DISUSUN OLEH :
SINTIA
M. FADIL
MUHAMMAD RAFI
KELOMPOK : 5
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Ir.H.M.Syarif,M.S.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Laporan
Penelitian ini dengan tepat pada waktunya yang berjudul Laporan penelitian pengenalan
ekosistem taman hutan kota Muhammad Sabki Mayang kota Jambi.
Laporan penelitian ini berisikan tentang informasi kegiatan yang telah dilakukan pada
hasil pengamatan lapangan yang telah berjalan dengan kurun waktu yang cukup singkat yaitu Di
hutan kota Mayang Muhammad Sabki kota Jambi.
Kami menyadari bahwa Laporan penelitian ini masih sangat jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun akan selalu kami
harapkan demi terciptanya kesempurnaan Laporan Penelitian ini yang akan dibuat selanjutnya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan Laporan penelitian ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan yang maha
kuasa senantiasa menolong dalam segala usaha kita. Amin.
Penyusun
BAB 1 PENDAHULUAN
Hutan adalah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati
yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya
tidak dapat dipisahkan. Ekologi hutan adalah cabang dari ekologi yang khusus mempelajari
ekosistem hutan. Hutan dipandang sebagai suatu ekosistem karena hubungan antara masyarakat
tumbuh-tumbuhan pembentuk hutan dengan binatang liar dan alam lingkungannya sangat erat.
Hutan dipandang sebagai suatu ekosistem adalah sangat tepat, mengingat hutan itu dibentuk atau
disusun oleh banyak komponen yang masing-masing komponen tidak bisa berdiri sendiri, tidak
Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi
masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui
budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan.Hutan sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan
hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah
tempat bertumbuhnya berjuta tanaman.Sedangkan hutan sebagai fungsi ekosistem hutan sangat
berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup
berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya
pemanasan global.
Ekologi hutan adalah cabang ekologi yang khusus mempelajari masyarakat atau ekosistem
hutan. Hutan dapat dipelajaridari segi autekologi dan synekologi. Autekologi mempelajari
ekologi suatu jenis pohon atau pengaruh sesuatu faktor lingkungan terhadap hidup atau
tumuhnya satu atau lebih jenis-jenis pohon. Sifat penyelidikanya mendekati fisiologi tumbuh-
tumbuhan. Synekologi mempelajari hutan sebagai masyarakat atau ekositem misalnya penelitian
tentang pengaruh keadaan tempat tmbuh terhadap komposisi dan produksi hutan.(Soemarwoto,
Otto. 1997)
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan
yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara
makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air, kelembapan,
cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan
organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi
Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani
yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang
Analisis vegetasi hutan merupakan studi untuk mengetahui komposisi dan struktur hutan.
Kegiatan analisis vegetasi pada dasarnya ada dua macam metode dengan petak dan tanpa petak.
Salah satu metode dengan petak yang banyak digunakan adalah kombinasi antara metode jalur
(untuk risalah pohon) dengan metode garis petak (untuk risalah permudaan) (Latifah, 2005).
Hal yang demikian itu menyebabkan kelimpahan relatif suatu spesies dapat
bahkan dapat memberikan pengaruh pada keseimbangan sistem dan akhirnya akan
Struktur komunitas tumbuhan memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif. Dengan demikian,
dalam deskripsi struktur komunitas tumbuhan dapat dilakukan secara kualitatif dengan
parameter kualitatif atau secara kuantitatif dengan parameter kuantitatif. Namun persoalan
yang sangat penting dalam analisis komunitas adalah bagaimana cara mendapatkan data terutama
data kuantitatif dari semua spesies tumbuhan yang menyusun komunitas, parameter
kuantitatif dan kualitatif apa saja yang diperlukan, penyajian data, dan interpretasi data, agar
dapat mengemukakan komposisi floristik serta sifat-sifat komunitas tumbuhan secara utuh dan
menyeluruh.
BAB III METODE PENELITIAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Komponen Biotik pada Kawasan Hutan Kota.
a. Komponen Biotik
No. Jenis Jumlah Peranan Tropik Level
Sub – Individu Organisme
Petak
1 Flora :
1. Akasia 1 Produsen Tropik I
2. Kacang-kacang 2 Produsen Tropik I
3. putat 3 Produsen Tropik I
Tropik I
4. Paku – pakuan - Produsen
Tropik I
5. Rumput - Produsen Tropik I
6. Gaharu 2 Produsen Tropik I
7. karet 2 Produsen Tropik I
Fauna :
1. Semut - Konsumen Tropik II
2. Jangkrik Konsumen Tropik II
1
2 Flora :
1. jengkol 2 Produsen Tropik I
2. Meranti 2 Produsen Tropik I
3. Petai 3 Produsen Tropik I
4. Paku – pakuan - Produsen Tropik I
5. Rumput - Produsen Tropik I
6. Karet 3 Produsen Tropik I
7. Kandis 2 Produsen Tropik I
8. Pinang hutan 1 Produsen Tropik I
Fauna :
1. Semut Konsumen Tropik II
2. Kupu-kupu Konsumen Tropik II
3. Lebah Konsumen Tropik II
3 Flora :
1. Akasia 1 Produsen Tropik I
2. karet 2 Produsen Tropik I
3. medang 1 Produsen Tropik I
4. palem merah 2 Produsen Tropik I
5. Rumput - Produsen Tropik I
6. Jelutung 1 Prosuden Tropik I
7. bulian 1 Produsen Tropik I
Fauna :
1. Capung 1 Konsumen Tropik II
2. Kecoa 1 Konsumen Tropik II
3. Belalang 1 Konsumen Tropik II
4. kukang 3 Konsumen Tropik II
4 Flora :
1. Terap 2 Produsen Tropik I
2. Medang 2 Produsen Tropik I
3. Gaharu - Produsen Tropik I
4. Jambu-Jambu - Produsen Tropik I
5. Meranti 1 Produsen Tropik I
6. Rumput - Produsen Tropik I
Fauna :
1. Kupu – kupu 1 Konsumen Tropik II
2. Belalang 2 Konsumen Tropik II
3. Lebah 3 Konsumen Tropik II
4. Semut - Konsumen Tropik II
5. kakatua 2 Konsumen Tropik II
5 Flora :
1. Akasia 2 Produsen Tropik I
2. Karet 1 Produsen Tropik I
3. Medang 1 Produsen Tropik I
4. Pinang Hutan 1 Produsen Tropik I
5. Kandis 2 Produsen Tropik I
6. Rumput - Produsen Tropik I
Fauna :
1. Semut - Konsumen Tropik II
2. Laba – laba 1 Konsumen Tropik II
3. Beo 2 Konsumen Tropik II
4. Merak 1 Konsumen Tropik II
5. Kupu-kupu 1 Konsumen Tropik II
6 Flora :
1. Jengkol 2 Produsen Tropik I
2. Karet 1 Produsen Tropik I
3. Putut 2 Produsen Tropik I
4. Rumput - Produsen Tropik I
5. Gahara 2 Produsen Tropik I
Fauna :
1. Semut - Konsumen Tropik II
7 Flora :
1. Jambu-Jambu 3 Produsen Tropik I
2. Terap 1 Produsen Tropik I
3. Bulian 2 Produsen Tropik I
4. Palem merah 4 Produsen Tropik I
5. Rumput - Produsen Tropik I
6. Petai 1 Produsen Tropik I
Fauna :
1. Semut - Konsumen Tropik II
2. Jangkrik 2 Konsumen Tropik II
3. Kupu – kupu 1 Konsumen Tropik II
4. Love bird 2 Konsumen Tropik II
5. Parkit 2 Konsumen Tropik II
6. capung 1 Konsumen Tropik II
8 Flora :
1. Medang 3 Produsen Tropik I
2. Karet 1 Produsen Tropik I
3. Bulian 3 Produsen Tropik I
4. Meranti 2 Produsen Tropik I
5. Gaharu 1 Produsen Tropik I
6. Akasia 1 Produsen Tropik I
7. Rumput - Produsen Tropik I
Fauna :
1.Semut - Konsumen Tropik II
2. Jangkrik 1 Konsumen Tropik II
3. Kukang 3 Konsumen Tropik II
4.love bird 2 Konsumen Tropik II
9 Flora :
1. Akasia 1 Produsen Tropik I
2. Medang 5 Produsen Tropik I
3. Jelutung 1 Produsen Tropik I
4. Paku – pakuan - Produsen Tropik I
5. Rumput - Produsen Tropik I
Fauna :
1. Semut - Konsumen Tropik II
10 Flora :
1. Medang 1 Produsen Tropik I
2. Kacang-Kacang 2 Produsen Tropik I
