Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. BIOGRAFI AGUS SALIM


Haji Agus Salim lahir pada 8 Oktober 1884 di Kota Gadang, Sumatera Barat,
dengan nama Musyudul Haq yang berarti ‘pembela kebenaran’. Ayahnya yang
seorang jaksa di pengadilan Riau memungkinkan Haji Agus Salim untuk belajar di
sekolah dasar Belanda ELS (Europeese Lager School). Lulus pada 1897, dia
bertolak ke Batavia untuk masuk ke Hogere Burger School (HBS), sekolah lanjutan
yang sebenarnya hanya untuk orang-orang Eropa. Pada masa itu, sangat jarang
melihat anak pribumi masuk ke sekolah Eropa. Ia lulus dari HBS dengan nilai
paling tinggi di tingkat nasional, mengalahkan orang-orang Belanda saat berusia 19
tahun.
Beliau pun berniat melanjutkan ke sekolah dokter di Belanda. Namun,
permohonan beasiswanya tidak diluluskan pemerintah Belanda, sementara keluarga
beliau tidak memiliki uang. Baru setelah R.A. Kartini yang mendengar berita
mengenai Haji Agus Salim memberi rekomendasi, pemerintah Belanda pun
memberi beasiswa. Terlanjur merasa tersinggung, Agus Salim pun menolaknya.
Agus Salim memilih berangkat ke Jedah, Arab Saudi, untuk bekerja sebagai
penerjemah di konsulat Belanda di kota itu antara 1906-1911. Di sana, dia
memperdalam ilmu agama Islam dan mempelajari diplomasi. Beliau juga belajar
beragam bahasa, seperti Belanda, Inggris, Jerman, Prancis, Arab, Turki, dan
Jepang.
Pulang ke Indonesia, pada tahun 1915, Haji Agus Salim masuk ke dalam
Serikat Islam (SI) pada masa kepemimpinan H.O.S. Cokroaminoto. Dalam waktu
singkat, mereka menjadi kawan baik dan bekerja sama demi masa depan Indonesia.
Haji Agus Salim lantas dipercaya menggantikan Cokroaminoto di Volksraad pada
1922-1925. Di sini, beliau tak jarang bicara terbuka, keras, dan menantang. Seiring
bergesernya gaya perjuangan SI ke arah non kooperatif, Agus Salim mundur

1
dari Volksraad . Ia kemudian aktif di JIB (Jong Islamieten Bond) dan bekerja
sebagai jurnalis.
Agus Salim kemudian menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Ia bahkan termasuk dalam tim kecil perumus Pembukaan UUD
RI. Bersama Djajadiningrat dan Soepomo, ia juga menjadi penghalus bahasa dalam
penyusunan batang tubuh UUD 1945. Haji Agus Salim merupakan tokoh
pemberani yang pandai berargumentasi dengan cerdas sehingga Sukarno pun
memberinya julukan The Grand Old Man. Setelah kemerdekaan, Agus Salim
menjadi Menteri Luar Negeri pada beberapa kabinet.
Biodata singkat Agus Salim
 Tempat/TgI. Lahir: Kota Gadang, 8 Oktober 1884
 Tempat/Tgl. Wafat: jakarta, 4 November 1954
 SK Presiden: Keppres No. 657/Tahun 1961, Tgl. 27 Desember 1961
 Gelar: Pahlawan Nasional
Haji Agus Salim wafat dalam kesederhanaan pada 4 November 1954. Haji
Agus Salim adalah pahlawan pertama yang dimakamkan di Taman Makam
Pahlawan Kalibata.

