Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

GANGGUAN SISTEM
INTEGUMENT : STEVENS
JONHSON SINDROM
Disusun oleh :
Nurmauliddina Sari (1901024)
Ainil Mastura (1901006)
Shinta Usmayani (1901006)
KONSEP DASAR STEVENS-JOHNSON SYNDROME
 Stevens Johnson Syndrome adalah sindroma yang mengenai kulit, selaput
lendir orifisium dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan
sampai berat Kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel, bula dapat
disertai purpura. (Fitriany & Alratisda 2019)

 Stevens Johnson Syndrome adalah bentuk penyakit mukokutan dengan tanda


dan gejala sistemik yang parah berupa lesi target dengan bentuk yang tidak
teratur, disertai macula, vesikel, bula, dan purpura yang tersebar luas
terutama pada rangka tubuh, terjadi pengelupasan epidermis kurang lebih
sebesar 10% dari area permukaan tubuh, serta melibatkan membran mukosa
dari dua organ atau lebih. (Fitriany & Alratisda 2019)
ETIOLOGI
Menurut Fitriany & Alratisda 2019, Faktor yang dapat menyebabkan timbulnya stevens
johnson syndrome antara lain:
 Infeksi (Virus, Bakteri, Jamur, bakteri, parasit )
 Alergi sistemik terhadap obat
 Penyakit kolagen vaskuler
 Pasca vaksinasi
 Penyakit – penyakit keganasan
 Neoplasma
 Radiotrapi
 Makanan
Manifestasi Klinis
Menurut Fitriany & Alratisda 2019, ada beberapa kelainan yang dapat muncul, antara lain:
 Kelainan pada kulit
Antara lain timbulnya ruam yang berkembang menjadi eritema, papula, vesikel, dan bula.
Sedangkan tanda patognomonik yang muncul adalah adanya lesi target atau targetoid lesions.
Lesi yang muncul dapat pecah dan meninggalkan kulit yang terbuka yang dapat menyebabkan
tubuh rentan terhadap infeksi sekunder.
 Kelainan pada mukosa
Kelainan pada mukosa sebagian besar melibatkan mukosa mulut dan esofageal, namun dapat
pula melibatkan mukosa pada paru-paru dan bagian genital. Adanya kelainan pada mukosa
dapat menyebabkan eritema, edema, pengelupasan, pelepuhan, ulserasi, dan nekrosis. Pada
mukosa mulut, kelainan dapat berupa stomatitis pada bibir, lidah, dan mukosa bukal mulut.
Bula yang pecah dapat menimbulkan krusta atau kerak kehitaman terutama pada bibir
penderita. Selain itu, lesi juga dapat timbul pada mukosa orofaring, percabangan
bronkitrakeal, dan esofagus, sehingga menyebabkan penderita sulit untuk bernapas dan
mencerna makanan
 Kelainan pada mata
Kelainan pada mata yang terjadi dapat berupa hiperemia konjungtiva. Kelopak mata
dapat melekat dan apabila dipaksakan untuk lepas, maka akan merobek epidermis

Adapun dampak yang terjadi menurut (Fitriany & Alratisda 2019) adalah fisik
seperti, kegagalan fungsi kulit yang menyebabkan kehilangan cairan, stress
hormonal diikuti peningkatan resistensi terhadap insulin, hiperglikemia dan
glukosuria, kegagalan termoregulasi, kegagalan fungsi imun, dan infeksi. Menurut
Azizah, zainuri, dan Akbar, 2016, Psikologis seperti untuk Kembali mendapatkan
harga diri (penguatan positif, pencapaian tujuan). Spiritual seperti hubungan dengan
diri sendiri, sikap (percaya pada diri sendiri, ketenangan fikiran, keselarasan dengan
diri sendiri). Sosial seperti pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional yang
diberikan orang tua, anggota keluarga lainnya, teman dan lingkungan
masyarakat. .Ekonomi rendah akan menampilkan koping yang kurang aktif, kurang
realitis dan menolak.
 Insidensi SJS diperkirakan 2-3% per juta populasi per tahun di Amerika Serikat dan di negara negara
Eropa, sedangkan di Indonesia kasus SJS terjadi sekitar 12 kasus per tahun. Alopurinol adalah obat
yang paling sering menyebabkan terjadinya SJS di negara-negara Asia Tenggara, termasuk Malaysia,
Singapura, Taiwan, dan Hong Kong. Penelitian yang dilakukan oleh Adhi Djuanda menyatakan bahwa
di Indonesia, penyebab SJS yang diduga alergi obat tersering adalah analgetik/antipiretik (45%),
disusul karbamazepin (20%) dan jamu (13.3%). Angka kematian pada kasus SJS secara keseluruhan
mencapai 5-15% dari jumlah total kasus. (Putri, Mutiara, Hasudungan, Sibero, Sukohar, 2016).

