OLEH :
NELLY ARGARINI
C 121 12 030
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan
Penulisan Case Study ini diajukan sebagai salah satu persyaratan akademis
dalam rangka memperoleh gelar Profesi pada Program Studi Ilmu Keperawatan
lepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih. Semoga
Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Penulis
menyadari bahwa dalam penyelesaian Case Study ini, masih terdapat kekurangan
dan kesalahan. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun
memberikan banyak manfaat khsusunya bagi penulis, umunya bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Pasien............................................................ 45
B. Gambar Luka.... 55
C. Masalah Keperawatan........................................................ 56
D. Tujuan Perawatan Luka.... 56
E. Implementasi Perawatan Luka.. 57
BAB IV PEMBAHASAN
A. Perawatan Luka............................................................. 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................... 65
B. Health Education..... 65
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 67
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
juta orang dewasa menyandang DM dan lebih dari 80% berada di negara
1,5 juta jiwa (WHO, 2015). Secara global pada tahun 2013, diperkirakan
Indonesia tahun 2013 sebesar 6,9%; prevalensi TGT sebesar 29,9%; dan
mengalami peningkatan dari 1,1% pada tahun 2007 menjadi 2,4% tahun
1
penyakit sebagai penyebab utama kematian di Kota Makassar tahun 2013,
2013).
ulserasi yang mengenai tungkai bawah, dengan atau tanpa infeksi dan
amputasi pada kaki diabetik bermula dari ulkus pada kulit. Akan tetapi,
2
yaitu neuropati, trauma, deformitas kaki, tekanan tinggi pada telapak kaki
3
mati, dan memilih balutan. Mencuci luka bertujuan menurunkan jumlah
nekrotik atau membuang jaringan dan sel mati dari permukaan luka.
Hariati, & Arafat, 2015). Teknik perawatan luka modern juga mampu
(Kristianto, H., 2010). Oleh karena itu, penerapan perawatan luka modern
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Foot Ulcer.
4
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
penyembuhan.
3. Bagi Penulis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi
adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat dalam yang
bahwa ulkus kaki diabetik adalah luka yang terjadi pada penderita
yang lebih lanjut terdapat luka pada penderita yang sering tidak
6
bakteri aerob maupun anaerob. Ulkus kaki diabetic dengan gangrene,
pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah
2. Etiologi
terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya lesi kaki pada
7
3. Stadium Wagner untuk Ulkus Diabetik
8
b) Tanda dan gejala (2)
sebagai berikut :
berikut :
b. Denyut melompat-lompat
9
c. Vena membesar
k. Osteoartropati charcot
l. Edema
m. Nekrosis (gangrene)
adalah ulkus kaki diabetik. Tidak jarang penanganan yang tidak baik
menjadi gangrene yang dapat berujung pada amputasi kaki. Ada tiga
10
radikal bebas dan aktivasi protein kinase C (PKC). Aktivasi berbagai
oksigen. Pada penderita DM hal ini dapat saja terjadi penyempitan dan
oksigen dan nutrisi ke kaki juga ikut berkurang sehingga hal ini
(Nurrahmani, 2012).
11
Pada penderita DM sangat rentan terhadap infeksi karna
Kondisi ini harus dianggap serius karena bila terdapat luka pada kaki,
bisa berakibat fatal, hal ini disebut sepsis pada diabetisi. Bila kondisi
b) Memperbaiki sirkulasi
12
penurunan gula darah maupun menghilangkan keluhan/gejala dan
penyulit DM.
1) Tingkatan 0
yang terjadi.
2) Tingkat I
3) Tingkat II
4) Tingkatan III
13
5) Tingkat IV
7. Pemeriksaan Penunjang
14
e. Dopler probe letakkan di dorsalis pedis dan anterior
45 derajat.
ekstremitas bawah.
konekting gel).
Hasil Kalkulasi :
bawah ini.
15
< 0,5 0,5-0,7 0,7-0,8 >0,8 > 1,2
luka kaki.
b) Pemeriksaan Monofilament.
berbeda-beda.
dengan cepat.
16
4) Minta pasien apakah ia merasakan sesuatu dan
dimana
c) Pemeriksaan Vibrasi
pada ibu jari kaki, dan pasien ditanya kapan vibrasi tidak
dirasakan
tulang.
Pasien &
Pasien Praktisi praktisi setuju
No. Hasil merasakan meraakan pada waktu
vibrasi vibrasi berhenti
1 Normal + + +
17
Terbatas + + -
2
Tidak ada - + -
3
dialkukan adalah :
200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua jam post
2015).
18
1) Pencucian Luka
saline.
2) Irigasi Luka
19
ml yang dapat memberikan larutan saline dengan tekanan 8 psi
infeksi.
20
a. Tujuan balutan luka.
luka karna hal ini dapat dipersepsikan sebagai hal yang tidak
Hernianti 2013).
21
c. Alasan pemilihan balutan dalam kondisi lembab (moist).
1) Mempercepat fibrinolisis
lembab.
2) Mempercepat angiogenesis
d. Jenis-jenis balutan.
22
Untuk ulkus tekan dekubitus ataupun ulkus tekan pada kaki
23
Kasa dapat dibasahi dengan larutan normal saline dan dapat
Potter, 2009).
2) Hidrokoloid
24
antara lain dalam hemostatis, interaksi dengan trombosit,
25
(tgf), Dan interleukin-1 (IL-1) ke dasar luka (Tarigan &
Pemila, 2007).
3) Hidrogel
26
perawatan luka yang intensif untuk mencegah maserasi
sekitar luka.
4) Transparant Film
autolitik debridement.
5) Calcium Alginat
6) Balutan Foam
27
Adalah jenis balutan absorban dengan kemampuan serap
dipertahankan 5 7 hari.
7) Antimikrobial
8) Metcovasin
dalam emilih balutan yang tepat, efektif. Tujuan memilih balutan yaitu;
28
1) Balutan dapat mengontrol kejadian infeksi/melindungi luka dari
daya serap tinggi sehingga pada fase luka nekrotik, slough mudah
29
berfungsi sebagai antioksidant. Vitamin A dapat ditemukan cod liver
Zinc oxide memiliki ikatan kimia ZnO, Z untuk zink dan O untuk
oksigen.Artinya, Zinc Oxide terdiri atas satu atom zink dan satu atom
dengan dasar luka hitam, kuning dan merah, tidak dapat menyerap
dengan antimikroba.
luka dengan warna dasar luka hitam, kuning dan merah. Metcovazin
30
2) Metcovazin gold: digunakan untuk semua jenis warna dasar luka
yang terinfeksi.
granulasi.
31
pada luka ulkus diabetik, ulkus vena, ulkus dekubitus, ulkus tungkai, luka
3. Dressing
a) Transparant film
32
yang masih muda. Contoh film : Op-Site (Smith and Nephew).,
2. Tidak tembus bakteri dan air, elastis dan tahan air, sehingga bisa
1. Melolin
pada luka superfisial, luka pasca operasi dan luka dengan eksudat
33
2. Cutisorb
2012).
suasana moist, daya ikat lebih kuat daripada dessing lain, mengurangi
luka. Indikasi sebagai dressing untuk luka akut dan luka kronik, full
luka ulkus tungkai, ulkus diabetik, ulkus dekubitus, luka infeksi, luka
34
d) Cavity dressing (allevyn plus cavity)
luka kronik yang dalam dan cairan eksudat banyak, misalnya ulkus
35
bentuk bulu untuk kemasan luka berlubang dan sebagai datar non-
wound pad untuk aplikasi luka terbuka yang lebih besar. Dengan
adanya ion natrium dari eksudat luka, ion perak dilepaskan dari
1982 dan risetnya sudah dimulai sejak 1970an, jadi istilah modern
36
dalam polymer hydrophobic. Partikel hydrophilic-nya mengabsorbsi
bentuk gel.
g) Hydrocellulose
37
calcium alginate. Hydrocellus terbuat dari NaCMC 100% dan
bakteri. Bahan ini dipatenkan oleh convanTec dengan nama yang ada
a) Iodosorb Powder
Indikasi untuk terapi topical pada luka kronik yang bereksudat pada
iodine diganti jika telah jenuh oleh cairan luka, biasanya diganti 2-3
kali seminggu.
38
b) Hydropobic (Cutimed Sorbact)
gunakan untuk luka parsial dan ketebalan penuh, luka berbau dengan
39
Penggantian dressing minimal setiap 3 hari, hindari melepaskan
(misalnya vena, ulkus diabetes atau tekanan), luka thermal, luka kimia
dalam jangka waktu yang lama karena tidak diserap oleh kulit. PHMB
digunakan dengan cara mengompres daerah luka selam kurang lebih 10-
40
6. Antiseptik
dari 10% BSA (Body Surface Area), penderita dermatitis, tulle tidak
b) Clorhexidine
Clorhexidine adalah antiseptik yang sangat baik dan tetap aktif pada
41
c) Air daun sirih
bagian tubuh.