B. LANDASAN TEORI
Analisis kepemimpinan berdasarkan multi indikator. Tipe kepemimpinan
seseorang dapat ditentukan berdasarkan indikator sebagai berikut: Persepsi seorang
pemimpin mengenai peranannya sebagai pemimpin. Persepsi adalah pandangan
seseorang tentang sesuatu objek yang didapatnya dari lingkungan dia berada. Cara
pandang ini akan mewarnai cara seseorang melihat peranannya sebagai pemimpin,
baik yang berkaitan dengan hubungan dengan bawahannya, bagaimana proses
pengambilan kepurusan yang dilakukannya, sejauhmana keterlibatan bawahan
dalam pengambilan keputusan.
Nilai-nilai yang dianut, nilai-nilai adalah suatu keyakinan yang dijunjung tinggi
dalam berprilaku. Nilai-nilai berhubungan dengan pandangan seseorang tentang

2
baik dan buruk, benar dan salah. Nilai-nilai akan terus melekat pada orang tersebut.
Sikap-sikap adalah kecenderungan seseorang untuk berbuat. Sikap ini ada yang
bersifat positif tetapi ada yang bersifat negatif. Perilaku-perilaku adalah suatu
tindakan seseorang ditampilkan seseorang sebagai respons terhadap stimulus yang
diterimanya. Dalam hal ini bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain
dalam kehidupan organisasional. Hal ini sebagai dasar untuk dapat memahami
karekteristik yang dimiliki oleh seorang sebagai wahana untuk menjalankan
kepemimpinannya.
Adapun sifat-sifat ideal tersebut antara lain dapat dilihat sebagai berikut:
Pengetahuan umum yang luas, kemampuan bertumbuh kembang, sifat yang
inkusitif, kemampuan analitik, daya ingat yang kuat, kapasitaf integratif,
keterampilan berkomunikasi secara efektif, keterampilan mendidik, rasionalitas,
pragmatisme, kemampuan menentukan peringkat prioritas, kemampuan
membedakan yang urgen dan yang penting, naluri tepat waktu, rasa kohesi yang
tinggi, rasa relevasi yang tinggi, menjadi pendengan yang baik, fleksibilitas,
ketegasan, keberanian, orientasi masa depan, sikap yang antisipatif dan proaktif.
Fungsi dan Tipe kepemimpinan, ada tiga pola dasar kepemimpinan yang yaitu:
gaya mengutamakan pelaksanaan tugas, gaya mengutanakan kerja sama, gaya
mengutamakan hasil.
Ada tiga tipe utama dalam kepemimpinan antara lain:
1. Tipe kepemimpinan otoriter
Dalam tipe ini menempatkan kekuasaan pada seseorang atau sekelompok
kecil orang yang bertindak sebagai penguasa.
2. Tipe kepemimpinan bebas (leissez faire)
Dalam tipe ini pemimpin tidak melaksanakan fungsinya dalam
menggerakkab orang-orang yang dipimpin.
3. Kepemimpinan Demokratis

3
Kepemimpinan ini bersifat aktif, dinamis, dan terarah. Aktif dalam
menggerakkan dan memotivasi. Dinamis dalam mengembangkan dan
memajukan organisasi.
Sifat seorang pemimpin yang berdasarkan kepemimpinan Rasullah SAW.
1. Sidik yang berarti seorang pemimpin itu mempunyai sifat kejujuran dalam
dirinya. Tidak berbohong atau berdusta terhadap anggotanya, maupun
masyarakat yang dipimpin.
2. Amanah yang berarti seorang pemimpin itu haruslah seorang yang dapat
dipercaya dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin.
3. Tabligh yang berarti dapat menyampaikan, tidak menyembunyikan yang
berkaitan dengan kepentingan bersama dan umat.
4. Amanah, seorang pemimoin harusnya memilki intelektual yang baik,
mempunyai kemampuan dalam memimpin, mempunyai kecakapan terkait
kepemimpinan dan menguasai dalam bidangnya agar dapat memimpin
dengan baik, mempunyai ide-ide yang bagus untuk memajukan masyarakat
yang dipimpinnya.
Ciri pemimpin islam terdiri menjadi 4 yaitu:
1. Setia, pemimpin dan orang yang dipimoin terkait kesetiaan dengan Allah
SWT.
2. Tujuan, pemimpin dapat melihat, memiliki dan mampu mencapai tujuan
dalam sebuah organisasi.
3. Berpegang teguh pada syariat dan akhlakul islam.
4. Mengemban amanah.
Adapun prinsip-prinsip dasar operasional kepemimpinan islam yaitu:
1. Musyawarah
Musyawarah adalah prinsip pertama dalam kepemimpinan islam, islam
sendiri sangat menganjurkan untuk melakukan musyawarah dalam
menyelesaikan sesuatu.
2. Adil

