DIABETES MELITUS
Disusun Oleh:
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan piji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus untuk
menambah pengetahuan. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya kami dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang asuhan keperawatan pada
pasien diabetes melitus dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum...........................................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus.........................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................4
2.1 Pengertian..........................................................................................................4
2.2 Etiologi Diabetes Melitus..................................................................................4
2.3 Manifestasi Klinis.............................................................................................6
2.4 Patofisiologi Diabetes Melitus..........................................................................7
2.5 Penatalaksanaan...............................................................................................9
2.6 Asuhan Keperawatan.....................................................................................10
BAB III...........................................................................................................................28
ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................................28
BAB IV............................................................................................................................40
PEMBAHASAN.............................................................................................................40
BAB IV............................................................................................................................44
PENUTUP.......................................................................................................................44
4.1 Kesimpulan......................................................................................................44
4.2 Saran................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................- 1 -
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Diabetes adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pancreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau
glukosa), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
yang dihasilkannya. Diabetes adalah masalah kesehatan masyarakat yang
penting, menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas
yang menjadi target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia. Jumlah kasus
dan prevalansi diabetes terus meningkat selama beberapa decade terakhir.
Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes
pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980.
Prevelensi diabetes di dunia dengan usia yang distandarisasi) telah
meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 1980, meningkat 4,7%
menjadi 8,5% pada populasi orang dewasa. Hal ini mencerminkan
peningkatan faktor resiko terkait seperti kelebihan berat badan atau
obesitas. Selama beberapa decade terakhir, prevalansi diabetes meningkat
lebih cepat di negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di
negara berpenghasilan tinggi.
Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah
yang lebih tinggi dari batas maksimum mengakibatkan tambahan 2,2 juta
kematian, dengan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler dan
1
2
lainnya. Emmpat puluh tiga persen (43%) dari 3,7 juta kematian ini terjadi
sebelum usia 70 tahun. Presentase kematian yang disebabkan oleh diabetes
yang terjadi sebelum usia 70 tahun lebih tinggi di negara-negara
berpenghasil rendah dan menengah daripada di negara-negara
berpenghasilan tinggi. (WHO, 2018)
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan diabetes
melitus.
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang terjadi baik ketika pancreas
tidak memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara
efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Insulin adalah hormone
yang mengatur gula darah. Hiperglikemia atau peningkatan gula darah
adalah efek umum dari diabetes yang tidak terkontrol dan dari waktu ke
waktu menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, terutama
saraf dan pembuluh darah. Yang paling umum adalah diabetes melitus tipe
2, biasanya pada orag dewasa yang terjadi ketika tubuh menjadi resisten
terhadap insulin atau tidak menghasilkan cukup insulin. Diabetes melitus
tipe 1 atau diabetes yang tergantung pada insulin adalah suatu kondisi
kronis dimana pakreas memproduksi sedirkit atau tidak ada insulin dengan
sendirinya. (WHO, 2016)
4
5
PATHWAY
DM tipe I DM tipe II
Defisinsi Insulin
Penurunan BB
2.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanan diabetes melitus dilakukan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien yang menderita diabetes melitus. Periode penatalaksanaan
diabetes melitus yaitu (Darliana, Devi. 2011)
1. Jangka pendek. Menghilangkan keluhan dan tanda diabetes melitus,
mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian
glukosa darah.
2. Angka panjang. Mencegah dan menghambat progresivitas penyulit
mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati. Tujuan akhir adalah
menurunkan morbiditas dan mortalitas diabetes melitus. Tujuan
tersebut dapat dicapai dengen pengendalian glukosa darah, tekanan
darah, berat badan dan lipid profile melalui pengelolaan pasien secra
holistic dengan mengajarkan penawaran mandiri dan perubahan
perilaku.
2.6.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien yang mengalami
penyakit diabetes melitus (Nanda, 2018)
a. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d. kurang
pengetahuan tentangmanajemen diabetes
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.
gangguan keseimbangan insulin, makan dan aktivitas jasmani.
c. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d. penurunan
sirkulasi darah ke perifer, proses penyakit.
