Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL WAWANCARA

“STUDI KELAYAKAN BISNIS”

Disusun oleh:

-AYU ANDIRA
SAMSIAH
LENI
ANGGA SAPUTRA
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH swt. yang senantiasa
melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
hasil wawancara ini pada tanggal 09 Januari 2018.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan hasil wawancara ini
adalah untuk menyelesaikan tugas kuliah mata kuliah studi kelayakan
bisnis yaitu wawancara dengan orang yang sukses dan tidak sukses,
membangun kerja sama yang baik antar kelompok, memahami dan
menguasai kegiatan wawancara serta memperoleh informasi dari hasil
wawancara. Laporan ini disusun berdasarkan wawancara yang saya
lakukan terhadap seorang narasumber yang bernama Ibu Rina
Sugiartina dan Arif.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam membuat
laporan hasil wawancara ini.

Satu harapan yang kami inginkan semoga karya tulis ini dapat berguna bagi
pembaca dan kami juga berharap kritik dan saran dari pembaca atas segala
kekurangan dalam laporan hasil wawancara ini.

Bekasi, 17 Februari 2016

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Maksud dan Tujuan

C.Metode dan Teknis Penulisan

BAB II ISI PEMBAHASAN


A. Topik Wawancara

B.Waktu dan Tempat Kegiatan

C.Laporan Hasil Wawancara

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan

B. Saran
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan wawancara ini merupakan salah satu tugas di bidang mata
pelajaran Bahasa Sunda yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari
narasumber dengan topik “Wawancara dengan orang sukses dan tidak
sukses” oleh karena itu saya mewawancarai salah satu Guru Bahasa
Indonesia di SMAN 2 Tambun Utara dan seorang pengamen cilik di lampu
merah Bulak Kapal.

Dengan terlaksananya kegiatan wawancara ini, maka saya berharap telah


memenuhi tugas Bahasa Sunda dan mendapatkan nilai yang baik. Serta
bermamfaat bagi teman-teman sekalian.

B. Maksud Dan Tujuan

1. Memenuhi tugas Bahasa Sunda.

2. Memahami dan menguasai kegiatan wawancara.

3. Memperoleh informasi.

C. Metode Dan Teknik Penulisan

Metode dan Teknik penulisan dalam penyusunan makalah ini adalah


dengan cara wawancara secara langsung terhadap narasumber.
BAB II

ISI PEMBAHASAN
A. Topik Wawancara
“Wawancara Dengan Orang Sukses dan Tidak Sukses”

B. Waktu dan Tempat Kegiatan


Acara ini dilaksanakan pada:

Hari / Tanggal : Rabu 17 Februari 2016.

Pukul : 14.30 WIB s/d selesai.

Tempat : SMAN 2 Tambun Utara dan Jalanan Lalu Lintas Bulak Kapal

C. Laporan Hasil Wawancara


Narasumber : Rina Sugiartina dan Arif

Pewawancara : Yunita Wahyu Medyawati

Hasil wawancara dengan orang Sukses

Ibu Rina Sugiartina adalah seorang Guru Bahasa Indonesia di SMAN 2


Tambun Utara, ia sudah bekerja sebagai guru Bahasa Indonesia dari tahun
2007. Berdasarkan sistem kurikulum baru yang ditetapkan pemerintah,
jumlah murid disekolah tersebut masing-masing berjumlah 40 orang per
kelas dan suasana pembelajaran dikelas tergolong kondusif ketika KBM
berlangsung. Penerapan model-model pembelajaran yang ia lakukan dikelas
bergantung pada materi yang ia ajarkan dan tentunya langkah-langkahnya
pun bergantung pada model pembelajarannya. Langkah-langkahnya harus
sesuai dengan modelnya. Misalnya model jigsaw, beliau pertama sekali
membentuk dan membagi kelompok yang heterogen dulu yang mana
nantinya ada kelompok ahli dan ada kelompok asal, ia mengkombinasikan
antara siswa yang pandai, sedang dan kurang. Setelah itu ia berikan materi
pelajaran bagi masing-masing kelompok untuk didiskusikan kemudian,
masing-masing siswa dari kelompok asal ia gabungkan menjadi kelompok
ahli yang akan menjelaskan materi yang mereka pelajari. Begitu seterusnya
sampai semua siswa benar-benar mengerti materi yang diberikan oleh
beliau.

Kesulitan yang sering beliau temui ada dari dua sisi. Yang pertama itu
dari siswanya dan kemudian dari sarana dari sekolah yang kurang memadai.
Dari sisi siswa misalnya masih ada beberapa siswa yang masih kurang
percaya diri ketika mengikuti pembelajaran atau malu-malu kalau misalnya
bergabung dengan teman-temannya yang lain, mungkin karena tidak
terbiasa dengan diskusi diluar kelas sehingga ada beberapa siswa yang agak
canggung dan kebingungan ketika saya menerapkan model pembelajaran
tertentu. Pola pikir siswanya masih banyak yang terlalu monoton atau
kurang cepat menangkap pelajaran sehingga kadang-kadang membutuhkan
waktu lama untuk menerapkannya karena waktu pembelajarannya rata-rata
hanya 2x45 menit, dengan kata lain,

waktu untuk menerapkan model itu ia rasa kurang karena memang


membutuhkan waktu yang agak lama. Kalau dari segi sarana dan prasaran
mungkin sudah terpenuhi. Misalnya , tersedianya infokus untuk menerapkan
beberapa model pelajaran tertentu.

Kemampuan rata-rata siswa dalam menerima materi


pembelajaran yang ia ajarkan masih tergolong biasa-biasa saja
karena mungkin pola pikirnya belum luas dan kurang berkembang .
Dan untungnya para murid murid di SMA N 2 Tambun Utara Tidak
pernah mengeluh tentang penerapan model-model pembelajaran
yang beliau terapkan. Begitu pula dengan rencana ibu Rina
kedepannya ia akan terus berusaha untuk mengembangkan model -
model pembelajaran yang cocok untuk siswa-siswanya. Beliau selalu
memantau sampai sejauh mana keefektivan model-model
pembelajaran yang telah ia terapkan. Dan tentunya akan ada inovasi
yang akan ia terapkan kemudian yang ia kondisikan dengan siswa.
Hasil wawancara dengan orang tidak sukses

Saya pergi ke daerah Bulak kapal untuk melakukan wawancara terhadap


anak jalanan. Di dalam pengamatan tersebut saya menjumpai beberapa
anak kecil berjumlah kira-kira 6 anak dan berusia sekitar 8-11 tahun, yang
berprofesi sebagai pengamen dan pengemis di jalan raya, kususnya di
perempatan rambu lalu lintas. Tidak ada orangtua atau orang dewasa yang
mendampingi mereka. Mereka sepertinya sudah terbiasa dan tidak takut
lagi dengan bahaya lalu lintas yang padat. Saat lampu merah menyala,
mereka dengan sigap menyerbu mobil-mobil yang tengah berhenti. Hanya
berbekal gitar dan bernyanyi lagu-lagu jaman sekarang beberapa menit,
koin bahkan lembaran kertas uang mereka dapatkan. Pengamen cilik yang
saya wawancari bernama Arif, dia tinggal di daerah Kampung bulu. Dia
masih memiliki ibu dirumahnya,ayah beliau sudah meninggal ketika dia
berusia 1 tahun. Ayahnya meninggal karena penyakit kanker paru-paru
yang dideritanya cukup lama.
Ibunya hanya bekerja menjadi pembantu rumah tangga,itupun
tergantung kalau ada tetangga ada yang meminta bantuan seperti,mencuci
pakaian,menggosok pakaian dan sebagainya. Arif menjadi pengamen
sebenarnya tidak ada paksaan dari orang tua. Dulu saat ia masih kelas 2 SD
,ia sering diajak temannya untuk mengamen di daerah ini. Jadi walaupun
ia tidak dipaksa, ia sudah terbiasa berada di jalan sebelumnya. Dalam
sehari, Arif bisa dapat sekitar Rp 50.000, itu sudah diluar makan dan
transport untuk pulang pergi.Uang itu ia pakai untuk beli beras di rumah,
dan sisanya ia pakai sebagai uang saku. Jadi untuk jajan di sekolah ia sudah
tidak minta lagi ke ibunya. Dengan menjadi pengamen, ia tidak merasa
terganggu dengan aktivitas sekolahnya. Mungkin hanya capek sedikit dan
saat pulang langsung istirahat, sehingga sering lupa dengan tugas atau PR
dari sekolah. Dan akhirnya ia kerjakan di sekolah sebelum pelajaran.
Arif tidak merasa capek atau merasa takut berada di jalanan ramai lalu
lintas karena memang sudah terbiasa dan sekalian jalan-jalan bersama
teman temannya. Bagi arif, suka dan dukanya mengamen banyak sekali.
Sukanya, saat ia dapat uang banyak dari orang-orang. Apalagi jika ketemu
sama orang yang kaya, kadang diajak makan karena kasihan melihat
mereka. Sedang dukanya, kalau ada orang yang tidak memberi uang malah
marah-marah dan membentak. Saat hujan deras, mereka kadang hanya
dapat uang sedikit karena jalanan cenderung sepi. Kalau rencana untuk
berhenti, sekarang ini belum terpikirkan. Karena Arif begini juga untuk
mengurangi beban ibunya.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

1.1 Dari hasil wawancara yang saya lakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa di pembelajaran di SMA Negeri 2 Tambun Utara, Kab. Bekasi Prov.
Jawa Barat, sudah menerapkan model-model pembelajaran. Model-model
pembelajaran yang dilakukan atau diterapkan disesuaikan dengan materi
pelajaran yang diberikan oleh guru yang bersangkutan. Narasumber atau
guru tersebut mengatakan bahwa pada dasarnya kemampuan siswa-siswi
dalam menyerap dan mengikuti pembelajaran di SMA Negeri 2 Tambun
Utara masih tergolong rendah karena kondisi lingkungan mungkin yang
masih bersifat kedaerahan sehingga kemampuan berpikirnya masih jauh
dari siswa-siswi yang bersekolah di pusat kota atau di kota. Dengan
demikian penggunaan model-model pembelajaran yang sudah diusahakan
semaksimal mungkin masih belum bisa mendongkrak prestasi belajar yang
tinggi sebagaimana yang diharapkan oleh narasumber. Dalam penerapan
model-model pembelajaran, kendala yang paling sering dan umum yang
dialami oleh narasumber adalah siswanya yang masih malu-malu atau
kurang percaya diri atau kaku ketika KBM berlangsung, sarana atau
fasilitas dari sekolah yang kurang memadai atau bahkan tidak lengkap, dan
waktunya yang kurang sehingga kadang-kadang tidak semua tujuan
pembelajaran tercapai. Untuk kedepannya narasumber mengaku akan
terus mengembangkan model-model pembelajaran sesuai dengan kondisi
siswa yang diajarnya.
2.2 Anak jalanan yang menjadi pengemis, pengamen, pengasong, dan
lain sebagainya sangat mudah dijumpai di kota besar seperti Bekasi. Begitu
banyak faktor yang menjadikan mereka sebagai pekerja jalanan yang keras
dan beresiko, terutama karena faktor ekonomi keluarga dan tuntutan
kebutuhan hidup yang harusnya menjadi tanggungan orang tua.
Seharusnya yang mereka lakukan adalah belajar dan bermain seperti
layaknya anak-anak seumur mereka tanpa harus mencari uang untuk dapat
tetap bertahan hidup. Masa depan Bangsa dan Negara Indonesia terletak di
tangan generasi penerus. Kualitas Sumber Daya Manusia yang rendah
sangat berpengaruh pada kondisi negara kita tercinta ini baik saat ini
maupun di masa yang akan datang.
Salah satu hal kecil yang bisa kita lakukan untuk membantu anak-anak
kecil yang bekerja sebagai pengamen cilik, pedagang asongan, pengemis,
dan lain sebagainya di jalanan adalah dengan tidak memberi mereka uang
serta memberi tahu orang lain untuk tidak memberi juga walaupun merasa
sangat kasihan.
Apabila tidak ada satu orang pun yang memberi mereka uang, maka anak-
anak jalanan tersebut tidak akan ada. Alangkah lebih baik jika uang
tersebut kita kumpulkan untuk membantu biaya pendidikan mereka
daripada kita membantu biaya foya-foya preman yang mempekerjapaksa
anak di bawah umur, biaya hidup orangtua yang memaksa anaknya bekerja
di jalan sedangkan mereka hanya melihat dari jauh, bahkan bersantai di
rumah dan lain sebagainya. Jika mereka terbiasa mendapat uang mudah
dari bekerja di jalan, maka mereka setelah besar / dewasa kelak akan tetap
menjadi pekerja jalanan.