4
Pemimpin seharusnya memperlakukan manusia secara adil dan tidak berat
sebelah, lepas dari suku bangsa, warna kulit, keturunan dan agama.
3. Kebebasan berfikir
Pemimpin hendaklah berjuang menciptakan suasana kebebasan berfikir dan
pertukaran gagasan yang sehat.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. HASIL ANALISIS
Berdasarkan analisis dan pemikiran kelompok kami, kepemimpinan Haji Agus
Salim cenderung bersifat demokratis, hal ini ditunjukkan dengan sikapnya yang
selalu memberikan kesempatan kepada anggota untuk mengeluarkan pendaptanya,
ide-idenya. Beliau lebih mengutamakan azas kemusyawaratan dalam membahas
suatu masalah. Tidak hanya itu saja, meskipun beliau memiliki intelektual yang
tinggi beliau tidak suka menggurui dalam suatu majlis, sebaliknya sebagai seorang
mentor beliau sangat menyenangkan, ramah, dan lebih senang membimbing
daripada menggurui. Sebagai seorang pemimpin beliau mempunyai jiwa
kepemimpinan yang bagus, dan juga memimpin dengan dasar agama yaitu agama
islam.
Haji Agus Salim memiliki empat sifat pemimpin yang dicontohkan oleh
Rasullah SAW, yaitu sidiq, amanah, tabligh, dan fathonah. Banyak bahasa asing
yang beliau kuasai, kemampuannya dalam berpendapatpun tak perlu diragukan.
Selain itu beliau juga merupakan seorang pendebat yang kritis.
Ketaatannya pada ajaran islam menjadikannya masuk dalam serikat islam, akan
tetapi beliau keluar dikarenakan serikat islam saat itu sudah tidak lagi bersifat
koperatif. Dalam menjalankan kepemimpinannya beliau menggunakan prinsip-
prinsip dasar operasional secara islami seperti dengan bermusyawarah, adil, dan
menghargai kebebasan berfikir.
Sebagai seorang pemimpin beliau tidak mengutamakan kepentingan pribadinya,
karena dalam pikirannya bukan bagaimana kehidupan mereka. Beliau adalah seorang
pemimpin yang sangat sederhana, bahkan bisa dikatakan miskin. Karena
kesederhanaanya itulah beliau tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap dan
layak. Akan tetapi semua itu tidak menjadikannya mengeluh, sedih, atau sebagainya,
beliau menerima semua itu dengan ikhlas begitu juga dengan istri dan anak-anaknya.
Bahkan karena kesederhanaanya itu atau bisa dikatakan miskin beliau sampai

6
mengkafani anaknya dengan taplak meja dan kelambu. Hingga akhir hayatnya beliau
tetap dalam kesederhaan.
Sikapnya yang rendah hati, bijaksana, demokratis, sederhana patut untuk kita
teladani sebagai generasi muda, agar lahir Agus Salim Agus Salim yang lain. Karena
kebanyakan sekarang pemimpin lebih sering mengutamakan kebutuhan pribadinya
dari pada masyarakat. Apabila banyak generasi muda sekarang seperti Agus Salim
maka bisa jadi negara ini akan semakin maju.

