Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO

WAWANCARA KONSELING

A. Topik Permasalahan : Siswa Bolos Sekolah


B. Deskripsi Kasus

C.
D. Skema Proses Wawancara

Klien : ‘’Assalamu alaikum Wr. Wb.


Konselor : (ekspressi senyum ramah , menyambut klien) ‘’Waalaikum salam, silahkan
masuk nak! (Penerimaan)
Klien : Terima kasih Pak.
Koselor : Silahkan duduk Nak! (sambil membungkukkan badan dan mempersilahkan
klien duduk). (Menghangatkan)
Klien : Terima kasih Pak.
Konselor : Oh ! Ya.... boleh saya tau namanya nak ? (Perkenalan)
Klien : Ia Pak, nama saya Muh. Syukur.
Konselor : Klo bapak namanya M.Yunus S. Sebelum nak Syukur datang ke ruangan
Bapak, apa kegiatanya di kelas ? (Pertanyaan Terbuka)
Klien : Tidak ada Pak, kebetulan sekarang sementara istirahat.
Konselor : Oh, sedang istirahat, bagaimana menurut Nanda dengan keadaan ruangan ini?
(Merespon/Pertayaan)
Klien : Yah.. menurut saya bagus Pak, dan saya merasa nyaman didalam ruangan ini.
Konselor : Baiklah, sebetulnya kami di sini ada dua orang Konselor ada Pak Hamka, dan
saya sendiri. Nanda mau konsultasi kepada siapa ? (Informasi)
Klien : Saya mau konsultasi sama bapak saja.
Konselor : Ok baiklah, tapi waktu yang kita gunakan hanya waktu istirahat saja yaitu 30
menit saja, bagaimana nanda setuju ? (Kontrak Waktu)
Klien : Oh Ia Pak, saya rasa itu sudah cukup.
Konselor : Nanda, sebelum kita mulai pembicaraan kita ini, perlu nanda ketahui bahwa
segala informasi yang nanda sampaikan nantinya tentu akan di jaga
kerahasiaannya. Jadi diharapkan agar kiranya tidak ada keragu - raguan
dalam menyampaikan masalahnya, dan bapak berharap nanda bisa terbuka
dalam menyampaikan masalahnya, karena masalah yang nanda hadapi
sekarang semua itu bisa teratasi tergantung dari nanda sendiri. Kalo misalkan
nanda menyampaikan dengan jujur masalah yang di hadapi, Insya Allah
masalahnya juga bisa cepat teratasi, tetapi kalo misalkan ada yang ditutup-
tutupi, bapak juga akan kesulitan membatu nanda. (Kode Etik, Ajakan)
Klien : Ia Pak.
Konselor : Baiklah kalo begitu, Apa yang kemudian nanda harapkan dari pertemuan ini?
(Kontrak Tujuan)
Klien : Saya berharap agar kiranya masalah yang saya hadapai sekarang bisa teratasi
Pak.
Konselor : Boleh Bapak tahu, Apa permasalahan yang nanda alami sekarang ?
(Petanyaan Terbuka)
Klien : Begini Pak, dua minggu yang lalu saya ketahuan membolos dari sekolah oleh
orang tua saya. Kemudian saat di rumah, saya dimarahi oleh orangtua saya,
Mereka menanyakan mengapa saya membolos dari sekolah. Saya sangat
takut Pak, Akhirnya saya jujur kepada mereka bahwa saya memang
membolos dan saya katakan bahwa penyebab saya membolos adalah karena
guru saya yang cara mengajarnya sangat tidak menyenangkan sehingga saya
membolos sekolah dan ketahuan. Saya takut Pak.’’
Konselor : Oh ya... Terus’’. (Dorongan Minimal)
Sudah berapa kali Nanda membolos dalam 1 minggu terakhir ini ?” (Teknik
Pertanyaan Tertutup)
Klien : Sudah dua kali Pak.
Saya benar-benar takut Pak, Saya takut dimarahi sama orangtua saya, saya
sangat takut Pak ? (mimik muka ketakutan)
Konselor : Sekarang coba nanda jelaskan apa yang nanda rasakan dari peristiwa yang
nanda alami ? (Eksplorasi Masalah)
Klien : Yang saya alami sekarang Pak, saya sangat takut saya merasa tidak memiliki
arti, saya malu Pak, dan saya sangat tertekan sehingga saya sangat takut dan
saya ingin lari dari masalah yang saya alami ini.
Konselor : Ia ia (Dorongan Minimal), Bapak mengerti dan sangat prihatin mendengarnya
(dengan suara pelan dan menyentuh) dan Bapak sangat merasakan apa yang
nanda rasakan saat ini.” (Empati)
Baiklah sekarang bapak ingin bertanya kepada nanda, Bagaimana keadaan
dalam kelas nanda ? (Klarifikasi)
Klien : Keadaan di kelas tuh seperti keadaan kelas pada umumnya Pak, tidak ada
perbedaan tetapi guru-guru yang mengajar di kelas sering membuat saya
tidak nyaman Pak, sehingga saya sering membolos dari sekolah.’’
Konselor : Sekarang Bapak minta Nanda untuk mengungkapkan perasaan nanda selama
ini kepada guru yang membuat nanda tidak nyaman saat di kelas sehingga
akhirnya membolos ? (Proyeksi)
Klien : Saya bingung mengungkapkan perasaan saya Pak..
Konselor : Kalau begitu, coba nanda anggap bapak ini sebagai guru yang membuat
nanda tidak nyaman di kelas. (Proyeksi)
Klien : (menarik nafas) Ibu... ibu.. tahu tidak bahwa saya sangat tertekan belajar
dengan ibu, saya sangat muak dengan cara ibu mengajar yang hanya
membentak saya, menyuruh saya mencatat di buku, tidak memberikan saya
kebebasan dalam berpendapat, dan selalu ingin menang sendiri. Ibu tahu saya
benar-benar muak melihat ibu sehingga saya selalu membolos dari jam
pelajaran ibu di kelas biar ibu mengerti perasaan saya.
Konselor : Ok...ok (Dormin) sekarang saya telah mengetahui bagaimana perasaan nanda
kepada guru yang membuat nanda sering membolos dari sekolah sedangkan
fokus permasalahan kita sekarang adalah perilaku membolos nanda.
Mengenai tindakan membolos apakah nanda merasa itu bagian dari tindakan
pelarian nanda atas rasa ketidakpuasan nanda pada guru di kelas ?’’ (Teknik
Fokus)
Klien : Ia Pak, Kalau mengingat guru itu, saya benar-benar emosi dan terbawa
suasana marah Pak. Saya memang merasakan tindakan saya membolos ini
merupakan salah satu upaya pelarian saya dari keadaan kelas yang tidak
sesuai dengan harapan saya Pak.
Konselor : Ia Bapak maklumi memang terbawa suasana. Nanda merasa bahwa tindakan
membolos ini memang sebagai pelarian dari suasana tidak menyenangkan di
kelas. Nanda sadar tidak bagaimana akibat dari tindakan membolos ini baik
pada diri nanda maupun orangtua nanda ? (Pertanyaan Terbuka)
Klien : Ia Pak , Saya benar-benar menyadarinya bahkan saya mengalaminya sendiri
Pak, sampai saya benar-benar dimarahi sama orangtua dan juga tindakan saya
yang membolos ini tidak membawa perubahan apapun terhadap kondisi di
kelas saya, malah membolos membuat hubungan saya dengan orangtua dan
guru menjadi kurang harmonis.’’
Konselor : Dari jawaban Nanda tadi Bapak mengetahui bahwa Nanda sadar akibat yang
timbul dari tindakan membolos, tetapi kenapa tindakan membolos tetap
Nanda ambil sebagai jalan pelarian Nanda atas ketidaknyamanannya di
kelas? (Teknik Konfrontasi)
Klien : Saya melakukan itu Pak agar saya dapat diperhatikan, saya dapat didengar,
dan saya dapat menyampaikan kepada guru tersebut bahwa cara mengajarnya
banyak tidak disukai oleh siswa. Kalau tidak melalui cara ini saya tidak tahu
lagi harus menyampaikan dengan cara apa ?’’.
Konselor : Dari jawaban Nanda seperti itu, Bapak dapat mengidentifikasikan bahwa
Nanda mengalami kebingungan dalam menghadapi kondisi belajar yang tidak
mengenakkan sehingga Nanda memilih untuk membolos agar dapat
diperhatikan. Kalau menurut Nanda Bagaimana ? (Teknik Penafsiran).
Klien : Benar Pak, dan saya tahu tindakan membolos itu bukanlah tindakan yang
tepat untuk diambil, akan tetapi saya sudah benar-benar tidak merasa nyaman
Pak diajar oleh guru tersebut sehingga cara saya untuk melepaskan diri dari
kepenatan pikiran saya ini ya!!! cara membolos inilah Pak yang saya ambil.
Konselor : Nanda tidak perlu menyesal terlalu dalam begitu, yang terjadi dimasa lalu
biarlah menjadi kenangan dan pembelajaran, yang terpenting adalah
bagaimana Nanda sekarang mampu menyadari kesalahan Nanda dan mau
berubah. Yang harus dilakukan sekarang adalah Nanda harus menentukan
tindakan-tindakan dan perilaku Nanda dimasa yang akan datang sehingga
kejadian membolos ini tidak terulang lagi. (Teknik Mengambil Inisiatif)
Klien : Saya sangat berterima kasih Pak atas nasehatnya, Tetapi disini saya bingung
Pak tindakan-tindakan apa yang harus saya ambil untuk mengatasi sikap
membolos saya.
Konselor : Sekarang Nanda harus sadar bahwa penyebab membolos dari sekolah
bukanlah dari faktor-faktor di luar diri Nanda tetapi faktor-faktor itu datang
dari dalam diri Nanda sendiri. Sehingga Nanda harus menyadari dulu dan
memunculkan rasa tanggung jawab dari diri Nanda. (Pemguatan)
Klien : Ia Pak...
Konselor : Sekarang Bapak ingin Nanda menyebutkan kalimat Saya Bertanggung jawab,
dengan kalimat akhir Nanda yang menentukan sendiri Nanda bertanggung
jawab atas apa? (Teknik Saya Bertanggung Jawab)
Klien : (menarik nafas) Saya bertanggung jawab atas perbuatan saya membolos dari
sekolah dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Konselor : Sekarang, Nanda anggap lagi Bapak ini sebagai guru yang membuat Nanda
sering membolos. Coba sekarang Nanda ungkapkan perasaan Nanda sekarang
kepada guru tersebut saat ini. (Teknik Kursi Kosong)
Klien : Ibu, Saya mohon maaf atas kesalahan saya membolos di jam pelajaran Ibu.
saya sangat menyesal, tetapi saya meminta ibu tolong mengerti dan
memahami saya sebagai siswa ibu. Bukan hanya saya yang selalu terus selalu
mengerti dan memahami ibu.
Konselor : Ok, sekarang dari segala proses konseling yang telah kita lakukan, Bapak
mendapatkan gambaran bahwa selama ini Nanda mengalami masalah
dikarenakan Nanda melarikan diri dari permasalahan yang Nanda hadapi di
kelas yaitu tidak mampu menyesuaikan diri dengan guru yang mengajar di
kelas Nanda yang ternyata tidak sesuai dengan harapan Nanda selama ini
terhadap sosok guru yang mengajar di dalam kelas. (Teknik Interpretasi)
Klien : Ia Pak, tetapi apa yang harus saya lakukan sekarang Pak untuk mengatasi
perilaku membolos yang ada pada diri saya Pak. (Teknik meminta nasihat)
Konselor : Sekarang saya akan memberikan beberapa pengarahan yang bisa Nanda pilih
untuk mengatasi masalah membolos pada Nanda. Adapun pengarahan saya
antara lain :
a. Nanda coba untuk menjauhi lingkungan-lingkungan yang bisa memancing
Nanda untuk membolos. Nanda bisa memilih lingkungan-lingkungan yang
lebih baik dan bisa menerima Nanda sehingga bisa mengurangi keinginan
Nanda untuk membolos.
b. Nanda coba untuk menyesuaikan diri Nanda terhadap berbagai kondisi
lingkungan yang ada dihadapan Nanda. Nanda harus siap sebab kita tidak
selamanya mendapatkan lingkungan yang sesuai dengan keinginan kita
kadang kita mendapatkan kondisi lingkungan yang tidak sesuai dengan
keinginan kita oleh karena itu dengan berlatih menghadapi berbagai kondisi
lingkungan sejak kecil akan membantu Nanda di saat dewasa nanti.
c. Nanda harus meningkatkan kemampuan komunikasi Nanda, sebab dari
penjelasan Nanda atas permasalahan yang timbul menyiratkan Nanda
kurang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik kepada guru
sehingga Nanda tidak mampu mengungkapkan perasaan dan keinginan
Nanda kepada guru tersebut sehingga guru tersebut tidak tahu bahwa Nanda
tidak suka dengan cara mengajarnya dan ia tetap dengan cara mengajar
yang tidak Nanda sukai sehingga Nanda semakin tidak nyaman saat di kelas
menyimak pelajarannya oleh karena itu kemampuan komunikasi Nanda
harus benar-benar ditingkatkan. (memberi solusi/saran)
Konselor : Saya rasa Nanda cukup bijak untuk memilih salah satu solusi dari beberapa
solusi yang bapak arahkan karena Nanda memiliki kebebasan memilih
solusi penyelesaian didasarkan pada perhitungan dan kelebihan yang telah
Nanda perhitungkan. (pertanyaan terbuka)
Klien : Ia Pak, terima kasih atas bantuan dan arahan yang telah diberikan ke saya.
Insya Allah saya akan menjalankan arahan dari Bapak dan akan
mencobanya untuk menyelesaikan masalah yang saya hadapi sekarang.
Semoga beberapa arahan yang bapak berikan akan membantu saya dalam
mengatasi perilaku membolos saya Pak.’’
Konselor : Ia saya sangat senang mendengarnya. Sekarang setelah proses wawancara
konseling kita selesai , Ada baiknya kita menarik beberapa kesimpulan agar
proses konseling kita ini semakin jelas. Hal-hal yang dapat saya simpulkan :
pertama, Nanda membolos dari sekolah karena cara mengajar guru di kelas
yang tidak membuat Nanda nyaman. Kedua , Nanda mengetahui bahwa
tindakan membolos itu salah tetapi Nanda tetap melakukannya karena tidak
ada cara lain untuk menyampaikan keinginan Nanda kepada guru. Ketiga ,
Nanda menyadari bahwa penyebab perilaku membolos Nanda tidak hanya
datang dari luar tetapi dari dalam diri Nanda yang terungkap melalui
beberapa teknik konseling yang Bapak lakukan sehingga Bapak dapat
memberikan beberapa arahan yang sesuai dengan permasalahan yang Nanda
hadapi. (teknik menyimpulkan sementara)
Klien : Ia Pak, Saya akan mengintrospeksi diri lagi dan akan mencoba
memperbaiki perilaku saya dan akan mencoba untuk menerapkan arahan
yang telah Bapak berikan untuk memperbaiki diri saya. Terima kasih Pak
sudah mau mendengarkan keluhan saya’’.
Konselor : Sama-sama, sebelum kita berpisah apa nanda telah merasa legah ?
(menanyakan perasaan)
Klien : Ia Pak saya sudah merasa legah.
Konselor : Semoga dengan keputusan yang telah nanda ambil akan bermanfaat dan
membantu diri Nanda untuk menjadi lebih baik. Apabila Nanda mengalami
masalah, Bapak selalu siap untuk membantu Nanda dan Bapak tunggu
perkembangan berikutnya dari Nanda. (tagihan PR)
Klien : Ia Insya Allah. Mari Pak saya permisi dulu, Assalamu alaikum Wr. Wb.
Konselor : Wa’alaikum salam Wb. Wb. (perpisahan)

Anda mungkin juga menyukai