Guru Pembimbing:
Ibu Eva
DISUSUN OLEH :
1. Aji Dwi Pangestu 8. Nurihram
2. Andresky Junior 9. Putri Harryani
3. Aqilah Nurul J 10. Raidah Shakilla
4. Davi Syahputra 11. Ramdini Asma
5. Maya Fasila 12. Regita Khairunnisa
6. Neneng Pitri 13. Shannia Zhava
7. Nita Widiati 14. Tri Irawati
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan
Keperawatan prnyakit DM.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Asuhan Keperawatan penyakit
DM dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
2
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DIABETES MILITUS
BAB I PENDAHULUAN
1. Definisi ................................................................................................................................ 7
2. Etologi ................................................................................................................................. 7
3. Patofisiologi ......................................................................................................................... 7
4. Tanda dan gejala ( Manifestasi Klinis ) ............................................................................... 8
5. Pemeriksaan penunjang ....................................................................................................... 9
6. Penatalaksanaan.................................................................................................................... 9
7. Asuhan keperawatan ............................................................................................................ 9
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan ................................................................................................................... 29
2. Saran .............................................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Diabetes Millitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar
glukosa darah melebihi normal serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif. Pada umumnya
ada 2 tipe diabetes, yaitu diabetes tipe 1 (tergantung insulin), dan diabetes tipe 2 (tidak
tergantung insulin), tetapi ada pula diabetes dalam kehamilanyang biasa disebut diabetes
gastointestinal. Kasus diabetes dilaporkan mengalami peningkatan di berbagainegara
berkembang termasuk di Indonesia (Suyono, 2009).
Di Indonesia pada tahun 2007 di peroleh penderita kelompok usia 45-54 tahun
sebanyak 14,7% di daerah pedesaan. Di tahun 2013 angka prevalensi DM pada orang
dewasa 6,9% , ditahun 2018 angka terus melonjak 8,5%.
4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat pada makalah ini adalah bagaimana
pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan Diabetes Militus
1. Apakah penyakit Diabetes Militus itu ?
2. Apakah etiologi Diabetes Militus itu sendiri ?
3. bagaimana patofisiologi / perjalanan penyakit Diabetes Militus?
4. Bagaimana cara penatalaksaan penyakit Diabetes Mmilitus ?
5. Apakah masalah keperawatan yang muncul pada klien yang menderita
Diabetes Militus?
6. Bagaimana rencana tindakan keperawatan kepada pasien yang menderita
Diabetes Militus?
7. Bagaimana cara mengidentifikasi kesenjangan pada teori dan kasus?
1.2 Tujuan
1. Siswa mampu menyebutkan dan memahami definisi Diabetes Militus.
2. Siswa mampu menyebutkan dan memahami etiologi Diabetes Militus.
3. Siswa mampu menyebutkan dan memahami fatofisiologi Diabetes Militus.
4. Siswa mampu menyebutkan dan memahami penatalaksaan Diabetes Militus.
5. Siswa mampu mengidentifikasi masalah keperawatan yang muncul pada
klien yang menderita Diabetes Militus.
6. Siswa mampu membuat rencana tindakan keperawatan kepada pasien yang
menderita Diabetes Militus.
7. Siswa Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan
kasus
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi
Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya
kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin.
2. Etiologi
a. Diabetes Mellitus tipe 1
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel – sel beta
penkreas yang disebabkan oleh :
6
Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya
diabetes tipe 1
Faktor imunologi (autoimun)
Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang menimbulakn estruksi sel beta(Nurarif & Kusuma, 2015, p.
188).
DM tipe 2 disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe 2 :
usia, obesitas, riwayat dan keluarga. Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam
pasca pembedahan dibagi menjadi 3 yaitu :
c. Diabetes gestasional
7
3. Patofisiologi
1. Poliuria
Air tidak di serap kembali oleh tubulus ginjal sekunder untuk aktifitas osmotik
glukosa,mengarah kepada kehilangan air,glukosa dan elektrolit.Kekurangan
insulin untuk mengangkut glukosa melalui membran dalam sel menyebabkan
hiperglikemia sehingga serum plasma meningkat.
