Anda di halaman 1dari 31

Asuhan Keperawatan Ny.

R Dengan Diagnosa DM Tipe II Ruang Sudirman


RS.Tk IV Cijantung Kesdam Jaya

Guru Pembimbing:

Ibu Eva

DISUSUN OLEH :
1. Aji Dwi Pangestu 8. Nurihram
2. Andresky Junior 9. Putri Harryani
3. Aqilah Nurul J 10. Raidah Shakilla
4. Davi Syahputra 11. Ramdini Asma
5. Maya Fasila 12. Regita Khairunnisa
6. Neneng Pitri 13. Shannia Zhava
7. Nita Widiati 14. Tri Irawati

SMK KESDAM JAYA


TAHUN AJARAN 2019/2020
Jl. TB.Simatupang No.1A Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur (021) - 22825572

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan
Keperawatan prnyakit DM.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Asuhan Keperawatan penyakit
DM dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

2
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DIABETES MILITUS

KATA PENGANTAR ... ........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4


1.2 Rumusan masalah ... ........................................................................................................ 6
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS

1. Definisi ................................................................................................................................ 7
2. Etologi ................................................................................................................................. 7
3. Patofisiologi ......................................................................................................................... 7
4. Tanda dan gejala ( Manifestasi Klinis ) ............................................................................... 8
5. Pemeriksaan penunjang ....................................................................................................... 9
6. Penatalaksanaan.................................................................................................................... 9
7. Asuhan keperawatan ............................................................................................................ 9

BAB III TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian ..................................................................................................................... 12- 28

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan ................................................................................................................... 29
2. Saran .............................................................................................................................. 30

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Millitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar
glukosa darah melebihi normal serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif. Pada umumnya
ada 2 tipe diabetes, yaitu diabetes tipe 1 (tergantung insulin), dan diabetes tipe 2 (tidak
tergantung insulin), tetapi ada pula diabetes dalam kehamilanyang biasa disebut diabetes
gastointestinal. Kasus diabetes dilaporkan mengalami peningkatan di berbagainegara
berkembang termasuk di Indonesia (Suyono, 2009).

Menurut World Health Organitation (WHO) pada tahun 2012, jumlah


penderita DM mencapai 194 juta jiwa dan diperkirakan meningkat menjadi 333 juta jiwa
di tahun 2025 mendatang, dan setengah dari angka tersebut terjadi di negara berkembang,
termasuk negara Indonesia. Angka kejadian DM di Indonesia menempati urutan keempat
tertinggi di dunia yaitu 8,4 juta jiwa.

Di Indonesia pada tahun 2007 di peroleh penderita kelompok usia 45-54 tahun
sebanyak 14,7% di daerah pedesaan. Di tahun 2013 angka prevalensi DM pada orang
dewasa 6,9% , ditahun 2018 angka terus melonjak 8,5%.

Jakarta merupakan provinsi tertinggi penderita penyakit DM dikarena banyaknya


jumlah penduduk. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2018 meningkat dari
2,5% menjadi 3,4% dari total 10,5juta jiwa atau sekitar 250ribu penduduk.

Penderita Diabetes Millitus di RS TK IV Kesdam Cijantung berdasarkan data instalasi


rekam medik pada tahun 2019 sebanyak 80 jiwa, Jumlah penderita DM meningkat akibat
faktor genetik, pola hidup yang tidak sehat, prevalensi obesitas meningkat dan kurangnya
kegiatan fisik atau olahraga.

4
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat pada makalah ini adalah bagaimana
pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan Diabetes Militus
1. Apakah penyakit Diabetes Militus itu ?
2. Apakah etiologi Diabetes Militus itu sendiri ?
3. bagaimana patofisiologi / perjalanan penyakit Diabetes Militus?
4. Bagaimana cara penatalaksaan penyakit Diabetes Mmilitus ?
5. Apakah masalah keperawatan yang muncul pada klien yang menderita
Diabetes Militus?
6. Bagaimana rencana tindakan keperawatan kepada pasien yang menderita
Diabetes Militus?
7. Bagaimana cara mengidentifikasi kesenjangan pada teori dan kasus?

1.2 Tujuan
1. Siswa mampu menyebutkan dan memahami definisi Diabetes Militus.
2. Siswa mampu menyebutkan dan memahami etiologi Diabetes Militus.
3. Siswa mampu menyebutkan dan memahami fatofisiologi Diabetes Militus.
4. Siswa mampu menyebutkan dan memahami penatalaksaan Diabetes Militus.
5. Siswa mampu mengidentifikasi masalah keperawatan yang muncul pada
klien yang menderita Diabetes Militus.
6. Siswa mampu membuat rencana tindakan keperawatan kepada pasien yang
menderita Diabetes Militus.
7. Siswa Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan
kasus

5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1. Definisi
Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya
kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin.

