Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

INTERNAL PUBLIC RELATION

Disususn guna untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Public Relation (PUREL)

Dosen Pengampu Ibu Nilnan Ni’mah, M. S.I.

Disusun Oleh :

Putri Afifah Fitrianingtyas 21010026058

Ainur Rofiq 2101026047

Anggun Rizki Syahrani 2101016139

Mira Sa’adah 2101016145

Fidayatus Siyam 2101016137

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Departemen Publik internal adalah keseluruhan elemen yang berpengaruh


secara langsung dalam keberhasilan perusahaan, seperti karyawan, manajer,
supervisor, pemegang saham, dewan direksi perusahaan dan sebagainya Melalui
Departemen Internal Public Relations diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan
kepentingan publik internal dari organisasi/perusahaan. Dengan hubungan yang
harmonis antara pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan maka akan tercipta iklim
kerja yang baik. Dengan begitu kegiatan operasional perusahaan akan berjalan dengan
lancar. Departemen internal adalah struktur yang paling umum untuk
melayani kebutuhan organisasi akan PR. Ukuran, peran dan tempat departemen di
bagian perusahaan bervariasi antara satu perusahaan dan organisasi lainnya ( Cutlip,
Center&Broom ).
Public relations merupakan fungsi manajemen yang membentuk dan
memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan masyarakat,
yang menjadi sandaran keberhasilan atau kegagalannya. Public relations dapat
dikatakan sebagai jembatan dalam perusahaan untuk menciptakan hubungan dengan
siapa saja yang dapat memberikan keuntungan bersama serta untuk kemajuan
perusahaan. Public relations mempunyai peran penting dalam segala bidang sesuai
dengan fungsinya, yakni membentuk hubungan yang baik antara organisasi dengan
publiknya, baik itu publik internal maupun publik eksternal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu In House PR ( Internal PR Department )?


2. Apa itu PR Agency (Biro Konsultan PR)?
3. Apa Yang di Maksud Etika Public Relation (code of conduct)?

C. Tujuan

1. Menjelaskan dan memahami maksud In House PR ( Internal PR Department )


2. Mengetahui dan memahami Apa itu PR Agency (Biro Konsultan PR)
3. Mengetahui dan memahami Maksud Etika Public Relation (code of conduct)

BAB II
PEMBAHASAN

A. In Home PR (Internal Public Relation Department)

Kegiatan yang Departemen Internal Public Relations merupakan kegiatan yang


ditujukan untuk publik internal organisasi/perusahaan. Departemen Publik internal
adalah keseluruhan elemen yang berpengaruh secara langsung dalam keberhasilan
perusahaan, seperti karyawan, manajer, supervisor, pemegang saham, dewan direksi
perusahaan dan sebagainya Melalui Departemen Internal Public Relations diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik internal dari
organisasi/perusahaan. Dengan hubungan yang harmonis antara pihak-pihak yang
terkait dalam perusahaan maka akan tercipta iklim kerja yang baik. Dengan begitu
kegiatan operasional perusahaan akan berjalan dengan lancar. Departemen internal
adalah struktur yang paling umum untuk melayani kebutuhan organisasi akan PR.
Ukuran, peran dan tempat departemen di bagian perusahaan bervariasi antara satu
perusahaan dan organisasi lainnya ( Cutlip, Center&Broom ).

Departemen internal setidaknya mempunyai empat factor yang medukung:

1) Keanggotaan tim : keanggotaan tim adalah kelebihan terbesar dari departemen ini
dibandingkan penasihat dari luar. Pada beberapa perusahaan ruang kerja manajer PR
bersebelahan dengan ruang kerja CEO. Kekerapan kontak antara departemen PR
dan manajemen puncak lebih merupakan peraturan ketimbang perkecualian.
Hubungan kerja yang erat antara departemen PR dengan CEO membangun keyakinan,
kepercayaan.
2) Pengetahuan tentang organisasi ,berarti pengetahuan yang mendalam dan terkini karena
status sebagai orang dalam. Anggota staf mengetahui hubungan antara individu-
individu dan departemen-departemen serta sepenuhnya menyadari akan adanya arus
bawah pengaruh dan politik internal. Mereka juga dapat menghubungi orang-orang
penting untuk membuat keputusan dan menghindari mereka yang menempatkan ambisi
dan kepentingan pribadi atas kepentingan perusahaan dan umum. Mereka menyadari
siapa yang dapat berfungsi sebagai juru bicara yang mampu dan pandai mengemukakan
jalan pikirannya.
3) Penghematan perusahaan karena banyaknya program yang dijalankan. Penghematan
berasal dari biaya operasional yang lebih rendah dan intergrasi yang efisien di dalam
perusahaan. Ketika kebutuhan akan PR berlanjut, seperti yang dijumpai pada
kebanyakan perusahaan, maka staff permanaen lebih efektif biayanya dibandingkan
jasa konsultan dari luar.
4) Ketersedian tenaga kerja. Ketersediaan praktisi staff mempunyai banyak sisi. Jika ada
sesuatu yang tidak beres, praktisi hanya berjarak sejengkal untuk bertemu langsung
dengan para pejabat organisasi. Ketersediaan juga berarti selalu siap untuk semua
departemen, divisi dan unit operasi. Anggota staff biasa dipanggil menghadiri rapat
dengan pemberitahuan singkat.

Sedangkan yang termasuk public internal adalah khalayak/public yang menjadi


bagian dari kegiatan usaha pada suatu organisasi atau instansi itu sendiri. Dalam dunia
bisnis PR, Departemen Publik Internal ini disesuaikan dengan bentuk daripada
organisasi yang bersangkutan apakah organisasi tersebut berbentuk suatu perusahaan
dagang, instansi pemerintah ataupun lembaga pendidikan.Jadi tergantung dari jenis,
sifat atau karakter dari organisasinya. Jadi public yang termasuk ke dalamnya pun
menyesuaikan diri dengan bentuk dari organisasinya dan umumnya khalayak atau
public tersebut adalah yang menjadi bagian dari kegiatan usaha dari badan perusahaan
itu sendiri.

Dengan adanya Departemen public internal dalam lingkup kegiatan PR tersebut


memberikan konsekuensi pada berbagai hubungan bagi masing-masing public internal.
Sifat hubungannya disebut hubungan internal (Internal Relations). 1

B. Public Relation Agency (Biro Konsultan PR)

Konsultan PR adalah suatu perusahaan yang bekerja bagi sejumlah klien yang
sering kali meliputi sektor-sektor yang berbeda, meskipun salah sau ciri konsultan PR
modern adalah meningkatkan spesialisasinya pada sektor-sektor tertentu. Konsultan-
konsultan PR tidak hanya melakukan kampanye-kampanye, mereka juga akan
membantu merancang dan mengukur keberhasilan mereka.2 Di berbagai perusahaan di
Indonesia penggunaan istilah “public relation” adalah sama banyaknya dengan
“humas”. Pada umumnya, Lembaga atau organisasi pemerintah masih menggunakan

1
Ratnasari.macam-macam departemen dalam public relation. ratnasari15.blogspot.com/2016/06/macam-
macam-departemen-dalam-public.
2
Morissan, Manajemen Public Relation: Strategi Menjadi Humas Profesional, Jakarta : Kencana, 2010 hlm. 95
istilah “humas” sementara perusahaan swasta lebih sering menggunakan istilah
“public relation”.
Beberapa organisasi kadang memiliki staf humas yang besar dengan anggaran
yang besar, namun terkadang fungsi humas mengerjakan segala hal, dengan kata lain
fungsi humas tidak memiliki misi yang jelas. Namun demikian, ada pula organisasi atau
perusahaan yang memiliki bagian humas dengan misi kehumasan yang sangat kuat
misalnya menggalang dukungan publik,menetralkan pihak-pihak yang menentang
kehadiran perusahaan atau bahkan membangun hubungan dengan negara lain.
Besar kecilnya department humas PR internal pada suatu perusahaan atau
organisasi tergantung pada tiga hal yaitu :3

1. Ukuran organisasi atau perusahaan itu sendiri. Suatu perusahaan kecil mungkin
tidak terlalu membutuhkan humas, fungsi itu bisa dirangkap oleh bagian lain.
Pada beberapa organisasi atau unit perusahaan kecil langsung di rangkap oleh
salah seorang direkturnya. Berbeda dengan perusahaan besar yang memiiki
hubungan dengan khalayak luas sudah tentu membutuhkan suatu departemen
humas sendiri dengan staf lengkap.
2. Nilai atau arti penting fungsi humas bagi manajemen. Besar kecilnya department
humas terkadang dipengaruhi oleh pengetahuan atau kebutuhan pemimpin
perusahaan terhadap peran humas bagi kepentingan organisasi atau perusahaan.
Suatu perusahaan pribadi atau milik keluarga cenderung tertutup biasanya tidak
merasa terlalu membutuhkan fungsi humas, kalaupun ada hanya kecil saja.
Kondisi ini berbeda dengan perusahaan terbuka yang sudah go public yang harus
transparan sehingga membutuhkan fungsi humas yang lebih aktif.
3. Karakteristik organisasi atau perusahaan. Setiap perusahaan pasti memiliki
kebutuhan sendiri yang tidak di seragamkan dengan kebutuhan perusahaan lain.
Perusahaan pembuat produk konsumen yang bersifat massal, misalnya sabun,
shampoo, atau makanan pasti mengerahkan dana untuk keperluan periklanan dan
tidak terlalu mementingkan humas. Hal ini berbeda dengan perusahaan industry
yang bersifat teknis, misalnya perusahaan yang membuat produk hasil teknologi
baru atau perusahaan yang bergerak dibidang asuransi, reksadana, investasi dan
sebagainya yang akan lebih mementingkan kegiatan humas demi mendidik pasar

3
Frank Jefkins, Public Relations, edisi ketiga (alih Bahasa Aris Munandar), Jakarta: Erlangga, 1992 dari
Morissan, Manajemen Public Relation : Strategi Menjadi Humas Profesional, Jakarta: Kencana, 2010 hlm. 95
dari pada beriklan semata-mata.
• Tipe-tipe biro konsultan public relation

Setiap organisasi atau perusahaan, apapun jenisnya, membutuhkanfungsi


humas. Kegiatan kehumasan dapat dilaksanakan dalam berbagaisituasi (setting).
Walaupun prinsip- prinsip humas berlaku untuk jenisorganisasi atau perusahaan,
namun pekerjaan atau tugas praktisi humasdapat bervariasi tergantung pada situasi
yaitu jenis organisasi atau perusahaan terbagi atas dua jenis dilihat dari tujuan
organisasi atau perusahaan bersangku tan yaitu, organisasi profit dan organisasi
non profit.4

1. Organisasi Profit

Organisasi Profit lebih disering disebut dengan nama perusahaan


yangtujuannya adalah mencari keuntungan sedangkan organisasi non-
profitmemiliki tujuan yang bersifat sosial,kemanusiaan atau politis dan hal-hal
lain yang tidak berbentuk keuntungan. Di Indonesia organisasi profit atau
perusahaan dapat dibagi kedalam empat macam dilihat dari skala usahanya,
mulai dari terkecil hingga terbesar, yaitu :
a) Perusahaan Perseorangan

b) Perusahaan Firma

c) Perusahaan Terbatas

d) Perusahaan Publik/Terbuka (Tbk)

Secara praktisi humas pada perusahaan tidak sama dengan organisasi


nonprofit. Praktisi humas yang bekerja pada perusahaan membantu bagian
pemasaran dengan cara menciptakan pandangan konsumen yang positif terhadap
perusahaan. Unit humas bertanggung jawab membina hubungan harmonis antara
manajemen dan karyawan serta bertindak sebagai penghubung antara prusahaan
dengan badan- badan pemerintah.
Peran spesifik humas dalam lembaga profit adalah mendukung upaya-
upaya peningkatan laba perusahaan. Misalnya dengan public internal, humas

4
Morissan, Manajemen Public Relation: Strategi Menjadi Humas Profesional, Jakrta: Kencana, 2010 hlm. 85
mengupayakan program komunikasi yang mampu meningkatkan motivasi kerja
karyawan untuk bekerja sesuai standar yang diharapkan manajemen,
meningkatkan komitmen manajemen pada tanggung jawab organisasi baik
pada publik internal dan eksternal sehingga organisasi selalu mengeluarkan
kebijakan yang dapat di pertanggung jawabkan.terhadap publik eksternal,
tugas humas pada organisasi profit adalah menyampaikan tanggung jawab
organisasi kepada masyarakat luas sehingga imej dan reputasi produk, jasa, dan
perusahaan semakin positif dimasyarakat.

2) Organisasi Non-Profit

Organisasi non-profit didirikan untuk mencapai tujuan yang bersifat non


bisnis atau tidak mencari keuntungan. Organisasi non-profit dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu :

a. Organisasi non-profit pemerintah, yaitu organisasi yang kegiatan operasionalnya


di biayai oleh pemerintah atau negara seperti : lembaga atau badan pemerintah,
departement/kementerian, lembaga negara, komisi independen dan sebagainya.
b. Organisasi non-profit bukan pemerintah adalah organisasi yang kegiatan
operasionalnya tidak tergantung pada bantuan pemerintah seperti : partai politik,
lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi kemasyarakatan (ormas),
organisasi agama, dan sebagainya.

C. Etika Public Relation (Code of conduct)

Etika dalam public relations itu sangat penting karena dalam konteks hubungan,
etika sangat diperlukan agar dapat menjalin hubungan yang baik, apalagi jika kita
menjadi seorang PR itu sangat penting karena sebelum melaksanakan hubungan
manusia, sikap etis harus tercermin terlebih dahulu pada diri seorang PR yang
profesinya banyak menyangkut hubungan manusia, maka dari itu seorang PR harus
menguasai kode etik PR.

Dalam kode etik PR Internasional (IPRA) yang dikenal dengan “Kode Athena”,
yaitu diterimanya di dalam sidang umum asosiasi public relations Internasional (IPRA-
International Public Relation Association), pada bulan mei 1956, di kota Athena,
Yunani dan kemudian diperbaharui di Teheran, Iran pada 17 April 1968, antara lain
yang berisikan pedoman bagi perilaku profesional PR/Humas, yaitu;

1) Selalu mengingatkan bahwa karena hubungan profesi dengan khalayaknya, maka


tingkah lakunya walaupun secara pribadi akan selalu mempunyai penngaruh terhadap
penghargaan pada pelaksanaan profesinya.
2) Menghormati di dalam pelaksanaan tugas profesinya, prinsip-prinsip moral,
peraturan-peraturan, dalam “Deklarasi hak-hak asasi manusia”
3) Menghormati dan menjunjung tinggi martabat manusia dan mengakui hak-hak dari
setiap pribadi untuk menilai.
4) Menumbuhkan komunikasi moral, psikologi, dan intelektual untuk berdialoog yang
terbuka dan sempurna, dan mengakui hak-hak orang yang terlibat untuk menyatakan
persoalannya atau menyatakan pendapat.
5) Sebagai profesional selalu bertingkah laku dalam keadaan apapun sedemikian rupa
untuk menumbuhkan kepercayaan orang-orang yang berhubungan dengannya.
6) Melaksanakan tugasnya dengan bermartabat, menghindari penggunaan bahasa yang
samar-samar atau dapat menimbulkan kesalahpahaman, dan tetap menjaga loyalitas
kepada perusahaan dimana ia bekerja.
7) Sebagai Profesional akan selalu menghindari sebagai berikut:
• Menutup-nutupi kebenaran atas dasar apa pun alasannya.
• Menyiarkan informasi dan berita yang tidak didasari kepada fakta yang aktual,
kenyataan dan kebenaran.
• Mengambil bagian dalam usaha yang tidak etis dan tidak jujur yang akan dapat
merusak martabat dan kehormatannya.
• Menggunakan segala macam cara dan teknik yang tidak disadari serta tidak dapat
dikontrol, sehingga tindakan individu itu tidak lagi didasarkan kepada keinginan
pribadi yang bebas dan bertanggung jawab5
Etika PR atau Etika Profesi PR merupakan bagian dari bidang etika khusus atau
etika terapan yang menyangkut dimensi sosial, khususnya bidang profesi, baik secara
kelembagaan atau dalam struktur organisasi (PR by Function) maupun individual
sebagai penyandang professional PR (PR by Professional) berfungsi untuk menghadapi
dan mengantisipasi tantangan kedepan, yaitu pergeseran system pemerintahan otokratik

5
Rosady Ruslan, “Etika Kehumasan konsepsi dan aplikas “, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2001),
hlm. 55-56.
menuju sistem reformasi yang lebih demokratik dalam era globalisasi yang ditandai
dengan munculnya kebebasan pers, mengeluarkan pendapat, opini dan berekspresi
yang lebih terbuka, serta kemampuan untuk berkompetitif dalam persaingan dan pasar
bebas, khususnya di bidang jasa teknologi informasi dan bisnis lainnya yang mampu
menerobos (penetration) batas-batas wilayah suatu Negara (borderless), dan sehingga
dampaknya sulit dibendung oleh negara lain sebagai target sasarannya.
Etika dalam industri PR juga dapat dikatakan dengan etika sosial. Etika sosial
adalah menyangkutkan hubungan manusia yang mempunyai sikap kritis terhadap setiap
pandangan-pandangan dunia dan ideologi-ideologi maupun tanggung jawab umat
manusia terhadap lingkungan hidup. Berikut penjelesan tentang kode etik PR
a. Mempunyai etika yang baik
Istilah adalah sebuah peraturan, baik secara tertulis maupun tidak tertulis,
mengenai pergaulan hidup manusia dalam suatu masyarakat yang berada. Menjadi
seorang PR sangat penting etika yang baik karena dalam melaksanakan tugasnya sehari-
hari, ia harus mengikuti peraturan yang ada dalam suatu masyarakat
b. Mempunyai Komunikasi yang baik
Sebagaimana kita ketahui bahwa komunikasi adalah suatu konsep yang di
dalamnya di pahami sebagai proses interaksi orang-orang di dalam masyarakat. Proses
interaksi itu dapat berlangsung secara langsung atau dengan menggunakan media,
berlangsung antara individu satu dengan individu lain, individu dengan kelompok,
individu dengan masyarakat, dipastikan akan ada pergesekan sosial yang
memungkinkan satu dengan yang lainnya diuntungkan atau di rugikan. Dengan
demikian, di perlukan komunikasi yang baik sehingga dapat membuat interaksi itu jadi
lebih baik.6
c. Mempunyai Kejujuran
Kejujuran menjadi landasan utama pada seorang PR, jika ingin menyampaikan
sesuatu di muka publik maka seorang PR itu harus jujur, jikalau ia berbohong maka ia
melanggar etika dalam public relations.
d. Mempunyai sifat yang Profesional Dalam Kompetensi dan Kehati-hatian

6
Rosli Mohammed dan Burhan Bungin, Audit Komunikasi,( Jakarta : Prenadamedia Group, 2015), hlm.

120.
Harus selalu sungguh bekerja dalam prinsip kehati-hatian untuk meningkatkan
kompetensi dan kualitas jasa, serta melaksanakan tanggung jawab profesi dengan
kemanapun terbaik dalam kariernya.
e. Mempunyai sifat adil
Dalam menjalankan profesinya maka setiap profesional memiliki kewajiban dan
tidak dibenarkan melakukan pelanggaran terhadap hak atau mengganggu milik orang
lain, lembaga atau organisasi, hingga mencemarkan nama baik bangsa dan negara.
Selain itu harus menghargai hak-hak, menjaga kehormatan nama baik, martabat dan
milik bagi pihak lain agar tercipta saling menghormati dan keadilan secara obyek dalam
kehidupan masyarakat.
f. Mempunyai Tanggung jawab pada profesinya
Seorang PR harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap profesi, hasil dan
dampak, kemudian ia harus peka serta memiliki empati moral pada seluruh aktivitas
yang dilakukan. Bahwa di dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang
profesional harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dan
semua kegiatan yang di lakukannya.
Selain itu ia mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan atau
fungsinya, artinya keputusan yang diambil dan hasil dari pekerjaan tersebut harus baik
serta dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan pada standar profesi. Tanggung jawab
terhadap dampak atau akibat dari tindakan serta pelaksanaan profesi tersebut terhadap
dirinya, rekan kerja dan profesi, organisasi/perusahaan dan masyarakat umum, serta
keputusan atau hasil pekerjaan tersebut dapat memberikan manfaat dan berguna yang
baik bagi dirinya atau pihak lain. Prinsip sebagai profesional harus berbuat yang baik
dan tidak untuk berbuat sesuatu yang merugikan.7
Tanggung jawab tentunya mempunyai dampak positif. Dampak positif yang
terasa adalah media massa akan berhati untuk menyiarkan dan menyebarkan informasi.
Seorang Public Relations tidak bisa seenaknya saja memberikan informasi yang tidak
benar, misalnya, hanya sekedar ingin agar perusahaan tempat ia bekerja laris di pasaran.
Public Relations adalah profesi yang di tuntut tanggung jawab terhadap apa yang
dikemukakan. Public Relations bukan pihak yang memberi informasi lalu berdampak
negatif, kemudian ia lari dari tanggung jawab.8

7
Renal Kasali, “ Manajemen Public Relations ”, (Jakarta : Grafiti, 2003). Hlm. 56.
8
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014) hlm 253.
Dan menurut IPRA (International Public Relation Association) kode etik PR adalah:
1. Perlakuan yang adil terhadap klien dan karyawan.
2. Tidak mewakili kepentingan yang berselisih bersaing tanpa pesetujuan.
3. Menjaga kepercayaan klien dan karyawan.
4. Tidak menggunakan metode yang menghina klien.
5. Tidak menyebarkan informasi palsu.
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Departemen Internal Public
Relations merupakan kegiatan yang ditujukan untuk publik internal organisasi/perusahaan
dengan empat faktor yang mendukung, yaitu keanggotaan tim, pengetahuan tentang organisasi,
Penghematan perusahaan karena banyaknya program yang dijalankan, dan Ketersedian tenaga
kerja. Adapun Konsultan PR adalah suatu perusahaan yang bekerja bagi sejumlah klien yang
sering kali meliputi sektor-sektor yang berbeda, meskipun salah sau ciri konsultan PR modern
adalah meningkatkan spesialisasinya pada sektor-sektor tertentu. Konsultan-konsultan PR
tidak hanya melakukan kampanye-kampanye, mereka juga akan membantu merancang dan
mengukur keberhasilan mereka. Selanjutnya adalah Etika dalam public relations, dalam PR
etika itu sangat penting karena dalam konteks hubungan, etika sangat diperlukan agar dapat
menjalin hubungan yang baik, apalagi jika kita menjadi seorang PR itu sangat penting karena
sebelum melaksanakan hubungan manusia, sikap etis harus tercermin terlebih dahulu pada diri
seorang PR yang profesinya banyak menyangkut hubungan manusia, maka dari itu seorang PR
harus menguasai kode etik PR.
DAFTAR PUSTAKA
Frank Jefkins, Public Relations, edisi ketiga (alih Bahasa Aris Munandar), Jakarta:
Erlangga, 1992 dari Morissan, Manajemen Public Relation : Strategi Menjadi Humas
Profesional, Jakarta: Kencana, 2010 hlm. 95

Morissan, Manajemen Public Relation: Strategi Menjadi Humas Profesional, Jakarta :


Kencana, 2010 hlm. 95

Morissan, Manajemen Public Relation: Strategi Menjadi Humas Profesional, Jakrta:


Kencana, 2010 hlm. 85

Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014) hlm
253.

Ratnasari.macam-macam departemen dalam public relation.


ratnasari15.blogspot.com/2016/06/macam-macam-departemen-dalam-public.

Renal Kasali, “ Manajemen Public Relations ”, (Jakarta : Grafiti, 2003). Hlm. 56.

Rosady Ruslan, “Etika Kehumasan konsepsi dan aplikas “, (Jakarta, PT RajaGrafindo


Persada, 2001), hlm. 55-56.

Rosli Mohammed dan Burhan Bungin, Audit Komunikasi,( Jakarta : Prenadamedia Group,
2015), hlm.

Anda mungkin juga menyukai