Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PATOFISIOLOGI

DIABETES MELITUS
Dosen Pengampu : Loseva Angelina Kudadiri, S. Tr.Kep., Ners

Disusun Oleh :
Kelompok 6

1. Alvia Nur Cahyani (152210077) 6. Lia Apriyani (152210074)


2. Amanda Ayu A (152210071) 7. Nining Sumiati (152210079)
3. Diffa Safiyah P (152210068) 8. Salwa Martha A (152210080)
4. Fathiya Rahma I (152210078) 9. Tasha Nur Ashifa (152210073)
5. Kesya Cantika (152210075)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpah kan berkat,
rahmat, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Diabetes
Melitus”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Patofisiologi. Selain itu,
penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dasar teori tentang Diabetes Melitus yang
berguna untuk pengembangan diri.
Makalah ini dapat terselesaikan tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan penuh rasa syukur kami ingin mengucapkan terima kasih sebesar
besarnya kepada ibu Loseva Angelina Kudadiri, S. Tr.Kep., Ners.

Kami berharap makalah yang kami buat ini dapat memberikan inspirasi dan manfaat bagi
para pembaca.Terlepas dari itu semua, kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan
masih banyak kekurangan.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, kami segenap penyusun memohon


maaf jika masih banyak kekurangan baik dari segi tata bahasa, penulisan kalimat, maupun isi.
Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Bogor, Mei 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB Ⅰ .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................................ 2
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ......................................................................................................................... 2
BAB Ⅱ ............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3
2.1 Definisi Diabetes Mellitus ................................................................................................ 3
2.2 Jenis-Jenis Diabetes Mellitus ........................................................................................... 3
2.3 Etiologi Diabetes Mellitus ................................................................................................ 5
2.4 Tanda Dan Gejala Diabetes Mellitus ............................................................................... 7
2.5 Patofisiologis Diabetes Mellitus....................................................................................... 8
2.6 Penataklasanaan Diabetes Mellitus .................................................................................. 9
BAB Ⅲ ......................................................................................................................................... 12
PENUTUP..................................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13

ii
BAB Ⅰ

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes Mellitus adalah penyakit gangguan metabolik terutama pada proses


metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh berkurangnya atau ketiadaan hormon
insulin dari sel beta pankreas atau akibat gangguan fungsi insulin, atau keduanya
(Sutedjo, 2010).

Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh adanya peningkatan kadar gula glukosa darah akibat kekurangan insulin
baik absolut maupun relatif (Syahbudin, 2009).

Menurut WHO tahun 2011, Diabetes Mellitus termasuk penyakit yang paling
banyak diderita oleh penduduk di seluruh dunia dan merupakan urutan ke empat dari
prioritas penelitian nasional untuk penyakit degeneratif. Prevalensi Diabetes Mellitus
pada populasi dewasa di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat sebesar 35% dalam
dua dasawarsa dan menjangkit 300 juta orang dewasa pada tahun 2025. Bagian terbesar
peningkatan angka pravalensi ini akan terjadi di negara-negara berkembang (Gibney,
2009).

Diabetes Mellitus dapat menjadi serius dan menyebabkan kondisi kronik yang
membahayakan apabila tidak diobati. Akibat dari hiperglikemia dapat terjadi komplikasi
metabolik akut seperti ketoasidosis diabetik (KAD) dan keadaan hiperglikemi dalam
jangka waktu yang lama dapat berkontribusi terhadap komplikasi neuropatik. Diabetes
Mellitus juga berhubungan dengan penigkatan kejadian penyakit makrovaskular seperti
MCI dan stroke (Smeltzer & Bare, 2013). Menurut WHO, penderita diabetes beresiko
mengalami kerusakan mikrovaskuler seperti retinopati, nefropati dan neuropati. Hal ini
dapat memberikan efek terhadap kondisi psikologis pasien.

Untuk penderita Diabetes Mellitus di Indonesia sendiri terus meningkat setiap


tahunnya, hal ini dihubungkan dengan meningkatnya angka kesejahteraan. Persentase
penderita Diabetes Mellitus lebih besar di kota di bandingkan dengan di desa, sekitar
14,7% untuk dikota dan sekitar 7,2% untuk di desa. Indonesia sendiri menduduki
peringkat ke-6 di dunia mengenai jumlah terbanyak penderita Diabetes.

1
Dari penjelasan diatas peranan soerang perawat itu sangat penting dalam
pemberian asuhan keperawatan untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
yang disebabkan karena Diabetes Mellitus, sehingga diharapkan untuk mahasiswa dan
mahasiswi keperawatan dapat memahami dan menguasai konsep asuhan keperawatan
pada pasien Diabetes Mellitus.

1.2. Rumusan Masalah

1) Apa itu Diabetes Mellitus?


2) Apa saja jenis-jenis Diabetes Mellitus?
3) Apa saja yang menjadi penyebab terjadinya penyakit Diabetes Mellitus?
4) Apa saja tanda dan gejala penyakit Diabetes Mellitus?
5) Bagaimana perjalan penyakit Diabetes Mellitus dapat terjadi?
6) Apa saja penatalaksanaan penyakit Diabetes Mellitus?

1.3 Tujuan Masalah

1.3.1 Tujuan Umum


Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1) Diharapkan seluruh masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan dan


menjalankan pola aktivitas hidup yang lebih baik
2) Diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada
pasien Diabetes Mellitus

1.3.2 Tujuan Khusus


Mahasiswa diharapkan mampu:

1) Memahami konsep medis terkait penyakit Diabetes Mellitus


2) Memahami konsep keperawatan Diabetes Mellitus

1.4 Manfaat

Mahasiswa menjadi memiliki pengetahuan tentang Diabetes Melitus untuk


dirinya sendiri dan dapat memberitahu tentang Diabetes Melitus tersebut ke orang lain.

2
BAB Ⅱ

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Diabetes Mellitus

Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002 dalam
www.ilmukeperawatan.com).

Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Noer, 2003 dalam www.trinoval.web.id).

Diabetes Mellitus adalah penyakit dimana penderita tidak bisa mengontrol kadar
gula dalam tubuhnya. Tubuh akan selalu kekurangan ataupun kelebihan gula sehingga
mengganggu system kerja tubuh secara keseluruhan (FKUI, 2001 dalam
www.trinoval.web.id).

Diabetes Mellitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan


kadar glukosa darah (hiperglikemia). Mungkin terdapat penurunan dalam kemampuan
tubuh untuk berespon terhadap insulin dan atau penurunan atau tidak terdapatnya
pembentukan insulin oleh pancreas. Kondisi ini mengarah pada hiperglikemia, yang
dapat menyebabkan terjadinya komplikasi metabolic akut seperti ketoasidosis diabetic.
Hiperglikemia jangka panjang dapat menunjang terjadinya komplikasi mikrovaskular
kronis (penyakit ginjal dan mata) serta komplikasi neuropati. Diabetes juga berkaitan
dengan kejadian penyakit makrovaskuler, termasukinfark miokard, stroke, dan penyakit
vaskuler perifer (Brunner and Suddarth,2002: 109).

2.2 Jenis-Jenis Diabetes Mellitus

Penelitian yang dimuat dalam Introduction to Diabetes Mellitus membagi diabetes


dalam tiga jenis, yakni:

3
1. Diabetes Tipe 1

Pada dasarnya, diabetes tipe 1 adalah gangguan autoimun, yakni kondisi ketika
antibodi yang seharusnya bekerja melindungi tubuh terhadap infeksi, malah berbalik
menyerang sel tubuh itu sendiri Dalam kasus diabetes tipe 1, yang dirusak adalah sel
beta yang terdapat pada pankreas. Proses tersebut membuat rusaknya sel-sel beta
yang akan memproduksi insulin. Belum diketahui apa penyebab antibodi menyerang
sel beta pankreas. Namun, banyak pakar percaya jika faktor genetik dan infeksi virus
tertentu merupakan penyebabnya.

2. Diabetes Tipe 2

Berbeda dengan penyebab diabetes tipe 1 yang merupakan akibat penurunan


produksi insulin, pada diabetes tipe 2 produksi insulin berjalan normal. Namun,
sensitivitas tubuh dalam merespons kadar gula darah menurun sehingga
penggunaannya menjadi tidak maksimal. Umumnya kondisi ini lebih sering terjadi
pada orang dewasa, terutama mereka yang sudah berusia di atas 30 tahun. Faktor
gaya hidup, seperti kurang melakukan aktivitas fisik, stres, dan konsumsi makanan
tinggi gula, merupakan peran penting dalam terbentuknya penyakit ini. Selain itu,
faktor genetik dan obesitas yang tidak ditangani dengan baik, cukup berpengaruh
dalam peningkatan risiko diabetes tipe 2.

3. Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional adalah penyakit diabetes yang umumnya bersifat


sementara. Penyakit ini akan menyerang pada ibu hamil dan biasanya akan sembuh
sendiri setelah melahirkan. Meski bisa terjadi kapan saja, namun penyakit ini
biasanya mulai menyerang di minggu ke-24 usia kehamilan. Walaupun bisa sembuh
sendiri, bukan berarti diabetes gestasional tidak berbahaya, jika tidak ditangani
dengan baik penyakit ini bisa meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan
berlebih, kelahiran prematur, atau lahir dengan gula darah rendah atau hipoglikemia.
Untuk ibu hamil, diabetes gestasional berpotensi menyebabkan komplikasi, seperti
preeklamsia dan hipertensi. Selain itu, sang ibu pun berisiko terserang diabetes
gestasional di kehamilan berikutnya, yang dapat meningkatkan potensi terkena
diabetes tipe 2 pasca melahirkan.

4
2.3 Etiologi Diabetes Mellitus

Sesuai dengan klasifikasi yang telah disebutkan sebelumnya maka


penyebabnyapun pada setiap jenis dari diabetes juga berbeda. Berikut ini merupakan
beberapa penyebab dari penyakit Diabetes Mellitus:

1. Diabetes Melitus tipe 1 (IDDM)

a) Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM
tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe
antigen HLA.

b) Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana
antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap
jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu
otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.

c) Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta. (Price,2005)

2. Diabetes Melitus tipe 2 (NIDDM)

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan


sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor resiko:

a) Usia
Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65th, sekitar
90% dari kasus diabetes yang didapati adalah diabetes tipe 2. Pada awlanya, tipe

5
2 muncul seiring dengan bertambahnya usia dimana keadaan fisik mulai
menurun.

b) Obesitas
Obesitas berkaitan dengan resistensi kegagalan toleransi glukosa yang
menyebabkan diabetes tipe 2. Hal ini jelas dikarenakan persediaan cadangan
glukosa dalam tubuh mencapai level yang tinggi. Selain itu kadar kolesterol
dalam darah serta kerja jantung yang harus ekstra keras memompa darah
keseluruh tubuh menjadi pemicu obesitas. Pengurangan berat badan sering kali
dikaitkan dengan perbaikan dalam sensivitas insulin dan pemulihan toleransi
glukosa.

c) Riwayat keluarga
Jika orang tua menderita diabetes tipe 2 rasio diabetes dan non-diabetes
pada anak adalah 1:1 dan sekitar 90% pasti membawa carer diabetes tipe 2
(Martinus,2005).

3. Diabetes gestasional (GDM )

Pada DM dengan kehamilan, ada 2 kemungkinan yang dialami oleh Ibu:

a) Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil

b) Ibu mengalami/menderita DM saat hamil Klasifikasi DM dengan Kehamilan


menurut Pyke:

1) Klas I: Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada waktu


hamil dan menghilang setelah melahirkan.
2) Klas II: Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum
hamil dan berlanjut setelah hamil.
3) Klas III: Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi
penyakit pembuluh darah seperti retinopati, nefropati, penyakit
pemburuh darah panggul dan pembuluh darah perifer. Pada saat seorang
wanita hamil, ada beberapa hormon yang mengalami peningkatan
jumlah. Misalnya, hormon kortisol, estrogen, dan human placental
lactogen (HPL). Ternyata saat hamil, peningkatan jumlah hormon-
hormon tersebut mempunyai pengaruh terhadap fungsi insulin dalam
mengatur kadargula darah (glukosa). Kondisi ini menyebabkan kondisi
yang kebal terhadap insulin yang disebut sebagai insulin resistence. Saat
fungsi insulin dalam mengendalikan kadar gula dalam darah terganggu,

6
maka jumlah gula dalah darah pasti akan naik, hal ini lah yang kemudian
menyebabkan seseorang wanita hamil menderita diabetes gestasional.

2.4 Tanda Dan Gejala Diabetes Mellitus

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing
manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan
kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180mg/dL. Penderita Diabetes Mellitus
umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak semua dialami
oleh penderita:

1) Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)


2) Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3) Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4) Frekuensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5) Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6) Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7) Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8) Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9) Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10) Mudah terkena infeksi terutama pada kulit

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang
tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala Diabetes Mellitus dapat
berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama
pada seorang anak yang menderita penyakit Diabetes Mellitus tipe 1. Lain halnya pada
penderita Diabetes Mellitus tipe 2, umumnya mereka tidak mengalami berbagai gejala
diatas, bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan
adalah:

1) Katarak
2) Glaukoma
3) Retinopati
4) Gatal seluruh badan
5) Pruritus Vulvae
6) Infeksi bakteri kulit
7) Infeksi jamur di kulit
8) Dermatopati
9) Neuropati perifer
7
10) Neuropati visceral
11) Amiotropi
12) Ulkus Neurotropik
13) Penyakit ginjal
14) Penyakit pembuluh darah perifer
15) Penyakit coroner
16) Penyakit pembuluh darah otak
17) Hipertensi

Adapun beberapa penyebab yang mengakibatkan tubuh gagal membakar gula


yang ada dalam tubuh secara maksimal, di antaranya adalah:

1) Kurangnya aktivitas fisik.


2) Asupan gula yang terlalu tinggi.
3) Terganggunya respons tubuh terhadap insulin.
4) Berkurangnya produksi insulin oleh pankreas.
5) Kinerja insulin terhambat akibat adanya hormon lain.

2.5 Patofisiologis Diabetes Mellitus

Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah


satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:

1. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel-sel tubuh yang mengakibatkan naiknya


konsentrasi glukosa darah setinggi 300-1200mg/dl.
2. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang menyebabkan
terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan endapan kolestrol
pada dinding pembuluh darah.
3. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh. Pasien-pasien yang mengalami
defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang
normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yang parah melebihi
ambang ginjal normal (konsentrasi glukosa darah sebesar 160-180 mg/100 ml), akan
timbul glikosuria karena tubulus-tubulus renalis tidak dapat menyerap kembali
semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang
menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat.
Karena adanya poliuri dapat menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat
glukosa yang keluar bersama urine maka pasien akan mengalami keseimbangan
protein negatif dan berat badan menurun serta cenderung terjadi polifagi, akibat
yang lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat lelah
dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh

8
dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi. Hiperglikemia yang
lama akan menyebabkan arteros klerosis, penebalan membran basalis dan perubahan
pada saraf perifer, hal ini akan memudahkan terjadinya gangren. Ada dua teori
utama mengenai terjadinya komplikasi kronik DM akibat hiperglikemia, yaitu teori
sorbitol dan teori glikosilasi:

1. Teori Sorbitol
Hiperglikemia akan menyebabkan penumpukan kadar glukosa pada sel
dan jaringan tertentu dan dapat mentransport glukosa tanpa insulin. Glukosa
yang berlebihan ini tidak akan termetabolisasi habis secara normal melalui
glikolisis, tetapi sebagian dengan perantaraan enzim aldose reduktase akan
diubah menjadi sorbitol. Sorbitol akan tertumpuk dalam sel / jaringan tersebut
dan menyebabkan kerusakan dan perubahan fungsi.

2. Teori Glikosilasi
Akibat hiperglikemia akan menyebabkan terjadinya glikosilasi pada
semua protein, terutama yang mengandung senyawa lisin. Terjadinya proses
glikosilasi pada protein membran basal dapat menjelaskan semua komplikasi
baik makro maupun mikro vaskular. Terjadinya Kaki Diabetik (KD) sendiri
disebabkan oleh faktor-faktor yang disebutkan dalam etiologi. Faktor utama
yang berperan timbulnya KD adalah angiopati, neuropati dan infeksi. Neuropati
merupakan faktor penting untuk terjadinya KD, adanya neuropati perifer akan
menyebabkan terjadinya gangguan sensorik maupun motorik. Gangguan
sensorik akan menyebabkan hilang atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki,
sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan terjadinya
ulkus pada kaki, gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi
otot kaki, sehingga merubah titik tumpu yang menyebabkan ulsetrasi pada kaki
pasien. Angiopati akan menyebabkan terganggunya aliran darah ke kaki.
Apabila sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka
penderita akan merasa sakit tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu.

2.6 Penataklasanaan Diabetes Mellitus

Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta
neuropatik. Tujuan teraupetik pada setiap jenis diabetes adalah mencapai kadar glukosa
darah normal tanpa terjadinya hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas
klien. Ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes:

1. Diet
2. Latihan

9
3. Pemantauan
4. Terapi
5. Pendidikan

a. Penatalaksanaan Diet

Perencanaan Makanan (Meal Planning) pada consensus perkumpulan


endokrinologi Indonesia (PERKENI) telah ditetapkan bahwa standar yang
dianjurkan adalah santapan dengan komposisi seimbang berupa karbohidrat (60-
70%), protein (10-15%), lemak (20-25%). Apabila diperlukan santapan dengan
komposisi karbohidrat sampai 70-75% juga memberikan hasil yang baik, terutama
untuk golongan ekonomi rendah. Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan,
status gizi, umur, stress akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai berat badan
ideal. Jumlah kandungan kolestrol <300mg/hari. Jumlah kandungan serat kurang
lebih 25 g/hari, diutamakan jenis serat larut. Konsumsi garam dibatasi bila terdapat
hipertensi serta penggunaan pemanis dapat digunakan secukupnya.

b. Latihan Jasmani

Dianjurkan latihan jasmani teratur, 3-4 kali tiap minggu selama kurang lebih 0,5
jam yang sifatnya sesuai CRIPE (Continous, Rhtmical, Interval, Progresiv,
Endurance Training). Latihan dilakukan terus menerus tanpa berhenti, otot-otot
berkontraksi dan relaksasi secara teratur, selang seling antara gerak cepat dan
lambat, berangsur-angsur dari sedikit ke latihan yang lebih berat secara bertahap dan
bertahan dalam waktu tertentu. Latihan yang dapat dijadikan pilihan adalah jalan
kaki, jogging, lari, renang, bersepeda,dan mendayung. Hal yang perlu diperhatikan
dalam latihan jasmani ini adalah jangan memulai olahraga sebelum makan, memakai
sepatu yang pas, harus didampingi orang yang tahu mengatasi serangan
hipoglikemia, harus selalu membawa permen, dan memeriksa kaki setelah
berolahraga.

c. Obat berkhasiat hipoglikemik

Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan kegiatan jasmani yang teratur
tapi kadar glukosa darah masih belum baik, dipertimbangkan pemakaian obat
berkhasiat hipoglikemik (oral/suntikan)

Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

1) Sulfonylurea
Obat golongan sulfonylurea bekerja dengan cara:

10
a. Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan
b. Menurunkan ambang sekresi insulin
c. Meningkatkan rangsangan insulin sebagai akibat rangsangan glukosa

2) Biguanid
Biguanid menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampaidibawah
normal. Preparat yang ada dan normal adalah metformin, obat ini dianjurkan
untuk pasien yang gemuk (IMT >30) sebagai obat tunggal. Pada pasien dengan
berat lebih (IMT 27-30), dapat dikombinasi dengan obat golongan sulfonylurea.

3) Inhibitor α glukosidase
Obat ini bekerja secara kompetitif menghambat kerja enzim glukosidase
di dalam saluran cerna, sehingga menurunkan penyerapan glukosa.

4) Insulin sensitizing agent


Thoazolidinediones adalah golongan obat baru yang mempunyai efek
farmakologi meningkatkan sensitifitas insulin, sehingga bias mengatasi masalah
resistensi insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia. Obat ini belum beredar di
Indonesia.

11
BAB Ⅲ

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diabetes Mellitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan
kadar glukosa darah (hiperglikemia). Hal ini dapat terjadi karena adanya penurunan
dalam kemampuan tubuh untuk berespon terhadap insulin dan atau penurunan atau tidak
terdapatnya pembentukan insulin oleh pancreas.

3.2 Saran
Penulis menyarankan khususnya untuk masyarakat yang menderita Diabetes
Mellitus diharapkan dapat mengontrol gula darah, diet, menjaga kondisi kesehatan dan
harus tetap semangat, serta meningkatkan motivasi dalam menjalankan pengobatan agar
tidak semakin parah sehingga akan memiliki kualitas hidup yang tinggi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Scholar. Unand “Makalah Diabetes Melitus Bab 1”


http://scholar.unand.ac.id/5329/2/BAB%201.pdf (Di akses pada tanggal 12 pukul 19.00)
Scholar. Unand “Makalah Diabetes Melitus Bab 2”
http://scholar.unand.ac.id/34028/3/BAB%20VII.pdf (Di akses pada tanggal 12 pukul 20.10)
Academia. Edu “Makalah DM” https://www.academia.edu/35718161/MAKALAH_DM (Di
akses pada tanggal 12 pukul 22.05)
Siloam. Hospitals ” Diabetes Melitus” https://www.siloamhospitals.com/informasi-
siloam/artikel/diabetes (Di akses pada tanggal 12 pukul 23.10)
Studocu. UNS “Diabetes” https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-
surabaya/toksikologi/diabetes-melitus-diabetes-melitus-diabetes-melitus/18085834 (Di akses
pada tanggal 13 pukul 19.10)

13

Anda mungkin juga menyukai