DM adalah Keadaan hiperglikemia(kelebihan kadar gula darah) kronik disertai


berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal yang menimbulkan
komplikasi pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah (Nugroho, 2011, p. 258).

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi


yang berhubungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat, lemak dan protein
yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitifitas insulin
atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular,
dan neuropati (Nurarif & Kusuma, 2015, p. 188).

Diabetes Mellitus adalah penyakit kronik progresif yang ditandai dengan


ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolism karbohidrat, lemak dan protein,
mengarah pada hiperglikemia(kadar glukosa darah tinggi). Diabetes Mellitus (DM)
kadang dirujuk sebgai ‘gula tinggi’, baik oleh pasien maupun penyedia layanan
kesehatan (Black, 2014, p. 631).

2. Etiologi
a. Diabetes Mellitus tipe 1

DM tipe 1, sebelumnya disebut IDDM, atau Diabetes Mellitus onset anak –


anak, ditandai dengan destruksi sel beta pancreas, mengakibatkan defisiensi
insulin absolut. DM tipe 1 diturunkan sebagai heterogen, sifat
multigenik.Kembar identic memiliki resiko 25-50% mewarisi penyakit,
sementara saudara kandung memiliki 6% resiko dan anak cucu memiliki 5%
resiko. Meskipun pengaruh keturunan kuat, 90% orang dengan DM tipe 1
tidak memiliki tingkat relative tingkat pertama dengan DM (Black, 2014, p.
632).

Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel – sel beta
penkreas yang disebabkan oleh :

6
 Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya
diabetes tipe 1
 Faktor imunologi (autoimun)
 Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang menimbulakn estruksi sel beta(Nurarif & Kusuma, 2015, p.
188).

b. Diabetes Mellitus tipe 2

DM tipe 2 sebelumnya disebut NIDDM atau Diabetes Mellitus Onset Dewasa,


adalah gangguan yang melibatkan, baik genetic dan faktor lingkungan.DM
tipe 2 adalah tipe DM paling umum mengenai 90% orang yang memiliki
penyakit. DM tipe 2 biasanya terdiagnosis setelah usia 40 tahun dan lebih
umum diantara dewasa tua, dewasa obesitas, dan etnic serta populasi ras
tertentu (Black, 2014, p. 631).

DM tipe 2 disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes tipe 2 :
usia, obesitas, riwayat dan keluarga. Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam
pasca pembedahan dibagi menjadi 3 yaitu :

 <140 mg/dl = Normal


 140-<200 mg/dl = Toleransi glukosa terganggu
 ≥200 mg/dl = diabetes(Nurarif & Kusuma, 2015, p. 188)..

c. Diabetes gestasional

DM gestasional merupakan diagnosis DM yang menerapkan untuk perempuan


dengan intoleransi glukosa atau ditemukan pertama kali selama
kehamilan.DM gestasional terjadi pada 2-5% perempuan hamil namun
menghilang ketika hamilnya berakhir (Black, 2014, p. 632).

7
3. Patofisiologi

Patofisiologi Diabetes Militus Tipe II

4. Tanda dan Gejala

Manifestasi utama dari DM sebagai berikut :

1. Poliuria

Air tidak di serap kembali oleh tubulus ginjal sekunder untuk aktifitas osmotik
glukosa,mengarah kepada kehilangan air,glukosa dan elektrolit.Kekurangan
insulin untuk mengangkut glukosa melalui membran dalam sel menyebabkan
hiperglikemia sehingga serum plasma meningkat.

2. Polidipsi

Dehidrasi sekunder terhadap poliuria menyebabkan haus. Akibat dari dehidrasi sel
mulut menjadi kering dan sensor haus teraktifasi menyebabkan orang haus terus
dan ingin selalu minum.

8
3. Polifagi

Kelaparan sekunder terhadap ketabolisme jaringan menyebabkan rasa lapar.


Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar insulin
maka produksi energi menurun (Black, 2014, p. 639).

Manifestasi lain dari DM sebagai berikut :

1. Penurunan berat badan

Kehilangan awal sekunder terhadap penipisan simpanan air,glukosadan


trigliserid,kehilangan kronis sekunder terhadap penurunan massa otot karena
asam amino di alihkan untuk membentuk glukosa dan keton.

2. Pandangan kabur berulang

Sekunder terhadap paparan kronis retina dan lensa mata terhadap cairan
hiperosmolar.

3. Pruritus,inveksi kulit,vaginitis

Infeksi jamur dan bakteri pada kulit terlihat lebih umum,hasil penelitian masa
bertentangan.