2. Polidipsi
Dehidrasi sekunder terhadap poliuria menyebabkan haus. Akibat dari dehidrasi sel
mulut menjadi kering dan sensor haus teraktifasi menyebabkan orang haus terus
dan ingin selalu minum.
8
3. Polifagi
Sekunder terhadap paparan kronis retina dan lensa mata terhadap cairan
hiperosmolar.
3. Pruritus,inveksi kulit,vaginitis
Infeksi jamur dan bakteri pada kulit terlihat lebih umum,hasil penelitian masa
bertentangan.
4. Ketonuria
Ketika glukosa tidak dapat di gunakan untuk energi oleh sel tergantung
insulin, asam lemak di gunakan untuk energi,asam lemak di pecahkan menjadi
keton dalam darah dan di ekskresikan oleh ginjal. Pada DM tipe 2,insulin
cukup untuk menekan berlebihan penggunaan asam lemak tapi tidak cukup
untuk penggunaan glukosa.
6. Sering asimtomatik
9
5. Pemeriksaan penunjang
1. Tes HbA1C
Tes hemoglobin terglikasi (HbA1C) adalah pengukuran gula darah jangka panjang. Tes
diagnosis diabetes melitus ini memungkinkan dokter tahu berapa rata-rata nilai gula darah
dalam beberapa bulan terakhir.
Kadar HbA1C 6.5 persen atau lebih pada tes yang sudah dilakukan lebih dari satu kali
menandakan Anda punya diabetes. Sementara hasil antara 5.7 6.4 persen menunjukkan
bahwa Anda masih di tahap pradiabetes. Kadar gula darah normal biasanya berada di bawah
5.7 persen.
Dokter juga mungkin melakukan tes gula darah puasa untuk menegakkan diagnosis risiko
diabetes melitus. Sampel darah dalam tes diagnosis diabetes melitus ini akan diambil setelah
Anda berpuasa semalaman (kurang lebih 8 jam).
Berikut kategori kadar gula darah menurut tes gula darah puasa untuk menegakkan diagnosis
diabetes melitus.
Tes diagnosis diabetes melitus ini bisa dilakukan kapan saja, tanpa perlu mempertimbangkan
waktu makan terakhir Anda. Namun, biasanya tes diagnosis ini dilakukan apabila Anda sudah
memiliki gejala diabetes melitus seperti sering buang air kecil atau kehausan esktrem.
Nilai gula darah dalam tes diagnosis diabetes melitus ini akan ditampilkan dalam bentuk
miligram per desiliter (mg/dL) atau milimole per liter (mmol/L).
Jika hasil tes diagnosis diabetes melitus ini menunjukkan 200 mg/dL (11.1 mmol/L) atau
lebih, artinya gula darah Anda tinggi dan Anda punya diabetes. Sementara jika hasil tes
diagnosis diabetes melitus ini menunjukkan angka di bawah 200 mg/dL, artinya kadar gula
darah masih di angka normal.
Tes diagnosis diabetes melitus ini membutuhkan puasa semalam sebelumnya. Jadi, harus
puasa dulu selama kurang lebih 8 jam dan setelahnya akan diminta untuk makan seperti
biasa. Dokter juga mungkin akan memberikan cairan gula. Selang 2 jam setelah makan, kadar
gula darah Anda akan diperiksa.
10
Pada orang yang sehat, kadar gula darah mereka biasanya akan kembali normal setelah 2 jam
makan. Sementara jika Anda punya diabetes, kadar gula darah akan tetap tinggi setelah 2 jam
makan.
Berikut kategori kadar gula darah dari pemeriksaan toleransi gula darah oral untuk
menegakkan diagnosis diabetes melitus.