14
2.6.3 Intervensi
makanan mengkonsumsi
yang sesuai makanan
dengan diet 4. Monitor kalori dan
yang asupan makanan
ditentukan pasien
dari skala 2 5. Monitor
menjadi kecendrungan
skala 4 terjadinya kenaikan
2. Memilih atau penurunan
minuman berat badan pada
yang sesuai pasien
dengan diet
yang
ditentukan
dari skala 2
menjadi
skala 4
Pengetahuan:
diet yang sehat
(1854)
1. Intake
nutrisi yang
sesuai
dengan
kebutuhan
individu dari
skala 2
menjadi
skala 4
2. Ketidakseim Resiko ketidak Manajemen
bangan stabilan kadar Hiperglikemi (2120)
nutrisi glukosa darah 1. Monitor kadar gula
kurang dari (00002) darah, sesuai
16
dan keluarga
mengenai
pentingnya
perawatan kaki
3. Periksa kulit untuk
megetahui adanya
iritasi, retak, lesi, dll
4. Keringkan pada
sela-sela jari dengan
seksama.
4. Keletihan Setelah Manajemen Energi
(00093) dilakukan (0108)
asuhan 1. Kaji status fisiologis
keperawatan, pasien yang
diharapkan menyebabkan
keletihan pada kelelahan
pasien dapat 2. Anjurkan pasien
dikurangi mengungkapkan
Konservasi perasaan secara
energy (0002) verbal mengenai
Mempertahanka keterbatasan yang
n intake nutrisi dialami
yang cukup 3. Tentukan persepsi
Toleransi pasien atau orang
terhadap terdekat mengenai
aktivitas (0005) penyebab kelelahan
1. Kekuatan 4. Pilih intervensi
tubuh bagian untuk mengurangi
atas kelelahan baik
2. Kekuatan secara farmakologis
tubuh bagian maupun
bawah nonfarmakologis
Tingkat Manajemen Nutrisi
20
kelemahan (1100)
(0007) 1. Tentukan status gizi
1. Kelemahan pasien dan
2. Kehilangan kemampuan
selera makan memenuhi
Keletihan: efek kebutuhan gizi
yang 2. Intruksikan pasien
menganggu mengenai
(0008) kebutuhan nutrisi
1. Penurunan 3. Atur diet yang
energy diperlukan
2. Perubahan 4. Anjurkan pasien
status nutrisi mengenai
modifikasi diet yang
diperlukan
5. Anjurkan pasien
terkait dengan
kebutuhan diet
untuk kondisi sakit
5. Kerusakan Setelah Pengecekan kulit
integritas dilakukan (3590)
jaringan asuhan 1. Gunakan alat
(000444) keperawatan, pengkajian untuk
diharapkan mengidentifikasi
kerusakan pasien beresiko
integritas mengalami
jaringan dapat kerusakan kulit
berkurang. 2. Monitor warna dan
Status sirkulasi suhu kulit
(0401) 3. Periksa pakaian
1. Kekuatan yang terlalu ketat
nadi dorsal 4. Monitor kulit dan
pedis kanan selaput lender
21
1. Mengenali ketidaknyamanan
kapan nyeri 3. Gali pengetahuan
terjadi dan kepercayaan
2. Menggamba pasien mengenai
rkan faktor nyeri
penyebab 4. Evaluasi
Kepasan klien: pengalaman
manajemen nyeripasien di masa
nyeri (3016) laluyang meliputi
1. Nyeri riwayat nyeri kronik
terkontrol pasien ataupun
2. Tingkat keluarga
nyeri 5. Tentukan kebutuhan
frekuensi untuk
melakukan
pengkajian
ketidaknyamanan
pasien
6. Kurangi faktor yang
dapat meningkatkan
nyeri pada pasien
7. Gunakan tindakan
pengontrol nyeri
sebelum mmyeri
pada pasien
bertambah berat
8. Dukung pasien
untuk istirahat atau
tidur untu
menurunkan rasa
nyeri
7. Risiko Setelah Kontrol Infeksi (6540)
infeksi dilakukan 1. Ganti peralatan
23
pasien terkait
dengan harapan
yang realistis.