4. Ketonuria

Ketika glukosa tidak dapat di gunakan untuk energi oleh sel tergantung
insulin, asam lemak di gunakan untuk energi,asam lemak di pecahkan menjadi
keton dalam darah dan di ekskresikan oleh ginjal. Pada DM tipe 2,insulin
cukup untuk menekan berlebihan penggunaan asam lemak tapi tidak cukup
untuk penggunaan glukosa.

5. Lemah dan letih

Penurunan isi plasma mengarah kepada postural hipertensi,kehilangan kalium


dan katabolisme protein berkontribusi terhadap kelemahan.

6. Sering asimtomatik

Tubuh dapat beradaptasi terhadap peningkatan pelan-pelan kadar glukosa


darah sampai tingkat lebih besar di bandingkan peningkatan yang
cepat (Black, 2014, p. 639).

9
5. Pemeriksaan penunjang

1. Tes HbA1C

Tes hemoglobin terglikasi (HbA1C) adalah pengukuran gula darah jangka panjang. Tes
diagnosis diabetes melitus ini memungkinkan dokter tahu berapa rata-rata nilai gula darah
dalam beberapa bulan terakhir.

Kadar HbA1C 6.5 persen atau lebih pada tes yang sudah dilakukan lebih dari satu kali
menandakan Anda punya diabetes. Sementara hasil antara 5.7 6.4 persen menunjukkan
bahwa Anda masih di tahap pradiabetes. Kadar gula darah normal biasanya berada di bawah
5.7 persen.

2. Tes gula darah puasa

Dokter juga mungkin melakukan tes gula darah puasa untuk menegakkan diagnosis risiko
diabetes melitus. Sampel darah dalam tes diagnosis diabetes melitus ini akan diambil setelah
Anda berpuasa semalaman (kurang lebih 8 jam).

Berikut kategori kadar gula darah menurut tes gula darah puasa untuk menegakkan diagnosis
diabetes melitus.

 Normal: kurang dari 100 mg/dL (5.6 mmol/L).


 Pradiabetes: antara 100 sampai 125 mg/dL (5.6 sampai 6.9 mmol/L).
 Diabetes: 126 mg/dL (7 mmol/L) atau lebih.

3. Tes gula darah sewaktu

Tes diagnosis diabetes melitus ini bisa dilakukan kapan saja, tanpa perlu mempertimbangkan
waktu makan terakhir Anda. Namun, biasanya tes diagnosis ini dilakukan apabila Anda sudah
memiliki gejala diabetes melitus seperti sering buang air kecil atau kehausan esktrem.

Nilai gula darah dalam tes diagnosis diabetes melitus ini akan ditampilkan dalam bentuk
miligram per desiliter (mg/dL) atau milimole per liter (mmol/L).

Jika hasil tes diagnosis diabetes melitus ini menunjukkan 200 mg/dL (11.1 mmol/L) atau
lebih, artinya gula darah Anda tinggi dan Anda punya diabetes. Sementara jika hasil tes
diagnosis diabetes melitus ini menunjukkan angka di bawah 200 mg/dL, artinya kadar gula
darah masih di angka normal.

4. Tes toleransi gula darah oral

Tes diagnosis diabetes melitus ini membutuhkan puasa semalam sebelumnya. Jadi, harus
puasa dulu selama kurang lebih 8 jam dan setelahnya akan diminta untuk makan seperti
biasa. Dokter juga mungkin akan memberikan cairan gula. Selang 2 jam setelah makan, kadar
gula darah Anda akan diperiksa.

10
Pada orang yang sehat, kadar gula darah mereka biasanya akan kembali normal setelah 2 jam
makan. Sementara jika Anda punya diabetes, kadar gula darah akan tetap tinggi setelah 2 jam
makan.

Berikut kategori kadar gula darah dari pemeriksaan toleransi gula darah oral untuk
menegakkan diagnosis diabetes melitus.

 Normal: kurang dari 140 mg/dL (7.8 mmol/L)


 Prediabetes: 140-199 mg/dl
 Diabetes: 200 mg/dl atau lebih

6. Penatalaksanaan

1. Edukasi

Penderita diabetes perlu mengetahui seluk beluk penyakit diabetes. Dengan mengetahui
faktor risiko diabetes, proses terjadinya diabetes, gejala diabetes, komplikasi penyakit
diabetes, serta pengobatan diabetes, penderita diharapkan dapat lebih menyadari pentingnya
pengendalian diabetes, meningkatkan kepatuhan gaya hidup sehat dan pengobatan diabetes.
Penderita perlu menyadari bahwa mereka mampu menanggulangi diabetes, dan diabetes
bukanlah suatu penyakit yang di luar kendalinya. Terdiagnosis sebagai penderita diabetes
bukan berarti akhir dari segalanya.

