Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH SOSIOLOGI

GEJALA SOSIAL

“TAWURAN ANTAR PELAJAR SEBAGAI PERMASALAHAN GEJALA


SOSIAL”

DISUSUN OLEH :

NAILA SHIVA

KELAS : X.9

SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya yang begitu besar, saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
harapan dapat bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan mengenai materi
pada mata pelajaran Sosiologi mengenai gejala sosial. Makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas mata pelajaran sosiologi, dengan judul makalah ini adalah
“TAWURAN ANTAR PELAJAR SEBAGAI PERMASALAHAN GEJALA
SOSIAL”.

Dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan serta


wawasan yang saya miliki, saya berusaha mendalami dan memahami materi ini,
yang diantaranya berasal dari buku serta materi yang saya dapatkan dari internet.
Kegiatan penyusunan makalah ini memberikan saya tambahan ilmu pengetahuan
serta wawasan yang dapat bermanfaat sebagai dasar pembelajaran dan menambah
wawasan mengenai gejala sosial serta contoh kasus permasalahan gejala sosial
dan terutama pada mata pelajaran sosiologi.

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu saya berharap akan adanya kritik serta saran atau
masukan yang membangun sehingga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi saya
maupun bagi para pembaca.

Bandar Lampung, 24 November 2022

Naila Shiva

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5

C. Tujuan ........................................................................................................ 5

BAB II Pembahasan ............................................................................................ 6

A. Pengertian Gejala Sosial ............................................................................ 6

B. Fungsi Sosiologi untuk Mengenal Gejala Sosial ..................................... 18

C. Tawuran Antar Pelajar Sebagai Permasalahan Gejala Sosial .................. 19

BAB III Penutup ................................................................................................ 26

A. Kesimpulan .............................................................................................. 26

B. Saran ........................................................................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 29

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat yang


meliputi gejala-gejala sosial, stuktur sosial dan perubahan sosial yang terjadi
dalam masyarakat. Sosiologi menelaah gejala-gejala yang wajar dalam
masyarakat seperti norma-norma, kelompok sosial lapisan masyarakat, lembaga
masyarakat, proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan serta perwujudannya.
Gejala-gejala tersebut ada yang tidak berlangsung normal sebagaimana yang
dikehendaki masyarakat merupakan gejala-gejala abnormal atau gejala-gejala
patologis, hal ini disebabkan adanya unsur-unsur masyarakat tidak dapat
berfimgsi sehingga menyebabkan kekecewaan dan penderitaan. Gejala-gejala
abnormal dinamakan masalah-masalah sosial.

Permasalahan sosial merupakan sebuah gejala atau fenomena yang muncul


dalam realitas kehidupan bermasyarakat. Dalam mengidentifikasi permasalahan
sosial yang ada di masyarakat berbeda-beda antara masyarakat satu dengan
masyarakat lainnya. Pada dasarnya, permasalahan sosial merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Menurut (Soekanto, 1990:358), masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian


antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial, atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok
warga kelompok sosial tersebut. Menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Dalam
keadaan normal terdapat integrasi serta keadaan yang sesuai pada hubungan-
hubungan antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat.

Masalah sosial adalah keadaan yang dianggap oleh anggota masyarakat yang
berpengaruh sebagai sesuatu yang tidak diinginkan, tidak dapat ditoleransi, atau
sebagai ancaman terhadap nilai-nilai dasar masyarakat, dan memerlukan tindakan

1
kelompok untuk menyelesaikannya. Masalah sosial berbeda dengan masalah-
masalah yang lain karena hubungannya yang erat dengan institusi dan norma.
Masalah sosial dinggap masalah karena melibatkan hubungan manusia serta nilai-
nilai dan menjadi gangguan kepada harapan masyarakat atau hal-hal yang
dianggap perlu dari segi moral.

Gejala-gejala sosial di dalam masyarakat yang tidak dikehendaki dan


diinginkan oleh masyarakat dapat disebut masalah sosial. Hal ini merupakan
gejala yang abnormal atau gejala-gejala yang patologis. Masalah-masalah sosial
begitu mengganggu dan menghantui kehidupan manusia dalam kebudayaan dan
peradabannya karena dapat dipastikan hal tersebut dapat menjauhkan manusia dari
kesejatraannya.

Ditinjau dari sudut ilmu sosial bahwa masalah-masalah sosial timbul akibat
proses proses perubahan sosial (social change) dan perunahan kebudayaan
(culture change). Perubahan sosial dan kebudayaan ini adalah proses-proses yang
secara tetap dan terus menerus dialami oleh setiap masyarakat manusia, cepat
atau lambat, berlangsung dengan tenag ataupun berlangsung dengan kekacauan.

Jadi pada dasarnya, masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral.
Masalah tersebut merupakan persoalan, karena menyangkut tata kelakuan yang
immoral, berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Sebab itu masalah-
masalah sosial tidak akan mungkin di telaah tanpa mempertimbangkan ukuran-
ukuran masyarakat mengenai apa yang dinggap baik dan apa yang dianggap
buruk.

Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau


kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor ekonomis, biologis,
biopsikologis dan kebudayaan. Setiap masyarakat mempunyai nilai norma yang
bersangkut-paut dengan kesejatraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan mental
serta penyesuaian diri individu atau kelompok sosial. Penyimpangan terhadap

2
norma-norma tersebut merupakan gejala abnormal yang merupakan masalah
sosial.

Pada dasarnya semua manusia menginginkan kehidupan yang baik, yaitu


terpenuhinya kebutuhan hidup, baik kebutuhan jasmani, kebutuhan rohani,
maupun kebutuhan sosial. Manusia berpacu untuk dapat memenuhi berbagai
kebutuhan hidupnya demi mempertahankan kehidupan diri sendiri, maupun
keluarganya.

Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala


sosial yang ada pada masyarakat, dari yang bersifat individual sampai yang lebih
kompleks. Perubahan sosial dapat dilihat dari segi terganggunya kesinambungan
diantara kesatuan sosial walaupun keadaannya relatif kecil. perubahan ini meliputi
struktur, fungsi, nilai, norma, pranata, dan semua aspek yang dihasilkan dari
interaksi antarmanusia, organisasi atau komunitas, termasuk perubahan dalam hal
budaya.

Gejala sosial menggambarkan sesuatu yang mempengaruhi atau dipengaruhi


oleh perilaku makhluk di sekitar masyarakat. Cara kita melakukan hal-hal yang
kita lakukan dipengaruhi oleh fenomena yang kita hadapi pada waktu tertentu.
Gejala sosial merupakan suatu fenomena. Dalam hal tersebut terdapat beberapa
perubahan bahkan konflik penyatuan dimensi-dimensi sosial yang ada dalam diri
manusia untuk berinteraksi antar sesama sebagai makhluk sosial. Gejala-gejala
yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat ini terjadi secara spontan dan pada
umumnya menimbulkan perubahan-perubahan, baik itu perubahan yang mengarah
pada sesuatu yang positif maupun negatif.

Gejala sosial adalah segala peristiwa yang terjadi antarmanusia dan oleh
manusia, entah itu individu maupun kelompok. Contoh diantaranya ialah
kemiskinan, kejahatan, perang, kewirausahaan, dan persamaan gender. Setiap
gejala sosial menjadi dampak sekaligus penyebab dari gejala sosial yang lain.
Misalnya keyakinan agama memengaruhi praktik ekonomi. Sedangkan

3
kepentingan ekonomi menentukan teori politik. Gejala sosial berbeda dengan
gejala alam. Bentuknya juga bermacam-macam seperti gejala ekonomi, politik,
budaya, dan moral.

Ciri-ciri gejala sosial yakni Disorganisasi dalam keluarga, disorganisasi


seksual, kemiskinan, kriminalitas dan penyalahgunaan obat terlarang.Gejala sosial
dapat menimbulkan beberapa dampak positif di masyarakat, antara lain potensi
munculnya nilai dan norma baru,adanya upaya mewujudkan kesetaraan gender,
adanya diferensiasi struktural, tingkat pendidikan formal semakin tinggi dan
merata. Adapun menurut ahli Pitrim A, pembagian bentuk dan jenis gejala sosial
yakni : Gejala sosial religius, seperti perayaan pernikahan atau panen padi. Gejala
sosial ekonomi, seperti gejala bertambahnya penggangguran dan pendapatan
negara yang menurun.

Pengertian masyarakat secara umum adalah sekumpulan individu-individu


yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang
telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati
dalam lingkungannya. Masyarakat yang berasal dari bahasa arab yaitu
"musyarak". Dalam pengertian sosiologi, masyarakat tidak dipandang sebagai
suatu kumpulan individu-individu semata. Masyarakat merupakan suatu pergaulan
hidup, oleh karena manusia hidup bersama. Masyarakat merupakan suatu sistem
yang terbentuk karena hubungan anggota-anggotanya.

Sedangkan dalam lmu antropologi dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi


(2009) oleh Koentjaraningrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu. Interaksi tersebut bersifat
kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian tentang gejala sosial ?

2. Bagaimana fungsi sosiologi untuk mengenal gejala sosial?

3. Bagaimana contoh kasus tentang gejala sosial?

C. Tujuan

1. Untuk mempelajari dan mengetahui tentang gejala sosial.

2. Untuk mempelajari dan mengetahui bagaimana fungsi sosiologi untuk


mengenal gejala sosial.

3. Untuk mempelajari dan mengetahui contoh kasus tentang gejala sosial.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gejala Sosial

Gejala sosial yang ada di masyarakat muncul karena perubahan sosial.


Perubahan ini terjadi karena pada dasarnya manusia mengalami perkembangan,
yang pada akhirnya bakalan berpengaruh pada sistem sosial, nilai, sikap, dan
perilaku di kelompok dalam masyarakat tersebut. Perubahan sosial yang
kemudian menjadi awal dari gejala sosial ini bisa berbentuk positif atau negatif.

Gejala sosial menggambarkan sesuatu yang mempengaruhi atau dipengaruhi


oleh perilaku makhluk di sekitar masyarakat. Cara kita melakukan hal-hal yang
kita lakukan dipengaruhi oleh fenomena yang kita hadapi pada waktu tertentu.
Gejala sosial merupakan suatu fenomena. Dalam hal tersebut terdapat beberapa
perubahan bahkan konflik penyatuan dimensi-dimensi sosial yang ada dalam diri
manusia untuk berinteraksi antar sesama sebagai makhluk sosial. Gejala-gejala
yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat ini terjadi secara spontan dan pada
umumnya menimbulkan perubahan-perubahan, baik itu perubahan yang mengarah
pada sesuatu yang positif maupun negatif. Contoh dari gejala sosial yang paling
umum adalah menyaksikan atau ikut terlibat dalam sebuah bentrokan. Bentrokan
merupakan sebuah konflik dan hal tersebut dapat di selesaikan atau di satukan
dengan jalan perdamaian yang di lakukan oleh kedua belah pihak. Dari contoh
tersebut dapat di katakana bahwa gejala sosial ini bisa di katakana juga sebagai
proses atau konflik. Karena hal tersebut juga bisa menyebabkan suatu perubahan
di dalamnya.

Gejala sosial merupakan segala sesuatu yang di buat maupun di lakukan oleh
manusia di dalam lingkungan kehidupannya. Terdapat bermacam-macam gejala
sosial yang bisa dilihat dari kehidupan sehari-hari atau bahkan di lingkungan.
Gejala-gejala sosial yang terjadi tersebut kemudian nantinya akan menimbulkan

6
suatu permasalahan baru dalam lingkungan masyarakat. Hal tersebut dapat terus
menerus terjadi hingga di temukan sebuah upaya penyelesaian untuk masalah
tersebut. Gejala-gejala sosial yang terjadi di Indonesia sangat beragam, mulai dari
gejala yang membawa sesuatu yang menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Gejala
umum yang terjadi dilingkungan sosial umum Indonesia pada umumnya
berkenaan dengan tingkah laku masyarakat dalam lingkungan sosialnya.

Sosiologi terutama menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat


seperti norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga
kemasyarakatan, proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan, serta
perwujudannya. Tidak semua gejala tersebut berlangsung secara normal
sebagaimana di kehendaki masyarakat yang bersangkutan. Gejala-gejala yang
tidak di kehendaki merupakan gejala abnormal atau gejala-gejala patologis. Hal
tersebut di sebabkan karena unsure-unsur masyarakat tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan kekecewaan-kekecewaan dan
penderitaan. Gejala-gejala abnormal tersebut di namakan masalah-masalah sosial.

Gejala sosial merupakan fenomena yang sangat mengait, maka tidak


mengherankan bahwa perubahan yang terjadi pada salah satu atau beberapa aspek,
di kehendaki atau tidak di kehendaki, dapat menghasilkan perubahan pada aspek
yang lain. Terjadinya dampak yang tidak di kehendaki itulah yang kemudian di
kategorikan ke dalam masalah sosial.

Penyebab masalah sosial ada dua, yaitu faktor kultural dan faktor struktural.

a) Faktor Kultural, berasal dari nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di


dalam suatu lingkungan masyarakat atau komunitas.

b) Faktor Struktural, adalah suatu keadaan yang menimbulkan pengaruh


terhadap struktur, dalam hal ini yang dimaksud dengan struktur adalah
sesuatu yang disusun oleh pola tertentu seperti interaksi antarindividu atau
antarkelompok.

7
Ada beberapa karakteristik suatu kondisi bisa disebut sebagai gejala sosial,
yakni diantaranya:

1. Beraneka Ragam: berbeda-beda karena dipengaruhi oleh berbagai faktor


yang berbeda pula. Misalnya, gejala budaya nggak sama dengan gejala
politik, dan lain sebagainya.

2. Bersifat Dinamis: akan terus berubah karena mengacu pada sifat manusia
yang juga terus mengalami perubahan. Perubahan pada masyarakat
tersebut terjadi karena berbagai pengaruh, juga karena perkembangan
zaman.

3. Kompleks: Di dalam gejala sosial ini terdapat hubungan antar manusia


yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya ekonomi, sosial, budaya,
psikologis, agama dan juga politik.

4. Sulit Dimengerti: Ini terjadi karena gejala sosial timbul dari masyarakat
yang mengalami perubahan atau dinamis. Beda dengan gejala alam yang
bisa diukur, dipelajari, bahkan bisa diprediksi.

5. Kurang Objektif: Penilaian pada gejala sosial tergantung pada kacamata


yang melihatnya.

6. Bersifat Kualitatif: tidak bisa diukur, tapi harus dilihat dan dicermati
secara mendalam. Karena menyangkut tentang interaksi sosial yang tentu
tidak ada alat ukurnya.

7. Sulit Diprediksi: tidak bisa diprediksi karena bersifat dinamis, sulit


dimengerti, dan juga bersifat kualitatif membuatnya jadi tidak bisa
diperkirakan.

8. Punya Dampak Positif dan Negatif: bisa menjadi efek positif jika diterima
dengan baik oleh masyarakat dan bisa diikuti sehingga memberikan
banyak manfaat.

8
Jenis-jenis gejala sosial

Pitirim A. Sorokin membaginya menjadi 4, yakni:

1. Gejala Religius : Kehidupan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

2. Gejala Ekonomi : Kehidupan manusia dengan pemenuhan kebutuhan


ekonomi;

3. Gejala Politik : Kegiatan politik praktis;

4. Gejala Hukum : Masyarakat berperilaku sesuai dengan aturan yang


berlaku.

Terbentuknya masyarakat pada hakekatnya disebabkan kodrat manusia


sebagai makhluk sosial, artinya setiap manusia (individu) mau tidak mau, harus
berhubungan (berinteraksi) dengan orang lain agar ia dapat hidup, berkembang,
tumbuh, mencapai, tujuan hidupnya. Tanpa adanya orang lain, manusia tidak
mungkin dapat hidup karena sejak lahir pun kita sudah membutuhkan orang lain.

Soerjono Soekanto dalam bukunya merumuskan beberapa ciri masyarakat


sebagai berikut :

a) Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama. Tingkatan hidup


bersama ini bisa dimulai dari kelompok yang terdri atas dua orang.

b) Hidup bersama untuk waktu yang cukup lama. Dalam hidup bersama ini
akan terjadi interaksi.

c) Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.

d) Mereka merupakan satu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama


menimbulkan kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya
terkait satu dengan yang lainnya.

9
Menurut Soerjono Soekanto dalam masyarakat setidaknya memuat unsur
sebagai berikut:

a. Beranggotakan minimal dua orang;

b. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan;

c. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama dan menghasilkan


manusia baru yang saling berkomunikasi serta membuat aturan-aturan
hubungan antar anggota masyarakat.

d. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta


keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

Masalah sosial berkaitan dengan konsep das sollen (harapan) dan das sein
(kenyataan). Das sollen dan das sein tidak selalu terjadi keseimbangan.
Kesenjangan itulah yang dinamakan dengan masalah sosial jika terjadi secara
berlarut-larut. Masalah sosial berkaitan dengan ukuran nilai-nilai dan norma-
norma sosial.

Berdasarkan sumber-sumber masalah-masalah sosial :

1. Faktor ekonomi : kemiskinan, pengangguran, dan lain-lain;

2. Faktor budaya : perceraian, kenakalan remaja dan lain sebagainya;

3. Faktor biologis : penyait menular, keracunan makanan dan lain


sebagainya;

4. Faktor psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat dan lain sebagainya.

10
Dalam ragamnya, gejala sosial dibedakan menjadi 4 macam aspek. Adapun
penjelasan mengenai pengertian ragam gejala sosial yang terjadi di dalam
kehidupan masyarakat sebagai berikut:

1. Gejala sosial di Aspek Ekonomi

Gejala sosial pada aspek ekonomi dapat dilihat dari banyaknya orang
yang tidak dapat (mampu) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari.

2. Gejala Sosial di Aspek Kebudayaan

Indonesia memiliki banyak keragaman budaya pada setiap wilayah


kedaulatannya. Namun, dengan adanya ketidaksesuaian pengamalan
norma, nilai, dan kepentingan sosial di dalamnya, dapat menyebabkan
timbulnya gejala sosial.

3. Gejala Sosial di Aspek Lingkungan Alam

Gejala sosial di aspek lingkungan alam berhubungan dengan keadaan


kesehatan masyarakat. Hal tersebut terjadi karena adanya
ketidaksesuaian kondisi lingkungan tempat tinggal.

4. Gejala Sosial di Aspek Psikologis

Gejala sosial di aspek psikologi terjadi apabila pola pikir keseharian


individu maupun sekelompok orang berseberangan dengan tatanan
kehidupan yang berlaku di masyarakat.

Contoh gejala sosial berdasarkan ragam aspeknya:

1. Gejala Sosial di Aspek Ekonomi Beberapa contoh gejala sosial di


aspek ekonomi di antaranya adalah kemiskinan, kriminaslitas,
kesenjangan sosial, pengangguran, dan lainnya.

11
2. Gejala Sosial di Aspek Kebudayaan Beberapa contoh gejala sosial di
aspek kebudayaan adalah kenakalan remaja, konflik antarsuku,
diskriminasi, gender, pernikahan dini, perceraian, ekspolitasi
lingkungan, dan lainnya.

3. Gejala Sosial di Aspek Lingkungan Alam Beberapa contoh gejala


sosial di aspek lingkungan alam seperti wabah penyakit menular,
munculnya virus penyakit baru, dan makanan beracun.

4. Gejala Sosial di Aspek Psikologis Beberapa contoh gejala sosial di


aspek psikologis di antaranya seperti munculnya penyimpangan ajaran
agama, munculnya raja-raja palsu, gerakan separatis anti pemerintah,
penyimpangan seksual, dan lainnya.

Contoh Dampak Gejala Sosial Positif di Masyarakat Dikutip dari buku


Ragam Gejala Sosial (2020) terbitan Kemdikbud, dampak gejala sosial terhadap
masyarakat dapat bersifat positif dan negatif. Artinya, dampak gejala sosial tidak
selalu buruk ke masyarakat. Gejala sosial berdampak positif jika masyarakat dapat
terbuka dan mengimbangi perubahan sosial yang terjadi. Gejala sosial yang
dihadapi dengan cara yang tepat justru akan memberikan banyak manfaat dalam
kehidupan masyarakat.

Beberapa contoh dampak gejala sosial yang positif di masyarakat ialah


sebagai berikut:

a. Menimbulkan munculnya norma dan nilai yang baru.

Gejala sosial yang baru muncul di masyarakat tentunya akan


menimbulkan perilaku atau norma baru. Diharapkan dari setiap
munculnya norma yang ditimbulkan dari perubahan sosial dapat
memberikan efek positif yang sesuai dengan perkembangan zaman.

12
b. Kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan.

Peningkatan perubahan sosial di masyarakat tentunya akan


meningkatkan pandangan tentang kesetaraan gender laki-laki maupun
perempuan sebagai sesama manusia. Hal tersebut akan mengurangi
ketimpangan (judgement) dalam masyarakat terhadap salah satu
gender.

c. Berkembangnya lembaga-lembaga sosial baru.

Adanya peningkatan kebutuhan manusia yang semakin kompleks


tentunya akan membutuhkan sebuah wadah yaitu lembaga- lembaga
sosial baru untuk memenuhinya.

d. Pemerataan pendidikan formal yang semakin merata.

Banyaknya permasalahan perubahan sosial yang dapat diatasi akan


membuka pemikiran masyarakat tentang pentingnya pendidikan.
Masyarakat akan berusaha memberikan pendidikan yang layak bagi
anak-anaknya.

e. Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, industri, dan kesadaran


politik.

Berkembangnya ilmu pengetahuan akan menjadikan SDM yang


terdidik. Hal tersebut akan meningkatkan banyak sektor seperti
meningkatkannya ilmu pengetahuan, teknologi, dan industrialisasi.
Selain itu, masyarakat akan sadar terhadap pentingnya ikut andil
dalam dunia politik.

f. Kebebasan dalam beragama.

Kehidupan masyarakat dengan kualitas SDM yang tinggi diharapkan


dapat menjadikan kerukunan antarumat beragama.

13
Beberapa contoh dampak negatif dari gejala sosial adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan angka kriminalitas di tengah masyarakat;

b. Terjadi kesenjangan yang jauh antara masyarakat golongan miskin


dan kaya;

c. Dapat memunculkan kesenjangan antara kelompok yang merujuk


kepada perpecahan;

d. Banyaknya industrialisasi dan peningkatan penggunaan sumber daya


alam dapat menimbulkan dampak buruk berupa kerusakan
lingkungan.

Beberapa contoh untuk mengatasi dampak sosial di masyarakat sebagai


berikut:

1. Mengatasi kenakalan remaja

Mengatasi kenakalann remaja dapat dilakukan dengan menanamkan


kesadaran tanggung jawab sosial, hukum untuk anak, dan ketaatan
beragama. Selain itu, perlunya dilakukan pendekatan secara pribadi
terhadap anak dengan memberikan rasa cinta kasih.

2. Mengatasi kesenjangan sosial

Kesenjangan sosial menjadi masalah utama di masyarakat Indonesia.


Kesenjangan sosial terjadi di berbagai bidang mulai dari kehidupan
sosial sehari-hari hingga ekonomi dan keadilan hukum. Mengatasi
kesenjangan sosial dapat dilakukan dengan peningkatan infrastruktur
di desa, terlebih daerah yang tertinggal, pelayanan pendidikan dan
kesehatan yang memadai untuk masyarakat serta bantuan modal dari
pemerintah untuk warga miskin.

14
3. Mengatasi pengangguran

Setiap tahun pengangguran di Indonesia terus meningkat. Hal tersebut


berarti bahwa pemerintah harus memberikan solusi yang tepat untuk
mengatasinya. Cara mengurangi laju pengangguran seperti
pembukaan lapangan kerja yang banyak, penempatan lapangan kerja
sesuai kemampuan, penyuluhan teknologi, dan pengarahan
perekonomian kepada masyarakat.

Gejala Sosial Masyarakat Indonesia

Keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beberapa ribu pulau besar kecil
dari barat sampai ke timur yang kemudian tumbuh menjadi satu kesatuan
sukubangsa yang melahirkan berbagai ragam budaya.

Indonesia terletak antara dua titik silang samudra yaitu Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik. Letak strategis ini merupakan daya tarik bagi bangsa-bangsa
asing datang dan singgah di wilayah ini sehingga Amalgamasi (perkawinan
campur) dan Asimilasi (perbauran budaya) diantara kaum pendatang dan
penduduk asli maupun antara kaum pendatang sendiri terjadi. Hal demikian
membuat masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai ras, etnis dan sebagainya.

Iklim yang berbeda antara daerah satu dengan daerah lain menimbulkan
perbedaan mata pencaharian penduduknya. Contoh: orang yang tinggal di wilayah
pedalaman cenderungbermata pencaharian sebagai petani, sedangkan yang tinggal
di wilayah pantai sebagai nelayan/pelaut.

Pengaruh Stratifikasi Sosial

Selain menimbulkan tumbuhnya pelapisan dalam masyarakat, juga


munculnya kelas-kelas sosial atau golongan sosial.

15
Adanya pelapisan sosial dapat pula mengakibatkan atau mempengaruhi
tindakan-tindakan warga masyarakat dalam interaksi sosialnya. Pola tindakan
individu-individu masyarakat sebagai konsekuensi dari adanya perbedaan status
dan peran sosial akan muncul dengan sendirinya.

Pelapisan masyarakat mempengaruhi munculnya life chesser & life stile


tertentu dalam masyarakat, yaitu kemudahan hidup dan gaya hidup tersendiri.
Misalnya, orang kaya (lapisan atas) akan mendapatkan kemudahan-kemudahan
dalam hidupnya, jika dibandingkan orang miskin (lapisan bawah); dan orang kaya
akan punya gaya hidup tertentu yang berbeda dengan orang miskin.

Ciri-Ciri Gejala Sosial

Manusia adalah makhluk multidimensional, meliputi dimensi individual,


sosial, dan makhluk moral. Ketiga dimensi tersebut bisa dibedakan, namun dalam
membentuk eksistensi manusia tidak terpisah satu dengan lainnya. Dimensi
individual menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang mampu menyadari
keberadaan dirinya sendiri dan bertanggung jawab secara pribadi terhadap dirinya
itu. Dimensi sosial manusia berupa kesadaran bahwa eksistensi seorang individu
tidak akan ada artinya tanpa eksistensi individu lainnya dalam bentuk kelompok
manusia. Sedangkan dimensi moral menunjukkan kelebihan manusia
dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya, yakni manusia menyadari bahwa
eksistensi kehidupannya tidak hanya berada dalam dimensi kesendirian ataupun
kekelompokannya (hewanpun seperti itu), namun juga memiliki seperangkat tata-
nilai (values) yang turut menentukan kualitas hidupnya. Tata-nilai itu menurut
ilmu filsafat meliputi logika (tata-nilai “benar” atau “salah”), etika (tata-nilai
“pantas” atau “tidak pantas”), dan estetika (tata-nilai “indah” atau “tidak indah”).
Adapun hewan dan makhluk hidup lainnya tidak memiliki perangkat tata-nilai
tersebut, tau dengan kata lain tidak mempunyai “daya pilih” atau daya seleksi
dalam menentukan kualitas kehidupannya.

16
Dengan demikian salah satu dimensi yang harus difahami oleh manusia
adalah dimensi sosial, tanpa melepaskan hubungan imanen (melekat)–nya dengan
dimensi-dimensi lainnya. Mempelajari dimensi sosial manusia berarti
menekankan perhatian pada aspek manusia dalam kerangka kekelompokannya
dengan manusia lain, tanpa mengabaikan hubungan dan kesalingpengaruhannya
dengan dimensi lainnya tersebut.

Contoh-contoh “gejala sosial” yang lain:

 Keluarga

 Kerabat

 Suku

 Marga

 Koperasi

 Klub sepakbola

 Ensemble musik atau orkes

 Peperangan

 Partai politik

 Parlemen

 Migrasi

17
B. Fungsi Sosiologi untuk Mengenal Gejala Sosial

Manusia hidup dalam masyarakat. Masyarakat menurut Paul B. Horton & C.


Hunt merupakan kumpulan manusia yang relative mandiri, hidup bersama-sama
dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai
kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok
manusia tersebut (Horton dan Hunt,2010). Didalam masyarakat, menurut Kathy S.
Stolley, orang-orangsaling berinteraksi dan berbagi budaya yang sama (Stolley,
2005). Dalam proses ini berbagai gejala sosial terjadi.

Gejala sosial adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara dan oleh


manusia, baik secara individu maupun secara kelompok (Gulo, 2010). Suatu
peristiwa atau proses disebut gejala sosial karena perilaku oleh individu yang
terlibat di dalamnya saling terkait. Menurut Durkheim, gejala sosial harus
dipahami sebagai fakta objektif di luar kehidupan subjektif individu. Gejala sosial
antara lain mencakup gejala ekonomi, gejala politik, gejala budaya dan gejala
moral.

Contoh gejala sosial antara lain adalah kemiskinan, kejahatan, perang,


kewirausahaan, dan persamaan gender. Setiap gejala sosial menjadi dampak
sekaligus penyebab dari gejala sosial yang lain. Misalnya keyakinan agama
mempengaruhi praktik ekonomi. Kepentingan ekonomi menentukan teori politik.

Fungsi sosiologi dalam perencanaan sosial adalah sebagai berikut.


Perencanaan sosial merupakan alat untuk mengetahui perubahan yang terjadi di
masyarakat Sosiologi memahami hubungan yang terjalin antara manusia dengan
alam, hubungan antara manusia dengan kelompok, pengaruh penemuan baru
terhadap manusia dan kebudayaan, serta perkembangan kebudayaan. Hal ini
berarti suatu perencanaan di susun atas dasar kenyataan yang faktual. Dengan
adanya perencanaan sosial, dapat di gunakan untuk mengantisipasi berbagai
masalah yang timbul di masyarakat. Perencanaan sosial merupakan alat untuk
mengetahui perkembangan masyarakat, sehingga dapat menghimpun kekuatan

18
sosial di masyarakat. Sosiologi dapat memahami perkembangan masyarakat, baik
desa maupun kota, sehingga proses penyusunan perencanaan social.

Fungsi sosiologi dalam penelitian adalah sebagai berikut. Untuk


mempertimbangkan berbagai gejala sosial yang timbul dalam kehidupan
masyarakat. Untuk memahami pola tingkah laku manusia di masyarakat. Untuk
bersikap hati-hati dan selalu berpikir rasional. Untuk dapat melihat perubahan
tingkah laku anggota masyarakat. Untuk dapat memahami simbol, kode dan
bebagai istilah yang menjadi objek penelitian.

Fungsi sosiologi dalam pembangunan yaitu, sosiologi itu berguna untuk


memberikan data sosial yang di perlukan pada tahap perencanaan pelaksanaan
maupun pembangunan. Tahap perencanaan yang harus di perhatikan adalah apa
yang menjadi kebutuhan sosial. Tahap pelaksanaan yang di perhatikan adalah
kekuatan sosial dalam masyarakat serta proses perubahan sosialnya. Dan pada
tahap penilaian yang di lakukan adalah analisis terhadap objek atau dampak sosial
pembangunan tersebut.

Fungsi sosiologi dalam pemecahan masalah yaitu, sosiologi itu punya


peranan besar dalam upaya-upaya pemecahan masalah sosial. Oleh karena itu,
sosiologi menyuguhkan metode-metode sosial yang mampu menjadi metode
penanggulangan masalah-masalah tersebut. Mempelajari konflik sosial dan cara
mengatasinya Mengamati dan mempelajari perubahan sosial dalam berbagai
bidang kehidupan.

C. Tawuran Antar Pelajar sebagai Permasalahan Gejala Sosial

Perilaku para generasi muda terutama pelajar dan mahasiswa telah


melampauisekat-sekat yang dilarang oleh hukum adat dan budaya, sebut saja
perilaku tidakmenghargai orang yang lebih dewasa dari mereka, kekuasaan dan
kekayaan bisa saja dipergunakan oleh sebagian generasi untuk “menghina” orang
yang seharusnya mereka hormati menurut adat setempat. Ini adalah tanda-tanda

19
kecacatan etika, baik dalamkehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya. Dalam
hal ini penulis mengambil permasalahan tawuran pelajar sebagai salah satu
permasalahan etika sosial yang marak terjadi di negeri ini.

Tawuran antar pelajar merupakan fenomena sosial dan salah satu masalah
gejala sosial yang sering dan biasa atau lumrah terjadi di Indonesia, bahkan
tawuran sudah seperti menjadi kegiatan rutin dari pelajar yang menginjak usia
remaja. Tawuran antar pelajar sering terjadi di kota, salah satunya Bandar
Lampung.

Para pelajar remaja yang sering melakukan aksi tawuran tersebut lebih senang
melakukan perkelahian di luar sekolah dari pada masuk kelas pada kegiatan
belajar mengajar. Tawuran tersebut telah menjadi kegiatan yang turun temurun
pada sekolah tersebut, sehingga ada yang berpendapat bahwa tawuran sudah
membudaya atau sudah menjadi tradisi pada sekolah tertentu.

Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi serta


perkembangan gaya hidup dan pergaulan masyarakat khususnya di kalangan
pelajar, demikian pula halnya dengan kondisi pergaulan di kalangan pelajar SMA
secara tidak langsung menjadi Terakulturasi, salah satu contoh kongkrit adalah
dengan situs Jejaring atau pertemanan Facebook,twitter dan lain-lain yang sangat
memudahkan mengenal teman baru. Idealnya teknologi tersebut mendatangkan
pengaruh positif tetapi tidak jarang pengaruh tadi berdampak negatif bagi pelajar
itu sendiri, contohnya tindakan mengolok-olok baik pribadi maupun kelompok.
Dampak yang ditimbulkan dari tawuran di kalangan pelajar yaitukerusakan
materi, tindakan vandalisme dan korban jiwa. Hal tersebut sangat bertentangan
dengan hak dan tanggung jawab pelajar yang mayoritas usia mereka masih
tergolong anak-anak.

20
Pada hakekatnya dalam hal ini setiap anak atau pelajar sudah mendapatkan
jaminan khusus dari negara tentang perlindungan atas hak untuk mendapatkan
pendidikan yang layak sesuai dengan status dan kewajiban mereka sebagai
pelajar. Perkelahian pelajar yang dilakukan secara berkelompok maupun beberapa
orang tergolong sebagai tindak pidana yang diancam oleh undang-undang, yakni
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak.

Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran” dapat diartikan sebagai


perkelahian yang meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang
manusia yang belajar. Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian
yang dilakukan oleh sekelompokorang yang mana perkelahian tersebut dilakukan
oleh orang yang sedang belajar.

Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja


digolongkansebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency).
Kenakalan remaja,dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis
delikuensi yaitu situasionaldan sistematik.

1. Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang


“mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya
muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara
cepat.

2. Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada


di dalamsuatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma
dan kebiasaan tertentuyang harus diikuti angotanya, termasuk
berkelahi. Sebagai anggota, tumbuhkebanggaan apabila dapat
melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya.Seperti yang kita
ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan
cenderungmembuat sebuah genk yang mana dari pembentukan genk
inilah para remaja bebasmelakukan apa saja tanpa adanya peraturan-

21
peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok
teman sebayanya.

Faktor penyebab tawuran pelajar diantaranya yaitu :

a. Faktor Internal

Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang
berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru dalam
menyelesaikan permasalahan disekitarnyadan semua pengaruh yang
datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya tidak
mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks.
Maksudnya, ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman
pandangan,ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang
semakin lama semakin bermacam-macam. Para remaja yang
mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesadalam memecahkan segala
masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibatyang akan
ditimbulkan. Selain itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga
memilikiandil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah
friustasi, tidak mudahmengendalikan diri, tidak peka terhadap orang-
orang disekitarnya. Seorang remaja biasanya membutuhkan
pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang
sekelilingnya.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yaitu :

1. Faktor Keluarga

Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama dari


orangtua diterapkan.Jika seorang anak terbiasa melihat
kekerasan yang dilakukan di dalam keluarganya maka setelah

22
ia tumbuh menjadi remaja maka ia akan terbiasamelakukan
kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari
keluarganya.Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa
menjadi penyebab kekerasanyang dilakukan oleh pelajar.
Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tidak aman dan
tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang
baik dapatmenimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia
terutama pada masa remaja.Menurut Hirschi (Mussen dkk,
1994). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah
satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak
berfungsinyaorang tua sebagai figure teladan yang baik bagi
anak (Hawari, 1997).

2. Faktor Sekolah

Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai


secara akademiknamun juga pandai secara akhlaknya. Sekolah
merupakan wadah untuk parasiswa mengembangkan diri
menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisamenjadi wadah
untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan
hilangnyakualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya
disekolah tidak jarang ditemukanada seorang guru yang tidak
memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anakmuruidnya
akhirnya guru tersebut menunjukkan kemarahannya
melaluikekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya.
Lalu disinilah peran gurudituntut untuk menjadi seorang
pendidik yang memiliki kepribadian yang baik.

23
3. Faktor Lingkungan

Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat


mempengaruhi perilakuremaja. Seorang remaja yang tinggal
dilingkungan rumah yang tidak baik akanmenjadikan remaja
tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang seringremaja
lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja.
Hal inimembuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya
kegiatan yang dilakukan untukmengisi waktu senggang oleh
para pelajar di sekitar rumahnya juga bisamengakibatkan
tawuran.

Tawuran menimbulkan beberapa dampak negatif dari tindakannya,


diantaranya yaitu :

a. Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi


korban. Baikitu cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian.

b. Masyarakat sekitar juga dirugikan. Contohnya : rusaknya rumah


warga apabila pelajar yang tawuran itu melempari batu dan mengenai
rumah warga.

c. Terganggunya proses belajar mengajar.

d. Menurunnya moralitas para pelajar.

e. Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling


menghargai.

24
Dalam usaha mengatasi tawuran pelajar, baik pencegahan maupun
penanggulangan pasca kejadian. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:

a. Memberikan pendidikan etika dan moral untuk para pelajar.

b. Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para


pelajar.Seperti hadirnya seorang guru, orangtua, dan teman sebaya
yang dapat mengarahkan para pelajar untuk selalu bersikap baik.

c. Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya


sedang mencari jati diri.

d. Memfasilitasi para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau di


lingkungansekolah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat diwaktu luangnya.Contohnya : membentuk ikatan remaja
masjid atau karangtaruna dan membuat acara-acara yang bermanfaat,
mewajibkan setiap siswa mengikuti organisasi atauekstrakulikuler
disekolahnya.

e. Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan


kebutuhan remajazaman sekarang serta kaitannya dengan
perkembangan bakat dan potensi remaja.

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terbentuknya masyarakat pada hakekatnya disebabkan kodrat manusia


sebagai makhluk sosial, artinya setiap manusia (individu) mau tidak mau, harus
berhubungan (berinteraksi) dengan orang lain agar ia dapat hidup, berkembang,
tumbuh, mencapai, tujuan hidupnya. Tanpa adanya orang lain, manusia tidak
mungkin dapat hidup karena sejak lahir pun kita sudah membutuhkan orang lain.

Seiring dengan berjalannya waktu terjadi berbagai macam perubahan dalam


masyarakat, salah satunya perubahan sosial. Perubahan sosial yang terjadi di
masyarakat mengakibatkan adanya gejala sosial di masyarakat. Hal ini di
sebabkan oleh faktor kultural dan faktor struktural. Karakteristik dari gejala sosial
ini yaitu beraneka ragam, dinamis, kompleks, sulit dimengerti, kurang objrktif,
kualitatif, sulit diprediksi serta memiliki dampak positi dan negatif. Jenis gejala
sosial dibagi menjadi 4 yaitu religius, ekonomi, politik, dan hukum. Berdasarkan
sumber masalah sosial menurut bidangnya yaitu ekonomi, budaya, biologis,
psikologis.

Saah satu contoh kasus mengenai dampak dari gejala sosial yang kurang baik
adalah tawuran antar pelajar. Tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan
oleh sekelompok orang yangmana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang
sedang belajar.

Faktor yang menyebabkan tawuran remaja tidak hanya datang dari


individusiswa itu sendiri. Melainkan juga terjadi karena faktor-faktor lain yang
datang dari luarindividu, diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor
lingkungan.Dampak tawuran pelajar tidak hanya berimbas pada pribadinya juga
berimbas pada masyarakat serta proses belajar mengajar di sekolahnya

26
Dalam penanggulangan tawuran pelajar pada dasarnya diharapkan adanya
pembelajaran etika dan moral. Begitupun dalam mencari teman sepermainan.
Sang anakharuslah diberikan pengarahan dari orang dewasa agar mampu memilih
teman yang baik. Masyarakat sekitar pun harus bisa membantu para remaja dalam
mengembangkan potensinya dengan cara mengakui keberadaanya.

B. Saran

Gejala sosial dapat berdampak positif jika masyarakat dapat terbuka dan
mengimbangi perubahan sosial yang terjadi. Gejala sosial yang dihadapi dengan
cara yang tepat justru akan memberikan banyak manfaat dalam kehidupan
masyarakat. Beberapa hal dari dampak baik yang ditimbulkan untuk memberikan
gejala sosial yang positif diantaranya yaitu :

1. Dengan adanya gejala sosial, maka akan menimbulkan munculnya norma


dan nilai yang baru. Diharapkan dari setiap munculnya norma yang
ditimbulkan dari perubahan sosial dapat memberikan efek positif yang
sesuai dengan perkembangan zaman.

2. Kemudian meningkatkan pandangan tentang kesetaraan gender laki-laki


maupun perempuan sebagai sesama manusia. Hal tersebut akan
mengurangi ketimpangan (judgement) dalam masyarakat terhadap salah
satu gender.

3. Memberikan wadah yaitu lembaga- lembaga sosial baru untuk memenuhi


peningkatan kebutuhan manusia.

4. Memberikan akses pendidikan yang layak kepada masyarakat, dan


masyarakat harus terbuka pikirannya tentang pentingnya pendidikan.
dimana hal ini kemudian akan melahirkan masyarakat yang akan berusaha
memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya.

27
5. Terus mengembangkan ilmu pengetahuan, dimana akan melahirkan SDM
yang terdidik. Hal tersebut akan meningkatkan banyak sektor seperti
meningkatkannya ilmu pengetahuan, teknologi, dan industrialisasi. Selain
itu, masyarakat akan sadar terhadap pentingnya ikut andil dalam dunia
politik.

6. Dan yang terakhir dengan terciptanya kebebasan dalam beragama.


Kehidupan masyarakat dengan kualitas SDM yang tinggi diharapkan dapat
menjadikan kerukunan antarumat beragama.

Dalam menyikapi masalah remaja terutama tentang tawuran pelajar diatas,


penulismemberikan beberapa saran. Diantaranya :

1. Adanya penanaman etika dan moral baik dalam lingkup keluarga, sekolah
maupunlingkungan sekitarnya.

2. Keluarga sebagai awal tempat pendidikan para pelajar harus mampu


membentuk pola pikir yang baik untuk para pelajar.

3. Masyarakat mesti menyadari akan perannya dalam menciptakan situasi


yang kondusif.

4. Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan


yang baikuntuk membantu para pelajar mengasah kemampuan dan
mengembangkan segala potensi yang ada didalam dirinya.

28
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pembinaan SMA Kemendikbud. 2013. Ilmu Sosiologi Untuk Mengenal


Gejala Sosial. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Enouy, Muhamad. 2012. Makalah Tawuran Pelajar. Amuntai.

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.

Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV Rajawali.

Pratama, Nicko. 2020. Melihat Gejala Sosial yang Ada di Masyarakat dalam
Kacamata Antropologi Hukum. Padang : Universitas Eka Sakti Padang.

Tim Kemendikbud. 2020. Ragam Gejala Sosial. Jakarta : Kementrian Pendidikan


dan Kebudayaan.

29

Anda mungkin juga menyukai