7. Terapi Ozone Commented [W72]: Terapi Ozon bukan kategori dressing tapi
masuk di kategori Adjuvant Theraphy
Dengan terapi ozon ini, sel - sel dalam darah bisa diregenerasi
dan dengan proses yang dianjurkan, komuni kecil dalam tubuh yaitu
42
Untuk pengobatan, Ozon diperoleh dari suatu proses Oksigen
dipatenkan oleh Nikola Tesla pada tahun 1896, dan pada tahun 1900
Indikasi
2) Edema
43
1) Tidak bergerak dalam waktu yang lama (penerbangan panjang,
2) Varises
3) Kehamilan
44
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN PASIEN
1. Identitas Klien
Umur : 66 tahun
Agama : Kristen
Suku : Makassar
Pendidikan : SMP
2. Identitas Penanggung
3. Status Kesehatan
a. Keluhan Utama
45
b. Riwayat Keluhan Utama
Klien pertama kali mendapatkan luka untuk luka 1 (pada kaki kiri),
Maris tahun 2012 yang lalu. Sedangkan untuk luka 2 (Kaki kanana),
berawal dari tumbuh seperti benjolan kecil pada kaki kanan klien,
TNI Surabaya beberapa tahun terakhir ini. Dan akhir tahun 2016,
4. Riwayat Kesehatan
- TTV :
N : 84 x/ menit
P : 20 x/menit
- GDS : 42 mg/dl
46
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien memiliki luka kaki diabetik sejak tahun 2012 yang lalu.
Awalnya luka kaki kecil di kaki kiri tetapi semakin lama semakin
membesar, dan dilakukan amputasi pada jari kaki kiri tahun 2012.
5. Pengkajian Luka
a. Tipe luka
- Luka Kronik
b. Tipe penyembuhan
47
c. Tissue Los
Full thickness
d. Penampilan Klinis
- Panjang : 18 cm Lebar: 12 cm
- Nekrotik 40%
- Slought 60%
e. Nyeri
f. Eksudat
g. Odor
h. Lokasi Luka
Kaki Kanan
i. Goa
48
LOKASI LUKA ( beri tanda X )
Depan Belakang
Tanggal
NO ITEMS PENGKAJIAN
10-04-2017
49
1 UKURAN LUKA 1 = PXL < 4 cm
2 = PXL 4 < 16 cm
3 = PXL 16 < 36 cm 5
4 = PXL 36 < 80 cm
5 = PXL 80> 80 cm
2 KEDALAMAN 1 = stage 1
2 = stage 2
3 = stage 3
4
4 = stage 4
5 = necrosis wound
3 TEPI LUKA 1 = samar, tidak jelas terlihat
2 = batas tepi terlihat, menyatu dengan dasar luka.
3= jelas, tidak menyatu dengan dasar luka
4
4= jelas, tidak menyatu dengan dasar luka, tebal
5= jelas, fibrotic, paruttebal/hyperkeratonic
4 GOA 1 = tidak ada
2 = goa< 2 cm diareamanapun
3 = goa 2-4 cm <50% pinggirluka 1
4= goa 2-4 cm > 50 % pinggirluka
5 = goa> 4 cm di area manapun
5 TIPE EKSUDAT 1 = tidakada
2= bloddy
3 = serosangineous 5
4 = serous
5= purulent
6. JUMLAH 1 = kering
EKSUDAT 2 = moist
3 = sedikit 4
4 = sedang
5 = banyak
7 WARNA KULIT 1 = pink/normal
SEKITAR 2 = merah terang jika ditekan
3 = putih atau pucat atau hipopigmentgasi 5
4 = merah gelap/abu-abu
5 = hitam atau hiperpigmentasi
8 JARINGAN 1 = no swelling atau edema
YANG EDEMA 2 =non pitting edema kurang dari 4cm di sekitar luka
3 = non pitting edema > 4 cm di sekitar luka 2
4 = pitting edema < 4 cm di sekitar luka
5 = krepitasi atau pitting edema > 4 cm
9 JARINGAN 1 = kulit utuh atau stage 1
GRANULASI 2 = terang 100 % jaringan granulasi
3 = terang 50 % jaringan granulasi 5
4 = granulasi<25 %
5 = tidak ada jaringan granulasi
10 EPITELISASI 1 = 100% epitelisasi
2 = 75% - 100% epitelisasi
3 = 50% - 75% epitelisasi 5
4 = 25% - 50% epitelisasi
5 = < 25 % epitelisasi
SKOR TOTAL 40
STATUS KONDISI LUKA 1
50
Tanggal 10 April 2017
10/04/2017
1 15 30 37 40 55
X = (40 x 12)/55
a. Tipe luka
- Luka Kronik
b. Tipe penyembuhan
c. Tissue Los
Full thickness
d. Penampilan Klinis
51
- Panjang : 16 cm Lebar: 8 cm
- Slought 20%
- Granulasi 80%
e. Nyeri
f. Eksudat
g. Odor
h. Lokasi Luka
Kaki Kiri
i. Goa
52
Depan Belakang
Tanggal
NO ITEMS PENGKAJIAN
10-04-2017
1 UKURAN LUKA 1 = PXL < 4 cm
2 = PXL 4 < 16 cm
3 = PXL 16 < 36 cm 5
4 = PXL 36 < 80 cm
5 = PXL 80> 80 cm
2 KEDALAMAN 1 = stage 1
2 = stage 2
3 = stage 3
4
4 = stage 4
5 = necrosis wound
3 TEPI LUKA 1 = samar, tidak jelas terlihat
2 = batas tepi terlihat, menyatu dengan dasar luka.