2. Pengaturan makan

Pengaturan makan pada penderita diabetes bertujuan untuk mengendalikan gula darah,
tekanan darah, kadar lemak darah, serta berat badan ideal. Dengan demikian, komplikasi
diabetes dapat dihindari, sambil tetap mempertahankan kenikmatan proses makan itu sendiri.
Pada prinsipnya, makanan perlu dikonsumsi teratur dan disebar merata dalam sehari. Seperti
halnya prinsip sehat umum, makanan untuk penderita diabetes sebaiknya rendah lemak
terutama lemak jenuh, kaya akan karbohidrat kompleks yang berserat termasuk sayur dan
buah dalam porsi yang secukupnya, serta seimbang dengan kalori yang dibutuhkan untuk
aktivitas sehari-hari penderita.

3. Olahraga

Pengendalian kadar gula, lemak darah, serta berat badan juga membutuhkan aktivitas fisik
teratur. Selain itu, aktivitas fisik juga memiliki efek sangat baik meningkatkan sensitivitas
insulin pada tubuh penderita sehingga pengendalian diabetes lebih mudah dicapai. Porsi
olahraga perlu diseimbangkan dengan porsi makanan dan obat sehingga tidak mengakibatkan
kadar gula darah yang terlalu rendah. Panduan umum yang dianjurkan yaitu aktivitas fisik
dengan intensitas ringan-selama 30 menit dalam sehari yang dimulai secara bertahap. Jenis
olahraga yang dianjurkan adalah olahraga aerobik seperti berjalan, berenang, bersepeda,
berdansa, berkebun, dll. Penderita juga perlu meningkatkan aktivitas fisik dalam kegiatan
sehari-hari, seperti lebih memilih naik tangga ketimbang lift, dll. Sebelum olahraga,
sebaiknya penderita diperiksa dokter sehingga penyulit seperti tekanan darah yang tinggi
dapat diatasi sebelum olahraga dimulai.

4. Obat

11
Obat oral ataupun suntikan perlu diresepkan dokter apabila gula darah tetap tidak terkendali
setelah 3 bulan penderita mencoba menerapkan gaya hidup sehat di atas. Obat juga digunakan
atas pertimbangan dokter pada keadaan-keadaan tertentu seperti pada komplikasi akut
diabetes, atau pada keadaan kadar gula darah yang terlampau tinggi.

Hal tersebut pada praktiknya mungkin tidak semudah seperti yang tertulis. Akan tetapi,
dengan motivasi, gaya hidup sehat dapat diterapkan dan dapat dimulai secara bertahap.
Dengan memperhatikan keempat pilar tersebut, penderita diharapkan dapat terus menikmati
kualitas hidup sehat dan terhindar dari komplikasi yang diakibatkan diabetes.

7. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mengapa pasien masuk Rumah Sakit dan apa keluahan utama pasien,
sehingga dapat ditegakkan prioritas masalah keperawatan yang dapat
muncul.
2. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang sama.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada dalam keluarga pasien yang sakit seperti pasien.
4. Riwayat Psikososial
Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas / sedih)
Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
5. Pola Fungsi kesehatan
Pola nutrisi dan metabolisme :
Biasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi begah pada abdomen
6. Pola istirahat dan tidur
Selama sakit pasien merasa tidak dapat istirahat karena pasien merasakan
menggigil hingga demam tubuh, perut begah.

7. Pemeriksaan Fisik

 Kesadaran dan keadaan umum pasienKesadaran pasien perlu di kaji dari


sadar – tidak sadar (composmentis – coma) untuk mengetahui berat
ringannya prognosis penyakit pasien.
 Tanda – tanda vital dan pemeriksaan fisik Kepala – kaki
TD, Nadi, Respirasi, Temperatur yang merupakan tolak ukur dari keadaan
umum pasien / kondisi pasien dan termasuk pemeriksaan dari kepala sampai
kaki dengan menggunakan prinsip-prinsip inspeksi, auskultasi, palpasi,
perkusi), disamping itu juga penimbangan BB untuk mengetahui adanya
penurunan BB karena peningakatan gangguan nutrisi yang terjadi, sehingga
dapat dihitung kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan.

12
b. Masalah Keperawatan yang Muncul
1. Peningkatan suhu tubuh b.d proses perjalanan penyakit DM
2. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat, penurunan karbohidrat akibat defisiansi
insulin
3. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangrene.

c. Intervensi
 Diagnosa Keperwatan 1.
Peningkatan suhu tubuh b.d proses perjalanan penyakit DM
Tujuan : Suhu tubuh normal
Intervensi :
 Observasi suhu tubuh klien
Rasional : mengetahui perubahan suhu tubuh.
 Beri kompres dengan air hangat (air biasa) pada daerah axila, lipat paha,
temporal bila terjadi panas
Rasional : melancarkan aliran darah dalam pembuluh darah.
 Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap
keringat seperti katun
Rasional : menjaga kebersihan badan
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti piretik
Rasional : menurunkan panas dengan obat.

