Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 1

 Evi Puspitasari
 Maudy fatma y
 Syifa fauziah

Naskah Drama Bimbingan Konseling dengan Teori


Behavoristik

Teknik perilaku (Attending) 


Klien : ‘’Assalamualaikum , Permisi ‘’
Konselor: (ekspressi senyum ramah , menyambut klien) ‘’Waalaikumsalam , mari silahkan
masuk, silahkan duduk..”
Klien: “oh..iya bu, terimakasih”
Konselor: “bagaimana kabar kamu hari ini?”
Klien: “ Alhamdulillah baik bu
Konselor: “syukurlah, tadi habis pelajaran apa sebelum kesini?
Klien: “Matematika bu”
Konselor: “Bagaimana dengan pelajaran tadi?”
Klien: “ menyenangkan bu, tapi.....”
2.      Pertanyaan terbuka (Opened Question) , teknik memancing klien mengungkapkan
perasaan yang dialaminya.
Konselor : (Duduk dan mendekatkan posisi duduk ke klien) ‘’Ada apa nak? Ada sesuatu
yang ingin kamu ceritakan pada ibu...?’’ (pertanyaan terbuka)
Klien : ‘’Begini bu , Saya ingin menceritakan masalah yang sedang saya alami. Saya ingin
menceritakannya kepada ibu.’’
Konselor : ‘’Boleh ibu tahu , Apakah permasalahan yang kamu alami...?’’. (pertanyaan
terbuka)
Klien : “ Begini bu , 2 minggu yang lalu saya ketahuan membolos dari sekolah oleh
orangtua saya. Kemudian saat di rumah saya dimarahi oleh orangtua saya , Mereka
menanyakan mengapa saya membolos dari sekolah. Saya sangat takut kak , Akhirnya
saya jujur kepada mereka bahwa saya memang membolos dan saya katakan bahwa
penyebab saya membolos adalah karena guru saya cara yang mengajar sangat tidak
enak sehingga saya membolos sekolah dan ketahuan. Saya takut kak.’’
3.      Dorongan Minimal/DORMIN , Teknik memberikan dorongan langsung yang singkat
terhadap apa yang dikemukakan klien.
Konselor : ‘’Oh ya... Terus’’. (dormin)
4.      Pertanyaan tertutup , yaitu pertanyaan pendek untuk mendapatkan informasi dari
klien secara pasti.
Konselor : “ Sudah berapa kali Adik membolos dalam 1 minggu terakhir ini ?” (teknik pertanyaan
tertutup)
Klien : “ Sudah dua kali Kak’’.
5.      Menjernihkan , Teknik konselor dalam menjernihkan ucapan dan perasaan klien yang
kurang jelas dan meragukan.
Klien : “Saya benar-benar takut kak , Saya takut dimarahi sama orangtua...saya takut...saya sangat
takut Kak ?’’. (mimik muka ketakutan)
Konselor : ‘’ Kakak kurang mengerti tentang perasaan takut Adik , Coba Adik jelaskan maksud dari
ketakutan Adik itu ?’’. (Claryfying)
Klien : ‘’ Saya sangat takut kalau sedandainya nanti orangtua saya bakal memberhentikan saya
sekolah kak , Memotong uang belanja saya , Dan saya sangat takut kak saya tidak akan
diperbolehkan lagi bergaul dengan teman-teman saya.’’
Konselor : ‘’Sekarang apa coba Adik jelaskan apa yang Adik rasakan dari peristiwa yang Adik
alami ?’’. (Claryfying)
6.      Empati , Kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien
Klien : ‘’ Yang saya alami sekarang kak , Saya sangat takut saya merasa tidak memiliki arti , saya
malu kak... dan saya sangat tertekan sehingga saya sangat takut dan saya ingin lari dari
masalah yang saya alami ini kak”.
