Anda di halaman 1dari 14

Kasus : Ny.

X umur 45 tahun seorang pembantu rumah tangga, mengalami cacat pada wajah karena disiram air panas oleh majikannya. Sejak kejadian itu, dia tidak mau keluar kamar dan berinteraksi dengan orang lain. Hasil wawancara dengan perawat diperoleh data, bahwa klien merasa malu dengan kondisi wajahnya dan takut akan dibicarakan orang. Selain itu, klien berkata kalau dia menyesal tidak mendengar nasehat suaminya supaya berhenti dari pekerjaannya itu. Berdasarkan pengamatan, klien lebih banyak melamun, diam, dan tidak mau melihat wajahnya di cermin.

DIAGNOSA 3 Data DS: Disiram air panas oleh majikan Malu dengan Etiologi Ibu X tersiram air panas cacat wajah malu dengan kondisi wajah takut jadi bahan pembicaraan tidak tidak mau berinteraksi dengan orang lain lebih banyak melamun Cacat pada wajah Tidak mau keluar kamar berinteraksi dengan orang lain Melamun, diam, & dan diam Sindrom Pasca Trauma Masalah Keperawatan Sindrom Pasca Trauma

kondisi wajahnya Takut orang Menyesal dibicarakan

mendengarkan nasihat suaminya DO:

tidak mau melihat

cermin

POHON MASALAH

Gg.identitas pribadi

ISOLASI SOSIAL

Gg. CITRA TUBUH : Biofisik

KOPING INDIVIDU INEFEKTIF

SINDROM PASCATRAUMA

Malu dengan kondisi wajah

PERUBAHAN BENTUK TUBUH : CACAT WAJAH

Mengurung diri, tidak mau berinteraksi dengan orang lain

WAJAH DISIRAM AIR PANAS


INTERVENSI Diagnos a Keperaw atan Sindrom Pascatra Cedera serius sendiri TUM : Setelah tindakan keperawa 2 24 klien mampu mengata si SIndrom Pascatrau ma. TUK: Klien mampu memutus kan Rencana Tindakan keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Tindakan Keperawatan Klien mampu Bina mengenal dan memutuskan tindakan x yang saling dengan menggunakan prinsip tepat komunikasi terapeutik. Sapa klien dg ramah Perkenalka n diri dg sopan Tanyakan nama lengkap & nama panggilan Jelaskan tujuan hubungan Hubungan percaya percaya saling merupakan Rasional

uma b.d dilakukan

langkah awal untuk menentukan keberhasilan rencana selanjutnya

pada diri tan

jam, untuk mengatasi trauma, yang ditandai dengan: Klien tidak malu/c emas berlebi han terhad ap wajahn

tindakan yang tepat untuk mengata si kecemas an dan trauma

ya Klien tidak melam un/dia m Klien dapat berinte raksi dengan baik dengan orang lain, tidak mengu rung diri Klien dapat membu ka dan mencer itakan isi hatinya diri

pertemuan Jujur & tepati janji Tunjukkan sikap empati klien adanya Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan klien & apa menerima

Diskusikan dengan kejadian traumatis dialaminya. Tanyakan kesiapan

Klien

dapat

klien mengekspresikan apa yang dirasakan yang setelah kejadian

klien untuk bercerita Diskusikan kejadian yang dialami oleh pasien Berikan pengharga an n an traumatis yang dialaminya Diskusikan dengan dan Klien dapat tanda atas klien kemampua menceritak Reinforcement dapat meningkatkan harga diri

klien mengetahui sesudah yang terjadi

keadaan sebelum dan gejala sindrom kejadian trauma. Kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan spiritual klien sebelum dan sesudah kejadian Hubungan antara

kondisi saat dengan peristiwa traumatis yang terjadi. Diskusikan cara- Klien cara mengatasi mengatasi pasca pasca menggunakan cara yang Dengan verbal sharing, dapat mengungkapk an perasaannya sehingga klien merasa lebih lega dan tidak menyimpan sendiri masalahnya Dengan fisik, kegiatan untuk mendistraksi/ mengurangi stress Dengan spiritual cara klien cara klien lain diajarkan. cara dan klien sindrom trauma : Cara verbal (ventilasi perasaan) Cara (nafas dalam, senam, jogging) Cara social (sharing) Cara spiritual (berdoa/m editasi) fisik dapat sindrom trauma caratelah ini

melakukan

dapat menenangkan diri tingkat terhadap trauma Diskusikan sumber yang dimasyarakat yang oleh pasien: Bantu identifikasi sumber bantuan yang dimiliki keluarga terdekat Eksplorasi sistem pendukung yang tersedia Bantu berhubung an dengan sumber bantuan dan system pendukung : Dengan klien aktifitas lebih membantu menyusun baru baik yang dan dimanfaatkan Klien ada hubungan dimulai Dengan dukungan sumber tersebut, dapat dari dapat terdekat mampu sosial yang (keluarga). mendapat dari bantuan sehingga dikendalikan agar stress menurunkan

bantuan meningkatkan

stress terhadap SPT dan diatasi.

membandingkannya dengan aktifitas lama klien, mampu meminimalisir SPT. diharapkan

untuk memenuhi kebutuhan klien Bantu membuat rangkuma n aktifitas dan lama

memulai aktifitas yang baru

a. Implementasi Keperawatan
a) Strategi pelaksanaan 1 A. Proses Keperawatan 1. Kondisi : Klien mengatakan malu dengan kondisi wajahnya, takut dibicarakan orang, sering melamun, diam, dan tidak mau keluar kamar dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain. 2. Diagnosa Sindrom Pascatrauma b.d cidera serius pada diri sendiri 3. TUK Klien mampu memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi kecemasan dan trauma B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP) 1. Orientasi a. Salam terapeutik Selamat pagi ibu, nama saya A, panggil saja saya A. Nama ibu siapa? Senang dipanggil apa?

b. Evaluasi/validasi Bagaimana perasaan Ibu X pagi ini? Atau Ibu keluhannya apa? Ada apa di rumah sampai dibawa kemari? c. Kontrak Topik : bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang pekerjaan dan rutinitas ibu? Tempat : mau dimana kita bercakap-cakap?

bagaimana kalau di kamar perawat? Waktu : mau berapa lama bagaimana kalau 20 menit? 2. Kerja Ibu pekerjaannya apa? Bagaimana rutinitas pekerjaan ibu? Apa yang ibu senangi dan tidak senangi dari pekerjaan ibu? Apa yang membuat ibu tidak mau bercermin dan

mengurung diri? 3. Terminasi a. Evaluasi subjektif Bagaimana perasaan anda setelah bercakap-cakap? b. Evaluasi objektif Apa saja tadi kebiasaan yang anda lakukan, Bagus sekali ada ... Apa saja tadi yang disenangi dikeluarganya dan di rumah. Bagus sekali c. Rencana tindak lanjut

Baiklah bu, selanjutnya coba anda ingat-ingat bila ada masalah lain anda yang belum kita bicarakan. Nanti cerita-cerita pada kita ya.

d. Kontrak Topik : nanti kita akan melihat kemampuan anda yang mana yang masih dilakukan di RS dan mana yang bisa dilakukan di rumah Tempat : tempatnya mau dimana? Bagaimana kalau di situ saja. Waktu : bagaimana kalau jam 11.00 nanti kita bertemu lagi. Isolasi Sosial SP 1 (pasien) a. Membina hubungan percaya b. Mendiskusikan peristiwa traumatis dialami c. Mendiskusikan dampak terjadinya peristiwa traumatis d. Mendiskusikan keadaan dan pikiran e. Mendiskusikan keadaan fisik f. Mendiskusikan keadaan sosial g. Mendiskusikan keadaan spiritual SP 2 a. Evaluasi SP 1 SP 2 a. Evaluasi SP 1 emosi yang saling SP 1 (keluarga) a. Mendiskusikan masalah dirasakan keluarga b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, serta proses SPT c. Menjelaskan merawat dengan SPT cara pasien terjadinya dalam merawat pasien yang

b. Mendiskusikan cara trauma c. Melatih mengatasi secara verbal d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan SP 3 a. Evaluasi SP 2 b. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien c. Melatih mengatasi SPT dengan cara fisik (nafas dalam, senam, jogging), secara sosial, dan secara spiritual. d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan SP 4 a. Evaluasi SP 1,2,3 b. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien c. Mendiskusikan sumber yang bantuan bisa jadwal jadwal pasien SPT mengatasi pasca sindroma

b. Melatih cara c. Melatih

keluarga merawat keluarga

mempraktekkan pasien SPT menerapkan cara merawat langsung kepada pasien SPT

SP 3 a. Evaluasi SP 2 b. Mengevaluasi efektivitas cara merawat pasien c. Mendiskusikan kendala dihadapi d. Mendorong penerapan merawat berikutnya cara yang yang

SP 4

dimanfaatkan oleh

pasien

b. Evaluasi Keperawatan
a) Analisis Proses Interaksi Nama Mahasiswa Tanggal Waktu Tempat Inisial Klien Interaksi ke Lingkungan klien, suasana tenang Deskripsi klien kulit bersih, Memakai sandal jepit, ekspresi wajah tenang Tujuan komunikasi secara sehat Komunikasi verbal Komunikasi non verbal Analisa berpusat pada P : selamat P siang bu K : siang memandang K K tersenyum tersenyum perawat : P : merasa K tenang dan siap : an Analisa berpusat pada klien merasa Kalimat pembuka dalam percakapan merupakan salah cara membina hubungan saling satu rasional : klien dapat mengungkapan perasaan : penampilan cukup rapih, berpakaian bersih, : I Putu Ryan Aristya Putra : 26 Maret 2013 : Pkl.10.00 10.25 WIB (25 menit) : Ruang Mawar RS Jiwa : Ny. X : 4 (fase terminasi) : depan taman berdampingan dengan

dan senang untuk dan tenang

membicarak tentang terminasi

P wah..sudah banyak teman saja K : iya

: P memandang mata K g-angguk dan

: P

merasa K

percaya merasa Reinforceme nt positif membuat seseorang senang sehingga tingkah laku tersebut dapat di ulangi tampak Menegaskan bahwa tindakan benar K

senang

senang K atas perhatian pearwat

K dan kontak melihat dan lebih santai : tersenyum menganggun

tersenyum P : enak kan P merasa P ya punya banyak teman itu? K : iya enak kalau senang tenang K memandang, mengangguk -angguk dan tersenyum P : nah bu X P jangan sering melamun lagi Selamat beristirahat ya. K iya.terima kasih memandang K ya. K memandang P : tangan dan mengulurkan tersenyum : P

merasa K

dan senang

senang

merasa K

tanpak Reinforceme nt positif menegaskan kembali tindakan yang harus K lakukan

senang

dan senang dan tenang

dan tenang

b) SOAP Subjektif : Waalaikumsalam Nama saya X

Bersalaman Masukkan dijadwal jam 10 ya

Objektif : Klien mampu menyebutkan apa yang dia alami Klien mampu menyebutkan kerugian dan keuntungannya Bicara tenang/ lebih ceria Klien dapat memasukkan latihan fisik, social, dan spiritual ke dalam jadwal hariannya Analisis : SP 1,2,3,4 tercapai Planning : Perawat : rencana tindak lanjut keluarga (follow up/rujukan) Klien : motivasi klien agar mempertahankan latihannya

Anda mungkin juga menyukai