 Disalah satu Rumah Sakit di India, kelompok obat paling sering menyebabkan SJS adalah obat anti-
mikroba (35,55%), diikuti oleh anti-konvulsi (28,89%), antipiretik (17,78%), dan NSAID (6.67%).
Dalam kategori obat individual, parasetamol (17,77%), dan fenitoin (15,55%) berada di antara obat
yang paling sering dilaporkan. (Putri, Mutiara, Hasudungan, Sibero, Sukohar, 2016) .
 Di Indonesia sendiri tidak terdapat data pasti mengenai mobilitas terjadinya
stevens jhonson syndrome. Namun berdasarkan data oleh djuanda beberapa
pbat yang sering menyebab kan SJS di indonesiia adalah obat golongan
analgetic atau anti pereutik (45%), karbamazepin (20%), jamu (13,3%), sisanya
merupakan golongan obat lain seperti amocicilyn, kotrimoksasol, dilantin,
klorokuin, dan seftriakson. (Fitriany & Alratisda 2019)

Fitriany & Alratisda 2019 mengatakan, manajemen pasien harus


dikerjakan dengan cepat dan tepat, diserta perawatan khusus dan
multidisiplin tim pada intensive care unit (ICU). Melakukan perawatan
suportif agar menjaga keseimbangan hemodinamik dan mencegah komplikasi
yang mengancam jiwa.
Kelainan pada mata
Terjadinya kerusakan
jaringan/kapiler pada organ sasaran  Kekeruhan lensa
 Sinekia
 Keratitis pada kornea
mata
 kebutaan
Pelepasan enzim-enzim
sel
Gg Persepsi Sensori

Kelainan penglihatan
Kerusakan sel yang
luas
Kelainan Pada Kulit

 Kemerahan
 Ruam Terbentuknya
 Bula respon inflamasi
 Eritema
 Papula
 Lesi Gg Integritas Kulit
 Rambut rontok
 Kuku
tanggal/lepas
Gg Rasa Nyaman

Nyeri

Kelainan pada
Mukosa

 Pecah-pecah
 Berdarah
 Nekrosis
 Terkelupas
 Melepuh
 Ulserasi

Anoreksia

Deficit Nutrisi
.
Timbul respon
radang

Degradasi sel mast

Lepasnya mediator kimia

 Histamin
 Bradikidin
 Serotonin
 Prostat gladin

Peningkatan permeabilitas Dilatasi pembuluh


kapiler darah

Lepasnya
hormone Bakterinemia
Perpindahan cairan dari stress
intravascular ke ruang kortisol
intertitial
Sepsis
Gg Elektrolit Peningkatan
asam lambung
Penurunan daya
Penurunan tahan tubuh
perfusi
Mual muntah

Stress
Shock hipovolemia Ulcer

Kegagalan organ
Melena

Pneumonia
Gagal ginjal

Kerusakan hepar
Infeksi otak:
epilepsi
KOMPLIKASI PADA STEVEN JOHNSON YAITU
Menurut Fitriana, Endaryanto & Hidayati 2018, komplikasi yang dapat terjadi pada
Steven Johnson sindrom Antara lain:
 Kehilangan cairan atau darah
 Gangguan keseimbangan elektrolit sehingga dapat menyebabkan shock
 Terjadi kebutaan pada mata karena gangguan lakrimasi
 Komplikasi pada mata
 Sepsis
 Pneumonia
 Gagal ginjal
 Sepsis
 Infeksi bakteri
 Kerusakan hepar
 Epilepsi
 Keganasan
PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA STEVEN JOHNSON SINDROM YAITU
Menurut Kusuma & Anggraini 2020, pemeriksaan penunjang pada Steven Johnson sindrom
yaitu:
 Darah lengkap
 Leukosit
 Eritrosit
 Hematokrit
 Trombosit
 Fungsi hati baik
 Kadar blood urea nitrogen (BUN)
PENATALAKSAAN KEPERAWATAN DAN MEDIS
1. Menurut Yulisna & Arti ,2018 penatalaksaan Menurut Yulisna dan Arti 2018, penatalaksanaan
medis pada Stevens Jhonson sindrom yaitu: keperawatan pada Steven Johnson sindrom yaitu
 Pemberian IVFD RL 20 tetes/menit :

