Disusun Oleh :
Didik Susetyanto Atmojo, S.Kep.Ns.M.Kep
Heny Kristanto, S.Kp., M.Kes
Hengky Irawan, S.Pd.,S.Kep.,Ns., M.Kes
Assalamualaikum, Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga buku modul ini mampu penulis selesaikan.
Penulisan buku ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kemampuan kami
dalam penulisan buku modul. Buku ini kami beri judul : Deteksi Dini dan Upaya
pencegahan kejadian Kaki Diabetes”. Penulisan ini terinspirasi dari banyaknya
kurangnya pengetahuan klien diabetes tentang resiko kejadian kaki diabetes sehingga
harus dirawat di rumah sakit.
Dalam penulisan buku ini ada 2 pokok bahasan yang dipelajari yaitu konsep
diabetes melitus, deteksi dini, dan upaya pencegahan kaki diabetes. Bab I membahas
tentang konsep diabetes melitus dengan harapan mahasiswa terlebih dahulu memahami
tentang konsep diabetes melitus sehingga ketika membaca pada bab berikutnya sudah
bisa mengkaitkan antara penyakit diabetes melitus dengan deteksi dini dan upaya
pencegahannya.
Buku modul ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan
kompetensi dalam mendeteksi dini dan upaya pencegahan kaki diabetes. Mahasiswa
perawat, dokter, praktisi kesehatan ataupun tenaga kesehatan terkait bisa menggunakan
buku modul ini sebagai acuan atau bacaan untuk meningkatkan pengetahuan tentang
deteksi dini dan upaya pencegahan kaki diabetes melitus.
Pada kesempatan ini tim penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1 Direktur Akper Dharma Husada Kediri yang telah memberikan
dukungan/motivas kepada tim untuk menyelesaikan buku modul ini.
2 Kepala Klinik yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam melakukan
penelitian ini.
3 Kepada rekan-rekan yang memberikan semangat kepada tim penulis
4 Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada keluarga yang memberikan
doa dan motivasi
Semoga buku modul ini membawa manfaat bagi siapapun yang membaca. Buku
modul ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu saran dan kritik sangat penulis
harapkan. Demikian yang dapat penulis sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima
kasih.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Tabel 1.1 : Masalah yang biasa terjadi pada kaki diabetic ......................................... 4
Tabel 1.2.: Klasifikasi Wagner ................................................................................... 11
Tabel 1.3 : Klasifikasi resiko luka kaki diabetes........................................................... 12
DAFTAR GAMBAR
1.1 Deskripsi :
Pada bab I ini penjelasan utama adalah tentang cara pemeriksaan atau deteksi dini
terjadinya luka kaki diabetes.
Bagi klien diabetes dengan kadar gula darah yang tidak terkendali, masalah kaki
dapat mengarah kepada terjadinya infeksi dan konsekuensi yang lebih serius seperti
amputasi. Masalah kaki diabetik yang bisa terjadi seperti di bawah ini :
1. Kalus (kapalan)
Merupakan penebalan kulit yang umumnya terjadi di telapak kaki, terutama di
bagian yang menonjol. Kalus disebabkan gesekan atau tekanan berulang pada
daerah yang sama, juga karena distribusi berat badan yang tidak seimbang,
sepatu yang tidak sesuai (kesempitan), atau kelainan kulit. Kalus dapat menjadi
berkembang menjadi infeksi, terlebih bila dimanipulasi( dikorek, digunting)
2. Kulit melepuh
Terjadi jika sepatu selalu menggesek kaki pada daerah yang sama. Disebabkan
penggunaan sepatu yang kurang pas atau tanpa kaus kaki. Kulit melepuh dapat
berkembang menjadi infeksi. Penanganan kulit melepuh adalah dengan tidak
meletuskannya.
3. Kuku kaki yang tumbuh ke dalam
Terjadi ketika ujung kuku tumbuh ke dalam kulit dan menimbulkan tekanan
yang dapat merobek kulit sehingga kulit bengkak kemerahan dan terinfeksi.