3. Terap 2 Produsen Tropik I
4. Putat 2 Produsen Tropik I
5. Paku – pakuan - Produsen Tropik I
6. Rumput - Produsen Tropik I
Fauna :
1. Semut - Konsumen Tropik II
11 Flora :
1. Akasia 5 Produsen Tropik I
2. Petai 3 Produsen Tropik I
3. Meranti 1 Produsen Tropik I
4. Kandis 1 Produsen Tropik I
5. Jambu - jambuan Produsen Tropik I
6. Pinang Hutan 1 Produsen Tropik I
7. Palem merah - Produsen Tropik I
8. Paku – pakuan - Produsen Tropik I
9. Rumput Produsen Tropik I
Fauna :
1. Semut - Konsumen Tropik II
2. Jangkrik 1 Konsumen Tropik II
3. Belalang 1 Konsumen Tropik II
4. Capung 1 Konsumen Tropik II
5. Lebah 2 Konsumen Tropik II
12 Flora :
1. Jelutung 2 Produsen Tropik I
2. Kacang-kacang 3 Produsen Tropik I
3. Karet 2 Produsen Tropik I
4. Kandis 1 Produsen Tropik I
5. Rumput - Produsen Tropik I
Fauna :
1. Semut - Konsumen Tropik II
2. Kukang 1 Konsumen Tropik II
3. Parkit 2 Konsumen Tropik II
4. Love bird 3 Konsumen Tropik II
5. Kakatua 1 Konsumen Tropik II
6. merak 1 Konsumen Tropik II
b. Komponen Abiotik
Suhu : 30.4°C
Intensitas cahaya : 72%
Jenis tanah : Gambut
pH tanah : 5 ( asam )
1.2 Pembahasan
Mempelajari ekologi hutan merupakan kegiatan manusia secara menyeluruh dengan
tujuan mengarahkan atau memelihara ekosistem hutan dalam keadaan yang memungkinkan
untuk selalu bisa dijadikan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan manusia sepanjang masa atau
sebagai sarana pariwisata alam. Mengingat hutan merupakan suatu ekosistem, dan setiap
ekosistem apapun bentuknya dibentuk oleh banyak komponen hayati maupun komponen non
hayati, maka semua informasi tentang masing-masing komponen sangat penting, dan untuk itu
diperlukan bidang ilmu yang relevan terhadap kajian komponen ekosistem (Soerianegara, dan
Indrawan, A.1988).
Dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap ekosistem hutan di Taman hutan kota
mayang Muhammad sabki kota jambi terdapat banyak organisme yang ditemukan, mulai dari
tingkat produsen, konsumenI, maupun konsumen II. Banyaknya jenis organisme yang
terdapat pada ekosistem hutan lebih beragam dibandingkan dengan ekosistem padang rumput
atau ekosistem lainnya. Hal ini dikarenakan aspek biotik dan abiotik dari masing-masing
ekosistem. Dari aspek biotik pada ekosistem hutan lebih banyak terdapat tumbuh-tumbuhan, baik
pohon maupun berbagai jenis ilalang atau rerumputan, dibandingkan daripada ekosistem padang
rumput misalnya dimana dominan yang terdapat tumbuhan ilalang dan rerumputan.
Namun dalam hal ini, hanya hewan-hewan kecil saja yang dibiarkan lepas atau dengan
kata lain hewan tersebut bukan hewan yang dipelihara disana, berbeda dengan hewan-hewan
seperti burung, kukang, merak dll. Hewan-hewan tersebut rutin diberi makan oleh petugas dan
dipelihara ddalam kandang.
Dari aspek abiotik pada ekosistem hutan juga merupakan faktor penting yang
mempengaruhi jenis organisme yang hidup di dalamnya, baik dari suhu, intensitas cahaya,
ketinggian tempat, jenis tanah, pH tanah, kesuburan tanah, kelembaban, kemiringan, curah
hujan, dan warna tanah. Komponen abiotik ini sangat menentukan kelangsungan hidup suatu
ekosistem, karena sangat mempengaruhi proses-proses biologis, kimia, maupun fisik pada
ekosistem tersebut.
