Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Agama merupakan pedoman bagi manusia dalam rangka mencapai


kebahagiaan yang sebenar-benarnya di dunia dan di akhirat. Karena agama itu
sendiri sebagai suatu pedoman dalam hidup, rambu-rambu dalam hidup. Maka
semua kegiatan kehidupan manusia harus merujuk kepada nilai-nilai yang
terkandung dalam agama.
Psikologi merupakan psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam
hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah
laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun
yang tidak disadari.
Banyak sekali di zaman sekarang ini penyimpangan-penyimpangan
moral yang terjadi. Entah itu dalam hal pergaulan bebas serta pengambilan
hak hidup seseorang. Suatu bimbingan dan konseling perlu memerhatikan
agama dan psikologi untuk lebih mengetahui gejala-gejala yang ada pada
klien. Peranan agama dan psikolgipun sangat penting dalam suatu bimbingan
konseling.
Terkait dengan hal itu konselor di tuntut untuk mengetahui hakikat manusia
menurut agama serta peranan agama. Dimana konselor harus mengarahkan
klien kedalam jalan yang benar sesuai dengan nilai-nilai agama yang ada.
serta dalam memahami klien konselor juga harus memiliki ilmu mengenai
psikologi guna untuk memahami lebih dalam lagi tentang gejala-gejala jiwa
yang dialami klien serta dapat memberikan solusi, arahan dan bimbingan yang
tepat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud agama ?
2. Apa yang dimaksud psikologi ?

3. Bagaimana peran Agama dalam bimbingan konseling ?


4. Bagaimana peran psikologi dalam bimbingan konseling ?
C. Tujuan
1. Mengetahui makna dari agama
2. Mengetahui makna dari psikologi
3. Mengetahui peran agama dalam bimbingan konseling
4. Mengetahui peran psikologi dalam bimbingan konselig

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama

Kata agama berasal dari bahasa sangsekerta agama yang berartu


tradisi. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang
berasal dari bahasa latin religio dan berakar pada kata re-ligare yang berarti
mengikat kembali. Maksudnya dengan bereligi seseorang mengikat dirinya
kepada Tuhan.
Manusia berkeyakinan bahwa dalam dunia ini ada sesuatu yang
memiliki kekuatan yang dahsyat yang mengatur segala sesuatu. Baik yang
buruk ataupun yang baik. Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari
kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri, yaitu dengan
cara menerima segala sesuatu yang yang menimpa dirinya adalah kehendak
Tuhan, serta menaati segenap aturan, ketetapan, hukum dan lain-lain yang
diyakini berasal dari Tuhan.
Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu
merupakan penghambaan manusia kepada Tuhannya.
Agama islam adalah agam Allah, dari Allah dan milik Allah. Agama
dalam hal ini adalah islam yang berasal dari kata :
1. Salam : yang berarti damai dan aman
2. Salamah : selamat
3. Istilah islam sendiri berarti penyerahan diri secara mutlak kepada Allah
Swt untuk memperoleh ridlonya dengan mematuhi perintah dan
menjauhi larangan-Nya.
Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan dibenarkan serta diakui
oleh Allahawt. 1

(85)

Barangsiapa mencari agama selain agama islam, maka sekali-kali


tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugu. (Q.S Ali Imron : 85).2
1.
Hakikat manusia menurut agama.

1 http://muntijo.wordpress.com/2010/08/23/agama-islam-fingsi-dan-ruang-lingkupnya/ selasa, pukul


21.51 WIB.
2 Q.S Ali Imran (3) : 85

Menurut sifat hakiki manusia adalah makhluk beragama (homo


religius), yaitu makhluk yang mempunyai fitrah untuk memahami dan
menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari agama, serta
sekaligus menjadikan kebenaran agama itu sebagai rujukan sikap dan
perilakunya. Dapat juga dikatakan bahwa manusia adalah makhluk
yang memiliki motif beragama, rasa kegamaan dan kemampuan untuk
memahami serta mengamalkan nilai-nilai agama.3
Dalil yang menunjukkan bahwa manusia mempunyai fitrah
beragama adalah Q.S Al Araf ayat 172.
Tujaun diciptakannya manusia adalah hanya untuk beribadah
kepada Allah (Q.S. Al Dzariyat : 56)



(56)