6. Penatalaksanaan
1. Edukasi
Penderita diabetes perlu mengetahui seluk beluk penyakit diabetes. Dengan mengetahui
faktor risiko diabetes, proses terjadinya diabetes, gejala diabetes, komplikasi penyakit
diabetes, serta pengobatan diabetes, penderita diharapkan dapat lebih menyadari pentingnya
pengendalian diabetes, meningkatkan kepatuhan gaya hidup sehat dan pengobatan diabetes.
Penderita perlu menyadari bahwa mereka mampu menanggulangi diabetes, dan diabetes
bukanlah suatu penyakit yang di luar kendalinya. Terdiagnosis sebagai penderita diabetes
bukan berarti akhir dari segalanya.
2. Pengaturan makan
Pengaturan makan pada penderita diabetes bertujuan untuk mengendalikan gula darah,
tekanan darah, kadar lemak darah, serta berat badan ideal. Dengan demikian, komplikasi
diabetes dapat dihindari, sambil tetap mempertahankan kenikmatan proses makan itu sendiri.
Pada prinsipnya, makanan perlu dikonsumsi teratur dan disebar merata dalam sehari. Seperti
halnya prinsip sehat umum, makanan untuk penderita diabetes sebaiknya rendah lemak
terutama lemak jenuh, kaya akan karbohidrat kompleks yang berserat termasuk sayur dan
buah dalam porsi yang secukupnya, serta seimbang dengan kalori yang dibutuhkan untuk
aktivitas sehari-hari penderita.
3. Olahraga
Pengendalian kadar gula, lemak darah, serta berat badan juga membutuhkan aktivitas fisik
teratur. Selain itu, aktivitas fisik juga memiliki efek sangat baik meningkatkan sensitivitas
insulin pada tubuh penderita sehingga pengendalian diabetes lebih mudah dicapai. Porsi
olahraga perlu diseimbangkan dengan porsi makanan dan obat sehingga tidak mengakibatkan
kadar gula darah yang terlalu rendah. Panduan umum yang dianjurkan yaitu aktivitas fisik
dengan intensitas ringan-selama 30 menit dalam sehari yang dimulai secara bertahap. Jenis
olahraga yang dianjurkan adalah olahraga aerobik seperti berjalan, berenang, bersepeda,
berdansa, berkebun, dll. Penderita juga perlu meningkatkan aktivitas fisik dalam kegiatan
sehari-hari, seperti lebih memilih naik tangga ketimbang lift, dll. Sebelum olahraga,
sebaiknya penderita diperiksa dokter sehingga penyulit seperti tekanan darah yang tinggi
dapat diatasi sebelum olahraga dimulai.
4. Obat
11
Obat oral ataupun suntikan perlu diresepkan dokter apabila gula darah tetap tidak terkendali
setelah 3 bulan penderita mencoba menerapkan gaya hidup sehat di atas. Obat juga digunakan
atas pertimbangan dokter pada keadaan-keadaan tertentu seperti pada komplikasi akut
diabetes, atau pada keadaan kadar gula darah yang terlampau tinggi.
Hal tersebut pada praktiknya mungkin tidak semudah seperti yang tertulis. Akan tetapi,
dengan motivasi, gaya hidup sehat dapat diterapkan dan dapat dimulai secara bertahap.
Dengan memperhatikan keempat pilar tersebut, penderita diharapkan dapat terus menikmati
kualitas hidup sehat dan terhindar dari komplikasi yang diakibatkan diabetes.
7. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mengapa pasien masuk Rumah Sakit dan apa keluahan utama pasien,
sehingga dapat ditegakkan prioritas masalah keperawatan yang dapat
muncul.
2. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang sama.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada dalam keluarga pasien yang sakit seperti pasien.
4. Riwayat Psikososial
Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas / sedih)
Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
5. Pola Fungsi kesehatan
Pola nutrisi dan metabolisme :
Biasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi begah pada abdomen
6. Pola istirahat dan tidur
Selama sakit pasien merasa tidak dapat istirahat karena pasien merasakan
menggigil hingga demam tubuh, perut begah.
