Istilah fikih dalam pengertian kontemporer Niat mendasari amal
Fikihmengalami telah Bersosial Mediamakna, dari pergeseran sekedar kumpulan hukum-hukum yang bersifat furū’ (cabang) menjadi sebuah kumpulan nilai, kaidah dan prinsip dalam Adab bermedsos beragama, misalnya berkembang dari fikih ibadah menjadi fikih anti-korupsi, fikih tata kelola organsisasi, fikih anak, dan yang terbaru Hukum bermedsos fikih medsos. Istilah fikih dalam pengertian kontemporer telah mengalami pergeseran makna, dari sekedar kumpulan hukum-hukum yang bersifat furū’ (cabang) menjadi sebuah kumpulan nilai, kaidah dan prinsip dalam beragama, misalnya berkembang dari fikih ibadah menjadi fikih anti-korupsi, fikih tata kelola organsisasi, fikih anak, dan yang terbaru fikih medsos. Niat dalam bermedia social memegang peranan, niatkan yang baik Ketika bermedia social jadikan sebagai ladang amal dan sarana ibadah. Jika seseorang membuka akun-akun media sosial niatnya karena Allah, maka akan berpahala dengan niat tersebut.
ُِ ِإنَّ َما اْأل َ ْع َمالُ ِبال ِنِّيَّا
ُِِّ ت َو ِإنَّ َُما ِلك ل ْام ِرئُ َما ن ََوى Sesungguhnya amalan tergantung niatnya, dan balasan tergantung apa yang diniatkan.” (HR. Bukhari No. 1) يَا أَيُّ َها الَّذِينَُ آ َمنوا ِإن َجا َءك ُْم ُفَا ِسقُ ِبنَبَإُ فَتَبَُيَّنوا أَن َُعلَىُ َما فَعَ ْلت ُْم نَا ُِد ِمين ْ صيبوا قَ ْو ًما ِب َج َهالَةُ فَت َ ص ِبحُوا ِ ت Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal َّل ُ اْلبَا َحةُ ِإ ُُّ تُ ْال ِح ِ ْ ل َو ُ ط فِي ْالمعَا َم ِ َل ْ َ اْأل ُّ صلُ فِي ال ُِ شر ْو ُِب َد ِليْل Artinya: Hukum asal dalam permasalahan muamalah adalah mubah (boleh), tidak dilarang kecuali yang diharamkan oleh Allah.
َُّ حُظرُ ِم ْن َها
إل َما َح َّر َم ُه ُ َ َصلُ فِي َها ْالعَ ْفوُ ف ُْ َل ي ْ َ َو ْالعَا َداتُ ْاأل Artinya: “adat kebiasaan itu asalnya tidak mengapa (dimaklumi, dimaafkan), maka ia pun tidak dilarang kecuali jika Allah melarangnya.”