Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PERAWATAN PEDIATRIK

ASUHAN KEPERAWATAN PEDIATRIK KLIEN AN. S

DENGAN DEMAM THYPOID

DI RUANG PERAWATAN BANGSAL: MARIA

RUMAH SAKIT SUAKA INSAN BANJARMASIN

DISUSUSN OLEH :

NAMA : INIT ALMAHERA

NIM : 113063C117016

KELAS : A

PROGRAM SARJANA ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN

BANJARMASIN

2019
DEMAM TIFOID

A. Definisi
Merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh
salmonella typhi.penyakit ini ditandai olehpanas berkepanjangan, ditopang dengan
bakteremia tanpa terlibat stuktur endothelia atau endokardial dan invasi bakteri
sekaligus multiplikasi kedalam sel fagosit monocular dari hati,limpa kelenjar limfe
usus dan peyer’s pathch dan dapat menular pada orang lain melalui makanan air yang
terkontraminasi.(sumarmo,2002)
B. Etiologi
salmonella typhi sama dengan salmonela yang lain adalah bakteri Gram-
negatif, mempunyai flagella, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, fakultatif
anaera.mempunyai antigen somatic (O) yang terdiri dari oligosakarida, flagelar
antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri dari
polisakarida.Mempunyai makromolekular lipopolisakarida kompleks yang
membentuk lapis luar dari dinding sel dan dinamakan endotoksin. Salmonella typhi
juga dapat memperoleh plasmid factor-R yang berkaitan dengan resitensi terhadap
multiple antibiotic.
PATHWAY

Kuman salmonella
typhi yang masuk Lolos dari asam
kesaluran lambung
Malaise, perasaan
gasrointestinal tidak enak badan,
Bakteri masuk nyeri addomen
usus halus

Pembuluh limfe inflamasi Komplikasi intestinal:


pendarahan usus, perforasi,
Masuk retikulo usus (bag.distal ileum),
Pendarahan darah endothelial peritonituis
(bakterimiaprimer) (RES) terutama
hati dan limfe

Empedu
Inflamasi pada Masuk kealiran
hati dan limfe darah
Rongga usus pada (bakteremia
kel. Limfoid halus sekunder

hepatomegali Pembesaran limfe


Endotoksin

Nyeri akut splenomegali


Terjadi
kerusakan sel

Lase plak peyer Merangsang melepas


Penurunan zat epirogen oleh
Erosi mobilitas usus leukosit
Mempengaruhi pusat
Penurunan thermoregulatordihipot
peristaltic usus alamus

Pendaraha nyeri Ketidakefektifan


n masif konstipasi Peningkatan asam termoregulasi
lambung

Komplikasi Resiko Anoreksia mual


perforasidan kekurangan muntah
pendarahan volume cairan
usus
Ketidakseimbangan
nutrisikurang dari
kebutuhan tubuh
C. Manifestasi klinis
1. Gejala pada anak:Inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14.
2. Gejala meninggis sampai akhir minggu pertama.
3. Demam turun pada minggu ke empat,kecuali demam tida tertangani akan
menyebabkan syok,stupor dan koma.
4. Ruam muncul pada hari ke-7-10 dan bertahan selama 2-3 hari.
5. Nyeri kepala, nyeri perut.
6. Kembung, mual, muntah, diare konstipasi.
7. Pusing, Bradikardi, nyeri otot.
8. Batuk
9. Epistaksis
10. Lidah yang bersalaput ( kotor ditengah, tepi dan ujung merah serta tremor)
11. Hepatomegali, Splenomegali, Meteroismus
12. Gangguan mental berupa samnolen
13. Delirium atau psikosis
14. Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda
sebagai penyakit demam akut dengan disertai dengan syok dan
hiportermia.(Sudoyo Aru, dkk 2009)

Keluhan demam thypoid, gejala dan tanda :

Keluhan dan gejala demam thypoid

Minggu Keluhan Gejala Patologi


Minggu pertama Panas berlangsung Gangguan caluran Bakteremia
indidiosis, tipe panas cerna
Stepladder yang
mencapai 39-40
Derajat selcius,
menggigil dan nyeri
kepala.
Minggu kedua Rash, nyeri abdome, Rose sport, Vaskulitis,
diare atau konstipasi, splenomegali hiperplasi pada
delirium. hepatomegali peyer’s patches,
nodul thypoid
pada limpa dan
hati.
Minggu ketiga Komplikasi : Melena, ilius, Ulserasi pada
pendarahan saluran ketegangan, payer’s patches,
cerna, perforasi, syok abdomen, koma nodul thypoid
pada limpa dan
hati
Minggu keempat, Keluhan Melena, ilius, Kolelitiasis,
dst menurun,relaps, ketegangan, carrier kronik
penurunan berat abdomen, koma
badan

D. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah perifer lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit
normal. Leukositosit dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.
2. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah
sembuh. Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan
hkusus.
3. Pemeriksaan uji widal
uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibody terhadap bakteri
salmonella typhi. Uji widal dimaksudkan untuk menentukan adanya aglutinin
dalam serum penderita deman thypoid. Akibat adanya infeksi oleh salmonella
typhi maka penderita membuat antibodi ( aglutinin)
4. Kultur
Kultur darah : Bisa positif dalam minggu pertama
Kultur urin : Bisa positif pada akhir minggu kedua
Kultur feses : Bisa positif dari minggu kedua hingga minggu ketiga
5. Anti salmonella typhi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut
salmonella typhi, karena antibodi IgM muncul pada hari ke-3 dan 4 terjadinya
demam.
E. Penatalaksanaan
1. Non Farmakologi
- Bed rest
- Diet, diberikan bubur saring kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi
sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien.Diet berupa makanan rendah
serat.
2. Farmakologi
- Kloramfenikol, dosis 50 mg/ kgBB/ hari terbagi dalam 3-4 kali
pemberian, oral atau IV selama 14 hari.
- Bila ada kontraindikasi Kloramfenikol di berikan ampisilin dengan
dosis 200 mg/kgBB/ hari, terbagi dalam 3-4 kali, Pemberian, intravena
saat belum dapat minum obat, selama 21 hari, atau amoksilin dengan
dosis 100 mg/kgBB/ hari, terbagi dalam 3-4 kali, pemberian,oral/
intravena selama 21 hari kotrimoksasol dengan dosis (tmp) 8
mg/kgBB/ hari terbagi dalam 2-3 kali pemberian, oral selama 14 hari
- Pada kasus berat, dapat diberikan sefriakson dengan dosis 50
mg/kgBB/ kali dan diberikan 2 kali sehari atau 80 mg/kgBB/ hari,
sekali sehari, intravena selama 5-7hari
- Pada kasus yang diduga mengalami MDR, maka pilihan antibiotika
adalah meropenem, azithromisin dan fluoroquinolon.
F. Masalah yang lazim muncul
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses peradangan
2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
dan peningkatan suhu tubuh
G. Diascharge planning
1. Hindari tempat yang tidak sehat
2. Hindari daerah edemis demam tipoid
3. Cucilah tangan dengan sabun dan air bersih
4. Makanlah makanan yang bernutrisi lengkap dan seimbangan dan masak/panaskan
sampai suhu 57 derajat beberapa menit dan merental.
5. Salmonellatyphio didalam air akan mati apa bila dipanasi setinggi 57 derajat
untuk beberapa menit atau dengan proses iodinasi/klorinasi.
6. Gunakan air yang direbus untuk minum dan sikat gigi
7. Minta lah minuman tanpa es kecuali air es sudah di didihkan atau dari botol.
8. Lalat perlu dicegah mengghingapi makanan dan minuman
9. Istirahat cukup dan lakukan olahraga secara teratur
10. Jelaskan terapi yang diberikan : dosis, dan efek samping
11. Ketahui gejala-gejala kekambuhan penyakit dan yang harus dilakukan untuk
mengatasi gejala tersebut.
12. Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan
13. Valksin demam tipoid
14. Buang sampah pada tempatnya

Anda mungkin juga menyukai