Anda di halaman 1dari 10

Nama : Adelia Ramadhani

Npm : 1841040329

Kls : BKI E/5

Uts Mikro konseling

1. Jawablah Pertanyaan dibawah ini berdasarkan dasar teori yang bersumber dari buku
utama pada matakuliah ini.

2. Pada setiap jawaban cantumakan sumber referensi berdasarkan aturan kaidah penulisan
yang benar (tahun referensi dan halaman dicantumkan).

3. Berdasarkan acuan teori utama kembangkan analisis berdasarkan pemahaman masing-


masing, setiap individu sangat dimungkinkan memiliki analisis berbeda sehingga jawaban
analisis tidak sama dengan individu lain.

1. Attending ( Perhatian ) adalah ketrampilan/ teknik yang digunakan konselor untuk


memusatkan perhatian kepada konseli agar konseli merasa dihargai dan terbina suasana
yang kondusif sehingga konseli bebas mengekspresikan/mengungkapkan pikiran ,
perasaan ataupun tingkahlakunya. Adapun ketrampilan attending meliputi :a) Posisi
badan (termasuk gerak isyarat dan ekspresi muka) dan b) kontak mata. Sebagai calon
konselor anda di tuntut untuk dapat memahami minimalnya dua keterampilan tersebut.
Gambarkan dan jelaskan maksud posisi badan dan kontak mata yang baik dalam
attending harus yang seperti apa!
Jawab : Sumber referensi : Prof. DR, Sofyan S.Willis.2004. Konseling
individual .Bandung, Alfabeta. Hal 176.
a. Posisi badan (termasuk gerak isyarat dan ekspresi muka) diantara posisi badan yang
baik dalam attending mencakup :
- Duduk dengan badan menghadap klien
- Tangan diatas pangkuan atau berpegang bebas atau kadang-kadang di gunakan untuk
menunjukan gerak isyarat yang sedangdikomunikasikan secara verbal
- Responsif dengan menggunakan bagian wajah, misalnya senyum spontan atau
anggukan kepala sebagai persetujuan atau pemahaman dan kerutan dahi tanda tidak
mengerti
- Badan tegak lurus tanpa kaku dan sesekali condong kearahklien untuk Menunjukan
kebersamaan dengan klien.
- Badan atau pandangan lurus menghadap konseli,
- Kaki terbuka tidak meyilangkan, tangan diatas lutut dan luwes.

Gerak tubuh secara tepat ; gerakan aktif saat mendengarkan konseli yang
bermakna bersahabat dan hangat. Gerak tubuh yang tidak efektif : memainkan
pensil atau kunci, memainkan ang logam, gugup dan elisah, mengetuk-ngetukkan
jari, mematah-matahkan (mengeretakkan) tulang jari jemari secara terus menerus,
duduk beringsut, terus menerus memindahkan kaki menyialng , duduk dengan
satu kaki diangkat dan ditumpangkan pada kaku lainnya sambil digerk-gerakkan,
mengerjakan aktifitas lain (membaca koran, menyiapkan makanan dan minuman,
menonton TV, menganggukkan kepala kepada orang lain yang lewat.
b. Kontak mata
Kontak mata yang baik berlangsung dengan melihat klien pada waktu dia ber-
bicara kepada konselor dan sebaliknya. Kontak mata harus dipertahankan atau dipelihara
dengan menggunakan pandangan spontan yang mengekspresikan minat dan keinginan
mendengarkan serta merespon klien.
Memandang secara lembut dan kadang‐kadang memindahkan pandangan
dari wajah konseli ke bagian tubuh lainnya, misal tangan kemudian kembali ke
wajah. Konselor dapat menangkap makna yang lebih mendalam dari berbagai
hal yang disampaikan konseli kepadanya. Kontak mata adalah jendela untuk
melihat pengalaman dan dunia pribadi yang mendalam dari konseli.

2. Clarification adalah teknik yang sangat diperlukan dalam konseling untuk


mengungkapkan kembali isi pernyataan konseli dengan menggunakan kata-kata baru dan
segar.Berikan contoh kalimat dan konteks percakapan clarification teknik yang baik dan
benar!
Jawab :
Referensi : Willis, Sofyan. S. 2007. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung:
ALFABETA. Hal.198
Konseli : saya benar-benar bingung harus memilih si A atau si B.
Konselor : anda bingung memilih A yang sangat baik dan mencintai anda dengan tulus
tapi anda tidak mencintainya, atau bertahan dengan B yang sangat anda cintai meski B
kerapkali menyakiti hati anda. Begitu?