B. HASIL ANALISIS INDIVIDU


1. Nur ‘Aini Zulfa
Bapak agus salim adalah orang yang sangat karitis, dia meminpin dengan
sangat rendah hati, dia tidak pernah malau akan keadaan nya, dengan tidak
memiliki rumah yang menetap. Ada satu contoh keteladan Agus Salim. Suatu
ketika ia ditawari menjadi Ketua Umum Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).
Dalam surat tertanggal 26 Maret 1950 kepada Zein Arief, ia menolak tawaran
tersebut. Tanpa menafikan signifikansi partai politik dalam demokrasi, Salim
cemas terhadap kehidupan berpartai yang salah arah dan terlampau gaduh pada
saat itu. Kabinet gonta-ganti. Belum genap lima tahun merdeka, ada satu
kementrian yang sudah ganti menteri sampai enam kali. sialnya, dalam bahasa
Agus Salim, para menteri diangkat "tidak dengan memandang pelajaran,
kecakapan, dan pengalaman yang lalu". Kita Ingat, PSSI bukan partai gurem.
Pada Pemilihan Umum tahun 1955, partai ini meraih delapan kursi ada di
peringkat kelima. Agus Salim menolak tawaran itu, wangi kekuasaan tak
membuatnya bertekuk lutut.
Dalam ulasan di atas Bapak Agus salim Sangat memperdulikan
bagaimana nasib bangsa dan kesejahteraan orang banyak, ia tidak berfikir
sedikitpun tentang bagaimana dia akan hidup nanti. Dalam sebuah acara
Himpunan Mahasiswa Islam, Natsir mengisahkan satu hal tentang Agus Salim.
Ketika sulit memperoleh jalan keluar dari sebuah permasalahan, para pengurus

7
JIB berpaling ke Agus Salim. Di depan orang tua itu, mereka memaparkan
permasalahan. Setelah menyimak dengan cermat, giliran Salim berbicara panjang-
lebar, dari semua aspek tapi tak menyinggung soal solusi.
Kemudia seorang pengurus JIB angkat menyela: tapi mana jawabannya? Agus
Salim menjawab, "Jawab permasalahan itu ada pada saudara-saudara karena ini
persoalan generasi saudara-saudara, bukan persoalan saya. Lihat anak saya
(sambil menunjuk anaknya yang masih kecil). Jikalau saya menggendongnya
terus, kapan ia berjalan? Biarlah ia mencoba berjalan. Terjatuh, tetapi ia akan
beroleh pengalaman dari situ" (Ridwan Saidi, 1984).
Dia adalah pemimpin yang menggerakkan, bukan selalu menuntuk dan
menatih, ia menetapkan kepemimpinan yang demokratis dengan cara, semua
anggotanya harus bisa berfikir kritis dan bisa selalu mengutarakan bagaimana
pendapat mereka tentang suatu hal, bukan hanya menunggu dari atasan atau
berdiam diri. Dalam konteks politik, Haji Agus Salim pernah terlibat dalam
situasi yang pelik. Intrik dan konflik internal melanda Sarikat Islam- Partai Sarikat
Islam, ketika ia menjabat dalam struktur kepengurusan pusat. Hal ini akibat
infiltrasi yang dilakukan Partai Komunis Indonesia. Ia selesaikan konflik dalam
partai dengan cara yang beradab: adu argumen dan debat terbuka. Akhirnya,
disiplin partai diterapkan. Mereka yang komunis tersingkir, purifikasi ideologi
dilakukan dengan mantap. Meski menghendaki Islam sebagai dasar negara, Haji
Agus Salim tidak bertindak agresif. Dengan kepala dingin, ia menjadi penengah
kubu nasionalis dan kubu Islamis dalam Panitia Sembilan saat rumuskan dasar
negara.
Dia memiliki kemampuan untuk mengatur emosinya, dia bisa menjadi
penengah tanpa memberikan tuntukan akan apa yang ia inginkan, dia berusaha
memeberikan ke adilan akan semua yang memberikan pendapat, dia bersifat
demokratis. Diakui lawan politiknya, Willem Schermerhorn, hanya satu
kelemahan Haji Agus Salim, yaitu “selama hidupnya selalu melarat dan miskin”.
Deliar Noer, sejarawan Indonesia menguatkan pendapat ini: “Sampai akhir

8
hayatnya, salim tak pernah hidup mewah, tidak mengeluh dengan keadaan dan
tanpa mengurangi gairah perjuangan.” Bagaimana tidak? Sampai akhir hayatnya,
ia tak memiliki rumah tinggal yang tetap. Tanpa lelah dan keluh kesah, ia, istri,
dan ketujuh anaknya berkali-kali pindah rumah kontrakan, sempat ia hanya
mampu mengontrak satu kamar saja. Saat anaknya meninggal, ia bahkan tak
memiliki uang guna membeli kafan. Ia cuci taplak meja dan kelambu untuk
mengkafani anaknya.
Leiden is Lidjen, Memimpin adalah Menderita. Demikian keteladanan
yang Haji Agus Salim ajarkan dengan tindakan. Bukan semata lewat spanduk dan
iklan. Apalagi pencitraan murahan yang jadi bahan cemooh dan ejekan. Dia tidak
pernah tergoda dengan harta, itu di buktikannya dengan seumur hidupnya dengan
keadaan menengah kebawah bahkan bisa di kategorikan melarat. Cemooh yang ia
dapat dari banyak pihak tidak pernah di perdulikan, ini memebuktikan bahwa ia
adalah seseorang yang memiliki prinsip yang tidak mudah goyah hanya dengan
cemooh yang ia dapat.
Menurut Hamka manusia seperti Haji Agus Salim jarang dilahirkan ke
dunia. Dalam masa 100 tahun paling banyak manusia seperti ini dilahirkan hanya
satu orang di Indonesia. Dia menguasai hampir seluruh bidang ilmu. Dalam
dirinya, tubuhnya yang kecil itu, tersimpan energi yang menyinari kepribadiannya
sebagai pemimpin yang berkarakter kuat dan dalam ilmunya. Ia tak hanya dikenal
sebagai ahli agama Islam dan politikus ulung, tetapi juga dikenal sebagai filosof,
ahli sejarah, ahli astronomi, pemikir dan sekaligus praktisi pendidikan dan
menguasai banyak bahasa asing, termasuk ‘bahasa kuda dan kambing.
Kecerdasan nya dia akui banyak orang, hingga berpendapat bahwa orang
seperti dia hanya ada 1 setiap 100 th sekali. Kemampuan dia dalam menguasi
berbagai ilmu membuat dia tidak pernah merasa sombong atu memanfaatkan
kecerdasan nya untuk mencari hatra yang banyak untuk dirinya. Keperdulian nya
yang sangat besar terhadap negara membuat dia selalu memberikan yang terbaik

9
pada kelompoknya, yang bertujuan agar Indonesia mampu menjadi negara yang
lebih baik.
Dari beberapa uraian diatas Bapak Agus Salim memiliki jiwa
kepemimpinan yang berasal dari dirinya, dan didukung dengan linggukungan.
Dari mulai kecerdasan, kesabaran, rendah hatinya, Jiwa nasionalismenya, dan
regiliusnya, telah diakui dan mamu menjadi pemimpin yang mampu di contoh
banyak orang.

2. Zhafira Riz Gusningtyas


Pandangan Agus Salim mengenai Islam dan negara ini memunculkan
debat hangat para politikus ditahun 1990an ketika agam dan negara menjadi
masalah yang bis membangkitkan emosi bagi para politikus di Indonesia. Dalam
debat dengan Bung Karno yang mengobarkan cinta Tanah Air sebagai tenaga
menuju kemerdekaan Indonesia, Agus Salim menjawab, “ Ya boleh saja
nasionalis cinta Tanah Air, tetapi ingat Hitler yang akhirnya menghancurkan
kemanusiaan. Nasionalis itu baik, tapi kalau agak menyimpang itu berbahaya.
Pada titik ini keislaman Agus Salim kaluar. Ia tidak menolak nasionalisme untuk
mengembangkan rasa cinta Tanah Air, tetapi semua ini perlu dilaksanakan dalam
kerangka tujuan perjuangan yang lebih agung. Ia meletakkan perjuangan
kemerdekaan dan pembentukan negara merdeka itu sebagai pengabdian dan
ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Seluruh hidup kita, seluruh perbuatan kita,
seluruh langkah kita, dan seluruh mati kita adalah bagi Allah semata.
Dalam pembahasan diatas, menurut saya Agus salim sangatlah berjiwa
nasionalisme, akan tetapi ia juga tetap menjalankan kewajiabannya sebagai
seorang muslim yang selalu taat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Buktinya adalah
Agus Salim menjadi ketua dalam Serikat Islam, beliau adalah orang yang selalu
hidup sederhana, baginya hanya ketaatan dan kebijaksanaannya lah yang paling
utama bukan harta yang akan dibawa nya ke akherat.

10
3. Triyanti
Sebagai seorang pemimpin Haji Agus Salim adalah sosok yang sangat
kompeten, hal ini dibuktikan dengan kemampuannya dalam menguasai beberapa
bahas asing dan menjadi lulusan terbaik selama sekolah. Apabila mengacu pada
ciri kepemimpinan Islam, menurut saya Haji Agus Salim telah memenuhi semua
kriteria yang ada, dia memiliki kesetian pada Allah SWT hal ini ditujukkan ketika
dia memimpin Serika Islam, dia memimpin berdasarkan dengan aturan agama
yang telah ditetapkan oleh Allah. Dalam hal tujuan beliau lebih mengutamakan
kepentingan organisasi bukan kelompok, beliau dengan ikhlas hidup dalam
kesederhanaan sampai akhri hayatnya, bahkan untuk membeli kain kafan
anaknypun beliau tidak sanggup hingga akhirnya beliau mencuci kain taplak meja
dan kelambu untuk mengkafani jenazah anaknya yang telah meninggal. Dalam hal
berperang tegug pada syariat dan akhlak islam sangat jelas dimiliki oleh Haji
Agus Salim. Selain itu beliau juga seorang pemimpin yang amanah, di
memperhatikan rakyatnya, anggotanya, bersikap terbuka.
Menurut saya beliau adalah seorang tokoh pemimpin yang memimpin
dengan gaya demikratis dan memiliki sifat demokratis, memberikan kebebasan
berpendapat terhadap anggota yang dipimpinnya.menghargai setiap pendapat,
bahkan dalam suatu rapat beliau menyampaikan pendapatnya dengan tidak
menyinggung perasaan orang lain.
Menurut saya sifat kepemimpinan Haji Agus Salim sudah ada sejak
beliau masih kecil dan didukung dengan lingkungan yang mendukung, beliau
memiliki kemampuan intelektual yang tinggi, selain menguasai beberapa bahasa
asing, belaiu juga seorang pendebat yang kritis. Meskipun Haji Agus Salim adalah
orang yang mempunayi intelektual yang tinggi beliau tidak menggurui, beliau
merupakan mentor yang menyenangkan, ramah, menggugah dan membimbing.
Hal ini ditunjukkan ketika bermusyawarah selalu menyerahkan kesimpulan
kepada masing-masing lawan bicara.

11
Jika kita melihat dari sifat pemimpin berdasarkan nilai islami yang sesuai
dengan kepemimpinan Rosullah SAW, beliau memiliki empat sifat yang menjadi
ciri khas pemimpin islam yaitu sidik, amanah, tablig, dan fathanah. Selain itu
dalam menjalankan kepemimpinannya beliau berpegang pada prinsip-prinsip
dasar operasional kepemimpinan islam diantaranya, beliau sering mengadakan
musyawarah, bersikap adil terhadap anggota, dan menghargai kebebasan dalam
berfikir, hal ini ditunjukkan ketika dalam suatu musyawarah beliau memberikan
kesempatan pada peserta untuk berpendapat, dan tak jarang eliau juga
menyerahkan kesimpulan hasil musyawarah terhadap anggota rapat itu sendiri.
Sebagai seorang pemimpin Haji Agus Salim sangat baik untuk
diteladani, kesabarannya, kebaikannya, kepintarannya, serta pengorbanannya
selama ini. Sebagai pemimpin beliau tidak memikirkan kehidupan pribadinya,
tidak mementingkan kemewahan untuk kehidupan pribadinya, kesederhanaannya
patut diteladani oleh masyarakat dan generasi muda seperti sekarang ini.

4. Ulfah Nur Faidah


Dalam artikel yang memuat biografi dari Haji Agus Salim tersebut dapat
dilihat bahwa beliau merupakan sosok pemimpin yang tegas dan rendah hati. Sifat
kepemimpinannya itu diperoleh dari bakat yang dibawanya sejak lahir dan
merupakan pengaruh lingkungan pula. Dimana hal ini merupakan salah satu dari
teori kepemimpinan yaitu teori Ekologik yang menyatakan bahwa seseorang dapat
menjadi pemimpin dengan baik manakala mempunyai bakat untuk itu (faktor
genetik). Kemudian bakat tersebut dikembangkan dengan pendidikan, latihan dan
pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya.
Dalam hal ini Haji Agus Salim merupakan sosok pemimpin yang
memiliki hal tersebut. Selain itu beliau juga memiliki fungsi kepemiminan yang
menonjol yaitu fungsi keteladanan, dimana pemimpin dapat bersikap dan
berperilaku baik, sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan
organisasinya. Hal ini ditunjukan dengan kepimpinannya dalam Serikat Islam

12
yang mana beliau didaulat menjadi salah satu panutan yang berpengaruh dalam
organisasi tersebut, serta dengan menjadi pengurus dalam Serikat Islam juga
merupakan salah satu bukti kesetiaannya kepada Allah SWT dengan cara
menggerakan organisasi tersebut sesuai dengan ajaran Allah SWT.
Selain itu beliau juga merupakan Bapak Pramuka Indonesia yang mana
dalam organisasi ini mengajarkan anggotanya untuk dapat bersikap baik sesuai
dengan norma yang berlaku di lingkungannya dan dapat hidup atau bersikap
sederhana serta rendah hati. Melalui hal-hal tersebutlah dapat terlihat bagaimana
cerminan beliau dalam kehidupannya sehari-hari serta bagimana sikap beliau
sebagai pemimpin.

5. Umu Maflihah
Dalam artikel yang memuat biografi Agus Salim merupakan pemimpin
yang cerdas, dibuktikan dengan beliau mampu menguasai bahasa asing yaitu
diantaranya Belanda, Inggris, Jepang, Turki, Prancis, Jerman dan Latin. Menurut
saya beliau juga orang yang beriman.
Beliau juga merupakan orang yang rendah hati dalam kepemimpinannya.
Dibuktikan dengan beliau walaupun mempunyai gaji yang tinggi pada masa itu
beliau tetap hidup sederhana.

13
KESIMPULAN
Haji Agus Salim adalah sa;ah satu tokoh pemimpin yang perlu kita teladani,
sifatnya yang rendah hati, sederhana, dan demokratis dalam memimpin sangatpatut
dicontoh oleh para generasi muda sekarang yang kebanyakan hanya memimpin untuk
kepentingan pribadi dan golongan. Sebagai seorang pemimpin beliau lebih
mementingkat kesejahteraan anggotanya daripada kepentingan pribadi, hal ini
dibuktikan dengan meskipun dia seorang pemimpin tersohor tetapi dia tidak mempunyai
tempat tinggal yang tetap dan jauh dari kata mewah, beliau sampai menggunakan taplak
meja dan kelambu untuk mengkafani jenazah anaknya, bahkan sampai akhir khayatnya
beliau hidup dalam kesederhaan bahkan bisa dikatakan hidup dalam kemiskinan. Akan
tetapi semua itu tidak membuatnya putus asa, semua dijalani dengan penuh keikhlasan
dan kesabaran.
Tiidak hanya itu, sebagai seorang pemimpin beliau sangat menghargai pendapat
orang lain, memberikan kesempatan kepada anggota untuk berpendapat, bahkan sebagai
seorang guru yang mempunyai intelektualitas tinggi beliau tidak menggurui, bahkan tak
jarang beliau meminta anggotanya untuk menyimpulkan hasil rapat.
Dalam segi kepemimpinan islam beliau telah memenuhi beberapa kriteria seperti
sifat yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin dalam perspektif islam seperti yang
diajarkan oleh Rasullah SAW. Beliau juga menggunakan prinsip-prinsip dasar
operasional dalam pelaksanaan kepemimpinannya.

14
DAFTAR PUSTAKA
https://aliktahassa.wordpress.com/2014/11/15/leiden-is-lidjen-memimpin-adalah-
menderita-teladan-kepemimpinan-haji-agus-salim/
https://www.pahlawanindonesia.com/biografi-pahlawan-haji-agus-salim/
http://www.rmol.co/read/2014/09/16/172248/Haji-Agus-Salim-harus-Diteladani-
Pemimpin-Masa-Kini-

15

Anda mungkin juga menyukai