B. Saran
Dalam makalah ini tentang orang yang sukses dengan yang tidak sukses,
kami memiliki beberapa saran:
* Generasi muda selayaknya bercermin kepada orang yang berhasil meraih
cita-citanya dengan penuh perjuangan.
* Generasi muda selayaknya meningkatkan rasa sosial terhadap sesama
manusia.
*Generasi muda seharusnya lebih giat belajar agar kelak menjadi orang
yang sukses
* Pemerintah lebih memperhatikan keberadaan anak jalanan dan
memberikan solusi untuk mereka.
* Masyarakat lebih peduli terhadap anak jalanan dan memberi dukungan
positif.
* Memfasilitasi anak jalanan dalam hal-hal yang positif yang mereka
lakukan.
* Perlu ditanamkan dasar agama kepada anak jalanan.
I. Latar Belakang
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami selaku siswi dari salah satu kelompok wawancara di kelas X-3, telah
melaksanakan kegiatan ini dengan lancar dan sebagai mana mestinya.

Kegiatan wawancara ini merupakan salah satu tugas di bidang mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari narasumber. Kami memilih topik
“Usaha Bakery” oleh karena itu kami mewawancarai salah satu pemilik toko kue yang berada di
Jl. Mayor Oking Jaya Atmaja, Cibinong, yang bernama toko “Soes Merdeka”.

Dengan terlaksananya kegiatan wawancara ini, maka kami berharap telah memenuhi tugas
Bahasa Indonesia dan mendapatkan nilai yang baik. Serta bermamfaat bagi teman-teman
sekalian.

II. Maksud Dan Tujuan


1. Memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
2. Menumbuhkan rasa kerja sama antara anggota kelompok.
3. Meningkatkan kualitas diri dalam public speaking.
4. Memahami dan menguasai kegiatan wawancara.
5. Memperoleh informasi.

III. Topik Wawancara


Usaha Bakery
IV. Waktu dan Tempat Kegiatan
Acara ini dilaksanakan pada:
Hari / Tanggal : Sabtu, 18 Februari 2012.
Pukul : 10.30 WIB s/d selesai.
Tempat : Toko bakery “ Soes Merdeka ”

V. Laporan Hasil Wawancara


Narasumber : Bpk. Sudiyanto. S.E.
Pewawancara : Putri Larasati, dan Anisa Purnamasari
Juru Foto : Amalia Ulfah, dan Martika Nanda Aprilia
Juru Tulis : Mardiana Ade Pertiwi
Juru Rekam : Gadis Suwandari

Hasil Wawancara
Pada hari Sabtu, 18 Februari 2012, pukul 10.20 kami datan ke toko bakery “Soes
merdeka”. Kesan pertama kami datang ke tempat ini adalah suasana yang nyaman, sejuk, bersih
dan tertata rapi. Tentu saja kami langsung bertemu dengan pemilik toko kue ini, yang bernama
Bpk. Sudiyanto dan meminta izin untuk mewawancarainya. Narasumber ini bersikap ramah
kepada kami.

Pertanyaan pembuka:
1. Apa kabar bapak? Bolehkah kami mewawancarai bapak?
Oh, kabar baik! Tentu saja boleh, kebetulan saya baru datang untuk mengecek keadaan toko
ini.

2. Pak, kalau menurut bapak, bentuk usaha apa yang sedang bapak geluti saat ini?
Saat ini saya sedang menggeluti usaha bakery. Toko ini bernama “Soes Merdeka”.

3. Hal apa sih, yang membuat bapak tertarik untuk membuka usaha ini?

Karena di daerah Cibinong, tidak terlalu banyak toko bakery. Selain itu saya hendak
membuka cabang di daerah Cibinong.

Pertanyaan Isi:
4. Sejak kapan toko ini dibuka?
Toko ini di buka semenjak 3,5 tahun yang lalu.

5. Sebelumnya bapak pernah bekerja dimana, sebelum membuka usaha disini ini?
Dulu, saya bekerja di pabrik es krim yang berada di Garut, lalu saya di pindah ke pusat
untuk bekerja di pabrik sosis dan daging, setelah itu saya di pindah lagi untuk bekerja di Pabrik
air minum.

6. Mengapa bapak memilih untuk berjualan kue soes, tidak usaha yang lain?
Karena, saya dipercayakan oleh PT. Tirta Ratna untuk membuka usaha ini.
7. Apakah anda akan mempertahankan profesi ini?
Tentu saja, karena saya sudah di tugaskan disini. Selain itu saya juga berusaha untuk
mencari pekerjaaan di luar perusahaan ini.

8. Kalau boleh tahu, berapa modal awal yang anda keluarkan untuk usaha ini?
Modal awal yang di keluarkan sekitar 175 juta rupiah. Diantaranya untuk membeli oven untuk
memanggang, kulkas, kasir, menyewa tempat, etalase, dan semua fasilitas yang digunakan untuk
berdirinya toko kue ini.

9. Toko ini mulai jam berapa dan selesai jam berapa?


Toko ini di mulai dari jam 7 pagi sampai 9 malam.

10. Berapa macam kue yang di jual disini?


Ada banyak sekali, bisa dilihat pula. Diantaranya kue tart blackforest, tiramisu, cake banana,
chesse roll,brownies, cokelat, aneka macam roti, aneka makanan ringan, dan tentunya andalan
disini adalah kue Soes Merdeka.

11. Kue apa yang sering di beli disini?


Bermacam-macam, tetapi yang paling sering di beli di sini adalah kue ulang tahun.

12. Rata-rata berapa harga kue yang ada disini?


Rata-rata harga sekitar 5.000 sampai 400.000 rupiah.

13. Sulit tidak untuk membeli bahan baku untuk kue ini?
Alhamdulillah tidak, karena bahan baku di sini sudah di suplay dari Bandung. Jadi apabila kami
kekurangan bahan baku, tinggal menghubungi supervisornya saja.dan bahan baku akan langsung
di kirim.

14. Mayoritas siapa sih yang sering membeli kue disini?


Selain ibu rumah tangga, anak-anak sekolah juga sering membeli kue disini.

15. Dalam sehari, biasanya berapa orang yang datang kesini untuk membeli kue?
Rata-rata 70 orang . Diantaranya ibu-ibu dan anak sekolah. Biasanya anak sekolah yang datang
bergerombol sambil melihat-lihat namun hanya beberapa saja yang membeli.

16. Pernahkah bapak menemukan kesulitan dalam berjualan?


Kesulitan terjadi di awal kami mendirikan toko ini. Dulu toko ini belumlah terkenal, kami pun
memperkenalkan kepada banyak orang yang tinggal di sekitar, cerita mengalir dari mulut ke
mulut, dan akhirnya bisa sebesar ini.

17. Apakah bapak tidak takut tersaingi dengan toko kue yang lain?
Tidak, karena namanya rezeki itu sudah diatur, jadi saya menerima saja. Lagi pula toko ini sudah
mempunyai nama sendiri “Soes Merdeka”. Jadi saya tidak takut lagi untuk tersaingi. Saya juga
terus berusaha untuk menciptakan kreasi terbaru dalam bakery.

18. Kalau boleh tau, apakah pendapatan anda dapat mencukupi kebutuhan keluarga?
Alhamdulilah, Tentu sangat mencukupi.

Pertanyaan penutup:
19. Pertanyaan terakhir dari kami, apa harapan bapak untuk usaha ini kedepannya?
Harapannya tentu agar kami bisa mengembangkan produk, menciptakan kreasi terbaru,
memperluas cabang ke seluruh daerah. Dan membuat toko kue ini menjadi usaha yang tetap laris
sampai kapanpun.

20. Terima kasih bapak, atas kesediaan waktu untuk kami wawancarai!
Sama-sama, saya senang membantu kalian.

Selesai kami wawancarai, kami pun meminta berfoto bersama untuk bukti fisik kegiatan
ini. Tak lupa kami berterima kasih kepada narasumber.
VI. Gambar

Foto bersama pemilik toko kue soes


Foto suasana di toko kue sus

VII. Penutup

Demikianlah laporan hasil kegiatan wawancara ini kami buat dengan yang sebenar-
benarnya. Ucapan terima kasih tertuju kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kemudahan kepada kami sehingga terlaksananya acara ini. Serta kepada teman-teman yang ikut
membantu dalam pembuatan laporan hasil wawancara ini.

Kami selaku aggota kelompok memohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat


kessalahan serta kekurangan dalam laporan hasil wawancara ini. Selain untuk memenuhi tugas
bahasa indonesia, Semoga laporan hasil wawancara ini dapat menjadi acuan, pertimbangan ,
serta motivasi dan koreksi bagi kegiataan wawancara selanjutnya.

Cibinong, 18 Februari, 2012

Anggota Kelompok

Anda mungkin juga menyukai