3. Konselor di tuntut untuk mampu menyatakan kembali asensi dari ucapan-ucapan


konseli.Contoh :Konseli :”Dia tidak mengijinkan saya melamar pekerjaan itu, saya
menginginkan pekerjaan itu, tetapi dia menggagalkannya,sebenarnya dia hanya tidak
membiarkan saya meninggalkan kota ini”.Konselor : Apakah anda merasakan bahwa ia
sebenarnya takut berpisah dengan anda?.Berdasarkan cuplikan contoh proses konseling
diatas keterampilan atau teknik apa yang digunakan konselor? Dan pesan apa yan ingin di
sampikan konseli pada percakapan tersebut?
Jawab : Sumber referensi : Prof. DR, Sofyan S.Willis.2004. Konseling
individual .Bandung, Alfabeta. Hal.186
Merupakan salah satu teknik Eksplorasi. Pada perckapan diatas menyampaikan bahwa si
konseli ingin melamar atau mencari pekerjaan teteapi ada seseorang yang tidak
menyetujui hal tersebut. Dia merasa terkekang dan mengungkapkan perasaan kesalnya
terhadap pasangannya kalau dia tidak dibolehkan melamar kerja karena takut terpisah
dengannya .
4. Reassurance (Penguatan/Dukungan) adalah ketrampilan/teknik yang digunakan oleh
konselor untuk memberikan dukungan/penguatan terhadap pernyataan positif konseli
agar menjadi lebih yakin dan percaya.Berikan contoh percakapan yang manunjukan
keterampilan tersebut ada pada proses konseling!
Jawab : Sumber referensi Supriyono dan mulawarman. 2006.Keterampilan Dasar
Konseling. Semarang. Unnes Press.Hal 33.
a) Prediction reassurance (penguatan prediksi)
Penguatan yang dilakukan konselor, ketika klien menyatakan bahwa ia akan melakukan
suatu rencana tindakan yang positif, maka konselor dapat mendukung pernyataan klien
tersebut atau memberikan suatu keyakinan bahwa ia bisa melakukan tindakan tersebut.
Konseli : “Pak nilai semester ini bagi saya adalah nilai yang sangat mengecewakan, hal
ini terjadi karena saya memang malas belajar, namun mulai semester depan saya akan
belajar dengan giat dan selalu belajar walaupun tidak ada ulangan”.
Konselor : “Bagus sekali, jika anda mulai semester depan akan belajar lebih giat dan
selalu belajar walaupun tidak ada ulangan, tidak mustahil nilaimu akan lebih baik dari
semester ini”.
(b) Postdiction reassurance (penguatan postdiksi)
Penguatan konselor terhadap tingkah laku positif yang telah dilakukan klien dan tampak
hasilnya. Keterampilan ini memberikan penguatan pada diri klien saat ini, yang semula
ragu atas ketidakyakinan dirinya untuk mengulangi melakukan sesuatu hal, yang
sebenarnya di masa lalu ia pernah berhasil melakukannya.
Konseli : “Pak dua hari yang lalu saya bertengkar dengan adik saya gara-gara saya
secara tidak sengaja menumpahkan air di kertas pekerjaan rumah adik saya dan
semenjak itu dia tidak mau menyapa ataupun tersenyum kepada saya meskipun kami satu
rumah. Tetapi saya selalu berusaha menjelaskan dan meminta maaf kepada adik saya,
dan Alhamdulillah adik saya sekarang tidak marah lagi dan mulai menyapa saya”.
Konselor : “Bagus sekali, setelah anda berusaha menjelaskan dan meminta maaf atas
kesalahan yang anda perbuat ternyata adik anda sekarang dapat memaafkan dan
bersikap baik kepada anda”.

(c) Factual reassurance (penguatan faktual)


Penguatan yang dipergunakan konselor untuk mengurangi beban penderitaan
psikologis (pengalama yang tidak menyenangkan) klien. Penguatan ini lebih bersifat
menghibur klien dengan tujuan agar beban yang dialami oleh klien menjadi berkurang
dengan memberikan dukungan factual bahwa apa yang dialami klien juga dapat dialami
oleh orang lain dan merasakan seperti apa yang anda rasakan saat ini.
Konseli : “ Bu, selama ini saya dan adik selalu dekat dan saya sangat menyayangi nya,
tetapi saya tidak mengira kemarin saya dapat telvon dari Ayah kalau adik saya
meninggal karena jatuh dari sepeda motor. Kejadian ini sangat memukul dan membuat
saya sedih”.
Konselor : “Setiap kakak yang menyayangi adiknya pasti merasa terpukul dan sedih
ketika mendengar kabar adik yang sangat disayanginya meniggal”.