7. Pemeriksaan Fisik
12
b. Masalah Keperawatan yang Muncul
1. Peningkatan suhu tubuh b.d proses perjalanan penyakit DM
2. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat, penurunan karbohidrat akibat defisiansi
insulin
3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangrene.
c. Intervensi
Diagnosa Keperwatan 1.
Peningkatan suhu tubuh b.d proses perjalanan penyakit DM
Tujuan : Suhu tubuh normal
Intervensi :
Observasi suhu tubuh klien
Rasional : mengetahui perubahan suhu tubuh.
Beri kompres dengan air hangat (air biasa) pada daerah axila, lipat paha,
temporal bila terjadi panas
Rasional : melancarkan aliran darah dalam pembuluh darah.
Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap
keringat seperti katun
Rasional : menjaga kebersihan badan
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti piretik
Rasional : menurunkan panas dengan obat.
Diagnosa Keperawatan 2.
Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat
Tujuan : Nutrisi kebutuhan tubuh terpenuhi
Intervensi :
Kaji pola nutrisi klien
Rasional :mengetahui pola makan, kebiasaan makan, keteraturan waktu
makan.
Kaji makan yang di sukai dan tidak disukai
Rasional : meningkatkan status makanan yang disukai dan menghindari
pemberian makan yang tidak disukai.
Anjurkan tirah baring / pembatasan aktivitas selama fase akut
Rasional : penghematan tenaga, mengurangi kerja tubuh.
Pantau pemeriksaan lab seperti glukosa darah dan memberi therapy
insulin
Rasional : jumlah glukosa darah menurun dari jumlah sebelumnya.
Timbang berat badan tiap hari
Rasional : mengetahui adanya penurunan atau kenaikan berat badan.
Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
Rasional : mengurangi kerja usus, menghindari kebosanan makan.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet
Rasional : mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan dan makanan
yang tidak boleh dikonsumsi.
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
A. BIODATA
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 56 tahun,1 bulan,5 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Indonesia
Pekerjaan : IRT
No.Register : 070183
Diagnosa Medik : DM tipe II
Tanggal Masuk : 07 – 01 - 2020
Tanggal Pengkajian : 07 – 01 - 2020
Alamat : Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan
B. KELUHAN UTAMA
Tiba-tiba menggigil sejak tadi sore, perut terasa begah, terdapat bekas luka di
jempol kaki kanan.
C. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Ny. R datang ke Rs Tk.II Cijantung dengan keluhan menggigil sejak
tadi sore, begah pada perut ,mual (+), muntah (-), merupakan pasien Dr. F
yang pernah kontrol penyakit DM terdapat bekas luka pada jempol kaki
kanan, Pasien diperiksa dengan hasil
TTV : TD : 130/70 mmHg SH : 38,9 C
HR : 98 x/menit RR : 20 x/menit
14
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Pasien memiliki riwayat penyakit glaucoma OD, gangrene
E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Tidak ada yang mempunyai penyakit menurun atau menular
F. DATA FISIK
1. Penampilan Umum :
Ku: tampak sakit sedang. Pasien tirah baring, terbaring dengan terpasang
cairan infus RL 20 TPM selama 8 jam ditangan sebelah kiri, pasien tampak
lemas dan pucat, TSS ( Tampak Sakit Sedang ).
2. Activity Daily Living (ADL)
3. Eliminasi
a. BAK 3x sehari 3 x sehari
1x sehari 1x sehari
b. BAB Konsistensi lembek Konsistensi lembek
4. Personal Higiene
a. Mandi 2x sehari Tidak mandi
5.
Mandiri Dibantu klg & perawat
Mobilisasi & aktifitas
15
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Tingkat Kesadaran : CM
2) Tandaa-Tanda Vital
o Tekanan Darah : 130/70 mmHg
o Nadi : 98 x/menit
o Pernafasan : 20 x/menit
o Suhu : 38,9 C
16
h. THORAX,PARU PARU,JANTUNG
Thorax
Inspeksi : tidak ada sesak
Palpasi : tidak melakukan pemeriksaan
Auskultasi :
Jantung dan pembuluh darah ferifher
Inspeksi : terlihan normal
Palpasi : denyut teratur
Perkusi : tidak adapemeriksaan
Aukultasi : irama jantung normal
i. Abdomen
Inspeksi : bentuk normal
Auskultasi : tidak ada pemeriksaan
Perkusi : adanya bunyi saat diketuk
Palpaasi : tidak adabenjolan
j. Genital
Tidak terpasang cateter
k. Rektum
Tidak ada haemoroid
l. Ekstermitas atas
Tidak ada oedem, tangan kiri terpasang infus, aktifitas masih dibantu
oleh keluarganya
m. Ekstermitas bawah
Terdapat bekas luka pada jempol kaki kanan
17
4. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium
Tanggal 07/01/2020
Haematokrit 40 40 – 52 %
Basofil 0 0 -1 %
Ureum 55 10-50mg/dL
Limfosit 28 20 -40 %
Monosit 2 2 –8%
3 Radiologi
Kesan:
{tidak dilakukan pemeriksaan radiologi}
4 Therapy
Th / injeksi
18
IVFD RL/8 jam 500 mg
Inj. Ondansentron 3x4mg O9.00
Inj. Ranitidin 2 𝑥 1 ampul
Inj. Ceftriaxone 1 𝑥 2 vial
Inj. Novorapid 100 IU/ml/hari
PCT drip >38,2’c
Th / oral:
Intruksi lain:
19
ANALISA DATA
2. Ds :
20
DIAGNOSA KEPERAWATAN
21
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
22
IMPLEMENTASI (CATATAN KEPERAWATAN)
24
EVALUASI (CATATAN PERKEMBANGAN)
07/01/2020
10.40 S= -pasien mengatakan tubuhnya
1 masih sedikit menggigil
O= -Ku sedang, kes CM
- TD :120/80 mmHg
ND :85 x/menit
SH :38,9C
RR :20 x/menit
A=-masalah teratasi sebagian
P= -memberikan kompres hangat
-menganjurkan pasien u/ banyak
Minum ±2000cc/24 jam
-obs TTV
-kolabrasi dengan dokter u/
pemberian obat penurun panas
25
IMPLEMENTASI (CATATAN KEPERAWATAN)
26
EVALUASI (CATATAN PERKEMBANGAN)
27
IMPLEMENTASI (CATATAN KEPERAWATAN)
28
EVALUASI (CATATAN PERKEMBANGAN)
29
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang dibuat, dapat disimpulkan bahwa Diabetes mellitus adalah
penyakit yangdisebabkan oleh kelainan hormon yang mengakibatkan sel-sel dalam
tubuh tidak dapa tmenyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketika di dalam
darah tidak terdapat cukup insulin atau ketika sel-sel tubuh kita dapat bereaksi
normal terhadap insulin dalam darah.Paling sedikit terdapat tiga bentuk diabetes
mellitus: tipe I, tipe II, dan diabetes gestasional.
Gejala awal dari diabetes adalah merasa lemas, tidak bertenaga, ingin sering
makan, dansering buang air kecil. Untuk pengobatan dapat dilakukan dengan
penyuntukan insulin, pendidikan dan kepatuhan terhadap diet, dan program olahraga.
Diabetes mellitus dapatterjadi komplikasi akut. Macam-macam komplikasi akut,
yaitu ketoasidosis diabetes, efek somogyi, dan fenomena fajar.
Dari hasil diagnosa keperawatan menurut teori dan diagnosa keperawatan yang
dilakukan pengkajian tidak ditemukan kesenjangan, sehingga ada hubungan antara
diantara keduanya.
B. Saran
30
Daftar pustaka
(www.sehat-jasmanidanrohani.blogspot.com
Aru W. Sudoyo.(2009) Buku ajar ilmu penyakit dalam. Ed V.Jilid III. Jakarta: Interna
Publishing
Departemen Kesehatan RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008. Depkes
RI, Jakarta
31