Tiap-tiap organisme yang terdapat pada kedua ekosistem mempunyai peranannya
masing-masing. Hal ini sesuai dengan pernyataan Indriyanto (2006) yang menyatakan bahwa
komponen ekosistem yang lengkap harus mencakup produsen, konsumen, pengurai, dan
komponen abiotik. Sebagai produsen adalah tumbuhan hijau yang merupakan satu-satunya
komponen ekosistem yang dapat mengikat energi matahari secara langsung dan diubah menjadi
energi kimia dalam proses fotosintesis. Konsumen yang mengkonsumsi energi yang dihasilkan
oleh produsen yang dibedakan menjadi makrokonsumen (herbivora, karnivora tingkat I, tingkat
II, dan top-karnivora) dan mikrokonsumen (pengurai) yakni organisme perombak bahan dari
organisme yang telah mati melalui proses immobilisasi dan mineralisasi sehingaa menjadi unsure
hara yang siap dimanfaatkan oleh produsen.
Sedangkan untuk suhu di dalam pengenalan ekosistem hutan tersebut terdapat seperti
pada hasil yang dimana suhu nya mencapai 31,1 0 C , dengan intensitas cahaya 72 %, dan dengan
jenis tanah nya merupakan jenis tanah gambut dan memiliki pH 5 (asam).
Semua komponen abiotik ini dipengaruhi oleh komponen-komponen biotik pada kawasan
hutan tersebut. Baik dari komponen produsen (flora) dan komponen konsumen (fauna).
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum Pengenalan Ekosistem Hutan adalah:
1. Banyaknya jenis organisme yang terdapat pada ekosistem hutan lebih beragam
dibandingkan dengan ekosistem padang rumput.
2. .Komponen abiotik sangat menentukan kelangsungan hidup suatu ekosistem, karena
sangat mempengaruhi proses-proses biologis, kimia, maupun fisik pada masing-masing
ekosistem tersebut.
3. Yang termasuk ke dalam komponen abiotik adalah suhu, intensitas cahaya, ketinggian
tempat, jenis tanah, pH tanah, kesuburan tanah, kelembaban, kemiringan, curah hujan,
dan warna tanah.
4. Tiap-tiap organisme yang terdapat pada ekosistem hutan dan ekosistem padang rumput
mempunyai peranannya masing-masing.
5. Komponen ekosistem yang lengkap harus mencakup produsen, konsumen, pengurai, dan
komponen abiotik.
6. Hubungan antara organisme yang satu dengan organisme yang lainnya dan semua
komponen lingkungannya sangat kompleks dan bersifat timbal balik.
7. Ekosistem sendiri mempunyai keteraturan sebagai perwujudan dari kemampuan
ekosistem untuk memelihara diri sendiri, mengatur diri sendiri, dan dengan sendirinya
mengadakan keseimbangan kembali yang disebut dengan homeostatis.
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan oleh kelompok V (lima) adalah semoga pada praktikum
selanjutnya dapat dilakukan lebih baik serta peralatan untuk praktikumnya bisa dilengkapi, selain
itu untuk waktu praktikum semakin efisien dan semakin dapat memahami proses praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Bakri. 2009. Bahan Kuliah Ekologi Hutan. Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan
Universitas Jambi.
Latifah, Siti. 2005. Analisis Vegetasi Hutan Alam. Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian
Soemarwoto, Otto. 1997.Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan Edisi Revisi. Penerbit
Djambatan. Jakarta.
Kusmana, C. 1997. Ekologi dan Sumberdaya Ekosistem Mangrove. Jurusan Manajemen Hutan,
Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Latifah, Siti. 2005. Analisis Vegetasi Hutan Alam. Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian
Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif. Penerbit Usaha Nasional. Surabaya.
Soemarwoto, Otto. 1997.Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan Edisi Revisi. Penerbit
Djambatan. Jakarta.
Soerianegara, dan Indrawan, A.1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Institut Teknologi Bandung.
Bandung.
Tjitrosoepomo,. G. 2002. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Universitas Gajah Mada Press.
Yogyakarta
LAMPIRAN