Kuku kaki yang tumbuh ke dalam dapat terjadi jika memotong kuku sampai ke
ujung, dapat pula disebabkan pemakaian sepatu yang terlalu ketat atau trauma
kaki karena aktivitas seperti berlari dan aerobik. Jika ujung kuku kaki kasar,
pergunakan kikir untuk meratakannya.
4. Pembengkakan ibu jari kaki
Terjadi jika ibu jari kaki condong ke arah jari di sebelahnya sehingga
menimbulkan kemerahan, rasa sakit, dan infeksi. Dapat terjadi pada salah satu
atau kedua kaki karena penggunaan sepatu berhak tinggi dan ujung yang
sempit.
5. Jari kaki bengkak
Terjadi ketika otot intrinsik kaki menjadi lemah. Kerusakan saraf karena
diabetes dapat menyebabkan kelemahan ini. Otot yang lemah dapat
menyebabkan tendon (jaringan yang menghubungkan otot dan tulang) di kaki
memendek sehingga jari kaki menjadi bengkok. Akan menimbulkan masalah
dalam berjalan dan kesulitan menemukan sepatu yang tepat. Dapat juga
disebabkan pemakaian sepatu yang terlalu pendek.
6. Kulit kaki kering dan pecah
Dapat terjadi karena kerusakan saraf pada kaki. Sehingga kulit kaki berkurang
memproduksi keringat yang akan menjaga kulit tetap lembut dan lembab. Kulit
yang kering dapat pecah. Adanya pecahan pada kulit dapat membuat kuman
masuk dan menyebabkan infeksi. Dengan gula darah anda yang tinggi, kuman
akan mendapatkan makanan untuk berkembang sehingga memperburuk infeksi.
c. Vaskularisasi
Untuk mengetahui status vaskuler pada pasien diabetes dilakukan dengan
cara :
1). Palpasi / meraba denyut nadi di dorsalis pedis atau tibialis untuk menilai
ada tidaknya denyut nadi.
Klien lansia biasanya ada kesulitan untuk meraba denyut nadi dapat
dilakukan dengan stetoskop ultra sonic dopler. Tingkatan denyut nadi :
0 Absen / tidak teraba
1 Ada denyut nadi sebentar
2 Teraba tetapi kemudian hilang
3 Normal
4 Sangat jelas, kemungkinan ada bendungan
Temperatur kulit memberikan informasi tentang kondisi perfusi jaringan
dan fase inflamasi, merupakan variable untuk menilai adanya
peningkatan atau penurunan perfusi jaringan terhadap tekanan. Cara
melakukan dengan menempelkan punggung tangan pada kulit disekitar
luka dan membandingkannya dengan kulit pada bagian lain yang sehat.
d. Kaki
Status kaki diabetes dengan klasifikasi Wagner. Stadium Wagner (untuk
luka Diabetik)
Tabel 1.2. Klasifikasi Wagner
Grade 0 Tidak terdapat ulkus,
Ulkus superficial yang mengenai seluruh lapisan kulit tapi
Grade 1
tidak mengenai jaringan dibawahnya
Ulkus dalam, penetrasi ke dalam sampai ligament dan otot,
Grade 2
tapi tidak mengenai tulang atau terdapat abses
Ulkus dalam dengan selulitis atau abses, sering dengan
Grade 3
osteomyelitis
Grade 4 Gangren yang terlokalisasi pada fore foot
Grade 5 Gangren yang mengenai seluruh kaki
Dikutip dari: Jain, A.K., 2012. A New Classification of Diabetic Foot
Complications: A Simple and Effective Teaching Tool. The Journal
of Diabetic Foot Complication, vol 4, issue 1, No.1, 2012
Superficial Ulcer
Stadium 0 - Preulcer. Tidak ada lesi terbuka, kulit utuh, tetapi dengan
bentuk tulang kaki menonjol / Charcot arthropathies
Stadium 1 –Hilangnya lapisan kulithingga dermis dan kadang kadang
tampak tulang menonjol.