2.6.4 Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pada
tahap ini perawat menerapkan pengetahuan intelektual,
kemampuan hubungan antar manusia (komunikasi) dan
kemampuan teknis keperawatan, penemuan perubahan pada
pertahanan daya tahan tubuh, pencegahan komplikasi, penemuan
perubahan sistem tubuh, pementapan hubungan klien dengan
lingkungan, implementasi pesan tim medis serta mengupayakan
rasa aman, Nyman dan keselamatan klien.
2.6.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana
mengenai kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan
dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan
tenaga kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan bertujuan
untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan
mengukur hasil dari proses keperawatan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Terapi yang didapatkan saat ini : Lantus 10 unit sc, jam 20.00 WIB, Novorapid 3
X 20 iu SC, ceftriaxone 3 X 500 mg IV, lasik 2 X 20 mg IV.
3.1 Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama : Ny. A
Umur : 52 tahun
Jenis kelamin :P
Tgl masuk RS : 12 Desember 2017
Dx medis : Diabetes melitus
b. Riwayat kesehatan
28
29
Ds:
Klien tampak lemas
TTV
TD 120/90 mmHg
RR 20 x/mnt
HR 87 X/mnt
Sh 36 C.
Pemeriksaan
laboratorium
Hb : 10.2 gr/dl, Ht
31 % , leukosit
14.000 sel/mm3 ,
trombosit 214.000
sel/mm3, ureum 65
mg/dl , kreatinin 4.5
mg/dl , ph urin 1,05
g/ml.
2. Ds: Klien mengatakan Hypoglikemi Risiko
lemas, kaki tidak ada ketidakstabilan
tenaga. kadar glukosa
darah
Do:
Klien mengalami
Hypoglikemi 55
mg/dL
Klien tampak lemas
3. Ds: Klien mengatakan Ketidakmampuan Ketidakseimbangan
lemas, tidak napsu mengabsorpsi nutrisi kurang dari
makan, selalu terasa nutrient kebutuhan tubuh
haus.
Do:
Klien terpasang DC
produksi 700 cc/24
jam warna kuning
pekat
31
Penurunan BB klien
sebelum sakit 67 kg,
saat ini 52 kg.
3.4 Intervensi
tingkat nyeri)
3. Instruksikan
pasien dan
keluarga untuk
memeriksa
adanya
kerusakan kulit
setiap harinya.
4. Letakkan
bantalan pada
bagian tubuh
yang terganggu
untuk
melindungi area
tersebut
2. Resiko Setelah dilakukan Manajemen
Ketidaksta Asuhan Hipoglikemia
bilan Keperawatan (2130):
kadar diharapkan 1. Monitor tanda
glukosa Ketidakstabilan dan gejala
darah kadar glukosa hipoglikemia
(00179) darah pasien (misalnya :
normal terpenuhi. gemetar,
Kadar glukosa sempoyongan,
darah (2300). berkeringat,
Glukosa darah jantung
(230001) berdebar-debar,
Saat kecemasan,
Tujuan
dikaji iritabel, tidak
2 4 sabar, takikardi,
palpitasi,
Keparahan
mengigil, kikuk,
Hipoglikemia
kepala terasa
33
dengan pasien
dan tim perawat
diabetesnya jika
diperlukan
perubhan terapi
insulinnya
(misalnya: terapi
insulin lebih dari
1kali/hari).
3. Ketidaksei Manajemen nutrisi
Setelah dilakukan
mbangan (1100)
asuhan
nutrisi 1. Monitor
keperawatan
kurang kecenderungan
diharapkan nutrisi
dari terjadinya
pasien terpenuhi.
kebutuhan kenaikan atau
Status nutrisi
tubuh penurunan berat
(1004)
(00002) badan pada
1. Asupan pasien
makanan 2. Anjurkan pasien
(100402) terkait dengan
Saat kebutuhan diet
Tujuan
dikaji untuk kondisi
2 4
sakit
3. Tentukan status
2. Energi
gizi pasien dan
(100403)
kemampuan
Saat
Tujuan pasien untuk
dikaji
2 4 memenuhi
kebutuhan gizi
3. Asupan Cairan 4. Pastikan diet
(100408) mencakup
Saat makanan tinggi
Tujuan
dikaji kandungan serat
35
2 4 untuk mencegah
konstipasi.
Pengetahuan diet
yang sehat (1854):
1. Intake nutrisi
yang sesuai
dengan
kebutuhan
individu
(185406)
Saat
Tujuan
dikaji
2 4
2. Kisaran berat
badan personal
yang optimal
(185402)
Saat
Tujuan
dikaji
2 4
3.5 Implementasi
tingling, hipertesia,
hipotesia, dan tingkat
nyeri)
3. Menginstruksikan pasien
dan keluarga untuk
memeriksa adanya
kerusakan kulit setiap
harinya.
4. Meletakkan bantalan
pada bagian tubuh yang
terganggu untuk
melindungi area tersebut
Resiko Memanajemen
Ketidakstabilan Hipoglikemia (2130) :
kadar glukosa 1. Memonitor tanda dan
darah (00179) gejala hipoglikemia
(misalnya : gemetar,
sempoyongan,
berkeringat, jantung
berdebar-debar,
kecemasan, iritabel, tidak
sabar, takikardi, palpitasi,
mengigil, kikuk, kepala
terasa ringan, pucat,
lapar, mual, sakit kepala,
kelelahan, hangat,
pusing, pingsan,
pandangan kabur, mimpi
buruk, menanggis saat
tidur, paresthesia, sulit
berkonsentrasi, sulit
bicara, tidak bisa
mengkoordinasikan,
37
mencegah konstipasi
3.6 Evaluasi
A : Masalah
ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
P : Pertahankan dan
lanjutkan tindakan
Resiko S : Klien mengatakan masih
lemas
Ketidakstabilan
kadar glukosa darah O : Klien tampak lemas
(00179)
A : Masalah dan tujuan
teratasi sebagian
P : Pertahankan dan
lanjutkan tindakan
Ketidakseimbangan S:
nutrisi kurang dari Klien mengatakan lemas
kebutuhan tubuh Klien mengtakan selalu
(00002) merasa haus
O: Jumlah produksi urin
750 cc/24 jam berwarna
kuning
39
P: Pertahankan dan
lanjutkan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang perbedaan atau kesenjangan antara tinjauan
teori dengan tinjauan kasus Asuhan Keperawatan pada Ny. A berusia 52 tahun
yang dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnose medis diabetes melitus.
Gejala dan tanda awal penderita diabetes melitus (Krisnatuti, Diah. Dkk, 2014)
1. Adanya penurunan berat badan dalam jangka waktu relatif singkat di samping
sering merasa lemas dan lemah. Hal itu disebabkan karena glukosa darah tidak
dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel menjadi kekurangan darah. Kondisi
demekian menyebabkan sel kekurangan bahan bakar sehingga sumber tenaga
akan diambil dari cadangan lemak dan otot. Dengan demikian tubuh akan
kehilangan energi cadangan tubuh, termasuk lemak dan otot, yang
mengakibatkan badan semakin kurus dan berat badan semakin menurun.
Ditemukan data pada pasien Ny. A mengalami penurunan berat badan setelah
di rawat dan pasien pun merasa lemas tak berdaya serta merasa lemah pada
kakinya.
Manifestasi klinis ini ditemukan secara teori dan dalam kasus pasien. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan Darliana, Devi (2011)
2. Poliuria (banyak kencing). Penderita sering merasa ingin buang air kecil
(kencing) dengan volume urin yang banyak.
Dalam kasus diatas pasien tidak mengalami polyuria dikarenakan pasien Ny.
A terpasang DC dengan produksi 700cc/24 jam.
Manifestasi klinis ini bersenggangan antara teori dan penelitian yang
dilakukan Darliana, Devi (2011) dengan data kasus yang ada.
3. Polidipsia (banyak minum) akibat volume urine yang sangat besar dan
keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel
mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel
mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang hipertonik (sangat
pekat). Dehidrasi intasel merangsang pengeluaran ADH (antidiuretic
hormone) dan menimbulkan rasa haus.
40
41
Dalam kasus diatas pasien mengatakan selalu merasa haus. Hal ini didukung
oleh data yang ada pada teori dan penelitian yang dilakukan Darliana, Devi
(2011)
4. Polifagia (banyak makan) kadar glukosa yang tidak dapat masuk ke dalam sel,
menyebabkan rangsangan ke otak untuk mengirim pesan rasa lapar pada
penderita. Akibatnya, penderita semakin sering makan yang menyebabkan
kadar glukosa semakin tinggi tetapi tidak dapat dimanfaatkan seluruhnya oleh
tubuh untuk masuk ke dalam sel.
Teori dan data penelitian yang dilakukan Darliana, Devi (2011) ini tidak
didukung oleh data yang ada pada kasus diatas. Dikarenkan pasien
mengatakan tidak nafsu makan.
5. Ganguan penglihatan. Diabetes pada awalnya sering mengeluh berupa
penglihatan yang menjadi kabur, sehingga sering mengganti kacamata untuk
dapat melihat dengan baik.
Pada kasus pasien Ny. A tidak didapatkan data gangguan penglihatan, tetapi
keluarga pasien mengatakan bahwa ketika keluarga pasien bertanya pasien
menjawab dengan tidak sesuai.
6. Ganguan saraf tepi/kesemutan. Penderita sering merasa sakit dan kesemutan
terutama pada kaki di waktu malam.
7. Gatal-gatal/bisul. Adanya rasa gatal pada kemaluan atau daerah lipatan kulit,
seperti ketiak dan di bawah payudara atau paha. Terkadang juga sering terjadi
timbulnya bisul dan luka akibat hal yang sepele seperti lecet pada kaki,
meskipun kecil tetapi luka tersebut lama sembuhnya.
Manifestasi klinis leukemia ditemukan secara teori dan dalam kasus pasien, hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan Devi Darliana (2011) tentang
Manajemen Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus dengan metode
dan pengumpulan data yang digunakan adalah literature review.
Pada ketiga diagnosa di atas rencana tindakan dan implementasi yang telah
dilakukan selama 3 hari di dapatkan evaluasi.
43
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang terjadi baik ketika
pancreas tidak memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak
dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Insulin
adalah hormone yang mengatur gula darah. Hiperglikemia atau
peningkatan gula darah adalah efek umum dari diabetes yang tidak
terkontrol dan dari waktu ke waktu menyebabkan kerusakan serius
pada banyak sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah. Yang
paling umum adalah diabetes melitus tipe 2, biasanya pada orag
dewasa yang terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau
tidak menghasilkan cukup insulin. Diabetes melitus tipe 1 atau
diabetes yang tergantung pada insulin adalah suatu kondisi kronis
dimana pakreas memproduksi sedirkit atau tidak ada insulin dengan
sendirinya.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
tentang asuhan keperawatan pada klien diabetes melitus
sehingga dapat menerapkan asuhan keperawatan pada pasien
diabetes melitus dengan tepat
4.2.2 Bagi Perawat
Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam
pengembangan asuhan keperawatan pada pasien diabetes
melitus.
44
45
DAFTAR PUSTAKA
Krisnatuti, Diah dkk. (2014). Diet Sehta Untuk Penderita Diabetes Melitus.
Jakarta: Penebar Swadaya. Diakses 28 April 2020, dari
https://books.google.co.id/books?
id=rbtgCAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=diah+krisnatuti=2014&hl=id
&sa=X&ved=0ahUKEwi2kblg1JXpAhXYb30KHQ_SBW4Q6AEIMDAB#v=
onepage&q&f=false
1
World Health Organization. (2018). Diabetes. Diakses 26 April 2020, dari
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diabetes