Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmad dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Memahami
Tingkah Laku Sosiopatik” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Bidang Studi Bimbingan Konseling
Program Studi Dasar-dasar keperawatan rohani Islam .
Selain itu makalah ini juga bertujuan menambah wawasan kepada para
pembaca dan para penulis. Saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Hj. Wieke
Diah Anjaryani, S.Psi. M.Kes, Psikolog yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan studi yang kita tekuni.
Dengan ini saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk yang berfikir dan merasa serta berkehendak
dimana perilakunya mencerm inkan apa yang difikir, yang dirasa dan yang
dikehendakinya. Manusia juga makhluk yang bisa menjadi subjek dan objek
sekaligus, di samping ia dapat menghayati perasaan keagamaan dirinya, ia juga
dapat meneliti keberagamaan orang lain.
1
Pius A Partanto dan M. Dahlan Yacub Al Barry, Kamus Istilah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), hlm. 33
1
dari aturan hukum atau budaya yang tercipta dan akhlak yang keluar dari tatanan
kehidupan. 2
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, para sosiologi mendefinisikan
patologi sosial sebagai semua tingkah yang bertentangan dengan norma
kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas
kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplin, kebaikan, dan hukum formal.
2
Usman Kasmin, "Anomali Sosial: Potret Kehidupan Masyarakat Madani" dalam
http://muhammadiyahmalang.blogspot.com/2010/02/anomali-sosial-potret-kehidupan_15.html,
3
Kartini Kartono, Patologi Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo, 2005), hlm. 1
4
Soedjono Dirjisisworo, Pathologi Sosial, (Bandung: Alumni, 1974), hlm. 10.
2
umumnya, tingkah laku yang sosiopatik itu mendapatkan reaksi dari masyarakat,
misalnya berupa hukuman, penolakan, segregasi (pemisahan atau pengasingan),
dan pengucilan.5
Perilaku sosial yang dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut akan membawa
kepada perilaku sosial yang baik dan juga perilaku sosial yang buruk atau
menyimpang. Faktor intern lebih kepada psikologi individu, yang terbentuk ketika
5
Kartini Kartono, Patologi Sosial, hlm. 9
6
W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco, 1998), hlm. 198
3
dalam masa petumbuhan. Faktor ekstern atau lingkungan berperan penting dalam
perjalanan pembetukan perilaku sosial, ketika individu berada di lingkungan yang
kurang baik, maka akan terbentuk perilaku sosial yang kurang baik pula. Akan
tetapi, ketika individu yang berada dalam lingkungan yang kurang baik memiliki
bekal atau faktor intern yang baik akan memiliki kontrol perilaku.7
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pandagan terhadap tingkah laku sosiopatik ?
2. Apa kriteria penyimpagan tingkah laku sosiopatik ?
3. Apa dalil mengenai penyimpangan tingkah laku sosiopatik ?
4. Apa Deviasi/Penyimpangan dan diferensiasi tingkah laku sosiopatik ?
7
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1982), hlm.199.
4
5. Bagaimana Tingkah laku normal yang menyimpang dari norma social ?
6. Apa Macam-macam deviasi ?
7. Studi kasus tingkah laku sosiopatik ?
C. TUJUAN
1. Agar pembaca mengetahui pandangan terhadap tingkah laku sosiopatik
2. Agar pemmbaca mengetahui kriteria penyimpagan tingkah laku sosiopatik
3. Agar pembaca mengetahui Dalil mengenai penyimpangan tingkah laku
sosiopatik
4. Agar pembaca memahami Deviasi/Penyimpangan dan diferensiasi tingkah
laku sosiopatik
5. Agar pembaca mengetahui Tingkah laku normal yang menyimpang dari
norma social
6. Agar pembaca mengetahui Macam-macam deviasi dan lingkungannnya
7. Agar pembaca memahami Studi kasus tingkah laku sosiopatik
5
BAB II PEMBAHASAN
6
Definisi gejala sosiopat menurut kaum sosiolog ialah tingkah laku yang berbeda
dan menyimpang dari kebiasaan serta norma umum, yang pada satu tempat dan
waktu tertentu sangat ditolak, sekalipun tingkah laku tersebut di tempat dan waktu
lain bisa diterima oleh masyarakat lain. Pada umumnya, tingkah laku yang
sosiopat itu mendapatkan reaksi dari masyarakat, berupa hukuman, penolakan,
segregasi (pemisahan atau pengasingan), dan pengucilan.
7
yaitu homoseksualitas, Kecanduan pada alkohol, gangguan mental, dan
lain-lain.
اَلثْ ِم ِ َّاط ِل َوت ُ ْدلُ ْوا بِ َها ْٓ اِلَى ْال ُح َّكا ِم ِلت َأ ْ ُكلُ ْوا فَ ِر ْيقًا ِ ِّم ْن ا َ ْم َوا ِل الن
ِ ْ ِاس ب ِ ََو ََل ت َأ ْ ُكلُ ْْٓوا ا َ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالب
8
Paisol Burlian, Patologi Sosial, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara: 2016), hal 29-31
8
Artinya: “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian
yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan
sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa.
9
Abis Rohman, “Patologi Sosial Perspektif Al-Qur'an ", Jurnal Kajian Tafsir Tematik Sosiologi, 13
10
Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Pengertian Penyimpangan Sosial, Faktor Penyebab, dan Jenisnya "
, https://katadata.co.id/agung/berita/6238208e95912/pengertian-penyimpangan-sosial-faktor-penyebab-dan-jenisnya
Penulis: Dwi Latifatul Fajri
Editor: agung
10
membedakan satu individu dengan individu yang lainnya adalah sesuatu yang
biasanya telah ia bawa sejak lahir.11
11
Vembriarto,Mudjiran, psikologi pendidikan, 2002:9)
11
Merupakan penyimpangan yang terjadi kepada seorang individu karena
kurangnya edukasi ataupun sosialisasi mengenai norma yang baik dan
benar.
3. Teori Labelling
Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi
ketika seseorang ataupun individu terlebih dahulu sudah dibentuk stigma
atau cap negatif dari orang-orang ataupun kelompok disekitarnya.
4. Teori Anomie
Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi
ketika seseorang maupun kelompok tidak memiliki nilai dan norma yang
dapat dipegang dan dijadikan suatu pedoman dalam hidup di sebuah
lingkungan masyarakat sehingga memiliki kemungkinan untuk melakukan
perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial.
12
2. Pelaku perilaku penyimpangan sosial dikucilkan dari lingkungan
masyarakat yang ada, karena mayoritas dari anggota lingkungan
masyarakat memandang perilaku menyimpang tersebut sebagai suatu
wabah penyakit sehingga mereka memilih untuk tidak mendekatinya.
3. Menciptakan batasan antar kelompok lingkungan yang satu dengan yang
lain karena adanya parameter sosial. Hal ini dapat kita lihat contohnya dari
beragam suku yang ada di Indonesia, dimana orang suku Jawa memiliki
ciri khas berkata lembut sedangkan orang suku Batak memiliki ciri khas
berkata tegas. Sehingga perbedaan tersebut kadang membuat kelompok
satu dengan kelompok yang lain segan akan satu sama lain.
4. Munculnya kelompok baru yang beranggotakan para penyimpang sosial
karena dikucilkan, sehingga menimbulkan rasa solidaritas dan kepedulian
akan satu sama lain yang dapat membuat masalah di lingkungan
masyarakat sekitar.
5. Dengan adanya penyimpangan sosial memiliki potensi menyebabkan
gangguan di lingkungan masyarakat tersebut jika terjadi terus menerus.
Tapi ada juga yang malah menjadi menyesuaikan dengan situasi yang
terjadi.
F. Macam-Macam Penyimpangan
Penyimpangan sosial bisa dibagi menjadi dua, yang pertama bisa dilihat dari
kadar penyimpangannya dan dilihat dari pelakunya.
a. Berdasarkan Kadar Penyimpangan
1) Penyimpangan primer
Penyimpangan primer atau dengan kata lain penyimpangan ringan.
Masyarakat dalam penyimpangan ini pada umumnya mereka tidak
menyadari jika dirinya melakukan penyimpangan. Penyimpangan primer
tidak dilakukan secara terus menerus (insidental saja) dan pada umumnya
tidak begitu merugikan orang lain, misalnya mabuk saat pesta, mencoret-
coret tembok tetangga, ataupun balapan liar di jalan. Penyimpangan jenis
ini bersifat sementara (temporer), maka orang yang melakukan
penyimpangan primer, masih dapat diterima oleh masyarakat.
13
2) Penyimpangan sekunder
Penyimpangan sekunder disebut juga penyimpangan berat. Umumnya
perilaku penyimpangan dilakukan oleh seseorang secara berulang-ulang
dan terus menerus meskipun pelakunya sudah dikenai sanksi. Bentuk
penyimpangan ini mengarah pada tindak kriminal, seperti pembunuhan,
perampokan, dan pencurian. Penyimpangan jenis ini sangat merugikan
orang lain, sehingga pelakunya dapat dikenai sanksi hukum atau pidana.
b. Berdasarkan Pelaku Penyimpangan
1) Penyimpangan individu (individual deviation)
Penyimpangan jenis ini dilakukan secara perorangan tanpa campur tangan
orang lain. Contohnya seorang pejabat yang korupsi, oknum polisi yang
melakukan pemerasan terhadap individu yang memiliki suatu kasus, suami
atau istri yang selingkuh, dan anak yang durhaka terhadap orang tua. Dilihat
dari kadarnya penyimpangan perilaku yang bersifat individual,
menyebabkan pelakunya mendapat sebutan seperti pembandel,
pembangkang, pelanggar, bahkan penjahat.
2) Penyimpangan kelompok (group deviation)
Penyimpangan jenis ini dilakukan oleh beberapa orang yang secara
bersama-sama melakukan tindakan yang menyimpang. Contohnya pesta
narkoba yang dilakukan kelompok satu geng. perkelahian massal yang
dilakukan antarkelompok suku, ataupun pemberontakan. Penyimpangan
kelompok biasanya sulit untuk dikendalikan, karena kelompok-kelompok
tersebut umumnya mempunyai nilai-nilai serta kaidah-kaidah sendiri yang
berlaku bagi semua anggota kelompoknya. Sikap fanatik yang dimiliki setiap
anggota terhadap kelompoknya menyebabkan mereka merasa tidak
melakukan perilaku yang menyimpang. Hal tersebut
menyebabkanpenyimpangan kelompok lebih berbahaya daripada
penyimpangan.
3) Penyimpangan campuran (mixture of both deviation)
Penyimpangan campuran diawali dari penyimpangan individu. Akan tetapi,
seiring dengan berjalannya waktu, ia (pelaku penyimpangan) dapat
memengaruhi orang lain, sehingga ikut melakukan tindakan menyimpang
seperti halnya dirinya. Contoh penyimpangan campuran adalah sindikat
14
narkoba, sindikat uang palsu, ataupun demonstrasi yang berkembang
menjadi amuk massa.12
G. Studi Kasus
Studi Kasus Tingkah Laku Sosiopatik
Gambaran umum panti sosial Marsudi Putra Dharmapala (PSMPD)
Panti Sosial Marsudi Putra Dharmapala Indralaya menjadi salah satu
Panti Rehabilitasi Sosial Anak yang Berhadapan Hukum (ABH) untuk melayani
anak yang mengalami penyimpangan perilaku, terutama penyimpangan
terhadap nilai dan norma yang berlaku baik yang masuk dalam kategori Anak
Nakal (AN) maupun Anak Berhadapan Hukum (ABH).
Tujuan pelayanan Rehabilitasi Sosial Anak Berhadapan Hukum (ABH)
di UPTD PSMP Dharamapala secara umum adalah Pulihnya kepribadian,
sikap mental dan kemampuan anak sehingga mampu melaksanakan fungsi
sosialnya dalam suasana tatanan dan penghidupan sosial keluarga dan
lingkungan sosialnya.
Proses Pendampingan Anak Sosiopatik
Proses pendampingan yang dilakukan oleh pembina panti terhadap
anak sosiopatik dilakukan ketika anak tersebut masuk dan di rehabilitasi di
panti. Pada awal proses rehabilitasi MA menjelaskan semua yang telah ia
lakukan baru MA diajak untuk melaksankan tahapan-tahapan rehabilitasi
selanjutnya, yang pertama orientasi disini MA diperkenalkan dengan seluruh
hal yang ada di panti termasuk dengan kegiatan-kegiatan yang ada. Setelah
itu selama berada di panti ia belajar sesuai dengan prosedur pendampingan
yang ada di panti, meliputi bimbingan mental agama, bimbingan sosial,
bimbingan keterampilan dan bimbingan ekstrakurikuler dengan semua
pembelajaran itu lah MA diajarkan untuk tidak melakukan tindak perilaku
sosiopatik lagi. Motif MD melakukan pencabulan akibat terlalu sering
menonton video porno. Awal mula ia menonton video porno bersama teman
nya melalui handpone teman. MD mencoba untuk meniru adengan yang ada
di dalam video tersebut karena rasa ingin tahu nya itu lah dia coba
mempraktekannya dengan anak prempuan tetangga yang ada disamping
rumah nya.
12
Mafruhatul Unaifah Penyimpangan Sosial dalam Masyarakat
15
Setelah semua permasalahan anak di ceritakan dan pembina pun
mendampingi anak agar tenang baru lah proses pembelajaran dilakukan. MD
mengikuti seluruh rangkain proses pendampingan dan pembelajaran dengan
baik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam proses
pendampingan pembina selaku orang yang bertanggung jawab kepada anak
harus selalu mengawasi dan mengayomi tindak dan perilaku yang dilakukan
anak. Anak dapat mengikuti nya secara optimal, dapat membangun dan
memotivasi diri untuk berubah dan menjadi lebih baik lagi kedepan nya. 13
13
Yeri Setiawan Proses Pendampingan Anak sosiopatik Dalam Mengembangkan Kemampuan Moral dan Sosial
Emosionalnya hlm. 49-52
16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Patologi sosial disebabkan adanya penyimpangan patologis atau kelas
defektif dalam masyarakat. Bentuk tingkah laku yang menyimpang secara
sosial dan sangat ditolak oleh umum, seperti homoseksualitas, ketergantungan
kronis pada alkohol, dan gangguan mental tertentu. Menurut teori biologi
gangguan mental adalah peristiwa yang bersifat di dalam keturunan atau
melalui kombinasi dari gen, pewarisan tipe-tipe kecenderungan yang luar biasa
atau abnormal sehingga memproduksi tingkah laku patologis, pewaris
kelemahan konstitusional tertentu, yang mengakibatkan tingkah laku sosiopat.
pandangan psikologis dan psikiatri menekankan sebab-sebab tingkah laku
patologis dari aspek sosial-psikologisnya dan juga konflik-konflik emosional
dan kecenderungan “psikopatologis” yang ada di balik tingkah laku
menyimpang secara sosial itu. Para sosiolog dengan teori sosiologisnya
berpendapat bahwa penyebab tingkah laku sosiopatis itu adalah murni
sosiologis atau sosio-psi kologis. Pada umumnya, tingkah laku yang sosiopat
itu mendapatkan reaksi dari masyarakat, berupa hukuman, penolakan,
segregasi (pemisahan atau pengasingan), dan pengucilan.
Tingkah laku sosiopat mempunnyai ciri-ciri khusus dan terjadi ditempat
dan wartu tertentu. Penyimpangan tingkah laku terjadi karena konflik-konflik
sosial dan konflik internal. Tingkah laku sosiopat dapat diselidiki melalui
pendekatan pendekatan, yaitu pendekatan biologis tentang tingkah laku
sosiopat dalam biologi biasanya terfokus pada bagian genetik. Pendekatan
Psikologis ini menjelaskan ketika individu melanggar norma-norma sosial
karena faktor intelegensi, sifat-sifat pribadi. Pendekatan psikiatri, konflik
emosional yang disebabkan oleh tingkah laku yang menyimpang. Pendekatan
sosiologis, penyebab tingkah laku yang menyimpang dari norma umum dan
biasanya mendapatkan hukuman dari masyarakat berupa pengucilan atau
pengasingan. Sikap sosiopatik di sini diartikan (individu/masyarakat) yang
kurang peduli terhadap masyarakat lainnya, sikap acuh tak acuh kepada orang
lain, tidak punya empati pada manusia lainnya, sangat Indifidualistik. Al-Qur’an
menjelaskan beberapka sikap perilaku sosiopatik contohnya dalam surat Al-
Baqarah ayat 188 yang berisi tentang memakan harta haram, selain itu juga
17
ada pada surat an- nisa ayat 48 yang berisi tentang syirik atau seseorang yang
sombong karena merasa paling taat beragama dan egois.
Deviasi atau penyimpangan adalah interaksi individu yang perilakunya
tidak sesuai dengan kelompok. Penyimpangan bisa terjadi karena perbedaan
pemahaman antara generasi tua dan muda, Penyimpangan sosial terjadi
karena individu atau kelompok melanggar norma dan aturan. Kata diferensiasi
berasal dari bahasa Inggris, different, yang artinya "berbeda". Perbedaan ini
tidak menunjukkan tinggi rendahnya sesuatu secara vertikal, tetapi dalam
dimensi horizontal dengan tingkatan yang sama. Disini dijelaskan Dimensi
horizontal membentuk ketidaksamaan sosial, sedangkan dimensi vertikal
membentuk stratifikasi sosial.
Penyebab penyimpangan sosial yaitu Perubahan nilai dan norma sosial
semakin berkembangnya zaman seringkali terdapat beberapa kelompok
masyarakat tidak dapat mengikuti perkembangan sehingga nilai atau norma
yang mereka miliki menjadi berbeda dari yang lain dan sering dikelompokkan
sebagai perilaku menyimpang. Proses sosialisasi yang tidak sempurna,
penyimpangan yang terjadi kepada seorang individu karena kurangnya edukasi
ataupun sosialisasi mengenai norma yang baik dan benar. Teori Labelling, teori
yang menggambarkan penyimpangan yang terjadi ketika seseorang ataupun
individu terlebih dahulu sudah dibentuk stigma atau cap negatif dari orang-
orang ataupun kelompok disekitarnya. Teori Anomie, teori yang
menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang maupun
kelompok tidak memiliki nilai dan norma yang dapat dipegang dan dijadikan
suatu pedoman dalam hidup di sebuah lingkungan masyarakat sehingga
memiliki kemungkinan untuk melakukan perilaku menyimpang atau
penyimpangan sosial. Teori Differential Association, teori yang
menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang atau
individu dapat dipengaruhi untuk melakukan perilaku menyimpang jika terus
menerus berinteraksi dengan individu lain yang memiliki sifat menyimpang.
Macam-macam Penyimpangan sosial bisa dibagi menjadi dua, yaitu :
Berdasarkan Kadar Penyimpangan, Berdasarkan Pelaku Penyimpangan.
Penyimpangan berdasarka kadar penyimpangannya terdiri dari penyimpangan
perimer (penyimpangan ringan) contoh : mabuk, mencoret-coret tembok
tetangga, balap liar dan penyimpangan sekunder (penyimpangan berat)
18
contoh: mencuri, pembunuhan, perampokan, tindakan kriminal. Sedangkan
penyimpangan berdasarkan pelaku penyimpangan teridiri dibagi menjadi 3
yaitu: penyimpangan individu, contoh: seorang pejabat yang korupsi, oknum
polisi yang melakukan pemerasan terhadap individu yang memiliki suatu
kasus, suami atau istri yang selingkuh, dan anak yang durhaka terhadap orang
tua. Penyimpangan kelompok Contohnya pesta narkoba yang dilakukan
kelompok satu geng. Penyimpangan campuran Contoh penyimpangan
campuran adalah sindikat narkoba, sindikat uang palsu, ataupun demonstrasi
yang berkembang menjadi amuk massa.
19
DAFTAR PUSTAKA
Abis Rohman, “Patologi Sosial Perspektif Al-Qur'an ", Jurnal Kajian Tafsir Tematik
Sosiologi, 13
Paisol Burlian, Patologi Sosial, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara: 2016), hal 29-31
Pius A Partanto dan M. Dahlan Yacub Al Barry, Kamus Istilah Populer, (Surabaya:
Arkola, 1994), hlm. 33
20