 Methylprednisolon 32,5 mg/12 jam per IV


 Pemberian kompres nacl 2x per hari pada
bibir dan mata
 Ranitidin 25 mg/ 12 jam per IV
 Kenalog in oral base 2x per hari pada bibir,
 Ceftriaxon 1 gr/12 jam per IV
 Silver sulfodiazin krim 2x per hari pada lesi di
 Cetirizine syr 1x1c. badan
Adapun menurut Fitriany & Alratisda, 2019  Penghentian Obat Penyebab
yaitu:
 Menjaga Keseimbangan Cairan, Termoregulasi
 Kortikosteroid 30-40 mg sehari selama 72 jam dan Nutrisi
pertama, untuk mencegah penyebaran yang
lebih luas, diberikan selama 3-5 hari diikuti
 Perawatan Luka
penurunan secara bertahap (tapering off).  Perawatan Mata dan Mulut
 Deksametason 4-6 x 5 mg sehari melalui IV  Perawatan vulvovaginal
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SYSTEM INTEGUMENT

1. Pengkajian Keperawatan
 Didapatkan data, dari Putri, Mutiara, Hasudungan, Sibero & Sukohar 2016
yaitu:
 Seorang perempuan berusia 30 tahun dating ke rumah sakit umum, dengan
keluhan bibir melepuh sejak 4 hari . keluhan disertai dengan mata perih dan
sulit dibuka serta kulit wajah terasa panas dan seluruh tubuh terasa
menggigil, pasien merasakan sulit untuk makan, tidur dan berbicara. Pada
wajah lalu muncul gelembung berisi air berukuran kecil seperti cacar air pada
wajah, leher, dada, dan punggung bawah dan terdapat bercak-bercak
kehitaman.
 Penyebab timbulnya sjs diantaranya infeksi (virus, jamur, bakteri, parasit),
obat (salisilat, sulfa, penisilin, etambutol, Tegretol, tetrasiklin, digitalis,
kontraseptif), makanan(coklat), fisik(udara dingin, sinar uv, sinar x),graft
versus, host disease, dan radioterapi
2.Diagnose Keperawatan
 1.Gangguan integritas kulit b/d perubahan pigmentasi
 2. Deficit nutrisi b/d kurangnya asupan makanan, ketidakmampuan menelan
makanan, factor psikologis
 3. Nyeri akut b/d agen pencedera fisik (inflamasi)
 4.Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit

3.Intervensi Keperawatan
 1. Gangguan integritas kulit b/d perubahan pigmentasi
  Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis, perubahan sirkulasi,
perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban,suhu lingkungan ekstrim,
penurunan mobilitas)
  Gunakan produk berbahan ringan atau alami dan hipoalergic pada kulit sensitif
  Hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering
  Ajurkan minum air yang cukup
 2.Deficit nutrisi b/d kurangnya asupan makanan, ketidakmampuan menelan
makanan, factor psikologis
 Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
 Monitor asupan makanan
 Lakukan oral hygieny sebelum makan

4.Implementasi Keperawatan
 1.Gangguan integritas kulit b/d perubahan pigmentasi
 Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis, perubahan sirkulasi, perubahan
status nutrisi, penurunan kelembaban,suhu lingkungan ekstrim, penurunan mobilitas)
 Menggunakan produk berbahan ringan atau alami dan hipoalergic pada kulit sensitif
 Menghindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering
 Menganjurkan minum air yang cukup
2.Deficit nutrisi b/d kurangnya asupan makanan, ketidakmampuan menelan makanan, factor
psikologis
 Mengidentifikasi status nutrisi
 Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
 Memonitor asupan makanan
 Melakukan oral hygieny sebelum makan

5.Evaluasi Keperawatan
 1.Subjek:
 Ungkapan keluhan dari klien secara langsung dan dapat diperoleh oleh orang lain yang
mengetahui keadaan klien secara langsung. Contoh : merasa pusing, nyeri, gatal, dll.
 2.Objek:
 Data yang diperoleh oleh perawat secara langsung melalui observasi dan pemeriksaan pada
klien. Contoh: tekanan darah120/80mmhg, konjungtiva anemis, lemah, pucat dll.
 3.Assessment: Kesimpulan dari data subjektif dan objektif
 4.Planning : Membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana disusun berdasarkan
hasil analisis dan interprestasi data
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai