Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MATA KULIAH ILMU KEPERAWATAN DASAR 4


“DIABETES MELLITUS PADA ORANG DEWASA”
Dosen Pembimbing : Agus Hendra, S.Kep., M.Kep

DISUSUN OLEH:

Abdi Yono (220045)


Deva Ramdes Fitriana (220134)
Gilang Cahyani (220059)
Lusita Nur Hanafiah (220066)
Nesha Sabila (220071)
Nurul Pebrianti (220074)
Vina Aulia Armadinata (220085)
Vita Nurmala (220086)

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


STIKEP PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya kepada kita semua. Sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, beserta
keluarga-Nya, sahabat-Nya dan kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman.

Kami menyedari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini
karena kemampuan dan pengalaman kami yang masih dalam keterbatasan dan masih harus
banyak belajar. Untuk itu kami mengharapakan saran dan kritik dari Bapak/Ibu sekalu dosen
kami, demi pembuatan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini bisa bermanfaaat, kami mohon maaf yang sebesar-besar nya apabila
dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan dalam penulisan ataupun dari segi
materi, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, semoga kita semua selalu dalam
lindungan-Nya.

Penulis

Bandung, 08 Oktober 2021


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................


2.1 Rumusan Masalah............................................................................................................
3.1 Tujuan .............................................................................................................................
4.1 Manfaat Penelitian...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................

2.1 Pengertaian Diabetes Mellitus.........................................................................................


2.2 Faktor Resiko Diabetes Mellitus......................................................................................
2.3 Malnutrisi Pada Penderita Diabetes Mellitus...................................................................
2.4 Pelaksanaan Asupan Gizi Penderita Diabetes Mellitus...................................................
2.5 Teknik Pemberian Makanan Pada Penderita Diabetes Mellitus......................................
2.6 Jenis Makanan Yang Diperlukan Penderita Diabetes Mellitus........................................
2.7 Kebutuhan Nutrisi Penderita Diabetes Mellitus..............................................................
2.8 Edukasi Gizi Penderita Diabetes Mellitus.......................................................................
2.9 Pengaruh Pola Makan Terhadap Penderita Diabetes Melitus..........................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................


3.1 Kesimpulan......................................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 1995). DM merupakan
penyakit yang menjadi masalah pada kesehatan masyarakat. Oleh karena itu DM
tercantum dalam urutan keempat prioritas penelitian nasional untuk penyakit degeneratif
setelah penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler, rheumatik dan katarak (Tjokroprawiro,
2001). Diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat
jumlahnya dimasa mendatang. Diabetes merupakan salah satu ancaman utama bagi
kesehatan umat manusia abad 21. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000
jumlah pengidap diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam
kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025 jumlah itu akan membengkak
menjadi 300 juta orang (Suyono, 2006). Diabetes mellitus tipe II merupakan tipe
diabetes yang lebih umum, lebih banyak penderitanya dibandingkan Diabetes Mellitus
tipe I. Penderita diabetes mellitus tipe II mencapai 90-95 % dari keseluruhan populasi
penderita DM (Anonim, 2005).
Diabetes Mellitus (DM) pada geriatri terjadi karena timbulnya resistensi insulin
pada usia lanjut yang disebabkan oleh 4 faktor : pertama adanya perubahan komposisi
tubuh, komposisi tubuh berubah menjadi air 53%, sel solid 12%, lemak 30%, sedangkan
tulang dan mineral menurun 1% sehingga tinggal 5%. Faktor yang kedua adalah
turunnya aktivitas fisik yang akan mengakibatkan penurunan jumlah reseptor insulin
yang siap berikatan dengan insulin sehingga kecepatan transkolasi GLUT-4
(glucosetransporter-4) juga menurun. Faktor ketiga adalah perubahan pola makan pada
usia lanjut yang disebabkan oleh berkurangnya gigi geligi sehingga prosentase bahan
makanan karbohidrat akan meningkat. Faktor keempat adalah perubahan
neurohormonal, khususnya Insulin Like Growth Factor-1 (IGF-1) dan
dehydroepandrosteron (DHtAS) plasma (Rochmah, 2006).
2.1 Rumusan Masalah
1. Menjelaskan definisi Diabetes Mellitus pada orang dewasa
2. Menjelaskan faktor resiko pada penderita Diabetes Mellitus pada orang dewasa
3. Menjelaskan pelaksanaan asupan gizi, asupan nutrisi dan pengaruh pola makan
pada penderita Diabetes Mellitus
3.1 Tujuan
Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah sisamping untuk
memenuhi tugas dalam perkuliahan juga agar kami khususnya dan semua mahasiswa
pada umumnya mampu memahami kebutuhan nutrisi dan faktor resiko penderita
Diabetes Mellitus pada orang dewasa.
4.1 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana faktor resiko, jenis dan menu makanan, kebutuhan nutrisi, dan
pola makanan pada penderita Diabetes Mellitus.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertaian Diabetes Mellitus


Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai pada usia
lanjut. Hampir 50% pasien diabetes tipe 2 berusia 65 tahun ke atas. Diabetes pada usia
lanjut berbeda secara metabolik dengan diabetes pada kelompok usia lainnya, sehingga
diperlukan pendekatan terapi yang berbeda pada kelompok usia ini. Pada tahun 2008,
American Diabetes Association(ADA) dan European Association for the Study of
Diabetes(EASD) mengembangkan sebuah rekomendasi tata laksana terbaru untuk
diabetes tipe 2. Algoritma dalam konsensus tersebut memberikan gambaran dan
panduan bagi dokter dalam manajemen diabetes tipe 2, khususnya dalam menentukan
intervensi yang paling tepat bagi penderita diabetes. Di samping itu, sindrom geriatri
perlu dipertimbangkan di dalam manajemen diabetes pada usia lanjut. Diabetes juga
memberikan komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular. Beberapa bukti
menyebutkan bahwa kontrol gula darah optimal dan modifikasi faktor risiko dapat
mengurangi risiko terjadinya komplikasi pada pasien usia lanjut. Kata kunci: diabetes
melitus, usia lanjut, manajeme
2. Faktor Resiko Diabetes Mellitus
Peningkatan jumlah penderita DM yang sebagian besar DM tipe 2, berkaitan
dengan beberapa faktor yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah, faktor risiko yang
dapat diubah dan faktor lain. Menurut American DiabetesAssociation (ADA) bahwa
DM berkaitan dengan faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputiriwayat keluarga
dengan DM (first degree relative), umur ≥45 tahun, etnik, riwayatmelahirkan bayi
dengan berat badan lahir bayi >4000 gram atau riwayat pernah menderita DM
gestasional dan riwayat lahir dengan beratbadan rendah (<2,5 kg).1,9 Faktor risiko yang
dapatdiubah meliputi obesitas berdasarkan IMT ≥25kg/m2 atau lingkar perut ≥80 cm
pada wanita dan ≥90 cm
pada laki-laki, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemi dan diet tidak sehat.11
Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes adalah penderita polycystic
ovarysindrome (PCOS), penderita sindrom metabolikmemiliki riwatyat toleransi glukosa
terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya, memiliki
riwayat penyakit kardiovaskuler seperti stroke, PJK, atau peripheral rrterial Diseases
(PAD), konsumsi alkohol,faktor stres, kebiasaan merokok, jenis kelamin,konsumsi kopi
dan kafein.2,4,5
a. Obesitas (kegemukan)
Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa darah, pada
derajat kegemukan dengan IMT > 23 dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa
darah menjadi 200mg%. 1,2
b. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat dengan tidak
tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam tubuh
pada sirkulasi pembuluh darah perifer.
c. Riwayat Keluarga Diabetes Mellitus
Seorang yang menderita Diabetes Mellitus diduga mempunyai gen diabetes.
Diduga bahwa bakat diabetes merupakan gen resesif. Hanya orang yang bersifat
homozigot dengan gen resesif tersebut yang menderita Diabetes Mellitus.
d. Dislipedimia
Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah (Trigliserida
> 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan plasma insulin dengan rendahnya
HDL (< 35 mg/dl) sering didapat pada pasien Diabetes.
e. Umur
Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus adalah >
45 tahun.
f. Riwayat persalinan
Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau berat badan bayi >
4000gram 6 Faktor Genetik DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai
faktor mental Penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi
familial. Risiko emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2akan meningkat dua sampai
enam kali lipat jika orang tua atau saudarakandung mengalami penyakitini.
g. Alkohol dan Rokok
Perubahan-perubahan dalam gaya hidup berhubungan dengan peningkatan
frekuensi DM tipe 2.Walaupun kebanyakan peningkatan inidihubungkan dengan
peningkatanobesitas dan pengurangan ketidakaktifan fisik, faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan perubahan dari lingkungan tradisional kelingkungan kebarat-
baratan yang meliputi perubahan-perubahan dalam konsumsialkohol dan rokok, juga
berperan dalam peningkatan DM tipe 2. Alkohol akan menganggu metabolisme gula
darah terutama pada penderita DM,sehingga akan mempersulit regulasigula darah
dan meningkatkan tekanandarah. Seseorang akan meningkat tekanan darah apabila
mengkonsumsi etil alkohol lebih dari 60ml/hari yang setara dengan 100 ml proof
wiski, 240 ml wine atau 720 ml.Faktor resiko penyakit tidak menular, termasuk DM
Tipe 2, dibedakan menjadi dua. Yang pertama adalah faktor risiko yang tidak dapat
berubah misalnya umur, faktor genetik, pola makan yang tidak seimbang jenis
kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, aktivitas fisik, kebiasaan
merokok, konsumsi alkohol, Indeks Masa Tubuh.
3. Malnutrisi Pada Penderita Diabetes Mellitus
Kondisi malnutrisi berupa kurang gizi sering terjadi pada pasien DM di rumah
sakit, baik rawat inap maupun rawat jalan. Pada pasien rawat inap terdapat 7,4% pasien
DM yang memiliki IMT <18,5 dan 4,3% pasien DM memiliki IMT <20, terdapat 41%
pasien DM yang dirawat di ICU menderita malnutrisi. Malnutrisi menyebabkan kelainan
sensori-motor dan pengecilan otot yang bervariasi pada tiap tahapannya. Kekuatan
genggaman adalah salah satu cara untuk menilai kapasitas fungsional, suatu pengukuran
kekuatan otot tangan dan lengan yang dinyatakan dalam kilogram atau newton sesuai
dengan kekuatan memeras atau menjepit dengan alat handgrip dynamometer ataupun
dilakukan dengan cara sederhana seperti berjabat tangan
4. Pelaksanaan Asupan Gizi Penderita Diabetes Mellitus
Proses asuhan gizi terstandar memiliki empat langkah yang saling berkaitan
dimulai dari pengkajian gizi (assessment), diagnosis gizi, intervensi gizi dan langkah
yang terakhir adalah monitoring dan evaluasi gizi. Assesment gizi merupakan kegiatan
pengumpulan data pasien dan dapat menjadi faktor yang mempengaruhi status gizi
pasien. Assesment gizi meliputi pengkajian antropometri, biokimia, fisik/klinis, riwayat
makan pasien dan riwayat personal pasien. Diagnosis gizi merupakan kegiatan untuk
mengidentifikasi adanya masalah gizi, faktor penyebab dan tanda serta gejala yang
menyebabkan masalah gizi tersebut. Intervensi gizi meliputi perencanaan dan
implementasi pada pasien yang terdiri dari perhitungan kebutuhan gizi, jenis diet,
modifikasi diet, rute pemberian makan dan jadwal pemberian makan pasien serta
dilakukannya terapi edukasi dengan memberikan motivasi pada pasien dan keluarga
pasien untuk mematuhi diet yang telah ditetapkan (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Monitoring dan evaluasi gizi merupakan kegiatan untuk dapat mengetahui respon pasien
terhadap intervensi yang telah dilakukan dan untuk melihat pencapaian dari tujuan
intervensi gizi yang diharapkan.
5. Teknik Pemberian Makanan Pada Penderita Diabetes Mellitus
Mengatur pola makan sehat untuk diabetes. Tips pola makan sehat ini dibuat
dengan tujuan membantu diabetesi mengendalikan kadar glukosa darah dan kolesterol,
serta tekanan darah.Tidak cuma itu, konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang juga
bisa menjaga berat badan dan mengurangi risiko komplikasi diabetes, termasuk masalah
jantung, stroke, hingga kanker. Tips mudah mengingat cara mengatur pola makan sehat
untuk diabetisi adalah 3J: tepat jenis, tepat jumlah, dan tepat jadwal. Karena jenis
diabetes ada bermacam-macam, pengaturan pola makan ini tentu akan berbeda-beda
untuk tiap penderita. Untuk penderita diabetes tipe 1, perhatikan jumlah asupan
karbohidrat yang masuk. Karena tubuh tidak dapat memproduksi hormon insulin,
diabetesi perlu memperkirakan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi.Selain itu, diabetesi
pun mesti menyesuaikannya dengan hormon insulin yang disuntikan ke dalam tubuh.
Hal ini dilakukan dengan tujuan menjaga kadar gula darah tetap stabil. Sedangkan pada
diabetes tipe 2, di mana sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap hormon insulin,
prinsipnya adalah jaga berat badan. Terlebih jika diabetesi juga memiliki berat badan
berlebih. Dengan menurunkan berat badan, otomatis kadar gula darah pun cenderung
lebih stabil dan terkontrol sehingga mencegah risiko komplikasi.
a. Perhatikan jumlah asupan makanan (tepat jumlah)
Sebetulnya, kebutuhan kalori setiap orang akan berbeda, tergantung jenis kelamin,
kondisi kesehatan, berat badan, serta tinggi badan. Konsultasikan dengan ahli gizi
untuk mengetahui kebutuhan Anda. Jumlah kalori yang dianjurkan untuk diabetesi
per hari adalah sebesar 25 – 30 kalori per kilogram berat badan ideal. Misalnya, dari
perhitungan diketahui Anda memiliki berat badan ideal 50 kg. Maka, Anda
memerlukan sekitar 1.250 – 1.500 kalori dalam sehari. Selanjutnya, Anda tinggal
menyesuaikannya dengan kebutuhan nutrisi rata-rata, sebagai berikut: Karbohidrat:
50 – 60% dari kebutuhan kalori atau minimal 130 gram per hari Protein: 10 – 15%
dari kebutuhan kalori Lemak: 20 – 25% dari kebutuhan kaloriSerat: 25 gram per hari
b. Konsumsi berbagai jenis makanan (tepat jenis)
Kunci utama dalam mengatur pola makan bagi diabetesi yaitu konsumsi berbagai
macam makanan sehat dari beragam kelompok makanan. Maksudnya adalah, jangan
memakan makanan yang itu-itu saja. Walau begitu, diabetesi harus tetap
memperhatikan porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi.Beberapa kelompok
makanan yang dimaksud, antara lain:
- Karbohidrat dan serat
Semua sumber karbohidrat akan mempengaruhi kadar gula darah, maka
diabetesi mesti mengetahui makanan apa saja yang termasuk karbohidrat baik,
serta perhatikan porsinya. Sebaiknya diabetesi memilih sumber karbohidrat
kompleks yang berserat tinggi, yakni: nasi merah, oat, roti gandum utuh, buah-
buahan dan sayuran, kacang-kacangan, susu serta yoghurt tanpa gula. Di saat
yang bersamaan, kurangi makanan rendah serat, misalnya roti dan nasi putih,
serta produk sereal. Hindari juga karbohidrat sederhana, seperti minuman
bersoda, jus buah, kental manis, gula pasir, dan permen, serta produk olahan
tepung, misalnya kue. Gula pasir masih boleh dikonsumsi, maksimal 5% dari
total kalori (kurang lebih 4 sendok teh) per hari. Pemanis buatan rendah kalori
aman untuk digunakan, selama tidak melebihi batas aman. Anda juga bisa coba
konsumsi Konilife Glucotrim - Gula Darah Diabetes (Rp 88.425). Konilife
glucotrim adalah suplemen yang mengandung Phaseolus vulgaris yang
bermanfaat bagi penderita diabetes untuk membantu menjaga kadar gula dalam
darah, membantu penyerapan kolesterol dan membantu mengeleminasi lemak
serta membantu penyerapan gula dengan memperlambat pencernaan
karbohidrat.
- Lemak dan protein
Diabetesi masih memerlukan lemak sebagai sumber energi. Sumber lemak yang
baik untuk dikonsumsi diabetesi bisa didapat dari ikan, kacang-kacangan tanpa
garam, biji-bijian, minyak zaitun serta bunga matahari.Sebaliknya, kurangi
konsumsi lemak jenuh dan lemak trans, seperti margarin, serta hindari gorengan
dan makanan cepat saji. Sementara untuk sumber protein yang baik, diabetesi
bisa mengonsumsi ikan tuna, telur, ayam tanpa kulit, daging sapi tanpa lemak,
tahu, tempe, kacang polong, dan susu serta yogurt rendah lemak.
- Kolesterol dan garam
Selain gula darah, kadar kolesterol harus turut dikendalikan untuk mencegah
komplikasi pada penderita diabetes. Karenanya, diabetesi perlu mengontrol
asupan kolesterolnya dengan mengurangi konsumsi makanan yang digoreng,
daging merah, dan jeroan. Konsumsi garam berlebihan bisa meningkatkan risiko
tekanan darah tinggi yang akhirnya meningkatkan juga kemungkinan penyakit
jantung serta stroke. Sejatinya, penderita diabetes memiliki risiko lebih besar
terhadap hipertensi dan penyakit jantung. Inilah sebabnya diabetesi disarankan
untuk membatasi asupan garamnya, maksimal 6 gram atau 1 sendok teh per
harinya. Sebisa mungkin hindari juga konsumsi makanan pengawet yang
mengandung garam.
c. Atur waktu makan (tepat jadwal)
Dilansir dari Kemenkes RI, diabetesi dianjurkan untuk makan 3 kali sehari, dan
diselingi camilan sebanyak 2 – 3 kali sehari. Jarak antara waktu makan besar dan
selingan adalah sekitar 2,5 – 3 jam. Camilan diabetesi ini diutamakan dari kelompok
buah-buahan segar yang kandungan gulanya relatif rendah, yaitu pepaya, salak,
melon, jeruk, bengkoang, dan apel.
d. olahraga
Tidak hanya mengatur pola makan sehat, melakukan aktivitas fisik ikut menjadi
faktor penting dalam penanganan diabetes. Olahraga akan memelihara kesehatan
secara keseluruhan dan membantu diabetesi mengontrol kadar gula darah. Bagaimana
bisa? Saat seseorang berolahraga, otot akan membutuhkan gula untuk membakar
energi. Jika diabetesi melakukan aktivitas fisik ringan, seperti jalan kaki, berlari,
berjalan cepat atau bersepeda setidaknya seminggu sekali, kadar gula darah bisa
menjadi lebih stabil. Jenis Makanan Yang Diperlukan Penderita Diabetes Mellitus
6. Kebutuhan Nutrisi Penderita Diabetes Mellitus
Kepatuhan terhadap diet dapat mengontrol gula darah Kepatuhan pasien terhadap
prinsip gizi dan perencanaan makan merupakan salah satu kendala pada pasien diabetes
mellitus. Tujuan utama penatalaksanaan pasien dengan diabetes mellitus adalah untuk
mengatur gula darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronis. Jika pasien
berhasil mengatasi diabetes mellitus yang dideritanya, maka pasien tersebut akan
terhindar dari hiperglikemi dan hipoglikemi (Mustofa, 2012).Penalatalaksanaan diabetes
mellitus tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor, yaitu
a) aktivitas fisik. Pasien diabetes mellitus dianjurkan latihan fisik ringan, teratur
setiap hari satu atau setengah jam sesudah makan, termasuk klien yang dirawat di
RS.
b) Diet
c) intervensi farmakologi dengan preparat hipoglikemis oral atau insulin.
Hambatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada penderita DM Sub tema 1
Perasaan takut mengkonsumsi gula;Banyak penderita DM dan keluarga mengira
bahwa sumber kenaikan kadar gula karena pengaruh konsumsi yang manis-
manis, padahal dilaporkan bahwa sebanyak 90% penderita DM dipengaruhi oleh
pola hidup yang tidak sehat terutama karena mengkonsumsi karbohidarat
berlebih. Hasil wawancara menyatakan bahwa hampir seluruh partisipan
menyatakan mereka takut mengkonsumsi gula dan cenderung menghindari
makanan manis karena takut kadar gula akan naik.
Carbohydrate Counting adalah salah satu alternatif untuk perencanaan makan
para
penderita Diabetes Mellitus ini.Carbohydarate counting merupakan suatu cara alternatif
untuk perencanaan makanan penderita DM ini. Carbohydrate counting merupakan suatu
cara perencanaan makan penderita Diabetes Mellitus dengan terapi insulin agar
memperoleh jumlah asupan makan optimal sesuai kebutuhan. (Hartono, 2012). Ketika
seseorang terdiagnosis Diabetes Mellitus maka ia harus membuat perencanaan pola
makan untuk menjaga kadar gula dalam darahnya. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, Carbohydrate Counting merupakan cara yang tepat karena dapat memenuhi
perencanaan makan penderita Diabetes Mellitus agar bisa memperoleh asupan sesuai
kebutuhan dengan memperhitungkan penggunaan insulin (Mustofa dkk, 2012).
Pengendalian rasa takut pasien DM dalam mengkonsumsi makanan dapat dikendalikan
dengan meningkatkan pemahaman atau pengetahuan tentang pola makan. Manusia
mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasai kebutuhan kelangsungan hidupnya
(Beaver, Wilson, Alam, 2011). Sub tema 2; Diet yang sudah ditentukan tidak sesuai
selera dan Sub tema 3; Bosan dengan Menu Diet DM. Diet yang bersifat membatasi
akan merubah gaya hidup dan dirasakan pasien sebagai gangguan serta tidak disukai
bagi banyak penderita DM karena makanan dan minuman merupakan aspek penting
dalam sosialisasi, pasien sering merasa disingkirkan ketika berada bersama orang lain
karena hanya ada beberapa pilihan makanan saja yang tersedia dan tidak sesuai selera
sehingga hal ini dirasakan membosankan (Brunner, Suddarth, Smeltzer, 2008). Hasil
wawancara pada penelitian ini menyatakan bahwa sebagian partisipan mengatakan
dietnya tidak sesuai selera dan merasa bosan dengan menu makanan yang DM
dikarenakan kurang variasi. Hal ini dapat diatasi dengan prinsip pengaturan makanan
pada diebetisi yang hampir sama dengan anjuran makan untuk orang sehat dan
masyarakat umum, yaitu maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi
masingmasing individu. Hal yang sangat penting ditekankan adalah pola makan yang
disiplin dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan atau terkenal dengan istilah
3 J.
Faktor pendukung dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada penderita DM Sub
tema 1 Keinginan gula darah dapat terkontrol. Kepatuhan dapat diartikan sebagai
tingkatan yang menunjukan perilaku pasien dalam mentaati atau mengikuti prosedur
atau saran ahli medis. Dalam hal ini termasuk kepatuhan pasien dalam menjalankan
terapi farmakologi dan pemeriksaan kadar gula darah secara rutin. Modifikasi perilaku
sehat sangat diperlukan untuk pasien dengan DM diantaranya adalah tentang bagaimana
cara untuk menghindari dari komplikasi lebih lanjut apabila sudah menderita diabetes.
Modifikasi gaya hidup dan kontrol secara teratur atau minum obat sangat diperlukan
bagi pasien diabetes. Sebuah penelitian menyatakan bahwa ketidakpatuhan penderita
DM dalam pengelolaan diet dapat menyebabkan penderita mengalami tindakan amputasi
(Narayan, Norris, Engelgau, 2006). Penelitian lain yang dilakukan oleh Butler (2007)
menunjukkan bahwa51 responden memiliki motivasi rendah dalam menjalankan
program diet serta 56,9% responden tidak patuh dalam menjalankan program diet.
Penelitian yang dilakukan Widiyaningsih & Herlena (2013) yaitu hasil anamnesa gizi
pada saat konsultasi yang ke-2 menunjukkan ternyata kepatuhan pasien dalam
menjalankan dietnya hanya di lakukan pada saat pasien tinggi kadar gula darah nya.
Sedangkan pasien yang sudah turun
kadar gula darahnya dan kondisi badannya sudah merasa baik, maka pasien tidak lagi
menjalankan diet. Perilaku kesehatan individu juga dipengaruhi oleh motivasi diri
individu untuk berperilaku yang sehat dan menjaga kesehatannya. Menurut Suyono
(2004) dalam Gustina (2014) bahwa motivasi merupakan suatu proses psikologis yang
mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi
pada diri seseorang. Kepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis
dari dokter yang mengobatinya. Menurut Waspadji (2007) kepatuhan adalah sejauh
mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional
kesehatan.Kepatuhan sangat berkaitan erat dengan motivasi dalam diri seseorang, karena
motivasi merupakan dorongan, baik dari dalam maupun dari luar diri manusia untuk
menggerakkan dan mendorong sikap dan perubahan perilakunya. Motivasi ini
didasarkan dari faktor internal individu yang bersifat psikologis dan sebagai akibat dari
internalisasi dari informasi dan hasil pengamatan suatu objek yang melahirkan persepsi
sehingga individu dapat terdorong untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Motivasi ini
yang memegang peranan penting karena motivasi berisikan perilaku, artinya dalam
konteks perubahan pola makan bagi pasien DM didasarkan pada keinginan pasien untuk
sembuh dan mengurangi kecatatan akibat menderita DM sehingga mereka termotivasi
untuk mengikuti program diet yang dianjurkan oleh tim kesehatan.Sub tema 2 Dukungan
dari keluarga dan pelayanan kesehatanHasil wawancara pada penelitian ini menunjukkan
bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa dukungan dari keluarga dan
pelayanan kesehatan mendorong kepatuhan diet penderita DM. Penjelasan pada sub
tema
sebelumnya bahwa kepatuhan sangat berkaitan erat dengan adanya motivasi pada diri
penderita DM khususnya, untuk menumbuhkan motivasi tersebut maka dibutuhkan
dukungan keluarga dan akses pelayanan kesehatan yang baik. Suyono (2007),
menyatakan bahwa fungsi dasar keluarga antara lain adalah fungsi efektif, yaitu fungsi
internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan
memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian Nasrul (2011) yang menyatakan bahwa dukungan keluarga
dapat meningkatkan kepatuhan diet DM pada pasien DM. Penelitian Syamsiah (2011)
menyatakan bahwa responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik maka
memiliki kepatuhan yang baik sedangkan responden yang mendapat dukungan keluarga
yang kurang baik maka tidak memiliki kepatuhan. Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kepatuhan.
Kepatuhan juga sangat didukung oleh akses pelayanan kesehatan, dalam hal ini
komunikasi dengan pasien adalah komponen penting dari perawatan, sehingga pemberi
pelayanan kesehatan harus mempunyai waktu yang cukup untuk berbagi dengan pasien
dalam diskusi tentang perilaku mereka dan motivasi untuk perawatan diri.
7. Jenis Menu Makanan Penderita Diabetes Mellitusa
Menu Makanan Penderita Diabetes Secara umum, penderita diabetes diharuskan
untuk mengkonsumsi makanan yang sehat dan menjauhi pantangannya. Anda juga bisa
merumuskan menu makanan sendiri yang bisa diterapkan mulai dari pagi hingga malam
hari.
No Waktu Jenis makanan
1 Pagi 100 gr nasi merah dan sayur rebus, tambahkan 1 butir
telur dan setengah buah alpukat sebagai pelengkap. Untuk
menu alternatif, penderita DM bisa mengkonsumsi susu
rendah lemak seperti diabetasol, telur omelet atau yogurt
dan 2 lembar roti gandum dengan selai kacang.
150 gr beras merah dan sup sayuran, 50 gr ikan dan buah
2. Siang jeruk. Menu alternatifnya, nasi sebanyak satu mangkok
keci, 2 daging ayam, sayur kangkung dan tahu atau
3. Malam tempe.
100 gr nasi merah atau 1-4 lembar roti gandum lengkap
dengan 1-2 terong panggang, 50 gr ayam panggang dan 1
buah pir, sebagai menu alternatifnya, nasi setengah
mangkuk kecil, 1 daing sapi, cah kangkung dan buah-
buahan

8. Terapi Gizi Medis Penderita Diabetes Mellitus


Terapi gizi medis dapat dipertimbangkan sebagai monoterapi atau secara
bersama de-ngan aktivitas fisik, dalam pengobatan awal suatu diabetes tipe 2 bilamana
kadar glukosaplasma puasa <200 mg/dL. Individu dengan diabetes tipe 2 yang tidak
dapat mencapai kontrol optimal dengan TGM, maka perlu di-pertimbangkan pemberian
terapi farmakologisdalam mengontrol kadar glukosa plasma

9. Penurunan Pola Makan Terhadap Penderita Diabetes Melitus


Penurunan paling besar terjadi pada pasien yang memiliki pola makan baik
dengan aktivitas fisik tinggi yaitu sebesar 59,94%. Hasil analisis menggunakan uji
Kruskal Wallis didapatkan nilai signifikansi sebesar00,000 (p<0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pola makan dan aktivitas fisik
terhadap penurunan kadar gula darah. Pengaturan pola makan diketahui dapat
menstabilkan kadar glukosa darahdan lipid-lipid dalam batas normal. Selain itu, aktivitas
fisik diketahui juga dapat menurunkan kadar gula darah. Mengingat, otot diketahui akan
menggunakan glukosa untuk mengisi kekurangan glukosa yang telah digunakan untuk
beraktivitas. Adapun pada sistem metabolisme yang berolahraga secara teratur glukosa
darah yang terdapat dalam darah dapat dimetabolisme pada saat melakukan olahraga
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengelolaan diet nutrisi pada pasien DM tersebut akan berhasil apabila
penderita memiliki kepatuhan yang baik dalam menjalankan diet, untuk itu
penderita DM membutuhkan motivasi yang baik. Motivasi akan berkembang
dengan baik apabila seorang penderita DM mendapatkan dukungan keluarga dan
akses pelayanan kesehatan yang baik. Responden yang memiliki dukungan
keluarga yang baik maka memiliki kepatuhan yang baik sedangkan responden
yang mendapat dukungan keluarga yang kurang baik maka tidak memiliki
kepatuhan. Kepatuhan memegang peranan penting karena berisikan motivasi,
sedangkan motivasi sendiri memuat perilaku, artinya dalam konteks perubahan
pola makan bagi pasien DM didasarkan pada keinginan pasien untuk sembuh dan
mengurangi kecatatan akibat menderita DM sehingga mereka termotivasi untuk
mengikuti program diet yang dianjurkan oleh tim kesehatan.
3.2 Saran
Peningkatan kepatuhan pengelolaan diet nutrisi pada penderita DM
hendaknya juga mempertimbangkan hasil analisis food recall, sehingga dapat
diketahui unsur-unsur gizi yang berlebihan ataupun yang kekurangan pada
penderita DM.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.bku.ac.id/xmlui/handle/123456789/233
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/download/846/664
https://jovee.id/ini-dia-cara-mengatur-pola-makan-untuk-diabetes/
Dapus,Badan penelitian dan pengembangan kesehatan.Riset kesehatan dasar
2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2013.
Dapus,Slamet S. Diet pada diabetes dalam noer dkk.Buku ajar ilmu penyakit
dalam.Edisi III.Jakarta:Balai Penerbit FK-ill,2008
Dapus,Susanti S, Bistara DN. Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah
Pada Penderita Diabetes Melitus. J Kesehat Vokasional. 2018;3(1):29
Dapus, Morris SF, Wylie-Rosett J. Medical nutri-tion therapy: A key to diabetes
mana-gement and prevention. Clinical diabetes. 2010;28:1-18.
Dapus,Kementerian Kesehatan RI 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah
Sakit.Jakarta. Kementerian Kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI 2014. Pedoman Asuhan Gizi Terstandar (PAGT).
Jakarta. Kementerian Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai