beberapa pemeriksaan pe
nunjang pada diabetes mellitus sebagai berikut :

1. Pemeriksaan glukosa darah menggunakan sampl darah perifer atau vena. Hasil yang d
itemukan sebagai criteria hiperglikemi atau diabetes mellitus, yaitu ; glukosa darah pu
asa > 120 mg/dl,glukosa darah 2 jam setelah puasa > 200 mg/dl, dan glukosa darah ac
ak > 200 mg/dl.
2. Urine lengkap dapat juga untuk memastikan glukosa yang berlebihan dalam darah me
nggunaan reaksi fehling atau kertas strip ( BM test/Glukotest/diastrix ) ( tjokroprawiro,
2001 )

8
3. AIC sebagai test diagnostic dan alat screening yang dianjurkan oleh American Diabeti
c Association ( ADA ) yang memiliki keuntungan mudah diaplikasikan dan tidak me
mbutuhkan puasa ( Patel Dan Macerollo,2010 ). AIC yang lebih dari 6,5 % dalam dua
kali pemeriksaan, maka dapat ditegakan sebagai diabetes mellitus.
4. C peptide dapat digunakan untuk menentukan penyebab diabetes atau mengklarifikas
ikan dibetes mellitus. Diabetes tipe 1 memiliki C peptid yang rendah [ < 1.51 ng/ml ]
( Patel Dan Macerollo, 2010 ).

2.6 Penatalaksanaan

Saat ini banyak dikembangkan program dalam penatalaksanaan diabetes mellitus yang memil
iki tuuan utama untuk mengontrol gula darah dan mencegah komplikasi. Glukosa yang berleb
ihan dalam darah dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi akut atau kronis seperti hi
poglikemi, luka pada kaki ataupun kebutaan sehingga perlu dilakukan penanganan yang tepat.
Menurut Lanywati (2001), Tuju terapi atau pentalaksanaan diabetes mellitus adalah :

1. Mengembalikan metabolism glukosa dalam darah, sehingga menjadi normal dan mer
asa nyaman serta sehat.
2. Mencegah atau memperlambat timbulnya komplikasi.
3. Mendidik penderita dalam pengetahuan dan motivasi agar dapat merwat diri sendiri.

2.7. Asuhan Keperawatan

9
A. Pengkajian

Nama : Tn. T
Umur : 50 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Karyawan swasta
Status : Kawin
Pendidikan : SMK
Alamat : Kota langsa
Dx . medis : DM (Diabetes mellitus)
Tanggal masuk : 13 November 2020
Tanggal pengkajian : 17 November 2020

Data subjektif
Tn.T mengatakan “mengalami gatal-gatal pada kulit yang disertai bisul lalu tidak sembuh-se
mbuh, kesemutan/rasa berat,mata kabur,kelemahan tubuh. Disamping itu klien juga mengelu
h mual dan muntah, BB menurun, diare kadang disetrai nyeri perut, kram, pusing.
Data objektif
Pemeriksaan fisik : k/u lesu/lemah
Tingkat kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 100/70 mmHg
- Respirasi : 22 x/menit
- Denyut nadi : 88 x/menit
- Temperature : 36,2 derajat celcius

Inspeksi : Lemah, letih, sulit bergerak atau berjalan, kram, tonus otot menurun,
ganguan istirahat
Palpasi : Abdomen tegang / nyeri
Perkusi : Terdapat nyeri tekan abdomen
Auskultasi : Bunyi jantung S1-S2
Jantung Aritma, takikardi/bradikardi
Suara abdomen “tympani”
Data tambahan : klien mengatakan “Mempunyai riwayat DM/diabetes mellitus”

10
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan patologi
No Pemeriksaan Lab Satuan Satuan Nilai tujukan
1 Hematologi 12,5 Mg/dl 75-140
2 Eritrosit 3,79 M/ul 3,9-5,5
3 GDS 529 M/dl <200
4 Leukosit 14,600 k/ul 4,000-10,000

Analisa Data
N Data Etiologi Masalah Keperawat
O an

1 Ds : Tn. T mengeluh diare disertai ny Agen injuri brologis Nyeri Akut


eri perut, kram, pusing, serta, tidak m
ampu berjalan atau bergerak.
Do: TD : 100/70 MmHg
RR : 22 x/menit
N : 88 x/menit
T : 36,2 derajat celcius
Inspeksi : lemah, letih, sulit bergerak
/ berjalan
Palpasi : Abdomen tegang / nyeri
Perkusi : Terdapat nyeri tekan abdom
en
Skala nyeri : 7
2 Ds : Tn .T mengeluh mual dan munta Ketidakmampuan me Ketidakseimbangan n
h, BB menurun, tidak nafsu makan nggunakan glukosa (t utrisi kurang dari keb
ipe1) utuhan tubuh
DO
Inspeksi : lemah, letih , sulit bergerak
atau berjalan
3 Ds : Tn .T mengeluh kesemutan mata Hipoksemia jaringan Perkusi jaringan tidak
kabur, kelemahan tubuh. efektif

11
Do : TD : 100/70 MmHg
RR : 22x/m
N : 88x/m
T : 36,2 derajat celcius

Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi
Nyeri akut b/d Agen injuri b Setelah dilakukan tindakan k - Lakukan pengkajian ny
iologis eperawatan selama 1 x 24 ja eri secara komprehensi
m diharapkan klien dengan di f, durasi, frekuensi,
agnosa nyei akut dapat teratas - Observasi reaksi dari k
i: etidaknyamanan
- Kontrol lingkungan yan
- Mampu mengontrol n g dapat mempengaruhi
yeri ( tahu penyebab n nyeri seperti susu ruang
yeri, mampu menggu an fan kebisingan.
nakan teknik nanfarm - Ajarkan teknik non far
akologi untuk mengur makologi.
angi nyeri) - Berikan analgetik untu
- Menyatakan rasa nya k mengurangi nyeri
man setelah nyeri ber - Kolaborasikan dengan
kurang dokter jika ada keluhan
- Tanda vital dalam ren dan tindakan nyeri tida
tang normal k berhasil
Ketidakseimbangan nutrisi - Adanya peningkatan b - Monitor adanya penur
kurang dari kebutuhan tubu erat badan sesuai den unan berat badan
h gan usia - Monitor mual dan mu
- Berat badan ideal sesu ntah
ai dengan tinggi bada - Monitor pucat, kemer
n ahan, dan kekerigan j
- Mampu mengidentifik aringan konjungtiva
asi kebutuhan nutrisi - Monitor kalori dan int
ake nutrisi
Derfusi jaringan tidak efekti - Tekanan darah normal - Monitor adanya daera
f (120/20 mmHg) h tertentu yang hanya
- Tingkat kesadaran me peka terhadap rangsa
mbaik ngan panas atau dingi
- Fungsi sensorik dan n
motorik tidak ada gan - Ajarkan klien untuk
gguan mengoservasi kulit pa
da daerah perifer
- Kolaborasi dengan do
kter dalam pemberian
obat analgetik.

12
Implementasi & Evaluasi
Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Nyeri akut b.d Agen injuri - Melakukan pengkajian S : Tn.T mengeluh diare dis
Biologis nyeri secara komprehe ertai nyeri perut, kram, pusi
nsif, durasi, frekuensi, ng, serta tidak mampu berjal
- Mengbservasi reaksi d an atau bergerak
ari ketidaknyamanan
- Mengkontrol lingkung O: TD : 120/70 mmHg
an yang dapat mempen
RR : 24 x/menit
garuhi nyeri seperti sus
u ruangan fan kebising N : 88x/menit
an.
- Mengjarkan teknik non T : 36,2 c
farmakologi.
- Memerikan analgetik u
ntuk mengurangi nyeri A : masalah sebagian teratas
- Mengolaborasikan den i
gan dokter jika ada kel
uhan dan tindakan nye P : Intervensi dilanjutkan
ri tidak berhasil
Ketidakseimbangan nutrisi - Memonitor adanya pen S : Tn.T mengeluh mual dan
kurang dari kebutuhan tubu urunan berat badan muntah, BB menurun, tidak
h - MemonSitor mual dan nafsu makan
muntah
- Memonitor pucat, kem O : Inspeksi, lemah, letih, su
erahan, dan kekerigan j lit bergerak, atau berjalan
aringan konjungtiva
A : masalah sebagian teratas
- Memonitor kalori dan i
ntake nutrisi i
P : Intervensi dilanjutkan

Derfusi jaringan tidak efekti - Memonitor adanya dae S : Tn.T mengeluh kesemut
f rah tertentu yang hany an mata kabur, kelemahan t
a peka terhadap rangsa ubuh
ngan panas atau dingin
- Mengajarkan klien unt O : TD : 120/70 mmHg
uk mengoservasi kulit
RR : 24 x/menit
pada daerah perifer
- Mengkolaborasi denga N : 88 x/menit
n dokter dalam pember
ian obat analgetik T : 36,2 c

13
14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia


akibat kekurangan produksi insulin atau sensitivitas terhadap insulin menurun.trias klasik
menjadi tanda gejala awal yang harus diwaspadai menjadi diabetes mellitus,yaitu polifagia
(banyak makan),polidipsi (banyak minum) dan poliuria (banyak kencing).diabetes dapat
disebabkan oleh adanya autoimun atau infeksi virus yang merusak sel pankreas
menghasilkan diabetes tipe 1,sedangkan penurunan sensitivitas insulin akibat obesitasdan
kurngnya aktivitas menghasilkan diabetes tipe 2.diabetes gestasional terjadi pada masa
kehamilan dimana ada perubahan hormonal yang menyebabkan resistensi insulin.

3.2 Saran

Demikian makalah yang telah kami susun, kami tahu makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Semoga dengan makalah ini dapat menambah pengetahuan serta lebih bisa
memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi pembacanya dan khususnya bagi
mahasiswa yang telah menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,W.,Khan,I.A.,Ghaffar,S.,Al-swailmi,F.K.,dan Khan,I.2013. Risk factor for diabetic


ulcer.j Ayun Med Coll Abbottabad,25(12):16-18.
American Diabetes Association (ADA).2016. foundations of care and comprehensive
medical evaluation.39(suppl 1): S23-S35.
American Diabetes Association (ADA).2017. classification and diagnosis of
Diabetes.Diabetes care,40(suppl1): S11-24
Bantle, J.P., Wylie-Rosett, J., Albright, A.L., Apovian, C.M., Clark, N.G. 2008. Nutrition
Recommendations and Intervensions For Diabetes, A Position Statement of The
American Diabetes Association. Diabetes Care, Supply 1:S61-78.
Berard, I., Desrochers, F., Hagerty, D., Macnell, G., Roscoe, R. 2015. FIT Forum For
Injection Technique Canada: Recommendations for Best Practice In Injection
Technique. 2of Edition. Canada: FIT Optimizing Diabetes Care. Available at
http://www.fit4diabetes.com/canda-english/fit-recommendations/ (diakses pada
tanggal 12 Desember 2017.
Caravaggi, C., Sganzaroli, A., Galenda, P., Basseti, Ferraresi, R., dan Gabrielli, L. 2012. The
Management of Diabetic Foot. Current Diabetes Reviews, 9; 1-19.
Centers for Disease Control. 2000. Diabetes: A Serious Health Problem. At-A-Glance 2000.
Centers for Disease Control and Prevention: Atlanta, GA.
Desoye, G., dan Hauguel-de-mouzon, S. 2007. The Human Placenta in Gestational Diabetes
Mellitus. Diabetic Care, 30 (Supplement 2 ):S120-S126.
Guyton, A.C., dan Hall, C.E. 2011. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 12th,
Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier.
Kementerian Kesehatan RI.2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskendas) tahun 2013. Badan
penelitian dan pengembangan kesehatan ,kementerian kesehatan RI: jakarta.
Khardori, R. 2017. Type 1 Diabetes Mellitus. (Online). Available at
http://emedicine.medscape.come/article/117739-overview#a1 (Diakses pada tanggal
01 Mei 2017).
Kosti, M., dan Kanakari, M. 2012. Education and Diabetes Mellitus. Health Science Journal,
6(4): 654-662.
Lanywati, E. 2001. Diabetes Mellitus: Penyakit Kencing Mani. Kanisius: Yogyakarta.

16
Leone, s. Pascale, R., Vitale, M., & Esposito, S. 2012. Epidemiology of Diabetic Foot. Infez
Med, 20 Suppl 1:8-13.
Malhotra, P., Singh, S., Tandon, O.P., Sharma, S.B. 2005. The Beneficial Effect of Yoga in
Diabetes. Nepal Med Coll J. 7(2):145-147.
Mir, K. 2015. Nutrition in Patients With Diabetes. (Online). Available at
http://emedicine.medscape.come/article/2049455-overview#a1 (Diakses pada
tanggal 02 Mei 2017).
Mohan. V., Sandeep, S., Deepa, R., Shah, B., Varghese, C. 2007. Epidemiology of type 2
diabetes: Indian Scenario. Indian J Med Res, 125(3):217-30
Patel, P., dan Macerollo, A. 2010 Diabetes Mellitus: Diagnosis dan Screening. American
Family Physician, 8(7):863-870.
Skugor, M. 2016 Diabetes Mellitus Treatment. (Online). Available at
http://www,clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/endrocrinol
ogy/diabetes-mellitus-treatment/ (Diakses pada tanggal 3 mei 2017.
Soegondo, S., Soewondo, P., dan Subekti, I. (Eds). 2015 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Terpadu. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Tjikroprawiro,A.2001.Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes.jakarta : Gramedia
pustaka
Kaporr, V.K 2017. Pancreas Anatomy. (Online). Available at
http://emedicine.medscape.come/article/1948885-overview (Diakses pada tanggal 28
Desember 2017).
Lanywaty,E.2001.Diabetes Mellitus : penyakit kencing manis.kanisius : Yogyakarta
World Health Organization. 2016. Diabetes: Fact Sheet. (Online). Available at
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/ (Diakses pada tanggal 03
Maret 2017).
https://books.google.co.id/books?id=-x_zDwAAQBAJ&pg=PA31&dq=Pengertian+dm&hl=id&sa=X
&ved=2ahUKEwiOndTWnJfxAhUZT30KHb8TBBUQ6AEwAnoECAoQAw - v=onepage&q=Penge
rtian%20dm&f=false

https://books.google.co.id/books?id=u_MeEAAAQBAJ&pg=PA9&dq=Pengertian+dm&hl=id&sa=X
&ved=2ahUKEwiOndTWnJfxAhUZT30KHb8TBBUQ6AEwA3oECAgQAw - v=onepage&q=Penge
rtian%20dm&f=false

17

Anda mungkin juga menyukai