Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muh Dimas Bagus Wibawa

Nim : 1963142014

Kelas : Sosiologi B

UTS PATOLOGI SOSIAL

1. Patologi Sosial adalah segala tingkah laku yang dianggap tidak seusai dan bertentangan
dengan norma, stabilitas lokal, moral, kebaikan, dan hokum formal yang bertujuan
menyalurkan secara lebih baik, menyembuhkan atau memberantas gejalanya, atau setidaknya
memaklumi dan mencegah timbulnya atau mencegah meluasnya gejala sosiapatik tersebut.
Sedangkan Masalah Sosial sosial itu adalah Semua bentuk tingkah laku yang melanggar atau
memperkosa adat istiadat masyarakat dan adat istiadat tersebut diperlukan untuk menjamin
kesejahteraan hidup bersama, situasi sosial yang dianggap oleh sebagian besar dari warga
masyarakat sebagai mengganggu, tidak dikehendaki, berbahaya, dan merugikan orang
banyak.
Yang menjadi kajian patologi sosial ialah problem kemasyarakatan yang timbul sebagai
hasil interaksi manusia yang tidak mencapai kesempurnaan sehingga menimbulkan rusaknya
nilai-nilai sosial yang disebabkan adanya tingkah laku sosial yang salah. Meskipun yang
terkena problem itu adalah pribadi individu tetapi yang bersangkutan tidak dapat dipisahkan
dari masyarakat secara luas karena masalahnya saling berkaitan satu sama lain serta sangat
bervariasi menurut situasi setempat, misalnya di kota besar, di desa dan lainnya.
2. Faktor-faktor yang melatarbelakangi timbulnya masalah sosial
 Faktor Eknomi
Masalah ekonomi umumnya berupa masalah kemiskinan, pengangguran dll. Pada umumnya
yang bertanggung jawab pada masalah ini adalah pemerintah, sebab pemerintah kurang
merata dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya. Akibat dari masalah
perekonomian ini menyebabkan masyarakat rentan untuk melakukan tindakan kriminalitas.
 Faktor Budaya
Semakin majunya kebudayaan yang ada di masyarakat akan menjadi pemicu terjadinya
masalah sosial. Misalnya seperti pernikahan usia dini, kawin – cerai, kenakalan remaja, dll.
Faktor kebudayaan ini haruslah mendapat perhatian yang sangat serius, karena kebudayaan
sebuah bangsa dapat mencerminkan kebiasaan masyarakatnya.
 Faktor Biologis
Faktor jenis ini dapat menimbulkan masalah sosial seperti kurang gizi, penyakit menular
dll. Hal ini terjadi diakibatkan oleh minimnya fasilitas-fasilitas kesehatan yang layak dan bisa
juga terjadi akibat dari kondisi ekonomi maupun pendidikan masyarakat yang masih minim.
Jadi sebagian besar kondisi dari biologis masyarakat mudah terjangkit berbagai macam
penyakit.
 Faktor Psikologis
Faktor jenis ini dapat muncul ketika psikologis dalam suatu masyarakat sangat lemah.
Faktor psikologis bisa juga muncul apabila beban hidup yang dirasakan masyarakat
khususnya yang berada di daerah perkotaan, pekerjaan yang meningkat sehingga
mengakibatkan stress dan dapat menimbulkan emosi yang meluap-luap dan pada akhirnya
dapat memiu konflik antar anggota masyarakat.
3. Sosiopatik adalah tingkah laku yang berbeda dan menyimpang dari kebiasaan serta
norma umum, yang ada pada suatu tempat dan waktu tertentu yang ditolak sekalipun tingkah
laku tersebut di tempat dan waktu lain bisa diterima oleh masyarakat lainnya. Arti sosiopatik
ialah menjadi sakit secara sosial, adapun terjadinya sebabnya bahwa satu lingkungan dengan
kultur yang tidak menguntungkan bisa memberikan banyak rangsangan kepada individu2
tertentu untuk menjadi sakit secara sosial.
4. Suatu masalah dikatakan sebagai masalah sosial jika memenuhi beberapa criteria seperti
berikut:
 Dirasakan oleh berbagai pihak
Suatu masalah tersebut bisa dikatakan sebagai masalah sosial jika efek dari masalah
tersebut dirasakan oleh berbagai pihak atau banyak orang. Namun, tidak terdapat batasan
pasti tentang jumlah orang yang harus dipenuhi, oleh sebab itu, jikk dari efek dari masalah
tersebut dirasakan oleh 2 orang atau lebih, maka hal tersebut juga bisa atau dapat dikatakan
masalah sosial
 Kondisi yang tidak relevan dengan hati masyarakat
Penilaian masyarakat terhadap suatu permasalahan sangat menentukan apakah masalah
tersebut adalah masalah sosial atau juga tidak. Yang jelas, masalah sosial ini ialah suatu
kondisi yang tidak diinginkan terjadi oleh sebagaian besar dari masyarakat

 Kondisi itu perlu dipecahkan

Kondisi yang tidak menyenangkan pasti akan di pecahkan oleh masyarakat itu sendiri.
Kemudian masyarakat tersebut akan memecahkan suatu masalah apabila masalah tersebut
dirasa perlu untuk secepatnya diselesaikan.

 Pemecahan secara keseluruhan atau kolektif oleh masyarakat

Suatu masalah yang membutuhkan pemecahan dengan secara menyeluruh serta


melibatkan banyak pihak atau orang maka dari itu masalah tersebut bisa atau dapat dikatakan
sebagai masalah sosial. Pemecahan tersebut bisa atau dapat berupa perencanaan sosial, aksi
sosial, serta juga kebijakan sosial.

5. Teori Konflik
Teori konflik memunculkan apa yang dinamakan sebagai perspektif konflik. Perspektif
ini melihat masyarakat sebagai sesuatu yang selalu berubah, terutama sebagai akibat dari
dinamika pemegang kekuasaan yang terus berusaha menjaga dan meningkatkan posisinya.
Dalam mencapai tujuannya, suatu kelompok seringkali harus mengorbankan kelompok lain.
Karena itu konflik selalu muncul, dan kelompok yang tergolong kuat setiap saat selalu
berusaha meningkatkan posisinya dan memelihara dominasinya. Singkatnya, pandangan ini
berorientasi pada struktur sosial dan lembaga-lembaga sosial di masyarakat. Perspektif ini
memandang masyarakat yang terus-menerus berubah dan masing-masing bagian dalam
masyarakat berpotensi untuk menciptakan perubahan sosial. Dalam konteks pemeliharaan
tatanan sosial, perspektif ini lebih menekankan pada peranan kekuasaan, masalah sosial
termasuk dalam penyimpangan sosial sedangkan konflik sosial adalah suatu fenomena sosial
yang terjadi dalam masyarakat karena terdapat salah satu pihak yang menimbulkan masalah
yang kemudian berujung konflik. sedangkan hubungan dari keduanya adalah sama sama
terkait dengan sosial dan berawal dari masalah yang berujung konflik.

Anda mungkin juga menyukai