Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KONSELING TEMA KASUS : Konflik dengan Orang Tua DOSEN PENGAMPU : ADYATMAN PRABOWO. S.

Psi, M.Psi

KONSELOR : DINDA DEWI MERCYANI 201110230311351

LABORATORIUM PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktikum Konseling dengan tema: Konflik dengan Orang Tua ini dapat selesai tepat pada waktunya. Penyusun sadar bahwa penyusunan laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya dorongan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik tenaga, waktu dan motivasi. Untuk itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen bapak Adhyatman Prabowo atas bimbingan, dan bantuan di kelas serta motivasi yang banyak bagi penyusun, dan kepada asisten laboratorium yang sekaligus pembimbing dalam bimbingan belajar mandiri yang sangat banyak membantu dalam proses belajar praktek konseling. Serta kepada saudara YN sebagai klien atas kesempatan dan keluangan waktunya untuk membagi masalah dengan penyusun. Semoga Allah membalas segala kebaikan dari seluruh pihak yang telah membantu. Dan hanya kepada Allah kami mohon petunjuk dan pertolongan semoga laporan ini bermanfaat bagi siapa saja dan khususnya untuk penyusun sendiri. Penyusun sangat mengharap saran dan kritikan apabila ada kesalahan dalam pembuatan laporan ini agar bisa menjadi lebih baik dalam pelaksanaan dan penulisan laporan-laporan selanjutnya.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii DAFTAR ISI .............................................................................................................................. iii Bagian 1 ..................................................................................................................................... 1 Bagian 2 ..................................................................................................................................... 1 Bagian 3 ..................................................................................................................................... 3 Bagian 4 ..................................................................................................................................... 4 Bagian 5 ..................................................................................................................................... 4 Bagian 6 ..................................................................................................................................... 5 Bagian 7 ..................................................................................................................................... 5 Bagian 8 ..................................................................................................................................... 5 LAMPIRAN .............................................................................................................................. 7

Bagian 1 : Identitas Klien a. Nama b. Jenis kelamin c. Usia d. Pekerjaan e. Status pernikahan f. : YN : Perempuan : 21 : Mahasiswa : Belum menikah

Anak ke 2 dari 3 bersaudara : Jawa

g. Suku bangsa

Bagian 2 : Wawancara konseling No. 1. 2. Verbatim Teknik Klien :........(masuk) Assalamualaikum silahkan duduk Konselor : 1. Attending Waalaikumsalam...., silahkan masuk (duduk, 2. Bertanya terbuka bersalaman). Tadi kesini sama siapa? Kalau boleh tau disini kuliah jurusan apa? Gimana? Kesini ada yang ingin dibicarakan? Konselor: 1.Bertanya tertutup Kakak setuju dengan keputusan anda? 2. eksplorasi masalah Jadi orang tua tidak tahu dan orang tua ga pernah ke malang? Konselor: 1. Bertanya tertutup Untuk permasalahan nilai, orang tua ga pernah tanya? Klien: ga sieh mbak, orang tua saya cuek Klien: Uang jajan saya pernah distop mbak, ga dikirimin sebulan karena saya ga kuliah. Terus saya ancem ayah kalo saya ga bakal kuliah lagi dan ga tahu gimana masa depan saya Konselor: 1. Bertanya tertutup Terus kalo di Ikom ini, nyaman? Klien: Nyaman mbak, temen-temenya juga enak. Kalo di perpajakan individual mbak. Saya kalo di perpajakan, IP 3 aja ga mungkin nyampe mbak. Kalo sekarang di ikom IP saya di atas 3 terus. Konselor: 1. Refleksi pikiran Kalo menurut anda sendiri, efek negatif positif dari 2. Konfrontasi pilihan kuliah di sini apa? Klien: Negatifnya yaa itu mbak, karena saya ga bilang sama keluarga. Konselor: 1. Menyimpulkan Jadi bisa disimpulkan, anda mengalami konflik sementara dengan keluarga, anda bingung dalam

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

menyampaikan yang sebenernya bahwa anda sekarang sudah tidak kuliah di perpajakan sesuai dengan keinginan ayah anda, anda tidak mampu menyampaikan bahwa anda tidak betah kuliah di perpajakan dan lebih nyaman kuliah di Ikom dan anda sudah terlanjut kuliah disini? Klien: Iya mbak Konselor: 1. Konfrontasi Kenapa ga pernah mencoba bicara pada ibu atau ayah? Menurut mbak, gimana cara bisa ngomong ke ayah? Klien: Tiap aku mau ngomong, liat wajah bapak ga tega aku jadinya aku ga jadi ngomong, ga bisa aku mbak Konselor: Kan sekarang orang tua belum tahu, anda nyaman ga dengan sekarang ini? Klien: Saya nyaman aja mbak, orang tua saya ga pernah ngecheck, jadi mau tahu darimana kecuali dari kakak saya. Konselor: 1. Memberikan saran Coba ngomong dibantu sama kakak, kan yang tahu kakak dan kakak juga bantu keuangan anda selama kuliah disini cari waktu yang tepat. Coba bicara dulu pada ibu, jadi ketika mau bicara sama ayah, anda di dampingi oleh kakak dan ibu. Klien: Kakak itu orang ga berani mbak, kalo ibu juga cuma ya wes ya wes aja, nurut aja sama ayah. Dari dulu ga pernah ada yang berani protes, semua nurut kata ayah. Konselor: 1. Nasehat Ya saya sarankan anda maksimalkan kuliah anda 2. Memberikan disini, supaya hasil akhirnya bisa membuat orang tua dorongan bangga. Bagimana pun orang tua ingin yang terbaik 3. Merencanakan buat anaknya, jalani dulu seperti ini jika anda sudah 4. Memberi saran menemukan waktu atau ketika sudah mendekati wisuda baru anda bicarakan kepada orang tua anda. Apabila ada masalah lagi yang ingin anda bicarakan, maka kita dapat bertemu di pertemuan berikutnya. Konselor: Mengakhiri sesi Ada lagi yang ingin dibicarakan? Terima kasih atas kedatangannya,dst..

Bagian 3 : gambaran proses konseling Konseling berlangsung pada tanggal 14 juni 2013 pukul 08.40 sampai dengan 09.10, klien memasuki ruangan yang berisi 2 buah kursi yang berhadapan dan 1 buah meja.

Konselor menyapa dan mempersilahkan masuk klien ke dalam ruangan. Konselor berkenalan dengan klien kemudian konselor membangun rapor dengan klien agar klien merasa nyaman dan terbuka kepada konselor. Setelah dirasa cukup, konselor mulai menanyakan permasalahan yang dimiliki klien dan klien menceritakan masalah yang ingin diungkapkan. Selanjutnya, konselor mulai melakukan eksplorasi atas kesulitan klien. Konselor mendengarkan ungkapan dampak atas kesulitan klien tersebut. Dan beserta hal apa yang pernah dilakukan oleh klien untuk mengatasi kesulitan tersebut. Dari pembicaraan yang ada sebenarnya klien mengalami konflik dengan keluarga dan belum mampu menyelesaikannya dikarenakan konflik batin dan emosi yang klien miliki dan mengingat efek dari permasalahan tersebut. Konselor menjelaskan konsekuensi yang didapat klien dari permasalahan klien, konselor juga menjelaskan dampak positif dan negatif dari perilaku yang dilakukan klien dalam mengatasi permasalahan klien. Pada akhirnya konselor memberikan motivasi dan dorongan-dorongan pada klien agar klien merasa mampu mengerjakan apa yang telah klien yakini untuk mengatasi masalahnya sendiri. Klien merasa sudah tidak ada lagi masalah yang ingin klien ungkapkan dan akhirnya sesi konseling diakhiri dengan klien menjabat tangan konselor dan konselor mengucapkan sedikit kata dorongan untuk meyakinkan klien bahwa klien pasti mampu menyelesaikan permasalahan tersebut, dan berterimakasih pada klien atas kehadirannya. Kemudian klien meninggalkan tempat.

Bagian 4 : hasil observasi Klien mengenakan kemeja bermotif bunga berwarna hijau dan mengenakan celan jeans berwarna biru muda. Rambut klien sepanjang bahu dan dibiarkan terurai. klien membawa tas di bahu kanannya dan memegang handphone di tangan kirinya memasuki ruangan. klien duduk dengan rapi di kursi yang disediakan dan menaruh handphonenya diatas meja dan meletakkan tas di bawah kursi yang klien duduki. Klien juga tersenyum ketika berjabat tangan dengan konselor sambil merapikan rambutnya. Ketika proses penggalian masalah berlangsung, klien menjawab pertanyaan-pertanyaan dari konselor dengan santai. Terkadang tangan klien diletakkan di meja yang ada di depan klien dan sering kali klien memainkan rambutnya. Klien menjawab pertanyaan yang diajukan oleh konselor dengan santai sesekali tertawa dan melakukan kontak mata dengan klien. Ketika diatanya mengenai konsekuensi yang harus diterima klien dari permasalahannya, klien menjawab dengan ragu sambil menurunkan intonasi nada bicaranya dan terlihat klien melihat ke arah belakang konselor dengan ekspresi wajah murung.

Sepanjang proses konseling, klien sering sekali melakukan kontak mata dengan konselor, memainkan rambutnya, klien menjawab pertanyaan konselor sambil tertawa namun terkdang klien menunduk sambil memainkan jari telunjuknya ketika ditanya mengenai kedua orang tuanya. Bagian 5 : identifikasi masalah Klien memiliki konflik dengan kedua orang tuanya terutama ayah klien. Ayah klien adalah sosok ayah yang otoriter, semua keputusan harus sesuai dengan ayah klien. Ayah klien di meminta klien untuk kuliah di jurusan perpajakan universitas brawijaya, namun klien tidak menyukai jurusan tersebut. Klien menyukai jurusan psikologi dan ilmu komunikasi. Namun, karena tidak mampu menolak keinginan ayah klien, maka klien mengikuti tes dan lolos seleksi di jurusan perpajakan tersebut. Setelah setahun berkuliah disana, klien merasa tidak betah, sering kali klien membolos dan berakibat pada nilai klien yang rendah. Pernah sekali waktu ayah klien menghentikan uang bulanan klien karena klien membolos kuliah, namun klien malah mengamcam ayah klien untuk berhenti kuliah sehingga ayah subjek mencabut hukumamnya. (verbatim no 5,8,13) Karena sudah tidak betah, klien mencoba mengikuti tes di UMM dan diterima di jurusan ilmu komunikasi. Klien berhenti kuliah di perpajakan dan mengambil jurusan ilmu komunikasi di UMM. Semua biaya kuliah klien di tanggung oleh kakak klien yang sudah bekerja dan selain kakak klien, tidak ada anggota keluarga klien yang tahu bahwa klien sudah berhenti kuliah di perpajakan dan kuliah di Ilmu komunikasi UMM. Sudah hampir setahun klien berkuliah dan mampu memiliki nilai yang baik. Namun, klien merasa bersalah karena berbohong kepada orang tuanya terutama ayahnya. Klien merasa bingung untuk menyampaikan yang sebenarnya kepada ayahnya takut akan konsekuensi yang akan diterima karena ayah klien yang otoriter. (verbatim 10,13) Bagian 6 : hasil konseling Solusi yang ditemukan oleh klien adalah klien menjalani perkuliahan seperti biasa dengan memaksimalkan diri agar hasil kuliah dapat membanggakan kedua orang tua sambil menunggu waktu yang tepat atau menunggu waktu akan wisuda. Konselor juga memberikan dorongan, saran dan nasehat kepada klien, agar klien bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan kuliahnya di jurusan ilmu komunikasi ini supaya tidak mengecewakan orang tua dan membuktikan bahwa pilihan klien benar dan klien mampu membanggakan kedua orang tua klien. (verbatim 12, 14)

Bagian 7 : hambatan selama konseling Hambatan selama proses konseling adalah konselor ragu dalam memilih solusi yang akan diberikan atas permasalahan klien kerana efek yang akan diterima oleh klien akan sangat berpengaruh kepada klien bukan hanya sementara namun untuk masa depan klien mengingat tidak ada satu pun anggota keluarga yang berani menentang ayah klien. Bagian 8 : evaluasi konselor Kekurangan kurang fokus dalam mengarahkan pembicaraan. Kelebihan Konselor memberikan atending yang baik dan perkenalan yang baik pada klien. Konselor hanya menggali masalah klien namun Konselor mendengarkan dengan baik keluhantidak menggunakan empati sama sekali keluhan klien dan berusaha menangkap pesan utama yaitu kemalasan klien. Konselor kurang membangun rapor yang baik Konselor memberikan solusi yang diambil dari dalam proses awal konseling, proses rapor jawaban klien atas pertanyaan konselor masih kurang panjang. Konselor masih lambat dalam merespon pembicaraan klien dan ragu dalam memberikan solusi kepada klien. Konselor tidak memberikan kesimpulan atas apa permasalahan dan bagaimana solusi yang telah ditemukan pada akhir sesi. Konselor mengakhiri sesi terlalu cepat dan hanya mengatakan terimakasih atas kedatangannya dan kontrak kepada klien

LAMPIRAN 1. Informed concent. 2. Form asesmen awal. 3. Rekaman dalam bentu CD. 4. Catatan tulisan tangan ketika konseling.

Anda mungkin juga menyukai