Deep Ulcer
Stadium 2 – Lesi terbuka dengan penetrasi ke tulang atau tendon (dengan
goa)
Stadium 3 – Penetrasi hingga dalam osteomyelitis, plantar abses atau
infeksi sampai tendon gangren
Stadium 4 - Menunjukkan gangren Sebagian, menyebar hingga bagian
dari jari kaki, gangrene lembab/keringd
Stadium 5 - Gangren atau nekrosis sejauh kaki tidak bisa diselamatkan
e. Edema
Dilakukan dengan mengukur lingkar pada midcalf, ankle, dan dorsum kaki
kemudian dilanjutkan dengan menekan jari pada tulang menonjol di tibia
atau medial malleolus. Kulit yang udema tampak lebih coklat kemerahan
atau mengkilat sering kali merupakan tanpa adanya gangguan darah balik
vena
1.9 Bentuk dan Gangguan Kaki Diabetik
Gambar 1.8 : Bentuk dan Gangguan Kaki Diabetik
Charcot Hallux
anthropathy Vagus/Bunion
Faktor resiko terjadinya kaki diabetic pada klien diabetic diantaranya Kerusakan
saraf di kaki, penyakit pembuluh darah pada tungkai, danya kapalan, adanya
perubahan pada bentuk kaku rasa kebas pada kaki, sakit pada tungkai bila berdiri,
berjalan dan melakukan kegiatan fisik, penurunan fungsi penglihatan, orang yang
tidak mampu menggapai kakinya sendiri untuk membersihkannya, pengendalian
gula darah yang kurang baik, berkurangnya sensasi atau rasa kebas pada kaki, jika
diraba kaki terasa dingin, rasa nyeri pada kaki pada waktu istirahat dan malam hari,
pemeriksaan nadi pada kaki menjadi kecil dan hilang, perubahan warna kulit, kaki
tampak pucat atau kebiru-biruan
BAB II
UPAYA PENCEGAHAN LUKA KAKI DIABETES
Pada bab II ini penjelasan utama adalah tentang upaya pencegahan luka kaki diabetes
dengan senam kaki Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa mampu memahami tentang :
1. Tips perawatan kaki diabetic
2. Perawatan kaki diabetic dengan senam kaki
3. Perawatan Kaki dengan Foot SPA
Pencegahan terjadinya luka kaki diabetic adalah dengan melakukan pengontrolan kadar
gula darah ketingkat gula darah yang normal di rumah. Aktifitas fisik yang juga
dianjurkan untuk dilakukan secara rutin oleh pasien DM adalah Gerakan Senam Kaki
Diabetes / DM. Dengan teratur melakukan gerakan senam kaki diabetes diharapkan
komplikasi yang sering terjadi pada kaki-kaki pasien DM seperti luka infeksi yang tidak
sembuh dan menyebar luas akan dapat tidak terjadi. Gerakan senam kaki diabetes ini
sangatlah mudah untuk dilakukan (dapat di dalam atau di luar ruangan) dan tidak
memerlukan waktu yang lama (hanya sekitar 15-30 menit) serta tidak memerlukan
peralatan yang rumit (kursi dan sehelai koran bekas). Minimal gerakan senam kaki
diabetes ini dilakukan 3 kali sepekan, namun alangkah baiknya dapat dilakukan setiap
hari.Berikut ini beberapa Gerakan Senam Kaki Diabetes yang dapat dilakukan oleh
pasien DM secara teratur dengan sendiri atau bersama-sama.
2). Dengan tumit yang diletakkan dilantai, jari-jari kedua belah kaki
diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam
sebanyak 10 kali.
3). Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke
atas. Kemudian sebaliknya pada kaki yang lainnya, jari-jari kaki diletakkan di
lantai dan tumit kaki diangkatkan ke atas. Gerakan ini dilakukan secara
bersamaan pada kaki kanan dan kiri bergantian dan diulangi sebanyak 10
kali.
4). Tumit kaki diletakkan di lantai. Kemudian bagian ujung jari kaki diangkat
ke atas dan buat gerakan memutar pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
5). Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Kemudian tumit diangkat dan buat
gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10
kali.
6). Kemudian angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Lalu gerakan jari-
jari kaki kedepan kemudian turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke
kanan. Ulangi gerakan ini sebanyak 10 kali.
7). Selanjutnya luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki
tersebut dan gerakkan ujung jari-jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali
kelantai.
8). Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi sama seperti pada langkah ke-8,
namun gunakan kedua kaki kanan dan kiri secara bersamaan. Ulangi
gerakan tersebut sebanyak 10 kali.
9). Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Kemudian
gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
10). Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, lalu putar kaki pada
pergelangan kaki, lakukan gerakan seperti menulis di udara dengan kaki
dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.
Bruno Lina, Christian Perronne, Denis Pouchain, Béatrice Quinet, Pierre Weinbreck,
2006, Management of diabetic foot infections, Consensus and guidelines board
of the Société de Pathologie Infectieuse de Langue Française
Carville K, 2007, Wound Care Manual, fifth edition, reprinted 2007, by the Silfer Cain
Nursing Assosiation, Australia Dono N, http://www.medistra.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=175, diunduh 25 Oktober 2020
Denis Pouchain , Foot wound care consensus conference, 1999, Consensus Development
Conference on Diabetic Foot Wound Care, Boston, Massachusetts
Erfandi Ekaputra, 2013, Evolusi Manajemen Luka, Trans Info Media, Jakarta
Jain, A.K., 2012. A New Classification of Diabetic Foot Complications: A Simple and
Effective Teaching Tool. The Journal of Diabetic Foot Complication, vol 4, issue
1, No.1, 2012
Ramaiah S, 2008, Cara mengetahui gejala diabetes dan mendeteksi sejak dini, penerbit
BIP
Smeltzer S C, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol 2, EGC Jakarta
Synder RJ, et al, 2010, Consensus Recommendation on advancing the Standard of Care
for Treating Neuropathic Foot Ulcers in Patient With Diabetes.
Soegiarto G, Ari Sutjahjo, Hans Tandra, Agung Pranoto, Sri Murtiwi, 2012, Gambaran
Faktor Prognostik Timbulnya Kaki Diabetik Pada Penderita Diabetes Mellitus
Tidak Tergantung Insulin, Unair, Surabaya
Referensi Kerlyn Carville, 1998. Wound care manual, Third Edition, Silver
Chain Foundation
Lampiran 2
Pengkajian Kaki Diabetik
Data Umum
Nama
Tanggal periksa
Nomor telephone
Alamat
Awal terkena Diabet
Tipe DM
Terapi OAD/Insulin yang
digunakan
Diit
KLASIFIKASI LUKA
Riwayat pekerjaan, pada tahun 1994 sampai dengan 2008 bekerja sebagai perawat
pelaksana di Kemenkes Kuwait dan meduduki jabatan sebagai wakil kepala ruang sejak
tahun 2000. Menduduki ketua Tim perawat istana di istana Raja Kuwait sejak 2002-
2008. Sejak tahun 2011 sampai sekarang , bekerja sebagai tenaga Pendidik / Dosen tetap
di Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri. Mendapatkan tugas tambahan sebagai
sekretaris unit penjaminan mutu sejak 2015
Riwayat berorganisasi sebagai wakil ketua komisarioat pendidikan di DPD PPNI Kota
Kediri sejak 2015
Pengalaman menulis modul Klinikal skill self effikasi yang mendapatkan HAKI pada
tahun 2018, Buku ajar Promkes tahun 2018.
TENTANG PENULIS