 Diagnosa Keperawatan 2.
Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat
Tujuan : Nutrisi kebutuhan tubuh terpenuhi
Intervensi :
 Kaji pola nutrisi klien
Rasional :mengetahui pola makan, kebiasaan makan, keteraturan waktu
makan.
 Kaji makan yang di sukai dan tidak disukai
Rasional : meningkatkan status makanan yang disukai dan menghindari
pemberian makan yang tidak disukai.
 Anjurkan tirah baring / pembatasan aktivitas selama fase akut
Rasional : penghematan tenaga, mengurangi kerja tubuh.
 Pantau pemeriksaan lab seperti glukosa darah dan memberi therapy
insulin
Rasional : jumlah glukosa darah menurun dari jumlah sebelumnya.
 Timbang berat badan tiap hari
Rasional : mengetahui adanya penurunan atau kenaikan berat badan.
 Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
Rasional : mengurangi kerja usus, menghindari kebosanan makan.
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet
Rasional : mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan dan makanan
yang tidak boleh dikonsumsi.

13
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
A. BIODATA

1. Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 56 tahun,1 bulan,5 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Indonesia
Pekerjaan : IRT
No.Register : 070183
Diagnosa Medik : DM tipe II
Tanggal Masuk : 07 – 01 - 2020
Tanggal Pengkajian : 07 – 01 - 2020
Alamat : Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan

2. Identitas Penanggung jawab


Nama : Tn.T
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan pasien : Suami
Alamat : Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan

B. KELUHAN UTAMA
Tiba-tiba menggigil sejak tadi sore, perut terasa begah, terdapat bekas luka di
jempol kaki kanan.
C. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Ny. R datang ke Rs Tk.II Cijantung dengan keluhan menggigil sejak
tadi sore, begah pada perut ,mual (+), muntah (-), merupakan pasien Dr. F
yang pernah kontrol penyakit DM terdapat bekas luka pada jempol kaki
kanan, Pasien diperiksa dengan hasil
TTV : TD : 130/70 mmHg SH : 38,9 C
HR : 98 x/menit RR : 20 x/menit

14
D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Pasien memiliki riwayat penyakit glaucoma OD, gangrene
E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Tidak ada yang mempunyai penyakit menurun atau menular
F. DATA FISIK
1. Penampilan Umum :
Ku: tampak sakit sedang. Pasien tirah baring, terbaring dengan terpasang
cairan infus RL 20 TPM selama 8 jam ditangan sebelah kiri, pasien tampak
lemas dan pucat, TSS ( Tampak Sakit Sedang ).
2. Activity Daily Living (ADL)

NO ADL DIRUMAH DI RUMAH SAKIT

1. Nutrisi 25-30 kalori per kilogram


a. Makan 2x/hari 25x66(bb)= 1650 kalori/hr
( Diit DM )

b. Minum 5-7 gelas/hr 9 gelas/hr

2. Istirahat dan Tidur


a. Malam 5 jam 8 – 9 jam

b. Siang Tidak teratur Lebih sering tidur

3. Eliminasi
a. BAK 3x sehari 3 x sehari

1x sehari 1x sehari
b. BAB Konsistensi lembek Konsistensi lembek

4. Personal Higiene
a. Mandi 2x sehari Tidak mandi

b. Berpakaian 2x sehari 3x sehari

5.
Mandiri Dibantu klg & perawat
Mobilisasi & aktifitas

15
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Tingkat Kesadaran : CM
2) Tandaa-Tanda Vital
o Tekanan Darah : 130/70 mmHg
o Nadi : 98 x/menit
o Pernafasan : 20 x/menit
o Suhu : 38,9 C

b. Berat & Tinggi Badan


o Berat Badan Sebelum Sakit : 68 kg
o Berat Badan Sesudah Sakit : 66 kg
o Tinggi Badan : 150 cm

c. Kulit, Rambut dan Kuku


1) Kulit
Inspeksi : Sawo matang, terdapat luka
ekstremitas bawah
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
2) Rambut
Inspeksi : Berwarna hitam, tidak ada kutu
ketombe
Palpasi : Tidak rontok, berminyak, lembab
3) kuku
Inspeksi : Pendek,bersih,tidak ada kotoran
Palpasi : Tidak tajam
d. Kepala,muka,dan leher
1.) kepala
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
2.) muka
Inspeksi : Bentuk muka simetris, tidak ada lesi
Palpasi : Berminyak
3.) leher
Inspeksi : Bentuk leher simetris
Palpasi :Tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening, tidak ada vena membesar, reflek menelan baik