Kedudukan manusia menurut Alquran adalah sebagai khalifah. Yang


memiliki tugas memakmurkan bumi dengan memanifestasikan potensi
yang telah diberikan oleh Allah. 4

2. Fungsi agama bagi manusia


a. Memelihara fitrah

Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), namun


manusia mempinyai hawa nafsu (naluri atau dorongan untuk
memenuhi kebutuhan atau keinginan), dan juga ada pihak luar
yang senantiasa berusaha menggoda atau menyelewengka
nmanusia dari kebenaran, yaitu setan. Manusia sering terjerumus
melakukan perbuatan dosa. Agar manusia dapat mengendalikan
hawa nafsunya dan terhindar dari godaan setan, maka manusia
harus beragama atau bertaqwa kepada Alloh, yaitu beriman dan
beramal sholeh atau melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya. Apabila manusia bertaqwa kepada tuhan berarti ia
telah memelihara fitrahnya.
b. Memelihara jiwa
3 St. Rodliyah, Pendidikan dan Ilmu Pendidikan, (Jember:Stain Press, 2013), 3
4 Q.S Al Dzariyat (51) : 56
4

Agama sangat menghargai harkat dan martabat atau


kemulyaan manusia. Dalam memelihara kemulyaan jiwa manusia,
agama
mengharamkan atau melarang manusia melakukan
penganiayaan, penyiksaan dan pembunuhan baik terhadap dirinya
sendiri maupun orang lain.
c. Memelihara akal
Allah telah memberikan karunia kepada manusia yang
tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu akal, dengan
akalnyam anusia memiliki :
1) Kemampuan untuk membedakan yang baik dan buruk atau

memahami dan menerim anilai-nilai agama.


2) Mengembangkan ilmu dan teknologi atau mengembangkan
kebudayaan.
Karena

pentingnya

peran

akal

ini,

maka

agama

memberikan petunjuk kepada manusia untuk mengembangkan dan


memeliharanya, yaitu hendaknya :mensyukuri nikmat akal itu
dengan cara memanfaatkannya seoptimal mungkin, untuk berfikir,
belajar atau mencari ilmu, dan juga menjauh kan diri dari
perbuatan yang merusak akal seperti meminum-minuman keras.
d. Memelihara keturunan

Agama mengajarkan kepada manusia tentang cara


memelihara keturunan atau system regenerasi yang suci. Aturan
atau norma agama untuk memelihara keturunan adalah pernikahan.
Pernikahan merupakan upacara agama yang sacral atau suci, yang
wajib ditempuh oleh sepasang pria dan wanita sebelum melakukan
hubungan biologis sebagai suami istri. Pernikahan ini bertujuan
untuk mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah.5
B. Pengertian Psikologi

5 Syamsu Yusuf dan A Juhtinka Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling,(Bandung, PT


Rosdakarya,2012) ,138-139

Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang


merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan
logos berarti ilmu. Secara harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu jiwa.
Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan
objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat
dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah
jarang dipakai dan diganti dengan istilah psikis.

Pengertian Psikologi Menurut Beberapa Ahli :


1. Pengertian Psikologi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13
(1990), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan
binatang baik yang dapat dilihat secara langsung maupun yang tidak
dapat dilihat secara langsung.
2. Pengertian Psikologi menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah
laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
3. Pengertian Psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup
pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam
hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah
laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk ,
berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi
berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
pengertian psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah
laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan
lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak
maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak
disadari.
Dapat diketahui bahwa pengertian psikologi merupakan ilmu
tentang tingkah laku. Pada hakekatnya tingkah laku manusia itu sangat
luas, semua yang dialami dan dilakukan manusia merupakan tingkah laku.

