Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa yang besar merupakan bangsa yang dapat menghargai
perjuangan para pahlawan bangsanya sendiri. Kalimat ini dikatakan untuk
mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menjunjung tinggi nilai-nilai
patriotisme di dalam jiwa dan raga sebagai wujud menghargai perjuangan
para pahlawan nasional untuk merebut kemerdekaan negara Indonesia.
Cinta tanah air dan bangsa sangat penting untuk di tanamkan dalam
jiwa generasi muda sekarang. Hal ini dimaksudkan agar generasi muda
khususnya mahasiswa dapat mengetahui pentingnya memahami nilai-nilai
perjuangan atau patriotisme para pendahulu saat ingin merebut kemerdekaan
Indonesia. Sikap patriotisme bukan hanya cinta tanah air saja, tetapi juga
cinta kepada bangsa dan negara, seperti mengutamakan persatuan dan
kesatuan serta keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi
maupun golongan, rela berkorban demi kepentingan nusa dan bangsa, serta
mempunyai jiwa pantang menyerah.
Penghayatan nilai-nilai patriotisme dan cinta tanah air dan bangsa ini
sangat wajib di terapkan melihat banyaknya para generasi muda khususnya
para mahasiswa sudah melupakan atau tidak lagi menjujung tinggi nilai-nilai
patriotisme di dalam kehidupan mereka sehari-hari. Nilai patriotisme menjadi
sangat penting karena dalam perkembangan dunia yang mengglobal,
tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara semakin mudah dipengaruhi
oleh budaya luar yang lebih banyak telah menggerogoti nilai-nilai patriotisme.
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif sangat diperlukan dalam
mengamalkan nilai-nilai patriotisme, mengingat bahwa dewasa ini ilmu
pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat dan
memungkinkan siapa saja bisa memperolah informasi secara cepat dan
mudah dengan melimpah dari berbagai sumber dan tempat manapun di
dunia. Hal ini mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup serta
perubahan global dalam kehidupan. Jika tidak dibekali dengan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif maka tidak akan mampu mengolah, menilai dan
megambil informasi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan tersebut.

1
2

Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis dan kreatif merupakan


kemampuan yang penting dalam kehidupan. Terlebih lagi, di era globalisasi
ini, semakin banyak budaya asing yang mulai masuk dan mempengaruhi
perilaku masyarakat terutama

terhadap budaya bangsa, khususnya generasi muda yang kebanyakan lebih


menyukai budaya luar diabnding budaya lokal. Hal tersebut dapat kita lihat
dari perilaku sehari hari para remaja yang lebih menyukai trend atau life style
budaya luar negeri dibandingkan dengan budaya lokal. Padahal budaya lokal
juga tidak kalah bagusnya dengan trend budaya dari luar negeri.
Dampak negatif dari globalisasi tersebut akan membuat masyarakat
indonesia, terutama generasi muda mulai melupakan budaya bangsa dan
melunturkan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme. Generasi muda
seharusnya ditanamkan jiwa patriotisme sejak dini agar penerapan nilai-nilai
patriotisme itu sendiri bisa terealisasi dengan baik. Perlunya kesadaran
masing-masing generasi muda dalam menerapkan nilai-nilai patriotisme
dikarenakan mereka adalah aset bangsa yang menentukan masa depan
negara Indonesia. Mereka harus memahami pentingnya cinta tanah air dan
mencontoh betapa gigihnya perjuangan para pahlawan terdahulu dalam
memperjuangkan kemerdekaan negara Indonesia.
Bagaimana sebuah negara akan maju jika generasi mudanya pun tidak
cinta dan tidak mengerti akan nilai-nilai perjuangan bangsanya sendiri?
Seseorang tidak akan bisa mengubah negaranya jika ia tidak tahu menahu
akan sejarah bangsanya dahulu. Akan menjadi sebuah bencana bagi negara
jika generasi muda terus menerus melupakan dan tidak menerapkan nilai-nilai
patriotisme dalam kehidupannya sehari-hari.
Berdasarkan masalah diatas, penulis ingin mengetahui bagaimana
penerapan nilai-nilai patriotisme di dalam kehidupan mahasiswa khususnya
mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Peneliti
memilih mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
dikarenakan UPN “Veteran” Jakarta merupakan universitas bela negara yang
namanya sudah terkenal di masyarakat.
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana penerapan nilai-nilai patriotisme di lingkungan Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta?
2. Kendala apakah yang dihadapi oleh mahasiswa Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta dalam menerapkan nilai-nilai
patriotisme?
3. Apa penyebab yang membuat pudarnya nilai-nilai patriotisme dalam diri
mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta?
4. Mengapa penerapan nilai-nilai patriotisme penting dalam hidup berbangsa
dan bernegara?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi syarat untuk mengikuti ujian akhir bahasa Indonesia semester
gasal 2017/2018
2. Untuk mengetahui pentingnya penerapan nilai-nilai patriotisme dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara
3. Untuk mengetahui pengaruh era globalisasi terhadap penerapan nilai-nilai
patriotisme
4. Untuk mengetahui cara untuk meningkatkan semangat dan jiwa
patriotisme

D. Manfaat Penelitian
Dengan telah di jelaskan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak, diantara berupa
manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
pengembangan penerapan nilai-nilai patriotisme di kalangan mahasiswa
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.
4

2. Manfaat Praktis
Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan, antara
lain :
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan
pengetahuan khususnya mengenai penerapan nilai-nilai patriotisme di
kalangan mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jakarta
b. Bagi Mahasiswa dan Civitas Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
tambahan, menambah ilmu pengetahuan, serta dapat menjadi acuan
atau kajian bagi penulisan yang akan datang.
c. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan semangat
dan jiwa patriotisme serta cinta tanah air dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Landasan teori adalah rujukan teori yang relevan yang digunakan
untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, sebagai dasar untuk
memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan
(hipotesis) dan penyusunan instrument penelitian. Teori yang digunakan
bukan sekedar pendapat dari pengarang atau pendapat lain, tetapi teori yang
benar-benar telah teruji kebenarannya.1 Teori yang akan menjadi dasar
dalam penelitian ini adalah pengertian patriotisme, ciri-ciri dan sikap dalam
penerapan nilai-nilai patriotisme. Karena pada teori ini menjelaskan tentang
dasar penerapan nilai-nilai patriotisme.
Berikut ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dalam
penelitian hakikat nilai-nilai, patriotisme, ciri-ciri dan sikap dalam penerapan
nilai-nilai patriotisme.

1. Hakikat Nilai
Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa cara
pelaksanaan atau keadaan akhir tertentu lebih disukai
secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang
berlawanan, Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide
seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan.2

2. Hakikat Patriotisme
a. Patriotisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Patriotisme berasal dari bahasa Yunani yaitu patris yang berarti
tanah air. Istilah patriotisme berarti rasa kecintaan dan kesetiaan
seseorang pada tanah air dan bangsanya. Patriotisme juga dapat
diartikan sebagai rasa kekaguman pada adat kebiasaan bangsanya,
kebanggaan terhadap sejarah dan kebudayaannya serta sikap

1 http://www.perpusku.com/2016/06/landasan-teori-penelitian.html diunduh pada tanggal 22 September 2017,


pukul 12.46 WIB.
2 Robbins, Stephen P. 2007. Perilaku Organisasi Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. hlm. 146-156

5
6

pengabdian demi kesejahteraan bersama. Dalam patriotisme


terkandung pengertian rasa kesatuan sebagai bangsa. Adapun
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sikap seseorang yang
bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan
kemakmuran tanah airnya; semangat cinta tanah air.3 Berdasarkan
pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa patriotisme adalah
suatu paham atau ajaran tentang kesetiaan dan semangat cinta pada
tanah air.
Makna patriotisme selalu berubah-ubah seiring dengan
perkembangan zaman serta kebutuhan negara. Sebelum
kemerdekaan, sikap patriotisme lahir dari perasaan senasib,
sepenanggungan, setia kawan, dan kebersamaan dalam perjuangan
menegakkan kemerdekaan bangsa. Sikap patriotisme ditunjukkan
dengan rela berkorban demi bangsa dan negara. Setelah Indonesia
merdeka, sikap patriotisme dirasakan sebagai suatu sikap yang harus
dimiliki bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Sikap patriotisme diharuskan sebagai dasar atau landasan
untuk bertindak dalam melaksanakan pembangunan.

b. Patriotisme menurut Staub


Staub lebih menekankan bahwa patriotisme merupakan sebuah
keterikatan seseorang pada kelompoknya baik mengenai suku,
bangsa, maupun partai politik. Keterikatan ini disertai dengan
keloyalan atau kesetiaan seseorang terhadap suatu kelompok
tertentu.4 Ia menjelaskan bahwa terdapat dua jenis patriotisme yaitu
patriotisme buta dan konstruktif.
• Patriotisme buta
Patriotisme ini didefinisikan sebagai sebuah keterikatan kepada
negara tanpa memandang apapun. Ciri khasnya adalah tidak
mempertanyakan segala sesuatu, loyal, dan tidak toleran terhadap
kritik. Patriotisme buta menuntuk tidak adanya evaluasi positif dan

3 https://kbbi.web.id/patriotisme diunduh pada tanggal 24 September 2017, pukul 16.47 WIB.


4 https://kikizone.wordpress.com/2011/12/02/patriotisme/ diunduh pada tanggal 24 September 2017,
pukul 20.23 WIB.
7

tidak toleran terhadap kritik. Patrotisme buta merupakan awal dari


munculnya totaliterisme atau chauvinisme. Patriotisme buta dapat
berakibat buruk bagi kelompok luar (outgroup), dan juga
membahayakan kelompoknya sendiri (ingroup). Contohnya Nasi-
Jerman atau Mussolini-Italia. Pembantaian orang-orang yang tak
berdosa dan terbasalah menjadi legal atas nama patriotisme, dan
tidak hanya itu bangsa lain ikut menjadi sasaran atas dasar
nasionalisme.
• Patriotisme konstruktif
Berbeda dengan patriotisme buta, patriotisme ini mendukung
adanya kritik dan pertanyaan dari anggotanya terhadap berbagai
kegiatan yang dilakukan atau yang terjadi agar tercapainya
perubahan ke arah yang lebih baik sehingga diperoleh suatu
perubahan positif untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Patriotisme konstruktif juga menuntut kesetiaan dan kecintaan
anggota (rakyat) kelompoknya (bangsa), tanpa meninggalkan nilai-
nilai kemanusiaan. Sehingga patriotisme konstruktif terdapat dua
faktor penting yaitu mencintai dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusian. Patriotisme konstruktif memiliki sikap kritik dan evaluasi
terhadap kelompok yang dicintai seseorang yang menghantarkan ke
bentuk kesetiaannya terhadap kelompok (bangsa) ke jalur yang benar
dan positif.

c. Patriotisme menurut Richad Aldington


Seorang pemikir berkebangsaan Inggris menurut Aldington,
patriotisme adalah suatu rasa tanggung jawab kolektif yang hidup dan
tentunya dibutuhkan dalam setiap bentuk kehidupan bersama, pada
tingkat lokal maupun internasional.5

d. Patriotisme menurut M. Akbar Linggaprana


Bila didefinisikan, patriotisme merupakan semangat kejuangan
yang melahirkan rasa kebangsaan yang kokoh dengan tujuan

5 https://guruppkn.com/pengertian-nasionalisme diunduh pada tanggal 24 September 2017, pukul 20.37 WIB.


8

mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia atas cita-cita


dasar memiliki negara dan mempertahankan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Pengertian patriotisme saat ini tidak hanya
kerelaan berkorban di medan perang demi negara tercinta seperti
yang dilakukan oleh para pahlawan pendiri bangsa. Pengertian
semacam ini memang mengandung kebenaran dan tentu saja tidak
salah, namun demikian setelah merdeka tentu saja nuansa patriotisme
saat ini bisa dimaknai secara lebih luas, lebih dari sekedar kerelaan
untuk berjuang, pengorbanan serta mati di medan perang seperti yang
pernah dilakukan para pejuang pada zaman perjuangan kemerdekaan
dahulu.6

3. Ciri-ciri Patriotisme
Beberapa ciri patriotisme sebagai berikut :
a. Patriotisme adalah solider secara bertanggung jawab atas seluruh
bangsa. Artinya, patriotisme membuat seseorang mampu mencintai
bangsa dan negaranya tanpa menjadikannnya sebagai tujuan untuk
dirinya sendiri. Patriotisme menciptakan suatu bentuk solidaritas
untuk mencapai kesejahteraan seluruh warga bangsa dan negara.
b. Patriotisme adalah realistis. Artinya, patriotisme mau dan mampu
melihat kekuatan bangsanya dan daya-daya yang dapat merusak
bangsanya dan bangsa lain.
c. Patriotisme bermodalkan nilai-nilai dan budaya rohani bangsa,
berjuang pada masa kini, untuk menuju cita-cita yang ditetapkan.
d. Patriotisme adalah rasa memiliki identitas diri. Artinya, mau melihat,
menerima, dan mengembangkan watak dan kepribadian bangsa
sendiri.
e. Patriotisme bersifat terbuka. Artinya, melihat bangsanya dalam
konteks hidup dunia, mau terlibat di dalamnya dan bersedia belajar
dari bangsa-bangsa lain demi kemajuan bangsa.

6 https://eprints.uns.ac.id/6258/1/139031008201010471.pdf diunduh pada tanggal 24 September,


pukul 21.19 WIB.
9

4. Sikap Patriotisme
Sikap patriotisme dapat diwujudkan dalam semangat cinta tanah air
dengan beberapa cara sebagai berikut:

a. Sikap Rela Berkorban Mempertahankan Negara


Sikap rela berkorban mempertahankan negara diwujudkan dalam
bentuk kesediaan berjuang untuk mengatasi ancaman bangsa lain
yang akan menjajah negara, ancaman dari dalam negeri, kegiatan
yang dapat merugikan negara, dan bencana alam yang dapat
mengakibatkan kerusakan dan kehancuran negara.
b. Bersikap untuk Mengisi Kelangsungan Hidup Negara
Sikap untuk mengisi kelangsungan hidup diwujudkan dengan
kesediaan bekerja sesuai dengan bidangnya, sehingga dapat
meningkatkan harkat dan martabat, tujuan bangsa. Pembentukan jiwa
patriotisme harus dilandasi oleh semangat kebangsaan atau
nasionalisme. Sebaliknya, jiwa nasionalisme dalam setiap pribadi
warga negara perlu dilanjutkan dengan semangat patriotik untuk
mencintai dan rela berkorban demi kemajuan bangsa.7

5. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Nilai-Nilai Patriotisme


Dalam penerapan sikap dan nilai-nilai patriotisme, terdapat beberapa
hal yang mendukung terlaksananya penerapan, namun juga terdapat
beberapa hal yang menghambat, diantaranya yaitu :

a. Faktor Pendukung
1) Adanya penguatan peran lembaga-lembaga sosial
kemasyarakatan dalam ikut membangun semangat nasionalisme
dan patriotisme, terutama di kalangan generasi muda. Sebagai
contoh: Gerakan Pramuka. Generasi muda adalah elemen
strategis di masa depan. Mereka sepertinya menyadari bahwa
dalam era globalisasi, generasi muda dapat berperan sebagai
subjek maupun objek.

7 http://www.zonasiswa.com/2014/07/pengertian-patriotisme.html diunduh pada tanggal 25 September 2017,


pukul 11.43 WIB.
10

2) Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme pada


masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah yang dalam perspektif
kepentingan nasional dinilai strategis
3) Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme pada
masyarakat yang hidup di daerah rawan pangan (miskin), rawan
konflik, dan rawan bencana alam.
4) Peningkatan apresiasi terhadap anggota atau kelompok
masyarakat yang berusaha melestarikan dan mengembangkan
kekayaan budaya bangsa. Demikian pula dengan anggota atau
kelompok masyarakat yang berhasil mencapai prestasi yang
membanggakan di dunia internasional.
5) Peningkatan peran Pemerintah dan masyarakat RI dalam ikut
berperan aktif dalam penyelesaian berbagai persoalan regional dan
internasional, seperti: penyelesaian konflik, kesehatan, lingkungan
hidup, dan lain-lain.

b. Faktor Penghambat
1) Masih banyak pelajar atau mahasiswa yang bolos sekolah atau
kuliah, serta tidak belajar sungguh-sungguh, padahal mereka
adalah generasi muda yang berpotensi besar untuk masa depan
bangsa.
2) Banyak yang tidak mencintai produk dalam negeri karena semakin
berkembangnya zaman dan teknologi yang semakin canggih yang
mempermudah banyak hal, seperti bertransaksi secara online yang
menyebabkan perilaku konsumtif dan lebih memilih barang luar
negeri.
3) Coretan-coretan kotor dimana-mana yang merusak keindahan
lingkungan.
4) Masih banyak orang yang tidak mentaati peraturan atau tata tertib
yang berlaku.
5) Maraknya perkelahian antar pelajar.8

8 http://aritkj13.blogspot.co.id/2010/08/patriotisme-dan-nasionalisme.html diunduh pada tanggal 25 September ,


pukul 21.09 WIB.
11

6. Hakikat Bela Negara


Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. “Melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”.
Pernyataan ini menjadi dasar dari tujuan pertahanan. Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan
Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara
dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu
sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari
hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal
ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap
dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.9
a. Unsur Dasar Bela Negara :
1) Cinta Tanah Air,
2) Kesadaran Berbangsa & bernegara,
3) Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara,
4) Rela berkorban untuk bangsa & negara,
5) Memiliki kemampuan awal bela negara.
b. Contoh-Contoh Bela Negara :
1) Melestarikan budaya,
2) Belajar dengan rajin bagi para pelajar,
3) Taat akan hukum dan aturan-aturan negara,
4) Mencintai produk-produk dalam negeri.

9 https://id.wikipedia.org/wiki/Bela_negara diunduh pada tanggal 25 September 2017, pukul 21.53 WIB.


12

B. Penelitian Relevan
1. Andita Trias Nur Azizah Pawito. Universitas Sebelas Maret Surakarta.10
Judul : PERBANDINGAN NILAI-NILAI PATRIOTISME DALAM FILM
(Analisis Isi Perbandingan Nilai-Nilai Patriotisme dalam Film Sang
Pencerah (2010) dan Film Sang Kiai (2013))
Dari data yang berhasil diperoleh serta analisis yang telah dilakukan,
penelitian ini menyimpulkan bahwa film Sang Pencerah (2010) karya
sutradara Hanung Bramantyo dan film Sang Kiai (2013) karya sutradara
Rako Prijanto sama-sama merupakan film yang sarat dengan nilai-nilai
patriotisme. Hal tersebut dapat dilihat dari kenyataan bahwa nilai-nilai
patriotisme mendominasi (lebih dari separuh) isi atau kandungan dari
kedua film tersebut. Dari segi kategori nilai-nilai patriotisme, terdapat
perbedaan signifikan antara frekuensi kemunculan dan durasi nilai-nilai
patriotisme kedua film tersebut. Dalam film Sang Pencerah (2010) kategori
nilai-nilai patriotisme yang mendominasi adalah kesetiakawanan sosial.
Sedangkan dalam film Sang Kiai (2013) kategori nilai-nilai patriotisme
yang mendominasi adalah kategori keberanian. Ini berarti film Sang
Pencerah (2010) lebih menekankan nilai kesetiakawanan sosial sebagai
nilai patriotisme yang ditampilkan dalam film sedangkan film Sang Kiai
(2013) lebih menekankan nilai keberanian sebagai nilai patriotisme.
Perbedaan lainnya dapat dilihat dari perbedaan proporsi tiap kategori
nilainilai patriotisme dalam film Sang Pencerah (2010) dan film Sang Kiai
(2013). Berdasarkan frekuensi kemunculan kategori nilai-nilai patriotisme,
perbedaan mencolok terdapat pada kategori toleransi, kesetiakawanan
sosial, keberanian dan rela berkorban. Sementara berdasarkan lama
durasi kategori nilai-nilai patriotisme terdapat perbedaan mencolok antara
kedua film, yaitu pada kategori keberanian, rela berkorban, percaya diri
dan toleransi. Dari segi kategori tokoh pelaku patriotisme, terdapat
perbedaan signifikan antara kedua film tersebut. Pada film Sang Pencerah
(2010) tokoh yang paling sering menampilkan nilai-nilai patriotisme adalah
tokoh utamanya yaitu KH. Ahmad Dahlan. Sedangkan pada film Sang Kiai

10 Andita Trias Nur Azizah Pawito. 2015. “Perbandingan Nilai-Nilai Patriotisme dalam film (Analisis Isi
Perbandingan Nilai-Nilai Patriotisme dalam Film Sang Pencerah (2010) dan Film Sang Kiai (2013))”. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret. hlm. 17 - 18
13

(2013) tokoh pendukung merupakan tokoh yang paling sering


menampilkan nilai-nilai patriotisme. Ini artinya film Sang Pencerah (2010)
lebih menekankan tokoh utama sebagai tokoh pelaku patriotisme,
sedangkan Sang Kiai (2013) lebih menekankan tokoh pendukung sebagai
tokoh pelaku patriotisme. Perbedaan mencolok antara dimensi tokoh
pelaku patriotisme dalam film Sang Pencerah (2010) dan film Sang Kiai
(2013) terdapat pada semua kategori tokoh pelaku patriotisme kecuali
tokoh pendukung yang memperoleh persentase yang sama. Dengan
kenyataan bahwa kedua film tersebut sama-sama sarat dengan nilainilai
patriotisme menunjukkan bahwa kedua film dalam penelitian ini yaitu Sang
Pencerah (2010) dan Sang Kiai (2013) telah sesuai dengan fungsi
komunikasi massa yang dikemukakan Harrold Laswell yaitu sebagai
transmisi warisan sosial dari generasi satu ke generasi lain atau sering
disebut sebagai fungsi pendidikan. Perbedaan-perbedaan yang ada
antara film Sang Pencerah (2010) karya sutradara Hanung Bramantyo dan
film Sang Kiai (2013) karya sutradara Rako Prijanto dalam menampilkan
nilai-nilai patriotisme menunjukkan bahwa komunikator yang berbeda
menampilkan corak pesan (nilai-nilai patriotisme) yang berbeda pula
sesuai dengan perspektifnya masing-masing. Hal ini sesuai dengan salah
satu teori produksi pesan yaitu teori konstruktivisme yang disampaikan
oleh Jesse Delia yang menyatakan bahwa komunikator memproduksi
pesan sesuai dengan kategori konseptual dan pemikiran masing-masing
sehingga dalam penyampaiannya juga berbeda satu sama lain.

2. Marwanto. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA. 2012. 11


Judul : ASPEK PATRIOTISME NOVEL SEBELAS PATRIOT KARYA
ANDREA HIRATA : KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN
IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA.
Struktur Novel Sebelas Patriot Berdasarkan analisis struktur, tema
novel Sebelas Patriot adalah patriotisme dan keinginan Ikal untuk menjadi
pemain PSSI. Alur novel Sebelas Patriot adalah alur campuran sesuai

11 Marwanto. 2012. “Aspek Patriotisme Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata : Kajian Sosiologi Sastra Dan
Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di Sma”. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
hlm 18 - 19
14

dengan konsep yang di sampaikan oleh Tasrip. Ayah Ikal merupakan


tokoh yang sering muncul dan banyak diceritakan dalam novel ini atau
sering disebut sebagai tokoh utama sekaligus tokoh protagonis. Tokoh-
tokoh antagonis diperankan oleh Van Holden. Ikal adalah tokoh sederhana
dalam novel Sebelas Patriot ini. Sikap dan perilakunya menjadikan Ikal
sosok yang penting dalam proses penceritaan novel. Tokoh tambahan
diperankan oleh saudara Tengah, Si sulung atau Sebelas Patriot, Ikal,
Pelatih Tohamin, dan Pelatih Toharun. Dalam pembahasan latar, ada tiga
hal yang menjadi pembahasan, yakni latar tempat yang secara umum
pulau Belitong. Sebelas Patriot terdapat latar waktu yang lama, karena ini
dimulai saat penjajahan Belanda, sampai Ikal dapat menggapai mimpi-
mimpinya untuk sekolah di Paris. Sedangkan latar suasana sangat
bergam, senang, gembira, sedih dan sebagainya. Aspek Patriotisme
Novel Sebelas Patriot Novel Sebelas Patriot banyak menggambarkan
semangat patriotisme. Pertama, patriotisme buta, sebagai wujud loyalitas
terhadap bangsa ia lakukan melalui sepak bola. Pembangkangan dan
penolakan terhadap keinginan untuk bergabung dengan kesebelasan
sepak bola Belanda. Itu merupakan sikap berani mati sebagai cerminan
sikap patriotisme buta. Patriostisme buta dibagi menjadi dua, yakni sikap
ketahanan dan paham loyalitas kebangsaan atau lebih dikenal dengan
sebutan nasionalisme. Sikap ketahanan ini muncul 19 karena penjajah
Belanda sangat kejam dan tidak ada belas kasihan terhadap masyarakat
Belitong, bahkan anak-anak lelaki Melayu di bawah umur juga harus
menghabiskan waktu bermainnya untuk bekerja rodi. Kedua, patriotisme
konstruktif. Semangat patriotisme ini ditunjjukan secara jelas pada tokoh
ayah atau si bungsu, Ikal, dan juga masyarakat Belitong. Ada tiga
semangat patriotisme konstruktif yang bisa diambil pada penelitian ini.
1) Semangat patriotisme yang ditunjukkan ayah atau si bungsu. Semangat
patriotisme senantiasa melekat dan tidak pernah hilang sampai kapanpun.
2) Semangat patriotisme yang ditunjukkan masyarakat. Semangat
patriotisme juga ditunjukkan oleh warga desa saat PSSI bertanding,
mereka menonton televisi umum hitam putih bersama-sama di balai desa.
Sebelum pertandingan berlangsung pelatih Toharun akan memimpin
masyarakat untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya.
15

3) Semangat patriotisme yang ditunjukkan Ikal atau Andrea Hirata.


Semangat patriotisme menurun, mengalir pada darah Andrea Hirata. Ia
melanjutkan cita-cita ayahnya sebagai pemain bola dan berusaha dengan
keras untuk menjadi pemain bola kaki kiri seperti ayahnya dulu. Dari
berbagai peryataan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa aspek novel
Sebelas Patriot adalah patriotisme buta. Itu terbukti dari peryataan-
peryataan yang dominan menjelaskan aspek patriotisme buta. Sosok ayah
dan sepak terjangnya dalam novel Sebelas Patriot merupakan
pencerminan dari aspek tersebut. Patriotisme buta muncul sebagai akibat
dari penindasan Belanda terhadap masyarakat Belitong. Mereka melawan
Belanda melalui berbagai cara, terutama sepak bola, sebelas patriot
berdiri tegak, tak dapat lagi ditakuti Belanda.

Ada lima implementasi yang menjadi simpulan pembahasan ini, yaitu :


 memotivasi siswa dalam menyerap ekspresi bahasa. Membaca novel
Sebelas Patriot akan menemukan kesegaran dan kemampuan
mengeksplorasi paragraf.
 Alat simulatif dalam language acquisition. Andrea Hirata dapat
membuktikan sebagai penulis muda Indonesia yang amat menjanjikan.
 Media dalam memahami budaya masyarakat. Novel Sebelas Patriot
berisi tentang budaya masyarakat Belitong, baik pada saat penjajahan,
maupun sesudah Belanda meninggalkan Belitong.
 Alat pengembangan kemampuan interpretative. Pemahaman dan
kemampuan interpretasinya sangat luas terhadap pemaknaan kata-
kata.
 Sarana untuk mendidik manusia seutuhnya. Sebelas Patriot
merupakan novel eksplorasi dan kemampuan imajinasi yang Andrea
Hirata, sehingga paragrafnya selalu mengandung kekayaan.
16

C. Kerangka pemikiran
Nilai adalah suatu hal yang mempunyai makna penting dimana hal
tersebut memiliki standar yang menunjukkan tata cara atau kualitas dari
elemen yang terdapat pada hal tersebut. Nilai juga merupakan sebuah
pembanding di dalam kehidupan sosial, dimana nilai menjadi dasar acuan
atau arahan dalam melakukan suatu tindakan untuk mencapai tujuan yang
memiliki kualitas, bobot, dan manfaat.
Patriotisme adalah rasa cinta dan kagum terhadap tanah air, bangsa,
negara serta para pahlawan negaranya. Patriotisme juga merupakan
tanggung jawab yang dimiliki warga negara dalam membela tanah airnya.
Penerapan sikap patriotisme sangat penting diwujudkan oleh warga negara
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari karena dengan adanya semangat dan
jiwa patriotisme maka dapat terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Patriotisme juga merupakan perwujudan dari bela negara dimana terdapat
rasa rela berkorban yang tertanam pada nilai-nilai patriotisme itu sendiri. Bila
seseorang mempunyai rasa bangga dan kecintaan yang tinggi terhadap tanah
air, rela berkorban demi bangsa dan negara, dan mengutamakan kepentingan
bangsa serta negara diatas kepentingan pribadi, maka sudah terbentuklah
jiwa patriotisme didalam dirinya.
Penerapan jiwa dan nilai-nilai patriotisme yang sangat penting dan
harus dimiliki oleh warga negara tidak selalu diterapkan dalam konteks
berperang secara fisik, namun bisa dimulai dari hal-hal atau sikap terkecil,
seperti mengikuti upacara bendera, memahami dan menghargai jasa-jasa
para pahlawan, disiplin dalam hal apapun, membuang sampah pada
tempatnya, menegakkan hukum secara adil, serta bersikap tidak rasis atau
tidak mengucilkan suatu kaum, ras dan suku manapun. Dengan terciptanya
jiwa patriotisme seperti itu pada warga negara yang terdiri dari berbagai
macam individu dengan jenis profesi dan bidang yang berbeda-beda, maka
akan terciptanya kesejahteraan yang dapat meningkatkan kualitas dan
martabat diri.
Dalam penerapan nilai-nilai patriotisme tersebut terdapat beberapa
faktor yang mendukung dan juga beberapa yang menghambat. Faktor yang
mendukung penerapan nilai-nilai patriotisme akan membawa dampak positif
kedepannya untuk memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara,
17

contohnya yaitu adanya gerakan-gerakan yang mencerminkan sikap


patriotisme dan kepemimpinan seperti kegiatan pramuka dan organisasi pada
lembaga-lembaga pendidikan, Adanya kegiatan pelestarian dan
pengembangan kekayaan budaya bangsa oleh anggota atau kelompok
masyarakat khususnya generasi muda penerus bangsa agar dapat mencapai
prestasi yang membanggakan di dalam negeri maupun di dunia internasional.
Namun, dengan adanya perkembangan era globalisasi dimana sistem
informasi dan teknologi berkembang dengan sangat pesat dan memudahkan
segala sesuatu untuk didapatkan, membawa dampak negatif yang
menghambat penerapan nilai-nilai partiotisme dimana semakin melunturnya
sikap yang mencerminkan nilai-nilai patriotisme, seperti membuat para pelajar
malas belajar karena adanya teknologi canggih berupa gadget, kemudian
dengan adanya teknologi canggih juga menyebabkan perilaku atau sifat
konsumtif pada masyarakat. Oleh karena itu, diperlukannya pemikiran yang
kritis dan kreatif agar dapat memilah mana yang baik dan membawa dampak
positif dan mana yang buruk dan membawa dampak negatif.
Disamping pentingnya penerapan sikap patriotisme dalam kehidupan
sehari-hari. Sikap bela negara juga sama pentingnya karena wujud dari bela
negara itu sendiri salah satunya adalah dengan menerapkan sikap
patriotisme dalam hidup sehari-hari. Bela negara merupakan suatu kewajiban
yang harus dijalankan oleh warga negara demi keamanan, ketahanan, dan
kesejahteraan negara tersebut. Bela negara tidak hanya dilakukan dengan
megikuti perang yang melibatkan fisik, namun juga dapat dilakukan dari hal
terkecil seperti melestarikan aneka ragam budaya yang dimiliki oleh negara,
belajar dengan rajin bagi para pelajar, taat akan hukum dan aturan-aturan
yang berlaku di negara, serta mencintai lingkungan dan produk-produk dalam
negeri. Adanya sikap bela negara yang diterapkan dapat menimbukan rasa
cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin pada ideologi
pancasila, serta rela berkorban untuk bangsa dan negara. Jadi, sikap bela
negara sangat erat kaitannya denga penerapan nilai-nilai patriotise. Kedua
hal ini sangat penting untuk diterapkan oleh masyarakat, khususnya generasi
muda penerus bangsa yang menjadi kunci untuk memajukan bangsa
Indonesia di masa depan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta, Pondok Labu, Provinsi DKI Jakarta. Agar penelitian ini
sesuai dengan apa yang diharapkan maka penulis membatasi ruang lingkup
penelitian, yaitu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Teknik.
Adapun penelitian dilokasi tersebut karena peneliti berkepentingan
dengan masalah ini dalam rangka penyusunan penulisan ilmiah untuk syarat
mengikuti Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia, dan lokasi ini
berdekatan dengan lokasi peneliti sehingga memudahkan bagi peneliti.

B. Waktu Penelitian
waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 1 bulan, mulai
bulan September sampai dengan Oktober 2017.

C. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan
dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah sistematis,
penelitian ini berpendekatan kualitatif, berjenis deskriptif.
Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antarfenomena yang diselidiki.12
Metode kualitatif yang bersifat deskriptif cenderung menggunakan
analisis . Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam
penelitian kualitatif. Landasan teori sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat

12
Mohammad Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. hlm.63

18
untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai
bahan pembahasan hasil penelitian.13
Dan dikatakan pendekatan kualitatif sebab pendekatan yang
digunakan di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan,
analisa data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya penulis
bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan
berakhir dengan suatu teori.
Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana penerapan
nilai-nilai patriotisme di lingkungan Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa dari berbagai
fakultas yang ada di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

D. Data dan Sumber data


1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang dapat mencakup hampir
semua data non-numerik. Data ini dapat menggunakan kata-kata untuk
menggambarkan fakta dan fenomena yang diamati.14 Dalam hal ini data
kuantitatif yang diperlukan adalah : Jumlah mahasiswa sebagai sampel
dari lima fakultas yang ada di Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta, dan hasil angket yang disebakan.
2. Sumber data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah
subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan sumber data primer sebagai data tunggal untuk penelitian
ini. Sumber data primer adalah sumber data yang dikumpulkan sendiri
oleh peneliti dari sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber dari
penelitian ini adalah mahasiswa dari lima fakultas yang ada di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, yaitu Fakultas Hukum,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik, dan
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

13 https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif diunduh pada tanggal 2 Oktober 2017,


pukul 00.29 WIB.
14 Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. hlm. 15

19
20

3. Populasi dan Sampel


a. Populasi
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-
satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan
satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa
orang-orang intuisi-intuisi, benda-benda, dst.15 Adapun yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta yang berjumlah 50 orang.
b. Sampel
Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang
karakteristiknya hendak diteliti. Sampel yang baik, yang
kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang
bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik
populasi.16 Sedangkan mengenai jumlah sampel yang akan diambil,
maka peneliti mendasarkan kepada pendapat Suharsimi Arikunto
yang menyatakan bahwa, "Apabila subyek penelitian kurang dari 100
orang, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya adalah
populasi".17 Mengingat jumlah subyek yang diteliti kurang dari 100
orang, maka peneliti menggunkan penelitian populasi. Artinya yang
menjadi obyek penelitian adalah mahasiswa Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta yang berjumlah 50 orang.

E. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data yang dikehendaki sesuai dengan
permasalahan dalam makalah maka penulis menggunakan metode-metode
sebagai berikut :
1. Metode Observasi (Pengamatan)
Observasi disebut juga pengamatan, yang meliputi kegiatan
pemantaun perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indera.18 Metode ini digunakan untuk mengetahui bagaimana

15 Djarwanto. 1994. Pokok-Pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penulisan Skripsi. Yogyakarta:
Liberty. hlm. 42
16 Ibid., hlm. 43
17 Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. hlm. 112
18 Ibid., hlm. 133
21

perilaku dan sikap mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional


“Veteran” Jakarta dalam menerapkan nilai-nilai patriotisme dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
2. Metode Kuesioner
Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.19 Metode ini digunakan
untuk mengetahui lebih dalam, pandangan mahasiswa mengenai nilai-
nilai patriotisme di dalam kehidupan mereka sehari-hari. kuesioner dipilih
karena dianggap hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat, tenaga
yang di perlukan sedikit dan responden dapat menjawab pertanyaan
dengan bebas tanpa pengaruh dari orang lain.
Instrument kuesioner harus diukur validitas dan reabilitas datanya
sehingga penelitian tersebut menghasilkan data yang valid dan reliable.
Instrumen yang valid berarti instrument tersebut dapat dipergunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan instrument yang
reliable adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama pula.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini dengan
menggunakan skala likert 3 poin. Jawaban responden berupa pilihan dari
tiga alternatif yang ada, yaitu :
1. Ya
2. Tidak
3. Ragu-Ragu
Masing-masing jawaban memiliki nilai sebagai berikut :
1. Ya : 4
2. Tidak : 3
3. Ragu-ragu : 2
Validitas berarti kesucian alat ukur dengan apa yang hendak
diukur, artinya alat ukur yang digunakan dalam pengukuran dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.20 Jadi validitas

19 Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. hlm. 151
20 http://beta.lecture.ub.ac.id/files/2013/10/BAHAN-UTS-STATISTIKDANPENELITIAN_00151.pdf diunduh pada
tanggal 2 Oktober 2017, pukul 12.59 WIB.
22

adalah seberapa jauh alat dapat mengukur hal atau objek yang ingin
diukur. Reabilitas artinya memiliki sifat yang dapat dipercaya. Suatu alat
ukur dikatakan memiliki reabilitas apabila dipergunakan berkali-kali oleh
peneliti yang sama atau oleh peneliti lain akan tetapi memberikan hasil
yang sama. Jadi reabilitas adalah seberapa jauh konsistensi alat ukur
untuk dapat memberikan hasil yang sama dalam mengukur dalam hal dan
objek yang sama.
3. Metode Wawancara (Interview)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit atau kecil.21 Pada dasarnya terdapat dua jenis
wawancara yaitu wawancara terstruktur dan wawancara bebas tidak
terstruktur. Wawancara terstrukur yaitu jenis wawancara yang disusun
secara terperinci. Wawancara tidak terstruktur yaitu jenis wawancara
yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.
Peneliti akan mewawancarai beberapa mahasiswa Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta untuk mendapatkan data yang
lebih valid.

F. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap penelitian secara umum ada empat tahapan meliputi : 1) Tahap
sebelum memasuki lapangan; 2) Tahap saat di lapangan; 3) Tahap
menganalisa data; 4) Tahap pelaporan.22

1. Tahap sebelum memasuki lapangan


Dalam tahap sebelum memasuki lapangan atau tahap awal ini,
penulis membuat rancangan penelitian, yaitu :
1) Membuat beberapa judul dan memilih salah satu judul dari beberapa
judul yang telah disetujui oleh dosen mata kuliah bahasa Indonesia,
Ibu Dr. Nini Ibrahim, M.Pd pada awal bulan September 2017.

21 Sugiyono. Op. Cit. hlm. 157


22 Lexy J. Moleong. 2013. Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Posdakarya. hlm. 127
23

2) Menyusun Bab I dengan membuat latar belakang, menentukan


rumusan masalah, tujuan, serta manfaat penelitian pada 15
September 2017.
3) Menyusun Bab II dengan mencari landasan teori, mengumpulkan
data yang relevan, dan membuat kerangka pemikiran berdasarkan
teori-teori yang telah dicari pada 22 setember 2017.
4) Membuat kuesioner berjumlah 20 butir pertanyaan sebanyak 50 buah
yang akan dibagikan kepada 50 responden dari Fakultas Hukum,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik,
dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Pembangunan
Nasioal “Veteran” Jakarta pada 25 September 2017.
5) Membuat pertanyaan berjumlah 5 butir untuk mewawancarai 5
responden dari Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik, dan Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik di Universitas Pembangunan Nasioal “Veteran” Jakarta pada
25 September 2017.
6) Menyusun Bab III dengan menentukan tempat penelitian, waktu
penelitian, metode penelitian, data dan sumber data, teknik, dan
tahap-tahap penelitian pada 29 September 2017.
7) Mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan untuk membagikan
kuesioner dan mewawancarai responden, seperti peralatan tulis, tape
recorder, handphone, dan kamera.

2. Tahap saat di lapangan


Dalam tahap saat di lapangan ini penulis mengobservasi atau
memantau lingkungan dan sampel, serta turun langsung ke lapangan
untuk mewawancarai dan membagikan kuesioner kepada responden
secara langsung.
1) Penulis mengawali dengan melakukan observasi atau memantau
ruang lingkup yang berada di sekitar Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta, serta memantau sampel atau subjek yang
akan menjadi responden untuk wawancara dan pengisian kuesioner,
dimana respondennya adalah para mahasiswa dari lima fakultas di
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.
24

2) wawancara kepada 5 responden dari masing-masing fakultas, yaitu


Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Kedokteran,
Fakultas Teknik, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas
Pembangunan Nasioal “Veteran” Jakarta pada 2 – 3 Oktober 2017.
3) Penulis membagikan kuesioner atau angket yang berjumlah 20 butir
pertanyaan sebanyak 50 buah kepada 50 responden dari masing-
masing fakultas, yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik, dan Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik di Universitas Pembangunan Nasioal “Veteran” Jakarta pada 9
– 13 Oktober 2017.
4) Penulis mengumpulkan data-data yang diperoleh dari hasil
wawancara dan pembagian kuesioner atau angket dan kemudian
disusun agar mudah dianalisis.
3. Tahap analisis data
Tahap ini dilalukan pada tanggal 20 - 26 Oktober 2017. Meliputi
kegiatan pengumpulan dan pencatatan data, pengecekan data, analisis
data, dan menambahkan atau melengkapi informasi-informasi pada data
yang telah dikumpulkan dari hasil wawancara dan pembagian kuesioner
kepada 50 responden dari masing-masing fakutas, yaitu Fakultas Hukum,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik, dan
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Pembangunan Nasioal
“Veteran” Jakarta. Data yang terkumpul kemudian dikelompokkan dan
dianalisis, lalu disusun kedalam Bab IV, yaitu hasil penelitian dan
pembahasan.
4. Tahap pelaporan
Tahap terakhir ialah membuat laporan penelitian. Tahap ini adalah
tahap pengkajian ulang tahap-tahap yang telah disusun, yaitu tahap
sebelum memasuki lapangan, tahap saat di lapangan, dan tahap analisis
data. Laporan penelitian terdiri dari kesimpulan dan saran yang
dimasukkan kedalam Bab V, serta menyusun abstrak dari hasil penelitian
yang dilakukan penulis. Tahap terakhir ini dilakukan pada 26 – 30 Oktober
2017.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Pada bab ini penulis akan memaparkan fokus dari penelitian ini yaitu
analisis nilai-nilai patriotisme pada mahasiswa di Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta. Dimana penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dan pendekatan deskriptif. Metode penelitian
kualitatif adalah suatu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber
data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan dengan triangulasi,
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi.Penelitian kualitatif bertumpu pada
latar belakang alamiah secara holistik, memposisikan manusia sebagai alat
penelitian, melakukan analisis secara induktif, lebih mementingkan
prosesdaripada hasilserta hasil penelitian yang dilakukan disepakati oleh
peneliti dan subjek penelitian.23
Dalam penelitian ini penulis telah melakukan 5 wawancara secara acak
dengan mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
serta menyebarkan 50 angket kuesioner dengan 20 butir pertanyaan dengan
3 pilihan jawaban, yang dibagikan ke 10 orang mahasiswa secara acak di 5
fakultas yang ada di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta,
yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Kedokteran,
Fakultas Teknik, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

Metode Penelitian

Observasi
Wawancara
Penyebaaran Kuesioner

23 Sugiyono. Op. Cit. hlm. 18

25
26

1. Pemilihan Informan

Seperti yang sudah penulis katakan sebelumnya, wawancara


merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam penelitian, yaitu
dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan kepada
responden. Pada penelitian ini penulis mewawancarai 5 orang mahasiswa
dari 5 fakultas yang berbeda di Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta mengenai nilai-nilai patriostisme dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Narasumber pertama bernama Shofia Nur Rahma
yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan
komunikasi angkatan 2017. Narasumber yang kedua bernama Zulfadila
dari Fakultas Hukum, jurusan Ilmu Hukum angkatan 2017. Narasumber
yang ketiga bernama Rifda Atika dari Fakultas Teknik jurusan Teknik
Informatika angkatan 2017. Narasumber yang keempat bernama Belia
Kristi dari Fakultas Kedokteran, jurusan kedokteran umum angkatan
2017. Dan narasumber yang terakhir bernama Aulya Sukma dari Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, jurusan Manajemen. Dengan mengambil 5 orang
narasumber tersebut, penulis berharap dapat membantu permasalahan
yang akan penulis ungkapkan dalam bab ini.

B. Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi
Setelah melakukan observasi selama kurang lebih 1 minggu pada
akhir bulan September lalu, ada beberapa aspek yang penulis amati
dengan kriteria sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Adapun hasil
observasi yang penulis temukan di lapangan akan diuraikan sebagai
berikut :
1) Menghormati hak satu sama lain, penulis melihat dan menilai bahwa
hal ini sudah cukup diterapkan oleh mahasiswa Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
2) Ikut serta dalam berbagai kegiatan organisasi baik organisasi internal
maupun organisasi eksternal, peneliti melihat dan menilai hal ini
27

sudah baik dilakukan oleh mahasiwa Universitas Pembangunan


Nasional “Veteran” Jakarta.
3) Berlaku jujur dalam berbuat sesuatu, penulis melihat dan
memperhatikan bahwa perilaku jujur sudah di terapkan dengan
sangat baik oleh mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta, yaitu dengan diadakannya sebuah media informasi
mengenai barang-barang mahasiswa yang hilang agar bisa
dikembalikan kepada pemilik aslinya.
4) Hormat dan santun terhadap siapapun, baik itu dosen, kakak tingkat,
adik tingkat, maupun kepada seluruh pegawai yang bekerja di
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, penulis
melihat dan menilai sudah baik dilakukan. Hal ini tercemin hampir
tidak pernahnya terjadi konflik antar mahasiswa maupun mahasiswa
dengan dosen.
5) Mengikuti kegiatan yang bertemakan nasionalisme atau bela negara.
Peneliti melihat dan menilai hal ini masih kurang dilakukan oleh
mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta,
dikarenakan kurangnya wadah sebagai penyalur kegiatan-kegiatan
nasionalisme atau bela negara tersebut.

2. Hasil Wawancara
Kemudian dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan 5
narasumber mahasiswa yang berasal dari 5 fakultas yang berbeda yaitu
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Kedokteran, Teknik, Ilmu Sosial dan Politik,
dan Hukum.
1) Apa yang ada pikirkan mengenai bela negara? Dan apakah hal
tersebut wajib dilakukan oleh mahasiswa seperti anda?
Adapun jawaban yang penulis dapatkan dari 5 narasumber tersebut
antara lain, yaitu:
Menurut Shofia Nur Rahma (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, jurusan
Komunikasi, angkatan 2017) “Bela negara menurut saya adalah
sebuah sikap cinta tanah air, dan berusaha selalu membela negara
sampai di titik darah penghabisan. Tentu saja bela negara wajib
dilakukan oleh rekan-rekan mahasiswa, jika bela negara tidak
28

dilakukan oleh kita sebagai para generasi muda penerus bangsa,


maka siapa lagi yang akan membela negeri ini.”

Menurut Zulfadila (Fakultas Hukum, jurusan Ilmu Hukum, angkatan


2017) “Yang saya pikirkan mengenai bela negara adalah suatu sikap
yang dimiliki oleh setiap masyarkat Indonesia untuk melindungi
negara Indonesia dari negara lain dengan berbagai macam cara.
Menurut saya bela negara wajib dilakukan oleh mahasiswa, sebab
mahasiswa seperti kami saat ini adalah harapan bangsa untuk masa
depan dan harapan untuk membela serta melindungi negara dari
berbagai macam ancaman baik itu ancaman internal maupun
eksternal. Maka dari itu mahasiswa seperti saya dan rekan lainnya
wajib menanamkan nilai dan mengimplementasikannya nilai-nilai
patriotisme dalam kehidupan kami sehari-hari.”

Menurut Amelia Luthfiany (Fakultas Teknik, jurusan Teknik


Informatika, angkatan 2017) “Bela negara adalah sesuatu hal yang
wajib dilakukan oleh setiap warga negara berdasarkan hak dan
kewajiban yang telah tertuang secara langsung di dalam Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Menurut saya sebagai
mahasiswa, hal bela negara wajib dilakukan oleh mahasiswa seperti
saya. Karena mahasiswa merupakan tonggak dari sebuah bangsa.
Sebuah bangsa dapat dikatakan maju jika para mahasiswanya
banyak melakukan dedikasi bagi kemajuan negaranya.”

Menurut Sandy Macella (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, angktan


2016) “Yang saya pikirkan mengenai bela negara adalah sikap
seseorang, suatu kelompok, atau seluruh komponen dari suatu
negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara
tersebut. Secara fisik dapat diartikan sebagai pertahanan terhadap
pihak yang mengancam keberadaan suatu negara, secara non fisik
dapat diartikan sebagai upaya berperan melindungi segala aspek
dan memajukan bangsa dan negara baik melalui pendidikan, moral,
sosial, budaya, maupun kesejahteraan orang-orang yang menyusun
29

suatu bangsa. Oleh karena kita sudah mahasiswa, sudah


seharusnya lebih sadar, peduli, bertanggung jawab, dan aktif dalam
upaya bela negara dan menjadi agen perubahan yang diperlukan
untuk memajukan bangsa.”

Menurut Aulya Sukma (Fakultas Kedokteran, angkatan 2017)


“Menurut saya bela negara merupakan suatu kewajiban bagi bangsa
Indonesia untuk membela dan mempertahankan tanah air tercinta
secara langsung maupun tidak langsung, tanpa rasa terbebani
ataupun terlanggar hak asasinya sedikitpun. Menurut saya sebagai
mahasiswa, wajib untuk melakukan kegiatan bela negara. Karena,
mahasiswa merupakan generasi bangsa yang sangat dapat
diharapkan dalam kegiatan bela negara. Mahasiswa masih tergolong
muda, berpendidikan dan melek akan perkembangan teknologi.
Dengan begitu mahasiswa dapat sangat membantu dalam membela
secara fisik maupun dengan intelektual mereka.”

Berdasarkan jawaban para narasumber, peneliti dapat


menyimpulkan bahwa kegiatan bela negara merupakan hal yang
sangat penting untuk dilakukan. Terutama oleh para golongan muda
seperti mahasiswa, karna mahasiswa dianggap sebagai penggerak
didalam suatu negara. Mahasiswa dapat membawa kemajuan dan
dapat juga membawa kemunduran bagi bangsanya. Oleh sebab itu
peran mahasiswa dalam kegiatan bela negara adalah penting.

2) Menurut anda sebagai seorang mahasiswa, bagaimana cara anda


untuk menunjukan rasa cinta terhadap tanah air?
Menurut Shofia Nur Rahma (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, jurusan
Komunikasi, angkatan 2017) “Menunjukan cinta terhadap tanah air
banyak bentuknya. Sebagai mahasiswa saat ini kita bisa belajar
dengan sungguh-sunggguh. Pembelajaran yang kita dapatkan ini
tentu saja nantinya akan diterapkan demi membantu kesejahteraan
Indonesia di masa yang akan datang.”
30

Menurut Zulfadila (Fakultas Hukum, jurusan Ilmu Hukum, angkatan


2017) “Untuk menunjukan rasa cinta terhadap tanah air yang dapat
dilakukan oleh mahasiswa seperti saya adalah dengan belajar
dengan tekun demi kemajuan bangsa dan negara. Serta
menggunakan produk-produk asli buatan Indonesia merupakan
salah satu cara menghargai dan mencintai bangsa sendiri.”

Menurut Amelia Luthfiany (Fakultas Teknik, jurusan Teknik


Informatika, angkatan 2017) “Menurut saya, salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah dengan melek lingkungan. Atau peduli
dengan keadaan sekitar seperti memperhatikan anak-anak jalanan.
Memperhatikan anak-anak jalanan merupakan suatu hal yang
sederhana namun dapat dikatakan sebagai kegiatan yang
mencerminkan cinta tanah air. Dengan memberdayakan para anak-
anak jalanan, memberikan mereka pendidikan yang layak pada
umumnya, dapat membantu pemerintah untuk mengurangi tingkat
buta huruf di negeri ini.”

Menurut Sandy Marcella (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, angktan


2016) “Cara yang dapat dilakukan mahasiswa untuk menunjukan
rasa cinta terhadap tanah air yaitu dengan menghargai hasil cipta
rasa karya buatan dalam negeri, dan mengapresiasi dengan
menggunakan produk tersebut. Mendalami kaidah dan tata bahasa
Indonesia dengan tetap melestarikan apa yang dimilikinya sebagai
suatu suku yang ada di Indonesia, dan memfilter apa yang
seharusnya tidak diperlukan untuk kita, dalam era globalisasi seperti
saat ini.”

Menurut Aulya Sukma (Fakultas Kedokteran, angkatan 2017)


“Dengan menjunjung tinggi apa yang di miliki oleh bangsa sendiri,
menghargai, serta mempertahankan kebudayaan dan keberagaman
negara, mencintai produk dalam negeri, melaksanakan pendidikan
setinggi-tingginya dan berprestasi baik dalam bidang akademik
maupun non akademik, baik lokal maupun internasional, dapat
31

membantu negara dalam mengembangkan apapun yang kurang dari


negara ini dan juga dapat membawa nama baik bangsa pada
kancah internasional.”

Berdasarkan keempat jawaban narasumber, penulis dapat


menyimpulkan bahwa cara untuk menunjukan rasa cinta terhadap
tanah air dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Banyak
cara dapat dilakukan untuk menunjukan rasa cinta terhadap tanah
air ini.

3) Menurut anda apakah globalisasi dapat memengaruhi pudarnya


nilai-niai patriotisme dalam diri seorang mahasiswa?
Menurut Shofia Nur Rahma (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, jurusan
Komunikasi, angkatan 2017) “Ya tentu saja. Globalisasi memiliki
dampak positif dan negatif, tergantung pada bagaimana diri sendiri
menghadapinya, jika menghadapi era globalisasi dengan hal-hal
positif, maka hasilnya akan positif, dan sebaliknya jika globalisasi ini
tidak dimanfaatkan dengan cermat akan membawa dampak negatif.
Salah satunya adalah hilangnya rasa patriotisme. Pengaruh budaya-
budaya luar yang cenderung lebih kuat dan terkesan lebih ‘menarik’
dan ‘bebas’ sehingga membuat kecenderungan untuk membela
negara sendiri menjadi berkurang”

Menurut Zulfadila (Fakultas Hukum, jurusan Ilmu Hukum, angkatan


2017) “Menurut saya ya, karena dengan adanya globalisasi yang
sudah semakin meluas di kehidupan masyarakat khususnya
mahasiswa, akan menimbulkan rasa individualisme atau tidak peduli
dengan keadaan di sekitarnya dalam diri seorang mahasiswa. Sikap
individualisme ini merupakan salah satu contoh sudah tergerusnya
sikap gotong royong yang di wariskan oleh para pendahulu bangsa
ini.”

Menurut Amelia Luthfiany (Fakultas Teknik, jurusan Teknik


Informatika, angkatan 2017)”Ya, karena kenyataannya arus
32

globalisasi yang amat cepat ini dapat menggerus nilai-nilai


patriotisme yang sudah ditanamkan sejak kecil dalam diri seorang
mahasiswa.”

Menurut Sandy Marcella (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, angktan


2016) “menurut saya, globalisasi merupakan faktor terbesar peluntur
nilai-nilai patriotisme dalam diri seorang mahasiswa. Hanya seorang
dengan mental dan pondasi yang telah kokoh yang dapat bertahan
dalam arus itu dan mengambil hanyalah kepada manfaatnya saja”

Menurut Aulya Sukma (Fakultas Kedokteran, angkatan 2017)


“Menurut saya, lunturnya nilai-nilai patriotisme itu tergantung pada
diri mahasiswanya. Apakah seorang mahasiswa mampu
meneguhkan hatinya dan menjaga nilai patriotismenya atau tidak.
Globalisasi merupakan pengaruh yang mengglobal. Dan hal tersebut
mudah untuk diserap banyak kaum muda terutama kaum muda
seperti mahasiswa. Pengaruh globalisasi dapat dengan mudah
mengubah pikiran seorang mahasiswa jika dalam diri mahasiswa
tersebut tidak tertanam rasa cinta terhadap tanah air Indonesia,
begitu juga sebaliknya.

Berdasarkan jawaan dari 5 narasumber, globasliasi dianggap


dapat mempengaruhi pudarnya nilai-nilai patriotisme yang sudah di
tanamkan sejak kecil pada diri seorang mahasiswa. Namun
tergerusnya nilai patriotisme tersebut tidak akan terjadi apabila
mahasiswa mampu membedakan mana yang benar dan mana yang
salah. Dan berusaha dengan sangat untuk menjadi pribadi yang
tidak mudah untuk dipengaruhi oleh orang lain.

4) Menurut anda, manfaat apa yang bisa anda dapatkan jika anda
menerapkan nilai-nilai patriotisme dalam kehidupan sehari-hari?
Menurut Shofia Nur Rahma (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, jurusan
Komunikasi, angkatan 2017) “menurut saya, penerapan nilai-nilai
patriotisme dapat membantu kita menjadi pribadi yang tegas dan
33

bersungguh-sungguh untuk mendapatkan hasil yang terbaik dengan


cara yang jujur.”

Menurut Zulfadila (Fakultas Hukum, jurusan Ilmu Hukum, angkatan


2017) “manfaat yang akan diperoleh jika saya menerapkan nilai-nilai
patriotisme dalam kehiudupan sehari-hari adalah saya merasa
semangat, semakin disiplin, dan mempunyai rasa tanggung jawab
yang tinggi.”

Menurut Amelia Luthfiany (Fakultas Teknik, jurusan Teknik


Informatika, angkatan 2017) “Manfaat yang mungkin bisa saya
dapatkan jika saya menerapkan nilai-nilai patriotisme dalam
kehidupan sehari-hari yaitu kesadaran aakan hak dan kewajiban
saya sebagai subjek hukum dan warga negara akan meingka,
disiplin dan tanggung jawab sosial juga akan tumbuh, mental
kesetiakawanan dan ketenggangan rasa pun juga otomatis
mengikuti, serta saya dapat meningkatkan partisipasi dalam
pelaksanakaan pembangunan.”

Menurut Sandy Marcella (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, angktan


2016) “menurut saya, kita bisa menjadi individu yang lebih baik lagi,
peduli akan hal-hal kecil yang terjadi disekitar dan menghargai
apapun yang terjadi di sekitar kita.”

Menurut Aulya Sukma (Fakultas Kedokteran, angkatan 2017)


“Manfaat yang saya dapatkan jika saya menerapkan nilai-nilai
patriotisme adalah saya jadi lebih bisa menghargai, bertoleransi,
serta bisa berfikir lagi dalam bertindak, terutama dalam tindakan
yang bersangkutan dengan negara.

Berdasarkan jawaban dari para narasumber, manfaat yang


mereka rasakan saat mereka menerapkan nilai-nilai patriotisme
dalam kehidupan mereka sangat bervariatif. Oleh karena itu penulis
34

menganggap bahwa penerapan nilai-nilai patriotisme dalam


kehidupan mereka sudah sangat baik dilakukan.

5) Menurut anda, apakah anda sudah menerapkan nilai-nilai


patriotisme atau cinta tanah air dengan baik? Sebutkan beberapa
contoh sikap sederhana yang anda lakukan.
Menurut Shofia Nur Rahma (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, jurusan
Komunikasi, angkatan 2017) “Sampai saat ini saya rasa, saya belum
menerapkan nilai-nilai patriotisme dan cinta tanah air dengan
maksimal. Karena saya merasa belum ada pengorbanan yang saya
lakukan khusus oleh diri sendiri untuk negara.”

Menurut Zulfadila (Fakultas Hukum, jurusan Ilmu Hukum, angkatan


2017) “Saya masih belum begitu banyak menerapkan nilai-nilai
patriotisme dalam kehidupan saya sehari-hari. Namun saya sudah
melakukan beberapa hal diantaranya, lebih menyukai dan
menggunakan produk-produk asli buatan Indonesia, saya juga
mempelajari beberapa bahasa daerah yang ada di Indonesia yaitu
bahasa Padang, Jawa dan Manado walaupun saya bukan asli dari
suku tersebut. Kemudian saya juga suka mengunjungi berbagai
objek wisata bersejarah seperti museum atau monumen-monumen
bersejarah yang ada di Indonesia.”

Menurut Amelia Luthfiany (Fakultas Teknik, jurusan Teknik


Informatika, angkatan 2017) “Menurut saya, banyak hal yang telah
saya lakukan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air.
Saya mendalami bahasa Indonesia, mengurangi pembelian produk
asing, berselancar hanya kepada hal yang bermanfaat dan
menambah wawasan serta pengetahuan saya, ikut serta dalam
kegiatan organisasi di kampus agar informasi mengenai universitas
maupun masalah-masalah dan isu-isu sosial yang ada di negara ini
dapat saya ketahui dan dikaji bersama-sama.”
35

Menurut Sandy Marcella (Fakultas Ekonomi dan Bisnis, angktan


2016) “Saya sudah menerapkan nilai-nilai patriotisme dengan
lumayan baik. Dengan peduli akan lingkungan disekitar saya, aktif
dalam berorganisasi baik di dalam maupun di luar kampus, serta ikut
serta dalam pemilu.”

Menurut Aulya Sukma (Fakultas Kedokteran, angkatan 2017) “Saya


sudah menerapkan nilai-nilai patriotisme, namun belum maksimal.
Saya masih menggunakan bahasa Indonesia yang kurang baik dan
kurang benar dalam kegiatan saya sehari-hari, saya juga masih
menggunakan produk buatan luar negeri untuk menunjang kegiatan
saya sehari-hari. Namun saya mengikuti organisasi eksternal diluar
kampus untuk menambah pengetahuan saya, serta saya sering
berkunjung ke tempat wisata bersejarah yang ada di ibukota.”

Berdasarkan jawaban kelima responden diatas, penulis dapat


menyimpulkan bahwa penerapan nilai-nilai patriotisme dalam
kehidupan sehari-hari mahasiswa masih di dikatakan kurang.
Peneliti mengira bahwa hal tersebut terjadi karena masih kurang
pahamnya para mahasiswa mengenai pentingnnya menerapkan
nilai-nilai patriotisme dalam kehidupan mereka sehari-hari. Namun
peneliti juga melihat bahwa para mahasiswa masih mau berusaha
untuk meningkatkan atau mengoptimalkan penerapan nilai-nilai
patriotisme dalam kehidupan mereka sehari-hari.

3. Hasil Penyebaran Angket Kuesioner


Pada penelitian ini penulis menyebar 50 kuesioner yang diisi oleh 50
responden yang berasal dari 5 fakultas di Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta. Untuk memaparkan hasil dari kuesioner,
penulis menggunakan media tabel persentase dan grafik batang. Tabel
presentase dan grafik batang dipakai untuk memperlihatkan perbedaan
tingkat nilai dari beberapa aspek pada suatu data. Grafik batang adalah
grafik yang penyajian datanya mengunakan batang atau persegi panjang.
Grafik batang atau sering kita kenal dengan sebutan histogram. Grafik
36

batang dipakai untuk memperlihatkan perbedaan tingkat nilai dari


beberapa aspek pada suatu data. Grafik batang merupakan grafik yang
paling sederhana diantara jenis-jenis grafik lainnya. Karena grafik ini
sangat mudah untuk dipahami dan hanya menggambarkan data dalam
bentuk batang.24
Dari 50 orang responden yang telah bersedia mengisi kuesioner,
telah diperoleh data-data dan dapat dibuat tabel sebagai berikut :

Frekuensi Frekuensi Frekuensi


“Ya” “Tidak” “Ragu”
No Pertanyaan
N % N % N %
1 Apakah penting untuk memper-
ingati hari-hari besar kemerdekan 49 98% 0 0% 1 2%
Indonesia?
2 Apakah penting mengikuti
kegiatan-kegiatan bela negara? 45 90% 1 2% 4 8%

3 Apakah penting memahami


sejarah perjuangan bangsa
47 94% 2 4% 1 2%
Indonesia?
]

4 Apakah anda tertib dalam


melakukan kegiatan upacara? 15 30% 12 24% 23 46%

5 Apakah menurut anda mempelajari


lagu-lagu nasional itu penting? 45 90% 3 6% 2 4%

6 Apakah menurut anda mempelajari


tarian daerah itu penting? 38 76% 3 6% 9 18%

7 Apakah menurut anda penting


untuk bertoleransi antar suku, ras 50 100
% 0 0% 0 0%
dan agama?
8 Apakah anda setuju dengan
pernyataan bahwa musyawarah
48 96% 0 0% 2 4%
harus dilakukan untuk mencapai
mufakat?
9 Apakah anda mematuhi norma dan
peraturan yang berlaku di kampus
29 58% 0 0% 21 42%
UPNVJ?

24 http://definisipengertian.net/pengertian-grafik-definisi-fungsi-jenis-grafik/# diunduh pada tanggal


24 Oktober 2017, pukul 19.08 WIB.
37

10 Apakah anda mengamalkan nilai-


nilai pancasila dalam melakukan
28 56% 1 2% 21 42%
kegiatan belajar mengajar di
UPNVJ?
11 Apakah menurut anda penting
sikap saling menghormati dan
48 98% 1 2% 0 0%
menghargai antar sesama ?
12 Jika ada salah satu teman anda
yang melakukan kecurangan, 18 36% 11 22% 21 42%
apakah anda akan menegurnya?
13 Apakah penting berfikir kritis dan
kreatif? 44 92% 2 4% 4 8%

14 Apakah anda mengolah informasi


yang anda dapatkan terlebih
32 54% 3 6% 15 30%
dahulu sebelum anda
menyebarluaskannya?
15 Apakah anda dapat menyelesaikan
masalah yang timbul dari dalam
21 42% 4 8% 25 50%
diri anda dengan baik?
16 Apakah menurut anda penting
mempelajari mata kuliah
45 90% 0 0% 5 10%
pancasila?
17 Apakah penting mengetahui berita
mengenai politik di Indonesia? 37 74% 3 6% 10 20%

18 Apakah menurut anda penting


untuk mengunjungi tempat wisata
42 84% 2 4% 6 12%
bersejarah? (Museum,Monumen
nasional dll)
19 Apakah anda masih suka
melanggar tata tertib yang
ditetapkan di UPNVJ? (merokok di
area kampus, membuang sampah 15 30% 20 40% 15 30%
sembarangan, menggunakan
pakaian yang tidak sesuai,
membully adik tingkat)
20 Apakah menurut anda, anda sudah
menerapkan nilai-nilai patriotisme
8 16% 7 14% 35 70%
dalam kehidupan sehari-hari?
38

Berikut ini adalah data hasil kuesioner yang telah diisi oleh 50 orang
responden beserta pertanyaannya yang digambarkan dengan grafik
batang :

1. Apakah penting untuk memperingati hari-hari besar kemerdekan


Indonesia?

60

50

40

30

20

10

0
YA TIDAK RAGU

Hampir keseluruhan dari responden berpikir bahwa pentingnya


peringatan hari-hari besar kemerdekan Indonesia. Dari 50
responden, 49 responden memilih instrumen “ya” dan 1 orang
memilih instrumen “ragu”.

2. Apakah penting mengikuti kegiatan-kegiatan bela negara?


50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
YA TIDAK RAGU

Mayoritas responden berpendapat bahwa mengikuti kegiatan-


kegiatan bela negara adalah hal yang penting untuk dilakukan. Dari
50 responden, sebanyak 45 orang memilih instrumen “ya”, 1 orang
39

memilih instrumen “tidak”, dan 4 orang lainnya memilih instrumen


“ragu”.

3. Apakah penting memahami sejarah perjuangan bangsa


Indonesia?
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
YA TIDAK RAGU

Para responden cenderung berpendapat bahwa memahami


sejarah perjuangan bangsa Indonesia adalah hal yang penting.
Sebanyak 47 orang berpendapat bahwa hal tersebut adalah
penting, 2 orang berpendapat bahwa hal tersebut adalah tidak
penting, dan sisanya 1 orang masih meragukan penting atau
tidaknya memahami sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

4. Apakah anda tertib dalam melakukan kegiatan upacara?


25

20

15

10

0
YA TIDAK RAGU
40

Dari 50 orang responden, sebanyak 15 orang menganggap bahwa


dirinya tertib dalam melakukan kegiatan upacara, dan 12 orang
mengganggap bahwa dirinya tidak tertib dalam melakukan kegiatan
upacara, sedangkan 23 orang lainnya masih meragukan apakah
mereka tertib atau tidak dalam melakukan kegiatan upacara.

5. Apakah menurut anda mempelajari lagu-lagu nasional itu


penting?

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
YA TIDAK RAGU

Dalam hal mempelajari lagu-lagu nasional, mayoritas responden


menganggap bahwa hal tersebut adalah penting. Sebanyak 45
orang menganggap bahwa hal tersebut adalah penting untuk
dilakukan, 3 orang menganggap hal tersebut tidak penting untuk
dilakukan, sedangkan 2 orang lainnya ragu akan pentingnya
mempelajari lagu-lagu nasional.

6. Apakah menurut anda mempelajari tarian daerah itu penting?

40
35
30

25
20
15
10
5

0
YA TIDAK RAGU
41

Dalam hal mempelajari tarian daerah, mayoritas responden


menganggap bahwa hal tersebut adalah penting. Sebanyak 38
orang menganggap bahwa hal tersebut adalah penting untuk
dilakukan, 3 orang menganggap hal tersebut tidak penting untuk
dilakukan, sedangkan 9 orang lainnya ragu akan pentingnya
mempelajari tarian daerah.

7. Apakah menurut anda penting untuk bertoleransi antar suku, ras


dan agama?

60

50

40

30

20

10

0
YA TIDAK RAGU

Sebanyak 50 orang responden menganggap bahwa toleransi antar


suku, ras dan agama adalah hal yang penting untuk dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh pengimplementasian
sikap patriotisme.

8. Apakah anda setuju dengan pernyataan bahwa musyawarah


harus dilakukan untuk mencapai mufakat?
60

50

40

30

20

10

0
YA TIDAK RAGU
42

Pernyataan bahwa musyawarah harus dilakukan untuk mencapai


mufakat cenderung disetujui oleh mayoritas responden, dimana
sebanyak 48 orang menyetujui pernyataan tersebut, dan 2 orang
lainnya masih ragu atas pernyataan tersebut.

9. Apakah anda mematuhi norma dan peraturan yang berlaku di


kampus UPNVJ?

35

30

25

20

15

10

0
YA TIDAK RAGU

Dari 50 orang responden, sebanyak 29 orang menganggap bahwa


dirinya telah mematuhi norma dan peraturan yang berlaku di
kampus UPNVJ, dan 21 orang lainnya masih ragu apakah dirinya
telah mematuhi norma dan peraturan yang berlaku di kampus
UPNVJ atau belum.

10. Apakah anda mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam


melakukan kegiatan belajar mengajar di UPNVJ?
30

25

20

15

10

0
YA TIDAK RAGU
43

Sebanyak 28 orang berpendapat bahwa dirinya telah


mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar di UPNVJ, 1 orang mengaku bahwa dirinya tidak
mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar di UPNVJ, dan 21 orang lainnya masih ragu
apakah dirinya telah mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar di UPNVJ atau belum.

11. Apakah menurut anda penting sikap saling menghormati dan


menghargai antar sesama?
60

50

40

30

20

10

0
YA TIDAK RAGU

Hampir keseluruhan dari responden berpikir bahwa pentingnya


penerapan sikap saling menghormati dan menghargai antar
sesama. Dari 50 responden, 49 responden memilih instrumen “ya”
dan 1 orang memilih instrumen “tidak”. Menegur teman yang
melakukan kecurangan.
44

12. Jika ada salah satu teman anda yang melakukan kecurangan,
apakah anda akan menegurnya?
25

20

15

10

0
YA TIDAK RAGU

Sebanyak 18 orang mengaku menegur temannya yang melakukan


kecurangan, 11 orang mengaku tidak menegur temannya yang
melakukan kecurangan, dan 21 orang lainnya ragu-ragu dalam
menegur temannya yang melakukan kecurangan.

13. Apakah penting berfikir kritis dan kreatif?

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
YA TIDAK RAGU

Banyak responden yang berpendapat bahwa berfikir kritis dan


kreatif adalah hal yang penting untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Dari 50 responden, 44 orang diantaranya menganggap
bahwa berfikir kritis dan kreatif adalah hal yang penting, sedangkan
2 orang menganggap bahwa hal tersebut tidak penting untuk
45

dilakukan, dan 4 orang lainnya ragu akan kepentingan berfikir kritis


dan kreatif.

14. Apakah anda mengolah informasi yang anda dapatkan terlebih


dahulu sebelum anda menyebarluaskannya?
35

30

25

20

15

10

0
YA TIDAK RAGU

Dalam hal mengolah informasi, 32 responden mengaku mengolah


informasi yang didapatkan terlebih dahulu sebelum disebarluaskan,
Sebanyak 3 orang mengaku tidak mengolah informasi yang
didapatkan terlebih dahulu sebelum disebarluaskan, sedangkan 15
orang lainnya ragu mengolah informasi terlebih dahulu atau tidak.

15. Apakah anda dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari


dalam diri anda dengan baik?

30

25

20

15

10

0
YA TIDAK RAGU
Dari 50 orang responden, sebanyak 21 orang menganggap bahwa
dirinya dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari dalam diri
46

anda dengan baik, 4 orang mengaku bahwa dirinya tidak dapat


menyelesaikan masalah yang timbul dari dalam diri anda dengan
baik, dan 25 orang lainnya masih ragu apakah dirinya dapat
menyelesaikan masalah yang timbul dari dalam diri anda dengan
baik atau tidak.

16. Apakah menurut anda penting mempelajari mata kuliah


pancasila?

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
YA TIDAK RAGU

Para responden cenderung berpendapat bahwa mempelajari mata


kuliah pancasila adalah hal yang penting. Sebanyak 45 orang
berpendapat bahwa hal tersebut adalah penting, dan sisanya 5
orang masih meragukan penting atau tidaknya mempelajari mata
kuliah pancasila.

17. Apakah penting mengetahui berita mengenai politik di


Indonesia?

40
35

30
25
20

15
10
5
0
YA TIDAK RAGU
47

Kebanyakan responden berpendapat bahwa mengetahui berita


mengenai politik di Indonesia adalah hal yang penting. Hal ini dapat
dilihat dari data dimana 37 orang berpendapat bahwa hal tersebut
adalah penting, sedangkan 3 orang berpendapat bahwa hal
tersebut tidak penting, dan 10 orang lainnya ragu apakah penting
atau tidaknya pengetahuan akan berita politik di Indonesia.

18. Apakah menurut anda penting untuk mengunjungi tempat wisata


bersejarah? (Museum,Monumen nasional dll)

45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
YA TIDAK RAGU

Sebanyak 42 orang responden berpendapat pentingnya untuk


mengunjungi tempat wisata bersejarah seperti museum, monumen
nasional, dll. Sedangkan 2 orang mengaku tidak penting untuk
mengunjungi tempat-tempat tersebut, dan 6 orang lainnya ragu
apakah mengunjungi tempat-tempat wisata tersebut adalah hal
yang penting atau tidak.
48

19. Apakah anda masih suka melanggar tata tertib yang ditetapkan
di UPNVJ? (merokok di area kampus, membuang sampah
sembarangan, menggunakan pakaian yang tidak sesuai,
membully adik tingkat)
25

20

15

10

0
YA TIDAK RAGU

Dari 50 orang responden, sebanyak 15 orang mengaku bahwa


dirinya masih suka melanggar tata tertib yang ditetapkan di
UPNVJ, seperti merokok di area kampus, membuang sampah
sembarangan, menggunakan pakaian yang tidak sesuai, membully
adik tingkat. Sedangkan 20 responden mengaku bahwa dirinya
tidak melanggar tata tertib yang ditetapkan di UPNVJ, dan 15
orang lainnya ragu apakah dirinya masih suka melanggar tata tertib
yang ditetapkan di UPNVJ atau tidak.

20. Apakah menurut anda, anda sudah menerapkan nilai-nilai


patriotisme dalam kehidupan sehari-hari?

40
35
30
25
20

15
10
5
0
YA TIDAK RAGU
49

Sebanyak 8 orang responden mengaku sudah menerapkan nilai-


nilai patriotisme dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan 7 orang
mengaku tidak menerapkan nilai-nilai patriotisme dalam kehidupan
sehari-hari, dan mayoritas reponden, yaitu 35 orang lainnya ragu
apakah sudah menerapkan nilai-nilai patriotisme dalam kehidupan
sehari-hari atau belum.

Data diatas didapat dari mahasiswa di 5 fakultas Universitas


Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, yaitu Fakultas Hukum, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik, dan Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik yang menjadi responden dalam penelitian ini. Penjelasan
atas data tersebut dipaparkan secara berurut dalam bentuk nomor sesuai
dengan urutan kuesioner. Berikut adalah penjelasan dari grafik batang yang
menggambarkan data penelitian :

C. Pembahasan

1. Penerapan nilai-nilai patriotisme di lingkungan Universitas


Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta sudah berjalan dengan baik.
Hal ini dibuktikan oleh sebagian mahasiswa yang menjadi objek penelitian
berpendapat bahwa memperingati hari-hari besar kemerdekaan Indonesia
penting untuk dilaksanakan, pentingnya mengamalkan nilai-nilai
patriotisme dan mengembangkan jiwa patriotisme dalam diri mahasiswa
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.

2. Kendala yang dihadapi oleh mahasiswa Universitas Pembangunan


Nasional “Veteran” Jakarta dalam menerapkan nilai-nilai patriotisme
disebabkan oleh beberapa faktor, baik itu faktor internal maupun faktor
eksternal. Berdasarkan hasil penelitian faktor internal yang dihadapi
mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta adalah
kurangnya organisasi mahasiswa sebagai wadah untuk mengembangkan
nilai patrotisme. Organisasi mahasiswa dapat digunakan mahasiswa
untuk meningkatkan nilai-nilai patriotisme dalam dirinya melalui keaktifan
dalam berorganisasi dan ikut serta dalam penyampaian aspirasi guna
50

membangun negeri ini. Namun organisasi mahasiswa yang ada


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta masih sangat
minim. Hal ini menjadi faktor internal penghambat pengembangan nilai-
nilai patriotisme dalam diri mahasiswa. Kemudian faktor eksternal yang
dihadapi mahasiswa adalah era globalisasi, era globalisasi makin
menggerus nilai-nilai patriotisme dalam diri mahasiswa. Era globalisasi
menumbuhkan sifat individualisme dalam diri mahasiswa Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Hal ini dapat dibuktikan
dengan banyaknya mahasiswa yang ragu untuk menegur temannya yang
sedang melakukan kecurangan (berdasarkan pertanyaan angket
kuesioner no 12). Era globalisasi mulai membuat mahasiswa tidak peduli
dan tak acuh akan kejadian disekitarnya. Jadi dapat penulis simpulkan
kendala yang dialami mahasiswa dalam menerapkan nilai-nilai patriotisme
dalam kehidupan sehari-hari yaitu faktor kurangnya organisasi mahasiswa
yang ada di kampus dan era globalisasi.

3. Penyebab pudarnya nilai-nilai patriotisme dalam diri mahasiswa


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta adalah dampak
globalisasi yang buruk lebih mudah diserap oleh mahasiswa dibanding
dampak-dampak positifnya. Dampak globalisasi yang buruk tadi
menggerus niai-nilai patriotisme yang sudah ada dalam diri mahasiswa di
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Menurut hasil
wawancara, responden mengungkapkan bahwa globalisasi mempunyai
dampak positif, namun jika tidak doimanfaatkan dengan cermat maka
akan membawa dampak negatif. Pengaruh budaya barat yang dinilai lebih
“menarik” dan “bebas” membuat kecenderungan mahasiswa mulai
melupakan nilai-nilai patriotisme dan sikap untuk membela negara sendiri
menjadi berkurang.

4. Penerapan nilai-nilai patriotisme sangat penting dalam hidup


berbangsa dan bernegara karena jika nilai-nilai patriotisme tidak
ditanamkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh generasi
muda khususnya mahasiswa yang akan melanjutkan perjuangan bangsa
ini, maka siapa lagi yang akan membela tanah air ini. Penerapan nilai-nilai
51

patriotisme dianggap penting karena diharapkan menjadi ciri khas


masyarakat Indonesia yang selalu menjujung tinggi negara dan tanah
airnya.
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan penelitian dengan tenik observasi, wawancara dan
penyebaran kuesioner pada mahasiswa di Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta mengenai nilai-nilai patriotisme dapat ditarik
beberapa kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah pada Bab I.
Kesimpulan yang dapat penulis jabarkan adalah sebagai berikut :
1. Melalui hasil dari penelitian penulis, bahwa nilai-nilai patriotisme
berpengaruh penting terhadap perilaku mahasiswa Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Hal ini tercermin dalam sikap
atau tindakan sehari-hari mahasiswa Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta. Kebanyakan dari mereka menganggap
penting untuk memperingati hari-hari besar kemerdekaan Indonesia,
menghormati hak satu sama lain antar ras dan agama, dan sebagian
besar sudah mematuhi tata tertib yang berlaku di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Dari sikap tersebut dapat
penulis simpulkan bahwa penerapan nilai-nilai patriotisme dalam
kehidupan mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jakarta sudah cukup baik.
2. Penerapan nilai-nilai patriotisme yang sudah cukup baik di
lingkungan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta juga di
dukung oleh beberapa faktor diantaranya, yaitu sudah cukup
tersedianya sarana dan prasarana pendukung untuk meningkatkan nilai-
nilai patriotisme mahasiswa seperti himpunan organisasi dan Unit
Kegiatan Mahasiswa, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jakarta juga selalu memperingati hari-hari besar nasional dengan
melaksanakan suatu kegiatan yang melibatkan mahasiswa seperti
kegiatan upacara bendera, setiap pagi dan menjelang sore Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta mengumandangkan lagu
nasional serta setiap hari jumat memberlakukan penggunaan pakaian
batik bagi seluruh mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta.

52
53

3. Namun masih terbatasnya organisasi mahasiswa yang terdapat di


Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta serta Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta yang masih tergolong
universitas yang baru di-negerikan membuat penulis menyimpulkan
bahwa hal-hal tersebut menjadi faktor penghambat atau kendala dalam
penerapan nilai-nilai patriotisme di kehidupan mahasiswa Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.
4. Era globalisasi menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
menurunnyan penerapan nilai-nilai patriotisme dalam kehidupan
mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.
Penggunaan gadget yang berlebihan menumbuhkan nilai individualisme
pada diri mahasiswa, selain itu penggunaan produk impor lebih diminati
mahasiswa daripada produk asli Indonesia, serta gaya kehidupan yang
kebarat-baratan mengikis nilai patriotisme yang ada dalam diri
mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.
5. Berdasarkan hasil wawancara dan penyebaran kuesioner yang telah
penulis lakukan, bahwa penting untuk menerapkan nilai-nilai patriotisme
dalam kehidupan sehari-hari maupun kehidupan berbangsa dan
bernegara. Penerapan nilai-nilai patriotisme dalam kehidupan sangat
penting karena dapat membantu mahasiswa menjadi pribadi yang tegas,
jujur, sadar akan kewajiban yang harus dilakukan, disiplin dan
bertanggung jawab.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa terdapat
masalah yang belum dapat terpecahkan, oleh sebab itu peneliti mengajukan
beberapa saran baik itu untuk objek penelitian maupun penulis selanjutnya.
Saran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagi Objek penelitian
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa penerapan nilai-
nilai patriotisme dalam kehidupan sehar-hari maupun berbangsa dan
bernegara merupakan suatu hal yang penting. Mahasiswa sebagai
individu yang berpendidikan seharusnya sudah dapat membedakan
yang baik dan buruk untuk kehidupannya. Mahasiswa harus bisa
54

mengatasi globalisasi yang merupakan faktor penggerus nilai-nilai


patriotisme dalam kehidupan, lebih meningkatkan rasa cinta terhadap
tanah air dan bangsa. Mahasiswa juga harus lebih aktif dalam
menciptakan suatu wadah atau organisasi untuk meningkatkan rasa
cinta terhadap tanah air dan bangsa. Jika hal-hal tersebut sudah
dilakukan dengan optimal, maka nilai-nilai patriotisme yang sudah di
tumbuhkan pun tidak akan mudah tergerus dan terus meningkat.

2. Bagi penulis selanjutnya


Adapun beberapa saran yang harus diperhatikan oleh penulis
selanjutnya adalah sebagai berikut :
a. Penulis selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih dalam
mengenai analisis nilai-nilai patriotisme di lingkungan Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, serta lingkup penelitian
yang diperluas mencapai kampus yang berada di Limo.
b. Penulis selanjutnya diharapkan lebih mempersiapkan diri dalam
proses penelitian, pengambilan hasil penelitian dan segala
sesuatunya agar penelitian dapat dilakukan dengan lebih baik lagi
dan mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
c. Penulis selanjutnya diharapkan juga dapat memperluas cakupan
penelitianya tidak hanya di Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta, namun juga di tempat-tempat lain.
55

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta :


Rineka Cipta.
Djarwanto. 1994. Pokok-Pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penulisan
Skripsi. Yogyakarta : Liberty.
http://aritkj13.blogspot.co.id/2010/08/patriotisme-dan-nasionalisme.html diunduh
pada tanggal 25 September, pukul 21.09 WIB.
http://beta.lecture.ub.ac.id/files/2013/10/BAHAN-UTS-STATISTIK-DAN-
PENELITIAN_00151.pdf diunduh pada tanggal 2 Oktober 2017,
pukul 12.59 WIB.
http://definisipengertian.net/pengertian-grafik-definisi-fungsi-jenis-grafik/# diunduh
pada tanggal 24 Oktober 2017, pukul 19.08 WIB.
https://eprints.uns.ac.id/6258/1/139031008201010471.pdf diunduh pada tanggal
24 September, pukul 21.19 WIB.
https://guruppkn.com/pengertian-nasionalisme diunduh pada tanggal 24 September
2017, pukul 20.37 WIB.
https://id.wikipedia.org/wiki/Bela_negara diunduh pada tanggal 25 September 2017,
pukul 21.53 WIB.
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif diunduh pada tanggal 2 Oktober
2017, pukul 00.29 WIB.
https://kbbi.web.id/patriotisme diunduh pada tanggal 24 September 2017,
pukul 16.47 WIB.
https://kikizone.wordpress.com/2011/12/02/patriotisme/ diunduh pada tanggal 24
September 2017, pukul 20.23 WIB.
http://www.perpusku.com/2016/06/landasan-teori-penelitian.html diunduh pada
tanggal 22 September 2017, pukul 12.46 WIB.
http://www.zonasiswa.com/2014/07/pengertian-patriotisme.html diunduh pada
tanggal 25 September 2017, pukul 11.43 WIB.
Marwanto. 2012. “Aspek Patriotisme Novel Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata :
Kajian Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di
Sma”. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung :
PT Remaja Posdakarya.
56

Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.


Pawito, Andita Trias Nur Azizah. 2015. “Perbandingan Nilai-Nilai Patriotisme dalam
film (Analisis Isi Perbandingan Nilai-Nilai Patriotisme dalam Film Sang
Pencerah (2010) dan Film Sang Kiai (2013))”. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.
Robbins, Stephen P. 2007. Perilaku Organisasi Buku 1. Jakarta: Salmeba Empat.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta.
57

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto pembagian kuesioner

(1) (2)

(3) (4)

Keterangan :
(1); (2); (3); (4) adalah foto saat penyebaran kuesioner di Plaza Internet, Universitas
Pembangunan Nasional
58

Lampiran 2 : Foto bersama narasumber wawancara

(1) (2) (3)

(4) (5)

Keterangan :

(1) Foto bersama Shofia Nur Rahma, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (2017)

(2) Foto bersama Zulfadilla, Fakultas Hukum (2017)

(3) Foto bersama Sandy Marcella, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

(4) Foto bersama Amelia Luthfiany, Fakultas Teknik (2017)

(5) Foto bersama Aulya Sukma, Fakultas Kedokteran (2017)


59

Lampiran 3 : contoh kuesioner

KUESIONER

IDENTITAS
Fakultas : ..............................
Angkatan : ..............................

Analisis Nilai-Nilai Patriotisme di Kalangan Mahasiswa UPNVJ


No Pernyataan Ya Tidak Ragu
1. Apakah penting untuk memperingati hari-hari
besar kemerdekan Indonesia?
2. Apakah penting mengikuti kegiatan-kegiatan bela
negara?
3. Apakah penting memahami sejarah perjuangan
bangsa Indonesia?
4. Apakah anda tertib dalam melakukan kegiatan
upacara?
5. Apakah menurut anda mempelajari lagu-lagu
nasional itu penting?
6. Apakah menurut anda mempelajari tarian daerah
itu penting?
7. Apakah menurut anda penting untuk bertoleransi
antar suku, ras dan agama?
8. Apakah anda setuju dengan pernyataan bahwa
musyawarah harus dilakukan untuk mencapai
mufakat?
9. Apakah anda mematuhi norma dan peraturan
yang berlaku di kampus UPNVJ?
10. Apakah anda mengamalkan nilai-nilai pancasila
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di
UPNVJ?
11. Apakah menurut anda penting sikap saling
menghormati dan menghargai antar sesama ?
12. Jika ada salah satu teman anda yang melakukan
kecurangan, apakah anda akan menegurnya?
60

13. Apakah penting berfikir kritis dan kreatif?


14. Apakah anda mengolah informasi yang anda
dapatkan terlebih dahulu sebelum anda
menyebarluaskannya?
15. Apakah anda dapat menyelesaikan masalah yang
timbul dari dalam diri anda dengan baik?
16. Apakah menurut anda penting mempelajari mata
kuliah pancasila?
17. Apakah penting mengetahui berita mengenai
politik di Indonesia?
18. Apakah menurut anda penting untuk mengunjungi
tempat wisata bersejarah? (Museum,Monumen
nasional dll)
19. Apakah anda masih suka melanggar tata tertib
yang ditetapkan di UPNVJ? (merokok di area
kampus, membuang sampah sembarangan,
menggunakan pakaian yang tidak sesuai,
membully adik tingkat)
20. Apakah menurut anda, anda sudah menerapkan
nilai-nilai patriotisme dalam kehidupan sehari-
hari?

Anda mungkin juga menyukai