e. Mata dan Pengelihatan : glaucoma OD sejak 2018

f. Telinga dan Pendengaran : pendengaran baik

g. mulut dan pharynx : bibir kering, pucat , lidah kotor

16
h. THORAX,PARU PARU,JANTUNG
Thorax
Inspeksi : tidak ada sesak
Palpasi : tidak melakukan pemeriksaan
Auskultasi :
Jantung dan pembuluh darah ferifher
Inspeksi : terlihan normal
Palpasi : denyut teratur
Perkusi : tidak adapemeriksaan
Aukultasi : irama jantung normal

i. Abdomen
Inspeksi : bentuk normal
Auskultasi : tidak ada pemeriksaan
Perkusi : adanya bunyi saat diketuk
Palpaasi : tidak adabenjolan
j. Genital
Tidak terpasang cateter
k. Rektum
Tidak ada haemoroid
l. Ekstermitas atas
Tidak ada oedem, tangan kiri terpasang infus, aktifitas masih dibantu
oleh keluarganya
m. Ekstermitas bawah
Terdapat bekas luka pada jempol kaki kanan

17
4. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium
Tanggal 07/01/2020

Pemeriksaan Hasil Normal

HB 11,0 13,2 – 17,3 g/dL

Leukosit 11500 4.000 – 10.000 /uL

Haematokrit 40 40 – 52 %

Trombosit 183.000 150.000-450.000 /uL

Eritrosit 5 4,4 – 5,9 juta/uL

Basofil 0 0 -1 %

GDS 202 <140 mg/Dl

Ureum 55 10-50mg/dL

Limfosit 28 20 -40 %

Monosit 2 2 –8%

3 Radiologi
Kesan:
{tidak dilakukan pemeriksaan radiologi}

4 Therapy

Th / injeksi

Nma obat Dosis jam

18
 IVFD RL/8 jam 500 mg
 Inj. Ondansentron 3x4mg O9.00
 Inj. Ranitidin 2 𝑥 1 ampul
 Inj. Ceftriaxone 1 𝑥 2 vial
 Inj. Novorapid 100 IU/ml/hari
 PCT drip >38,2’c

Th / oral:

Nama obat Dosis jam

1. Paracetamol 3 × 1 tab 12.00

Intruksi lain:

 Pemeriksaan GDS/ 6Jam (SC)

19
ANALISA DATA

Nama klien/ Umur : Ny. R / 56 Tahun

No. Tempat tidur : II A

Ruang/R.S : R. Sudirman / RS TK IV CIJANTUNG

No Data Masalah Etiologi


Ds :

1. - klien mengatakan menggigil

Do : Hipertermi Proses perjalanan


- k/u sedang, kes CM
penyakit DM
- klien terlihat lemas
- Akral teraba panas
- obs TTV TD : 130/70 mmHg
ND: 98x/menit
SH: 38,9C
RR: 20 x/menit

2. Ds :

- klien mengatakan nafsu makan


agak berkurang
- mual Gangguan Adanya mual,dan
- perut kembung pemenuhan penurunan karbohidrat
nutrisi kurang dari akibatdefisian insulin
Do :
kebutuhan tubuh
- klien hanya menghabiskan ¼
porsi
- diberi novorapid 1x1

20
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama klien/ Umur : Ny. R / 56 Tahun

No. Tempat tidur : II A

Ruang/R.S : R.Sudirman / RS TK IV CIJANTUNG

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANGGAL PARAF


DX (P&E) DITEMUKAN TERATASI NAMAJELAS

1 Hipertermi berhubungan dengan 07/01’2020 09/01’2020


proses perjalanan penyakit
DM

Ds: -klien mengatakan demam


K
Do: -klien tampak lemas
-obs SH : 39,3C
2
Gangguan pemenuhan nutrisi
07/01’2020 09/01’2020
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan adanya
mual dan muntah.

Ds: -klien mengatakan nafsu


makan berkurang
-klien mengatakan muntah
Do: -klien hanya mengabiskan
¼ porsi
-muntah 3x
-obs TTV
TD :110/80 mmHg
ND:80 x/menit
SH: 39,3 C
RR : 20 x/menit

21
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama klien/ Umur : Ny.R / 56 Tahun

No. Tempat tidur : II A

Ruang/R.S : R. Sudirman/ RS TK IV CIJANTUNG

NODX TUJUAN / KH Rencana tindakan Paraf Nama


jelas

1. Setelah dilakukan perawatan - Beri kompres hangat


3x24 jam diharapkan suhu - Observasi TTV
tubuh pasien menjadi normal - Anjurkan minum air putih 2lt/hr
kembali dengan KH: - Anjurkan klien untuk bedrest
- Kolaborai dengan dokter
- S : 36C mengenai pemberian obat
- Klien tidak terlihat lemas
lagi
- Klien tidak menggigil