Semenjak bangun tidur sampai tidur kembali manusia dipenuhi oleh


berbagai tingkah laku. 6
Subjek bimbingan konseling adalah individu yang bermasalah dan
tidak mampu memecahkan masalahny. Sebagai individu manusia memiliki
tingkah laku, bakat, minat, motif, perhatian, perasaan, ingatan, pribadi,
intelek, serta unsur-unsur lain. Setiap individu adalah makhluk yang unik,
artinya individu yang satu akan akan berbeda dengan dengan individu
lainnya. Oleh karena itu tidak ada individu yang sama masalahnya
maupun aspek jasmani dan rohaninya.
Bagi petugas bimbingan konseling diharapkan mempelajari
minimal tiga jenis psikologi ialah psikologi pendidikan, psikologi
perkembangan, dan psikologi kepribadian. Dengan memperdalam tiga
jenis psikologi tersebut konselor akan memahami motif sebagai
pendorong tingkah laku, tugas-tugas perkembangan individu, lhususnya
masa remaja yang mengalamibanyak perubahan. Perubahan ini sering
membawa masalahbagi remaja itu sendiri maupun bagi masyarakat dan
keluarga.psikologi pendidikan di mana di dalamnya mempelajari
keberhasilan belajar. Aspek aspek ini berkaitan erat dengan dengan
tingkah laku manusia baik tingkah laku yang tampak maupun yang tidak
tampak. Adanya perilaku menyimpang dapat ditelaah dari aspek-aspek
tersebut sehingga konselor akan lebih mudah dalam usaha memberikan
bantuan.7
Ada beberapa fungsi psikologi antara lain yaitu :
1. Menjelaskan, yakni psikologi dapat menjelaskan apa-apa, mengapa
dan bagaimana suatu tingkah laku tersebut bisa terjadi. Hasil
penjelasan bersifat deskriptif.
2. Memprediksi, yakni psikologi dapat meramalkan, mengira-ngira,
hipotesis apa, mengapa dan bagaimana tingkah laku tersebut terjadi
pada seseorang. Hasil penjelasan ini disebut sebagai prediksi.
6 http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi/ selasa, pukul 22:10 WIB
7 Saring Mashudi, Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah, (Surakarta: Muhammadiyah University
Press, 2010), 73

3. Control, yaitu mengendalikan perilaku seperti yang diharapkan.

Manifestasi dalam bentuk tindakan yang preventif, intervensi atau


pengobatan dan rehabilitasi atau perawatan.
4. Mempengaruhi, yaitu pemberian arahan terhadap seseorang yang slah
dalam suatu tindakan sehingga harus dipengaruhi agar perbuatan salah
tersebut dapat berubah menjadi suatu hal yang baik.
5. Memahami, psikologi dapat memahami apa, bagaimana, mengapa
suatu maslah terjadi dalam lingkungan ataupun anak, dan
memandangnya dari segala arah. Sehingga kita dapat memahami tiaptiap perbedaan yang ada dalam diri manusia.8
C. Peran Agama dalam Bimbingan Konseling

Agama dalam kehidupan individu merupakan kebutuhan fitri dari


semua manusia. Allah telah menciptakan manusia dan telah meniupkan ruhNya, sehingga iman kepada Allah merupakan sumber ketentraman, keamanan
dan kebahagiaan manusia, sebagaimana firman Allah yang artinya : Ingatlah
bahwa

dengan

mengingat

Allah

maka

hati

menjadi

tenteram.

Agama sebagai pedoman hidup bagi manusia telah memberikan petunjuk


(hudan) tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk pembinaan atau
pengembangan mental (rohani) yang sehat.9
Agama memegang peranan sebagai penentu dalam proses penyesuaian
diri. Hal ini diakui oleh ahli klinis, psikiatris, pendeta dan konselor bahwa
agama adalah faktor penting dalam memelihara dan memperbaiki kesehatan
mental. Agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangi
konflik, frustasi, dan ketegangan lainnya, dan memberikan suasana dama dan
terang.
8 Warnaa-warnii.blogspot.in/2013/01/tujuan-mempelajari-psikologi-ilmu-jiwa.html selasa, pukul
23:00 WIB
9 http://sembilan-juli.blogspot.co.id/2010/12/peranan-agama-dan-psikologi-dalam.html, selasa pukul
12:30 WIB.

Agama merupakan sumber nilai, kepercayaan dan pola-pola tingkah


laku yang akan memberikan tuntunan bagi arti, tujuan, dan kestabilan hidup
umat manusia. Kehidupan yang efektif menuntut adanya tuntunan hidup yang
mutlak. Shalat dan doa merupakan medium dalam agama untuk menuju ke
arah kehidupan yang berarti.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta praktik-praktik
kehidupan politik dan ekonomimyang tidak berlandaskan moral agama telah
meyebabkan

berkembangnya

gaya

hidup

(life

style)

materialistik

(hubbundunya), dan hedonistik dikalangan warga masyarakat. Dampak lebih


jauhnya dari gaya hidup tersebut adalah merebaknya dekadensi moral atau
pelecehan nilai-nilai agama, baik dikalangan dewasa, remaja, maupun anakanak.
Dekadaensi moral itu seperti terjadinya kasus-kasus yang terkait
dengan larangan 5M, 1) Madat = Narkoba dan Miras, 2) Madon = Berzina,
Prostitusi, free sex, atau kumpul kebo, 3) Maling = berjudi, 5) Mateni =
membunuh (diri sendiri maupun rang lain).10
Dalam layanan bimbingan dan konseling unsur-unsur agama tidak
boleh diabaikan dan justru harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
mencapai kesuksesan dan juga sebagai upaya konselor dalam membahagiakan
klien.

Dengan demikian peranan agama dalam bimbingan dan konseling


adalah:

10 M.Surya dalam Syamsu Yusuf dan A Juhtinka Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling,
(Bandung, PT Rosdakarya,2012) ,139-140

1.

2.

Agama sebagai penenang jiwa, ketika individu dihadapkan pada


suatu masalah maka akan terjadi konflik pada hatinya dan suasana
hati dan pikirannya tidak menentu, peran agama di sini, individu itu
dituntut untuk mandiri kepada Tuhannya karena akan memberi
ketenangan dalam dirinya dan mampu mengatasi masalahnya.
Agama berperan sebagai motivator umtuk memiliki sikap dan
tingkah laku sesuai dengan tuntunan agama.11
Untuk tetap memberikan peran positif agama dalam bimbingan dan

konseling sambil menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka konselor


hendaknya:
1.

2.
3.

Konselor merupakan orang yang beragama dan mengamalkan ajaran


agama dengan baik, keimanan dan ketakwaannya sesuai dengan
agama itu.
Konselor sedapat-dapatnya mampu mentransfer kaidah-kaidah agama
secara garis besar yang relevan dengan permasalahan klien.
Konselor harus benar-benar memperhatikan dan menghormati agama
klien, apabila konselor berbeda agama, maka pemasukan unsur-unsur
agama tersebut hendaknya seminimal mungkin dan hanya unsurunsur agama yang tidak mempertentangkan agama satu dengan
agama yang lainnya. Tetapi apabila konselor dan klien seagama,
maka pemanfaatan unsur-unsur agama lebih intensif sesuai dengan
tahap perkembangan suasana konseling.
Jadi, peran agama dalam bimbingan dan konseling sangatlah penting.

Karena agama sebagai pedoman hidup bagi manusia, khususnya anak didik
yang memiliki masalah atau kegelisahan dalam kehidupannya sehari-hari dan
seluruh manusia pada umumnya. Pada diri seorang konselor pun agama
haruslah menjadi landasan dalam melakukan bimbingan dan koseling

11 http://sembilan-juli.blogspot.co.id/2010/12/peranan-agama-dan-psikologi-dalam.html, selasa pukul


12:30 WIB.

10

terhadap klien, karena hal ini merupakan salah satu kegiatan yang bernilai
ibadah.12

D. Peran Psikologi dalam Bimbingan Konseling

Sebagaimana telah dipahami bahwa psikologi adalah disiplin ilmu


yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia. Kajian psikologi
merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Dalam kegiatan bimbingan
dan konseling hendaknya aspek psikologi perlu diikutsertakan, karena peranan
psikologi dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan pemahaman
tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan (klien).
Pada hakikatnya individu diciptakan dari dua unsur yaitu jasmani dan
rohani, keseimbangan kehidupan kedua unsur ini dapat menjadikan individu
dewasa yang sehat dan sejahtera lahir dan batin. Titik beratnya untuk
kehidupan lebih lanjut, adalah terletak pada sejauh mana keseimbangan kedua
unsur kehidupan tersebut dapat diwujudkan dalam bimbingan dan konseling.
Dasar-dasar psikologis dari pekerjaan bimbingan bertumpu pada perbedaanperbedaan diantara individu-individu, perbedaan-perbedaan di dalam individu,
keterhubungan antara kesanggupan dan keperluan, kurva mengenai
pertumbuhan belajar, sifat kepribadian, dan penyesuaian.
Dalam hubungan ini, petugas bimbingan perlu sekali mengetahui akan
kemampuan dan keterbatasan individu-individu yang dilayaninya, agar supaya
bimbingan yang diberikannya dapat mengenai sasaran yang tepat dan layak,
dalam arti agar individu-individu itu dapat diarahkan kepada pengembangan
diri mereka secara wajar dan layak pula.
Peranan aspek psikologi dalam bimbingan dan konseling yang
bertujuan membantu klien dalam memecahkan masalahnya yaitu :
1. Peran psikologi sebagai metode dalam mengidentifikasi masalah yang
dihadapi oleh klien.

12 http://sembilan-juli.blogspot.co.id/2010/12/peranan-agama-dan-psikologi-dalam.html, selasa, pukul


12:30 WIB.

11

2.

3.
4.
5.

Peran psikologi sebagai diagnosis masalah agar dapat dicari solusi


masalah yang tepat yang sesuai dengan karakter masalah klien dan
kejiwaan klien.
Peran psikologi sebagai motivator kepada klien untuk tumbuh dan
berkembang secara mandiri dalam menghadapi masalah sendiri.
Peran psikologi sebagai pengevaluasi atas solusi masalah yang dihadapi
klien, sudah berjalan secara maksimal atau belum. 13
Peran psikologi sebagai cara pemahaman karakteristik, kebutuhan, sifatsifat dan minat yang dimiliki klien.14

Agar perkembangan pribadi peserta didik itu dapat berlangsung


dengan baik, dan terhindar dari munculnya masalah-masalah psikologis, maka
mereka perlu diberikan bantuan yang bersifat pribadi. Bantuan yang dapat
memfasilitasi perkembangan peserta didik melalui pendekatan psikologis
adalah layanan bimbingan dan konseling. Bagi konselor memahami aspekaspek psikologis pribadi klien (konsele) merupakan tuntutan yang mutlak,
karena pada dasarnya layanan bimbingan dan konseling merupakan upaya
untuk memfasilitasi perkembangan aspek-aspek psikologis, pribadi atau
perilaku klien, sehingga mereka memiliki pencerahan diri dan mampu
memperoleh kehidupan yang bermakna ( kehidupan yang maslahat dan
sejahtera), baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.15
Jadi, peran psikologi dalam bimbingan dan konseling adalah
membantu seorang konselor dalam memahami karakter individu-individu
yang beragam dan sebagai sarana untuk mencapai hasil terbaik atau
kesuksesan dari layanan bimbingan dan konseling agar anak didik dapat
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, yaitu meliputi: motif dan
motivasi, pembawaan dan lingkungan, perkembangan individu, belajar,
balikan dan penguatan serta kepribadian.16
13 http://sembilan-juli.blogspot.co.id/2010/12/peranan-agama-dan-psikologi-dalam.html selasa,
pukul 12:30 WIB
14 Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan dan konseling,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),109
15 http://sembilan-juli.blogspot.co.id/2010/12/peranan-agama-dan-psikologi-dalam.html selasa, pukul
12:30 WIB
16 http://sembilan-juli.blogspot.co.id/2010/12/peranan-agama-dan-psikologi-dalam.html selasa, pukul

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian Agama

Kata agama berasal dari bahasa sangsekerta agama yang


berartu tradisi. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini
adalah religi yang berasal dari bahasa latin religio dan berakar pada
kata re-ligare yang berarti mengikat kembali. Maksudnya dengan
bereligi seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Agama islam adalah agam Allah, dari Allah dan milik Allah.
Agama dalam hal ini adalah islam yang berasal dari kata :
a) Salam : yang berarti damai dan aman
b) Salamah : selamat

12:30 WIB

13

Istilah islam sendiri berarti penyerahan diri secara mutlak


kepada Allah Swt untuk memperoleh ridlonya dengan
mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan dibenarkan serta
diakui oleh Allah Swt.
a. Hakikat manusia
Menurut sifat hakiki manusia adalah makhluk beragama (homo
religius), yaitu makhluk yang mempunyai fitrah untuk
memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber
c)

dari agama, serta sekaligus menjadikan kebenaran agama itu


sebagai rujukan sikap dan perilakunya. Dapat juga dikatakan
bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki motif beragama,
rasa kegamaan dan kemampuan untuk memahami serta
mengamalkan nilai-nilai agama.

b. Fungsi agama
1)
2)
3)
4)

Memelihara fitrah
Memelihara jiwa
Memelihara akal
Memelihara keturunan

2. Pengertian psikologi

psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah


laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya
dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku
yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari
maupun yang tidak disadari.
a. Fungsi psikologi
1) Menjelaskan
2) pemprediksi
3) Control

14

4) Mempengaruhi
5) Memahami
3. Peranan agama dalam bimbingan konseling
a. Agama sebagai penenang jiwa, ketika individu dihadapkan pada

suatu masalah maka akan terjadi konflik pada hatinya dan suasana
hati dan pikirannya tidak menentu, peran agama di sini, individu
itu dituntut untuk mandiri kepada Tuhannya karena akan memberi
ketenangan dalam dirinya dan mampu mengatasi masalahnya.
b. Agama berperan sebagai motivator umtuk memiliki sikap dan
tingkah laku sesuai dengan tuntunan agama.
Untuk tetap memberikan peran positif agama dalam bimbingan
dan konseling sambil menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka
konselor hendaknya:
a. Konselor merupakan orang yang beragama dan mengamalkan

ajaran agama dengan baik, keimanan dan ketakwaannya sesuai


dengan agama itu.
b. Konselor sedapat-dapatnya mampu mentransfer kaidah-kaidah
agama secara garis besar yang relevan dengan permasalahan klien.
c. Konselor harus benar-benar memperhatikan dan menghormati
agama klien, apabila konselor berbeda agama, maka pemasukan
unsur-unsur agama tersebut hendaknya seminimal mungkin dan
hanya unsur-unsur agama yang tidak mempertentangkan agama
satu dengan agama yang lainnya. Tetapi apabila konselor dan klien
seagama, maka pemanfaatan unsur-unsur agama lebih intensif
sesuai dengan tahap perkembangan suasana konseling.
Jadi, peran agama dalam bimbingan dan konseling sangatlah
penting. Karena agama sebagai pedoman hidup bagi manusia,
khususnya anak didik yang memiliki masalah atau kegelisahan
dalam kehidupannya sehari-hari dan seluruh manusia pada
umumnya. Pada diri seorang konselor pun agama haruslah menjadi

15

landasan dalam melakukan bimbingan dan koseling terhadap klien,


karena hal ini merupakan salah satu kegiatan yang bernilai ibadah.
4. Peranan psikologi dalam bimbingan konseling
Peranan aspek psikologi dalam bimbingan dan konseling yang
bertujuan membantu klien dalam memecahkan masalahnya yaitu :
a. psikologi sebagai metode dalam mengidentifikasi masalah yang
dihadapi oleh klien.
b. Peran psikologi sebagai diagnosis masalah agar dapat dicari solusi
masalah yang tepat yang sesuai dengan karakter masalah klien dan
kejiwaan klien.
c. Peran psikologi sebagai motivator kepada klien untuk tumbuh dan
berkembang secara mandiri dalam menghadapi masalah sendiri.
d. Peran psikologi sebagai pengevaluasi atas solusi masalah yang
dihadapi klien, sudah berjalan secara maksimal atau belum.
e. Peran psikologi sebagai cara pemahaman karakteristik, kebutuhan,
sifat-sifat dan minat yang dimiliki klien.
Jadi, peran psikologi dalam bimbingan dan konseling adalah
membantu seorang konselor dalam memahami karakter individuindividu yang beragam dan sebagai sarana untuk mencapai hasil
terbaik atau kesuksesan dari layanan bimbingan dan konseling agar
anak didik dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, yaitu
meliputi:

motif

dan

motivasi,

pembawaan

dan

lingkungan,

perkembangan individu, belajar, balikan dan penguatan serta


kepribadian.

16

DAFTAR PUSTAKA
http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi/ selasa, pukul 22:10 WIB
http://muntijo.wordpress.com/2010/08/23/agama-islam-fingsi-dan-ruang-lingkupnya/
selasa, pukul 21.51 WIB.
http://sembilan-juli.blogspot.co.id/2010/12/peranan-agama-dan-psikologidalam.html, selasa pukul 12:30 WIB.
http://Warnaa-warnii.blogspot.in/2013/01/tujuan-mempelajari-psikologi-ilmujiwa.html selasa, pukul 23:00 WIB
Mashudi, Saring.2010. Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.

Ridwan. 2008. Penanganan Efektif Bimbingan dan konseling. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Rodliyah, St. 2013. Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Jember: Stain Press.

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A Juhtinka. 2012.


Konseling. Bandung: PT Rosdakarya.

17

Landasan Bimbingan dan

Anda mungkin juga menyukai