Konselor : ‘’Iya...iya (Dormin) , Kakak mengerti dan kakak sangat prihatin mendengarnya (dengan suara
pelan dan menyentuh) dan kakak sangat merasakan apa yang Adik rasakan saat
ini.” (Empati)
7.      Teknik Refleksi , adalah teknik memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan
pikiran dan pengalaman klien
Konselor : “Tampaknya dari hasil pengamatan Kakak dalam eksplorasi masalah , Tampaknya semua
hal yang Adik ungkapkan kepada Kakak merupakan gambaran dari perasaan ketakutan
Adik yang sangat luar biasa  karena Adik sangat takut kehilangan perhatian dan rasa
sayang dari orangtua Adik.” (Teknik Refleksi)
Klien : “Iya...Kak”.
8.      Tahap penstrukturan , Karena menggunakan model konseling gestalt fase kedua
dalam teori ini adalah tahap penstrukturan kegiatan yang disepakati konselor dan klien.
Konselor: “ Baiklah sekarang Adik berada dalam proses konseling yang mana dalam proses ini kakak
mengharapkan kejujuran Adik dalam bercerita. Dalam proses konseling ini kakak
mengharapkan adanya Keterbukaan , Kejujuran , dan kakak akan menjaga semua
kerahasiaan data yang adik sampaikan kecuali jika Adik mengizinkan kakak untuk
memberitahukannya kepada orang lain. Adik sepakat dengan struktur
ini ?’’ (Penstrukturan)
Klien : ‘’Sepakat kak’’.
9.      Memimpin (leading) , teknik mengarahkan pembicaraan ke dalam wawancara
konseling. Wawancara konseling ini menggunakan pendekatan teori Gestalt.
Konselor : ‘’Baiklah sekarang kakak ingin bertanya kepada Adik , Bagaimana keadaan kelas tempat
Adik bersekolah ?’’. (leading)
Klien : ‘’ Keadaan di kelas Adik tuh seperti keadaan kelas pada umumnya Kak tidak ada
perbedaan tetapi guru-guru yang mengajar di kelas sering membuat saya tidak nyaman
kak sehingga saya sering membolos dari sekolah.’’
10.  Proyeksi , dalam model konseling gestalt teknik ini bertujuan untuk memantulkan
perasaan yang tidak ingin dilihatnya kepada orang lain.
Konselor : ‘’ Sekarang , Kakak meminta Adik untuk mengungkapkan perasaan Adik selama ini
kepada guru yang membuat Adik tidak nyaman saat di kelas sehingga akhirnya
membolos ? (proyeksi)
Klien : ‘’Saya bingung mengungkapkan perasaan saya kak...’’
Konselor : ‘’ Kalau begitu , Coba Adik anggap kakak ini sekarang sebagai guru yang membuat adik
tidak nyaman di kelas...’’ (Proyeksi)
Klien : (menarik nafas) ‘’Ibu... ibu tahu tidak bahwa saya sangat tertekan belajar dengan ibu ,
Saya sangat muak dengan cara ibu mengajar yang hanya membentak saya , Menyuruh
saya mencatat buku , Tidak memberikan saya kebebasan dalam berpendapat , Dan
selalu ingin menang sendiri. Ibu tahu saya benar-benar muak melihat ibu sehingga saya
selalu membolos dari jam pelajaran ibu di kelas biar ibu memperhatikan perasaan saya
di kelas.
Konselor : ‘’Ok...ok’’ (dormin)
11.  Fokus , Teknik dalam membantu klien memusatkan pada pokok yang dibahas.
Konselor : ‘’ Sekarang , Kita telah mengetahui bagaimana perasaan Adik kepada guru yang
membuat Adik sering membolos dari sekolah sedangkan fokus permasalahan kita
sekarang adalah perilaku membols Adik. Mengenai tindakan membolos Adik , Apakah
Adik merasa itu bagian dari tindakan pelarian Adik atas rasa ketidakpuasan Adik pada
guru di kelas ?’’ (Teknik Fokus)
Klien : ‘’Iya... kak , Kalau mengingat guru itu saya benar-benar emosi dan terbawa suasana marah
kak. Saya memang merasakan tindakan saya membolos ini merupakan salah satu upaya
pelarian saya dari keadaan kelas yang tidak sesuai dengan harapan saya Kak.’’
Konselor : “Iya kakak maklumi Adik memang terbawa suasana. Adik merasa bahwa tindakan
membolos ini memang sebagai pelarian dari suasana tidak menyenangkan di kelas. Adik
sadar tidak Bagaimana akibat dari tindakan membolos ini baik pada diri Adik maupun
orangtua Adik ? (Opened Question)
Klien : “Iya Kak , Saya benar-benar menyadarinya bahkan saya mengalaminya sendiri kak
sampai saya benar-benar dimarahi sama orangtua dan juga tindakan saya yang
membolos ini tidak membawa perubahan apapun terhadap kondisi di kelas saya malah
membolos membuat hubungan saya dengan orangtua dan guru menjadi tegang Kak.’’
12. Konfrontasi , Teknik konselor yang membantu klien agar ia dapat ,melihat adanya
perbedaan antara perkataan dan perbuatan yang telah dilakukannya.
Konselor : “Dari jawaban Adik tadi kakak mengetahui bahwa Adik sadar akibat yang timbul dari
tindakan membolos , Tetapi Kenapa tindakan membolos tetap Adik ambil sebagai jalan
pelarian Adik atas ketidaknyamanan Adik di kelas?’’ (teknik konfrontasi)
Klien : “Saya melakukan itu Kak agar saya dapat diperhatikan , Saya dapat didengar , dan Saya
dapat menyampaikan kepada guru tersebut bahwa cara mengajarnya banyak tidak
disukai oleh siswa. Kalau tidak melalui cara ini saya tidak tahu lagi harus
menyampaikan dengan cara apa ?’’.
13.  Menangkap pesan (paraphrasing) , Teknik untuk menyatakan kembali esensi atau
inti ungkapan klien dengan teliti dengan mengamati pesan utama dari pernyataan klien.
Konselor : “ Dari jawaban Adik seperti itu , Kakak dapat mengidentifikasikan bahwa Adik mengalami
kebingungan dalam menghadapi kondisi belajar yang tidak mengenakkan sehingga Adik
memilih untuk membolos agar dapat diperhatikan. Kalau menurut Adik
Bagaimana ? (Teknik Paraphrasing).
Klien : ‘’Benar Kak , Dan saya tahu tindakan membolos itu bukanlah tindakan yang tepat untuk
diambil , Akan tetapi saya sudah benar-benar tidak merasa nyaman Kak diajar oleh guru
tersebut sehingga cara saya untuk melepaskan diri dari kepenatan pikiran saya ini ya...
cara membolos inilah Kak yang saya ambil.’’
14.  Mengambil inisiatif , Teknik ini dilakukan apabila pada saat klien kurang bersemangat
untuk berbicara atau klien buntu dalam mengambil keputusan.
Konselor : “Adik tidak perlu menyesal terlalu dalam begitu , yang terjadi dimasa lalu biarlah menjadi
kenangan dan pembelajaran yang terpenting adalah bagaimana Adik sekarang mampu
menyadari kesalahan Adik dan mau berubah. Yang harus dilakukan sekarang adalah
Adik harus menentukan tindakan-tindakan dan perilaku Adik dimasa yang akan datang
sehingga kejadian membolos ini tidak terulang lagi.’’ (teknik mengambil inisiatif)
Klien : “Saya sangat berterima kasih sama Kakak atas nasehatnya tadi , Tetapi disini saya
bingung Kak tindakan-tindakan apa yang harus saya ambil untuk mengatasi sikap
membolos saya’’
15.  Saya bertanggung jawab , Teknik ini bertujuan untuk melatih klien mengakui dan
menerima perasaan-perasaannya dari pada memproyeksikan kepada orang lain.
Konselor : ‘’Sekarang , Adik harus sadar bahwa penyebab Adik itu membolos dari sekolah bukanlah
dari faktor-faktor yang ada di luar diri Adik tetapi faktor-faktor itu datang dari dalam
diri Adik sendiri. Sehingga adik harus menyadari dulu dan memunculkan rasa tanggung
jawab dari diri Adik’’.
Klien : “Iya Kak...’’.
Konselor : “Sekarang kakak ingin Adik menyebutkan kalimat ‘Saya Bertanggung jawab....’ dengan
kalimat akhir Adik yang menentukan sendiri Adik bertanggung jawab atas
apa ?’’. (teknik saya bertanggung jawab)
Klien : (menarik nafas) “Saya bertanggung jawab atas perbuatan saya membolos dari sekolah
dan saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi.’’
16.  Teknik kursi kosong , Teknik ini dalam konseling gestalt dinamakan permainan dialog
dan tujuan terapi ini adalah mengarahkan klien pada suatu posisi dimana ia berani
mengambil resiko di posisi tersebut.
Konselor : ‘’Sekarang , Adik anggap lagi kakak ini sebagai guru yang membuat Adik sering
membolos. Coba sekarang Adik ungkapkan perasaan Adik sekarang kepada guru
tersebut saat ini’’. (Teknik kursi kosong)
Klien : “ Ibu , Saya mohon maaf atas kesalahan saya membolos di jam pelajaran Ibu saya sangat
menyesal...menyesal sekali... tetapi saya meminta ibu tolong mengerti dan memahami
saya sebagai siswa ibu bukan hanya saya yang selalu terus selalu mengerti dan
memahami ibu.’’
17.  Teknik Interpretasi , interpretasi adalah teknik untuk mengulas pemikiran dan
perasaan klien berdasarkan teori bukan pandangan konselor
Konselor : ‘’Ok , Sekarang dari segala proses konseling yang telah kita lakukan Kakak mendapatkan
gambaran bahwa selama ini Adik mengalami masalah dikarenakan Adik melarikan diri
dari permasalahan yang Adik hadapi di kelas yaitu tidak mampu menyesuaikan diri
dengan guru yang mengajar di kelas Adik yang ternyata tidak sesuai dengan harapan
Adik selama ini terhadap sosok guru yang mengajar di dalam kelas.’’ (teknik
interpretasi)
Klien : ‘’Iya...Kak’’.
18.  Teknik Memberi nasihat , Teknik ini dilakukan untuk memberikan nasihat kepada
klien jika klien meminta nasihat kepada konselor.
Konselor : “Sekarang Adik sudah mengungkapkan perasaan Adik saat ini kepada guru tersebut.’’
Klien : “ Iya kak , Tetapi apa yang harus saya lakukan sekarang kak untuk mengatasi perilaku
membolos yang ada pada diri saya kak.”(Teknik meminta nasihat)
Konselor : “Sekarang saya akan memberikan beberapa pengarahan yang bisa Adik pilih untuk
mengatasi masalah membolos pada Adik. Adapun pengarahan saya antara lain :
a.       Adik coba untuk menjauhi lingkungan-lingkungan yang bisa memancing Adik untuk
membolos. Adik bisa memilih lingkungan-lingkungan yang lebih baik dan bisa
menerima Adik sehingga bisa mengurangi keinginan Adik untuk membolos.
b.      Adik coba untuk menyesuaikan diri Adik terhadap berbagai kondisi lingkungan yang
ada dihadapan Adik. Adik harus siap sebab kita tidak selamanya mendapatkan
lingkungan yang sesuai dengan keinginan kita kadang kita mendapatkan kondisi
lingkungan yang tidak sesuai dengan keinginan kita oleh karena itu dengan berlatih
menghadapi berbagai kondisi lingkungan sejak kecil akan membantu Adik di saat
dewasa nanti.
c.       Adik harus menumbuhkan semangat juang di dalam diri dan harus mampu
mengintrospeksi diri Adik sendiri. Dengan mampu mengintrospeksi diri Adik sendiri
membuat Adik tidak mudah melimpahkan kesalahan atas apa yang terjadi pada diri
Adik dari luar tetapi Adik mampu mengkajinya dari dalam diri Adik sendiri sehingga
Adik mampu memutuskan tindakan apa yang tepat untuk dilakukan , Tidak lagi bingung
sehingga mengambil tindakan yang salah seperti yang Adik ambil sekarang yaitu
membolos.
d.      Adik harus meningkatkan kemampuan komunikasi Adik , sebab dari penjelasan Adik
atas permasalahan yang timbul menyiratkan Adik kurang memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik kepada guru sehingga Adik tidak mampu mengungkapkan
perasaan dan keinginan Adik kepada guru tersebut sehingga guru tersebut tidak tahu
bahwa Adik tidak suka dengan cara mengajarnya dan ia tetap dengan cara mengajar
yang tidak Adik sukai sehingga Adik semakin tidak nyaman saat di kelas menyimak
pelajarannya oleh karena itu kemampuan komunikasi Adik harus benar-benar
ditingkatkan.
Konselor : “Saya rasa Adik cukup bijak untuk memilih salah satu solusi dari beberapa solusi yang
kakak arahkan karena Adik memiliki kebebasan memilih solusi penyelesaian
didasarkan pada perhitungan dan kelebihan yang telah Adik perhitungkan’’.
Klien : “ Iya Kak , Terima kasih atas nasehat dan arahan yang telah diberikan ke saya. Insya
Allah saya akan menjalankan arahan dari Kakak dan akan mencobanya untuk
menyelesaikan masalah yang saya hadapi sekarang. Semoga beberapa arahan yang
Kakak berikan akan membantu saya dalam mengatasi perilaku membolos saya kak.’’
19.  Menyimpulkan sementara , Teknik ini digunakan untuk menyimpulkan hasil dari
proses konseling yang telah dijalankan.
Konselor : ‘’Iya saya sangat senang mendengarnya. Sekarang setelah proses wawancara konseling
kita selesai , Ada baiknya kita menarik beberapa kesimpulan agar proses konseling kita
ini semakin jelas. Hal-hal yang dapat saya simpulkan : pertama , Adik membolos dari
sekolah karena cara mengajar guru di kelas yang tidak membuat adik nyaman. Kedua ,
Adik mengetahui bahwa tindakan membolos itu salah tetapi Adik tetap melakukannya
karena tidak cara lain untuk menyampaikan keinginan Adik kepada guru. Ketiga , Adik
menyadari bahwa penyebab perilaku membolos Adik tidak hanya datang dari luar
tetapi dari dalam diri Adik yang terungkap melalui beberapa teknik konseling yang
kakak lakukan sehingga kakak dapat memberikan beberapa arahan yang sesuai dengan
permasalahan yang Adik hadapi’’. (Teknik menyimpulkan sementara)
Klien : “Iya Kak , Saya akan mengintrospeksi diri saya lagi dan akan mencoba memperbaiki
perilaku saya dan saya akan mencoba untuk menerapkan arahan yang telah Kakak
berikan untuk memperbaiki diri saya. Terima kasih Kakak sudah mau mendengarkan
keluhan saya’’.
Konselor : “ Sama-sama , Kakak senang sekali mendengarnya. Semoga dengan keputusan yang
telah Adik ambil akan bermanfaat dan membantu diri Adik untuk menjadi lebih baik.
Apabila Adik mengalami masalah kakak selalu siap untuk membantu Adik dan kakak
tunggu perkembangan berikutnya dari Adik. Terima kasih kembali untuk Adik’’.
Keputusan telah diambil oleh klien dalam menghadapi masalah pribadinya yaitu
membolos dari sekolah dan klien telah mengetahui tindakan-tindakan apa yang harus
diambilnya guna mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
dunia pendidikan konselor di 17.51

Anda mungkin juga menyukai