2. Setelah dilakukan perawatan


- Timbang bb klien sesuai indikasi
3x24 jam diharapkan ada
- Anjurkan ma/mi sedikit tapi
peningkatan dalam pola nutrisi
sering
klien dengan KH :
- Pantau pemeriksaan lab gula
- Pasien tidak merasakan darah
mual - Kolaborasi dengan ahli gizi
- Bb klien kembali normal mengenai ma/mi sesuai diit
- Nafsu makan membaik - Kolaborasi dengan dokter
- Klien tidak merasa begah mengenai obat DM dan begah
pada abdomen

22
IMPLEMENTASI (CATATAN KEPERAWATAN)

Nama klien/ Umur : Ny. R/ 56 Tahun

No. Tempat tidur : II A

Ruang/R.S : R. Sudirman / RS TK IV CIJANTUNG

Hari / tanggal No. Tindakan keperawatan Paraf

Jam Diagnosa & Hasil Nama jelas

07/01/2020 - Memberi kompres hangat


Hasil : suhu tubuh pasien
10.40 1 menurun
- mengobservasi TTV
hasil:
TD:120/80mmHg
SH:38,9’C
RR:20X/mnt
N: 85x/mnt
- menganjurkan minum air putih
2lt/hr
hasil : pasien tampak lebih
segar
- menganjurkan klien untuk
bedrest
hasil: pasien tampak lebih
tenang
- berkolaborai dengan dokter
mengenai pemberian obat
hasil: diberi PCT tab 3x500mg

- menimbang bb klien sesuai


12.00 indikasi
hasil: bb klien naik 1kg
2 - menganjurkan ma/mi sedikit
tapi sering
hasil : klien mulai nafsu makan
- memantau pemeriksaan lab
gula darah
hasil: glukosa darah klien
perlahan menurun dri jumlah
sebelumnya
- berkolaborasi dengan ahli gizi
mengenai ma/mi sesuai diit
hasil: diberi makan sesuai diit
DM
- berkoolaborasi dengan dokter
mengenai obat DM dan begah
23
pada abdomen
hasil : diberi inj. Ondansentron
3x4 mg
inj. Ranitidine 2x1mg

24
EVALUASI (CATATAN PERKEMBANGAN)

Nama klien/ Umur : Ny.R / 56 Tahun

No. Tempat tidur : II A

Ruang/R.S : R. Sudirman / RS TK IV CIJANTUNG

No. Hari / tanggal Evaluasi hasil Paraf


Diagnose Jam (SOAP) Nama jelas

07/01/2020
10.40 S= -pasien mengatakan tubuhnya
1 masih sedikit menggigil
O= -Ku sedang, kes CM
- TD :120/80 mmHg
ND :85 x/menit
SH :38,9C
RR :20 x/menit
A=-masalah teratasi sebagian
P= -memberikan kompres hangat
-menganjurkan pasien u/ banyak
Minum ±2000cc/24 jam
-obs TTV
-kolabrasi dengan dokter u/
pemberian obat penurun panas

S= -pasien mengatakan masih mual


2 12.00
-pasien mengatakan perutsudah
tidak begah
O= -pasien terlihat masih lemas
-guladarah perlahan menurun
(190mg/dl)
-pasien mulai nafsu makan
A= masalah teratasi sebagian
P= -menganjurkan pasien u/
menghabiskan makan ½ porsi
(3xsehari)
-obs TTV
- kolaborasi dengan dokter
Mengenai obat mual

25
IMPLEMENTASI (CATATAN KEPERAWATAN)

Nama klien/ Umur : Ny. R/ 56 Tahun

No. Tempat tidur : II A

Ruang/R.S : R. Sudirman / RS TK IV CIJANTUNG


Hari / Tanggal No Tindakan Keperawatan & Paraf
Jam Diagnose Hasil Nama Jelas
08 Januari I - Memberi kompres hangat
2020 Hasil : suhu tubuh pasien kembali
09.00 normal
- mengobservasi ttv
Hasil : Suhu 37,9°C
Nadi : 83x/menit
Td : 120/80 mmHg
RR : 20x/menit
- Berkolaborasi dengan farmasi
obat penurun demam

08 Januari II Menimbang berat badan pasien


2020 sesuai indikasi
10.15 Hasil : BB pasien kembali normal
- Menganjurkan makan minum
sedikit tapi sering
Hasil : nafsu makan kembali
normal
- memberi therapy insulin pagi sore
dan memantau gula darah
Hasil : gula darah menurun
- berkolaborasi dengan ahli gizi
Hasil : pasien diberi makanan
sesuai diitnya

26
EVALUASI (CATATAN PERKEMBANGAN)

Nama klien/ Umur : Ny.R / 56 Tahun

No. Tempat tidur : II A

Ruang/R.S : R. Sudirman / RS TK IV CIJANTUNG


No Hari / Tanggal Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf
Diagnose Jam Nama Jelas
08 Januari I S= -pasien mengatakan
2020 tubuhnya sudah tidak
09.00 menggigil
O= -Ku sedang, kes CM
- TD :120/80 mmHg
ND :85 x/menit
SH :37,9C
RR :20 x/menit
A = masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
08 Januari II S : pasien mengatakan nafsu
2020 makan mulai membaik
10.15 O : BB naik 0,5 Kg -> 6,7 kg
Gula darah perlahan
menurun (150mg/dL)
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

27
IMPLEMENTASI (CATATAN KEPERAWATAN)

Nama klien/ Umur : Ny. R/ 56 Tahun

No. Tempat tidur : II A

Ruang/R.S : R. Sudirman / RS TK IV CIJANTUNG


Hari / Tanggal No Tindakan Keperawatan & Paraf
Jam Diagnose Hasil Nama Jelas
09 Januari I - mengobservasi ttv
2020 Suhu : 37°c
10.00 TD :120/80 mmHg
N : 80x /menit
RR : 20x/menit
- berkolaborasi dengan farmasi
mengenai obat anti infeksi
Hasil : diberi injeksi ceftriaxone 1x2
gr
09 Januari II - memberi terapi insulin dan pantau
2020 gula darah
11.15 Hasil : Gula darah kembali normal
- menimbang berat badan pasien
sesuai indikasi
Hasil : BB kembali normal
- menganjurkan makan minum
sedikit tapi sering
Hasil: nafsu makan kembali normal
- berkolaborasi dengan ahli gizi
dalam pemberian makanan sesuai
diit
Hasil : diberi makanan yang bergizi
dan diit DM

28
EVALUASI (CATATAN PERKEMBANGAN)

Nama klien/ Umur : Ny.R / 56 Tahun

No. Tempat tidur : II A

Ruang/R.S : R. Sudirman / RS TK IV CIJANTUNG


No Hari / Tanggal Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf
Diagnose Jam Nama Jelas
I 09 Januari 2020 S : pasien mengatakan suhu
10.00 tubuh mulai kembali normal
O : ttv normal
TD : 120/80 mmHg
S : 37°c
N : 80x / menit
RR : 20x/ menit
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

II 09januari 2020 S : pasien mengatakan nafsu


11.15 makan kembali normal
O : pasien nafsu makan
membaik
BB kembali normal ( sebelum
sakit 68)
Gula darah menurun (140
mg/dL)
A : masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
Pasien kontrol rutin dengan
dokter penyakit dalam

29
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah yang dibuat, dapat disimpulkan bahwa Diabetes mellitus adalah
penyakit yangdisebabkan oleh kelainan hormon yang mengakibatkan sel-sel dalam
tubuh tidak dapa tmenyerap glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketika di dalam
darah tidak terdapat cukup insulin atau ketika sel-sel tubuh kita dapat bereaksi
normal terhadap insulin dalam darah.Paling sedikit terdapat tiga bentuk diabetes
mellitus: tipe I, tipe II, dan diabetes gestasional.

Gejala awal dari diabetes adalah merasa lemas, tidak bertenaga, ingin sering
makan, dansering buang air kecil. Untuk pengobatan dapat dilakukan dengan
penyuntukan insulin, pendidikan dan kepatuhan terhadap diet, dan program olahraga.
Diabetes mellitus dapatterjadi komplikasi akut. Macam-macam komplikasi akut,
yaitu ketoasidosis diabetes, efek somogyi, dan fenomena fajar.

Dari hasil diagnosa keperawatan menurut teori dan diagnosa keperawatan yang
dilakukan pengkajian tidak ditemukan kesenjangan, sehingga ada hubungan antara
diantara keduanya.

B. Saran

Sebaiknya siswa/i harus lebih memahami mengenai penyakit diabetes mellitus,


beserta dengan gejala dan pengobatannya.

30
Daftar pustaka

(www.sehat-jasmanidanrohani.blogspot.com

Aru W. Sudoyo.(2009) Buku ajar ilmu penyakit dalam. Ed V.Jilid III. Jakarta: Interna
Publishing

Departemen Kesehatan RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008. Depkes
RI, Jakarta

Mansjoer, Arif. (2009). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media Aesculapius.

Nugroho, Susilo, (2011). Pengobatan DM. Yogyakarta: Nuha Medika

Simanjuntak, C. H, (2009). DM, Epidemiologi dan Perkembangan Penelitian. Cermin


Dunia Kedokteran No. 83.)Sjamsuhidayat. (1998). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi
revisi. EGC. Jakarta

(Depkes, 2006). , (WHO, 2012). (Rikesda, 2007).

31

Anda mungkin juga menyukai