5. Ketrampilan/teknik yang digunakan konselor untuk mengakhiri komunikasi konseling,


baik mengakhiri untuk dilanjutkan pada pertemuan berikutnya maupun mengakhiri
karena komunikasi konseling betul-betul telah ”berakhir’ merupakan teknik keterampilan
Termination ( Pengakhiran ).Berikan contoh percakapan yang manunjukan keterampilan
tersebut ada pada proses konseling!
Jawab : Sumber referensi Fauzan, Lutfi. Nur Hidayah & M. Ramli. 2008. Teknik-teknik
Komunikasi untuk konselor. Malang: Depdiknas UM UPT BK. Hal.60-61
Dan Supriyono dan mulawarman. 2006.Keterampilan Dasar Konseling. Semarang. Unnes
Press.Hal.42
Pengakhiran atau termination ini bertujuan untuk menyelesaikan kegiatan konseling atau
bila masih diperlukan melanjutkan kepertemuan selanjutnya
Pengakhiran langsung, murni :
Menunjuk pada verbalisasi konselor tersurat atau gambling, dengan menyebutkan akan
diakhiri pertemuan konseling dalam bentuk kalimat singkat, cukup tegas, dan
mengandalkan kaidah bahasa pragmatik. Kata inti pengakhiran yang sering digunakan
yaitu: kita menyudahi …., kita akhiri …., dsb. Contoh: “Karena waktu pertemuan telah
habis, kita akhiri sekian, dan saya mengharap kehadiran Anda untuk bahasan
selanjutnya”.
Konseli : “ Iya bu saya sudah paham dengan apa yang harus saya lakukan”
Konselor: “Baiklah, sekarang waktu telah menunjukkan pukul 09.30 WIB, sesuai dengan
kesepakatan kita di awal pertemuan tadi bahwa pertemuan kita ini hanya sampai pukul
09.30 WIB, maka marilah kita akhiri pertemuan ini dan dapat kita lanjutkan minggu
depan.”
6. Pada tahap pemahaman dan tindakan konselor di tuntut untuk mampu mengubah
persepsi, melakukan transference counter-tranference, dan hubungan yang nyata.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan transference counter-tranference dan berikan
contohnya!
Jawab : Sumber referensi Willis, Sofyan. S. 2007. Konseling Individual Teori dan
Praktek. Bandung: ALFABETA.

Transference counter (perpindahan balik) merupakan reaksi emosional dan proyeksi


konselor terhadap klien, baik yang disadari maupun tidak disadari. Timbulnya
transference counter (perpindahan balik) bersumber dari kecemasan konselor yang dapat
dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu:
a. Masalah pribadi yang tak terpecahkan.
b. Tekanan situasional yang berkaitan dengan masalah pribadi konselor.
c. Komunikasi perasaan klien dengan konselor.
Tansference (pemindahan) dalam pengertian yang luas menunjukan pertanyaan perasaan
klien terhadap konselor, apakah berupa reaksi rasional kepada pribadi konselor atau
proyeksi yang tidak sadar dari sikap-sikap dan streteotipe sebelumnya. Secara
psikoanalisa pemindahan merupakan satu proses dimana sikap klien sebelumnya
ditanyakan kepada orang lain atau secara tidak sadar diproyeksi kepada konselor.
Transference (pemindahan) mengacu kepada perasaan apapun yang dinyatakan atau
dirasakan klien (cinta, benci, marah, ketergantungan) terhadap konselor, baik berupa
reaksi rasional terhadap kepribadian konselor atau pun proyeksi terhadap tingkah laku
awal dan sikap-sikap selanjutnya konselor. Penyebab terjadinya transference
(pemindahan) adalah konselor mampu memahami klien lebih dari klien memahami diri
mereka sendiri dan dikarenakan konselor mampu bersifat ramah dan secara emosional
bersifat hangat. Jenis transference ; positif (proyeksi perasaan bersifat kasih sayang, cinta,
ketergantungan) dan negative (proyeksi rasa pemusuhan dan penyerangan).
Contohnya :
- 1) Rasa cinta dan kasih saying terhadap klien. 2) Empati terhadap klien 3). Mampu
mengidentifikasi perasaan klien. 4). Kepedulian yang sewajarnya terhadap klien.
- 1) Tidak memperhatikan pertanyaan klien dengan jelas.2) Menolak kehadiran
kecemasan.3) Menjadi simpatik dan empatik berlebihan. 4) Mengabaikan perasaan
klien.5) Tidak mampu mengidentifikasi perasaan klien.6) Kepedulian yang berlebihan.
7. Terminasi adalah salah satu tahap dalam konseling dimana konselor harus mengakhiri
konseling, keputusan ini dapat dilakukan sepihak atau bersama. Berikan penjelasan dan
contoh percakapan mengenai terminasi positiff tanpa penolakan, dan Isu terminasi
penolakan terhadap terminasi !
Jawab : Sumber referensi Eti Nurhayati, Bimbingan Konseling dan Psikoterapi Inovatif,
(Yogakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 48
Lesmana, Jeannete Murad. 2005. Dasar-Dasar Konseling. Jakarta: Universitas Indonesia
(UI-Press)
Agar terminasi dalam tahapan proses pertolongan pekerjaan sosial berjalan lancar
dan positif maka terdapat prinsip procedural yang harus dilaksanakan. Prinsip prosedural
terminasi tersebut sebagai berikut :
a. Terminasi hendaknya berdasarkan asesmen dan keputusan bersama.
b. Pengalaman terminasi hendaknya mengandung tujuan spesifik dan konkrit dengan
segala konsekuensinya.
c. Klien hendaknya dipersiapkan menghadapi terminasi sehingga tidak bergantung terus
kepada pekerja sosial dan dapat hidup mandiri.
d. Klien hendaknya dibantu mengembangkan kemampuan problem solving atau
pemecahan masalah agar dapat berperan aktif dalam proses pertolongan dan nantinya
akan dapat memecahkan masalahnya sendiri bila berhadapan lagi dengan masalah.
e. Sistim intervensi hendaknya diberikan dengan mengkaitkan klien kepada sistem
sumber dan penguasaan akses agar tercipta pemecahan masalahan sehingga dapat
meningkatkan keberfungsian klien.
Ada beberapa prosedur dasar yang dibutuhkan dalam tugas umum, antara lain:
a. Pemindahan harus didasarkan pada kebutuhan bersama adanya saling memahamidalam
program pertolongan dan situasi pada waktu keputusan dibuat dalamterminasi.
b. Pengalaman terminasi hendaknya mempunyai sasaran pertolongan secara spesifik dan
akibat-akibatnya untuk kelayan.
c. Klien hendaknya bersiap-siap menghadapi atau disiapkan dan ditolong dengan tata cara
terminasi.
d. Klien harus dianjurkan secara terus-menerus untuk memecahkan masalah, belajar dan
pertumbuhan proses dirinya sendiri dengan pertolongan sumber petolongan baru.
e. Sistem intervensi harus diterminasikan dalam cara-cara bahwa hubungan kliendengan
masyarakat haruslah merupakan sistem pertolongan yang alamiah dankemungkinan klien
untuk terus menerus memudahkan untuk memperolehsumber.
f. Pekerja sosial atau lembaga sosial hendaknya diperkenalkan untuk
menghadapikesulitan di masa depan, kelajutannya adalah kontak yang telah ditetapkan.
g. Pekerja sosial harus mengakui dan memperlakukan dengan perasaannya dalam
melakukan terminasi dimana perasaan-perasaan itu menyakitkan dia dapatmenggunakan
kepercayaannya untuk menolong memecahkan masalahnya sendirisebagaimana halnya
dengan perasaan klien
Contohnya: “Baiklah, saya telah menyaksikan sendiri kalau anda telah mengalami
kemajuan yang cukup signifikan dan perubahan perilaku ke arah yang lebih positif”. Hal