3= jelas, tidak menyatu dengan dasar luka
4
4= jelas, tidak menyatu dengan dasar luka, tebal
5= jelas, fibrotic, paruttebal /hyperkeratonic
53
4 GOA 1 = tidakada
2 = goa< 2 cm diareamanapun
3 = goa 2-4 cm <50% pinggirluka 1
4= goa 2-4 cm > 50 % pinggirluka
5 = goa> 4 cm di area manapun
5 TIPE EKSUDAT 1 = tidakada
2= bloddy
3 = serosangineous 4
4 = serous
5= purulent
6. JUMLAH 1 = kering
EKSUDAT 2 = moist
3 = sedikit 4
4 = sedang
5 = banyak
7 WARNA KULIT 1 = pink/normal
SEKITAR 2 = merah terang jika ditekan
3 = putih atau pucat atau
3
hipopigmentgasi
4 = merah gelap/abu-abu
5 = hitam atau hiperpigmentasi
8 JARINGAN YANG 1 = no swelling atau edema
EDEMA 2 =non pitting edema kurang dari 4cm di sekitar luka
3 = non pitting edema > 4 cm di sekitar luka
3
4 = pitting edema < 4 cm di sekitar
luka
5 = krepitasiatau pitting edema > 4 cm
9 JARINGAN 1 = kulit utuh atau stage 1
GRANULASI 2 = terang 100 % jaringan granulasi
3 = terang 50 % jaringan granulasi 3
4 = granulasi<25 %
5 = tidak ada jaringan granulasi
10 EPITELISASI 1 = 100% epitelisasi
2 = 75% - 100% epitelisasi
3 = 50% - 75% epitelisasi 5
4 = 25% - 50% epitelisasi
5 = < 25 % epitelisasi
SKOR TOTAL 36
STATUS KONDISI LUKA 2
1 15 30 37 40 55
54
Sehat luka luka
X = (36 x 12)/55
B. GAMBAR LUKA
2 Kaki kiri
55
S
C. MASALAH KEPERAWATAN
2. Nyeri kronis
3. Resiko infeksi
5. Mencegah infeksi
56
E. IMPLEMENTASI PERAWATAN LUKA
3. Memasang underpad
kasa steril.
dan hanya dilakukan pada jaringan yang mati. Setelah itu luka
57
bertujuan untuk pengangkatan jaringan mati sendiri oleh tubuh dengan
c. Primary dressing
iodine.
d. Secondary dressing
Pembalut wanita
58
Kasa steril
primer.
e. Tersier dressing
Kassa gulung.
memfiksasi.
59
BAB IV
PEMBAHASAN
Klien dengan inisial Tn.AP (66 tahun) dengan diagnosa ulkus kaki
memiliki 2 luka pada kakinya yaitu luka 1 pada kaki kanan (dorsal plantar)
dan luka 2 pada kaki kiri (plantar). Luka 1 dengan ukuran panjang : 18 cm
dan lebar : 12 cm, keadaan luka berada di stage 4, tepi luka jelas tapi tidak
menyatu dengan dasar luka, tidak ada Goa pada luka, tipe eksudat purulent
dengan volume high eksudat dan berbau (bau tercium sebelum membuka
balutan), serta penampilan klinis luka nekrotik 40% dan slough 60%. Warna
kulit sekitar luka hiperpigmentasi dan tidak terdapat maserasi pada sekitar luka.
Klien mengatakan nyeri saat di lakukan perawatan luka dengan skala nyeri 3-4
keadaan luka berada di stage 4, tepi luka jelas tapi tidak menyatu dengan dasar
luka, tidak ada Goa, tipe eksudat serous dengan volume high eksudat dan
berbau (bau tercium saat membuka balutan), penampilan klinis luka slough
20% dan granulasi 80%. Warna kulit sekitar luka kemerahan. Terdapat
perawatan luka.
Tahap perawatan luka yang dilakukan pada luka 1 dan luka 2 pada
60
dilakukan adalah membuka balutan pertahap : tersier, sekunder dan primer.
Setelah buka balutan, dilakukan 3M tahap perawatan luka yaitu mencuci luka,
sesuai. Pertama, mencuci luka Tn. AP. Tujuan pencucian luka adalah
infeksi luka dan kolonisasi yang berlebihan. Mencuci luka Tn. AP dengan
berasal dari sumber air yang bersih dan hygiene, dan menggunakan sabun
antimicrobial spectrum luas, yang secara kimiawi aktif paling sedikit 6 jam
mengurangi kejadian infekasi pada pasien. Mencuci luka ini dengan teknik
irigasi. Dimana teknik irigasi dengan tekanan yang cukup dapat mengangkat
(Maryunani, 2015).
tindakan debridement pada luka klien yaitu untuk membersihkan luka dari
61
jaringan mati yang membantu pertumbuhan bakteri, mengangkat biofilm
menggunakan gunting, pinset, dan bisturi hanya pada jaringan mati sehingga
tidak banyak berdarah dan tidak menimbulkan nyeri pada pasien. Autolysisis
degradasi jaringan mati alamiah dan meninggalkan jaringan sehat yang intak
sementara itu mencegah paparan udara yang akan merusak permukaan luka.
memakan dirinya sendiri karena adanya enzim yang muncul pada cairan luka.
produk topical primer yang digunaka pertama sebagai cairan antiseptic untuk
perawatan pada kritikal koloni bakteri atau infeksi akut dan kronis luka.
62
Ketiga, memilih balutan yang sesuai dengan kondisi luka. Tujuan
melindungi luka dan jaringan sekitar, membuang jaringan mati dan benda
dressing yang digunakan pada luka adalah cadexomer iodine dan Epitel Salf.
antiseptik yang aktif terhadap bakteri, jamur, dan virus serta dapat membantu
mengurangi bau pada luka. Epitel Zalf mengandung anti inflamasi, anti
infekasi dan memiliki daya serap tinggi sehingga pada fase luka nekrotik,
kiwi, Black Carrent, strouberry dan jeruk. Pada vitamin A dapat mendukung
Cadexomer iodine dan Epitel zalf pada luka klien berfungsi untuk support
dasar luka berawana merah dan bertujuan untuk menghindari trauma saat
63
menggunakan pembalut wanita yang bisa menyerap cairan dan eksudat luka
dalam jumlah yang banyak. Setelah itu diberi kasa gulung sebagai tersier
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
10 April 2017, luka belum menunjukkan perubahan yang berarti. Commented [W74]: Tdk perlu dimasukkan kata tidak
menunjukkan perubahan yang berarti,, krn Cuma sekali perawatan
(tidak ada pembanding)
Gambaran luka masih sama seperti perawatan sebelumnya. Ukuran luka 1
nekrotik 40% dan slough 60% dan tipe eksudat masih purulent dengan
jumlah eksudatnya banyak dan berbau pada saat perawatan. Bau luka 1
Penampilan klinis slough 20%, granulasi 80% dengan tipe eksudat serous
dengan jumlah eksudatnya banyak dan berbau. Bau luka 2 tercium saat
membuka balutan. Terdapat nyeri dengan skala sedang pada luka 2. Untuk
B. Health Education
1. Klien
yang berat.
65
b. Menganjurkan klien untuk tetap menjaga kebersihan luka kaki
pada luka, seperti putih telur, tempe/tahu dan ikan gabus. Fungsi
karbohidrat.
2. Keluarga
66
DAFTAR PUSTAKA
159.
<https://www.idf.org/diabetesatlas/update-2014>.
<http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/Laporan
_Riskesdas2013.PDF
67
Nonjti, W., Hariati, S., & Arafat, R. (2015). TEKNIK PERAWATAN
http://eprints.undip.ac.id/28847
<http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/>
68