penting yang harus dipersiapkan oleh konselor adalah mempersiapkan ringkasan akhir
yang menyimpulkan proses konseling secara keseluruhan.
Isu terminasi :
a. Terminasi sesi individual
Sesi konseling individu biasanya berlangsung selama 40 hingga 50 menit. Benjamin
menyebutkan dua faktor penting dalam mengakhiri suatu wawancara, antara lain:
1) Konselor dan konseli menyadari bahwa sesi konseling telah habis
2) Jangan mendiskusikan materi baru di akhir sesi konseling.
Konselor dapat mengakhiri sebuah wawancara dengan efektif melalui beberapa cara,
antara lain :
1) Membuat pernyataan singkat yang menandakan bahwa sesi konseling berakhir
2) Konselor menggunakan bahasa tubuh untuk menunjukkan bahwa sesi telah berakhir.
Suatu bagian penting dalam terminasi sesi individu adalah menentukan jadwal perjanjian
berikutnya. Akan lebih mudah dan lebih efisien jika mereka menentukan pertemuan
berikutnya pada akhir sesi daripada melakukan melalui telepon.
b. Terminasi hubungan konseling
Menurut Maholick dan Turner hal spesifik yang perlu diperhatikan saat memutuskan
apakah akan menerminasi konseling atau tidak, antara lain :
1) Memeriksa apakah permasalahan konseli telah berkurang
2) Menentukan apakah perasaan yang menimbulkan stres sudah hilang
3) Menilai kemampuan konseli menghadapi masalah dan tindakan pemahaman terhadap
diri sendiri dan orang lain
4) Menentukan apakah konseli mampu berhubungan lebih baik dengan orang
lain dan mampu mengasihi dan dikasihi
5) Memeriksa apakah konseli telah mendapatkan kemampuan untuk merencanakan dan
bekerja dengan lebih produktif
6) Mengevaluasi apakah konseli dapat berfungsi lebih baik dan menikmati kehidupan
Penolakan terhadap Terminasi
1. Penolakan dari klien
Dua ekspresi penolakan yang paling mudah dikenali adalah meminta lebih banyak waktu
pada akhir sesi dan meminta lebih banyak meminta temu janji setelah suatu tujuan
tercapai. Namun ada bentuk lain seperti berkembangnya permasalahan baru yang bukan
berasal dari kekhawatiran klien yang pada situasi ini klien dapat membuat konselornya
yakin bahwa hanya konselor tersebut yang dapat membantunya dan hal ini membuat
konselor akan merasa memiliki kewajiban untuk meneruskan pekerjaannya dengan klien
tersebut baik dengan alasan pribadi maupun etika
Proses terminasi sebaiknya dilakukan secara bertahap dan perlahan-lahan. Misalnya
dengan jumlah pertemuan yang terbatas pada tiap sesi, berkonsentrasi bersama klien
tentang mempersiapkan diri untuk lepas dari konseling.
Vickio (1990) mengembangkan cara yang unik dalam menerapkan strategi yang kongkret
bagi para siswa yang berhadapan dengan rasa kehilangan dan terminasi dalam bukunya
The Goodbye Brochure. Mengadapi kehilangan yang sukses dan kehilangan yang tidak
sukses dengan lima D (lima M dalam bahasa Indonesia). Kehilangan yang sukses:
1. Menentukan cara untuk menjadikan transisi anda sebagai suatu proses yang
bertahap
2. Menemukan makna lain dari aktivitas-aktivitas dalam kehidupan anda
3. Menggambarkan peran tersebut pada orang lain
4. Menikmati apa yang telah anda dapatkan dan apa yang ada dihadapan anda
5. Mendefinisikan bidang-bidang yang berkelanjutan dalam kehidupan anda.
Kehilangan yang tidak sukses:
1. Menyangkal kehilangan
2. Membengkokan pengalaman anda dengan melebih-lebihkan keberhasilan
didalamnya
3. Menurunkan jumlah aktivitas dan hubungan anda
4. Mengalihkan perhatian dari memikirkan terminasi
5. Melepaskan diri secara mendadak dari aktivitas dan hubungan anda
Lerner dan Lerner (1983) percaya bahwa penolakan dari klien sering kali disebabkan oleh
ketakutan akan perubahan.
2. Penolakan dari Konselor
Goodyear (1981) menyebutkan delapan kondisi dimana terminasi dirasa sangat
sulit bagi individu:
1. Ketika terminasi menjadi sinyal akan berakhirnya sebuah hubungan yang
signifikan
2. Ketika terminasi meningkatkan kegelisahan konselor atas kemampuan kliennya
untuk berfungsi secara mandiri
3. Ketika terminasi membangkitkan rasa bersalah dalam diri konselornya karena
belum dapat bekerja lebih efektif untuk kliennya
4. Ketika konsep professional konselor terancam oleh klien yang pergi dan tiba-tiba
marah
5. Ketika terminasi menjadi sinyal akan berakhirnya suatu pengalaman belajar bagi
konselor
6. Ketika terminasi menjadi sinyal akan berakhirnya suatu pengalaman hidup
menyenangkan yang dibayangkan melalui petualangan klien
7. Ketika terminasi menjadi simbol rekapitulasi selamat tinggal orang lain
(khususnya yang tak terpecahkan) di dalam kehidupan konselor
8. Ketika terminasi memunculkan konflik di dalam diri konselor mengenai
individualisasinya sendiri sangat penting bagi konselor untuk mengenali kesulitan
yang dihadapinya dalam melepaskan klien-klien tersebut. Konselor dapat
berkonsultasi dengan rekannya dalam menghadapi permasalahan tersebut atau
menjalani konseling untuk memecahkan masalah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai