Anda di halaman 1dari 51

Intervensi Kelompok

Rina Wijayanti,M.Psi

Kelompok
Kelompok adalah sejumlah orang atau sesuatu yang dianggap sebagai suatu kesatuan, memiliki hubungan saling menguntungkan dan atau diklasifikasikan atas dasar pertimbangan tingkatan yang sama

Kelompok
Kelompok kecil merrupakan dua atau lebih individu menyadari saling ketergatungan diantara mereka yang bersifat positif, dan mengarahkannya untuk mencapai tujuan bersama yang menguntungkan dan setiap individu menyadari keanggotanya di dalam kelompok, juga menyadari keberadaanya dari anggota lain terhadap kelompok

Pandangan kelompok
kelompok dipandang dalam sebagai suatu kumpulan individu yang masing-masing memberikan kontribusi dalam kelompok. YANG UTAMA Memperhatikan kondisi individu dalam kelompok DISEBUT ORIENTATION INDIVIDUALISTIC /PANDANGAN INDIVIDUAL

Karakteristik Team yang Efektif menurut Johnson & Johson1994


1. Adanya pemahaman, relevansi, dan komitmen pada tujuan di kalangan para anggotanya untuk tujuan kel. Adanya komunikasi akan pemikiran dan perasaan thd ide-ide di kalangan para anggotanya. Adanya partisipasi aktif dan distribusi kepemimpinan. Penggunaan prosedur pembuatan keputusan yang fexible

2.
3. 4.

Karakteristik Team yang Efektif menurut Johnson & Johson1994


5. Manajemen konflik yang memberdayakan dan membangun 6. Kekuasaan didasarkan pada kemampuan, kecakapan dan informasi. 7. Kohesi atau kekompakan dalam kelompok yang sangat tinggi 8. Strategi pemecahan masalah yang efisien 9. Efektifitas hubungan antar personal yang sangat tinggi

Best & worst experiences


Best team experiences Anggota datang dengan persiapan Misi dan tujuan jelas Anggota bicara terbuka dan saling mengahargai Anggota memiliki kebebasn menyampaikan gagasan Anggota boleh menyampaikan ketidaksetujuanya Worst team experiences Anggota datang tanpa persiapan Tujuan tidak jelas Anggota meninterupsi , lebih banyak bicara daripada mendengarkan Anggota tidak saling menghargai ,melakukan urusanya sendiri Banyak perdebatan dan pertengkaran

Anggota terbuka terhadap ide baru


Meeting berakhir dengan keputusan dan tindaklanjut yang jelas

Anggota terhdap ide baru


Pertemuan berakhir tanpa keputusan dan tindaklanjut

Makna intervensi dan definisinya


To intervene is to enter into an ongoing

system of relationship to come between or among persons, groups, or objects for the purpose of helping them (Argyris 1970.p.9) Interventions is specific activities resulting from the process of diagnosis and feedback, that Organizational Development Practitioners used to bring about change (Smither, 1998.p.4)

Di mana intervensi dilakukan?


Mengacu pendapat Argyris, intervensi dilakukan di dalam hubungan/relations antar orang, antar kelompok, dan dalam organisasi secara keseluruhan. Tujuan intervensi adalah membawa perubahan, tentunya pada perubahan yang lebih baik.

Membuat intervensi lebih berhasil


Interventions are most likely to be

successful when conditions allow flexibility, quick actions, intensive care, coalition and connectedness (Kanter, 1990)

Namun kondisi ini akan bergantung pula pada kemampuan dan kualitas pribadi intervernor termasuk pimpinan,sikap para anggota organisasi,dan lingkungan organisasinya

Ruang Lingkup
a. Proses proses individual (individual processes) Pengaruh pengaruh sosial yang memberi efek kepada individu tersebut memahami dunianya. Concept : prestasi & hasil karya, sikap & perubahan sikap, atribut, proses kognitif, disosiasi, persepsi, kesadaran diri, stress, dll

Ruang lingkup
b. Interaksi antar pribadi (interpersonal interaction) Focus study: interaksi antara dan diantara individu-individu, karakteristik yang unik dari tingkahlaku sosial Concept : agresi, ketertarikan, afiliasi, koalisi, konformitas, komunikasi

Ruang lingkup
Proses kelompok (group processes) Focus : respon-respon atau reaksi orang terhadap pengaruh dari organisasi, institusi societal seperti pemerintahan, sistem hukum dan lingkungan fisik Concept: peran sosial, tekanan kelompok, norma sosial, massa, kerumunan , rasial, dsb

Permasalahan untuk diintervensi


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tujuan / sasaran dan perencanaan Komunikasi Budaya dan iklim Kepemimpinan dan wewenang Pemecahan masalah Pembuatan keputusan Konflik dan kebersamaan Pembatasan peran Lain lain (Schmuck, and Miles1976)

Dimensi model intervensinya


1. Pendidikan dan pelatihan 2. Proses konsultasi /coaching 3. Confrontation / perdebatan 4. Umpan balik data 5. Pemecahan masalah 6. Pembuatan perencanaan 7. Membuat task force PO 8. Kegiatan techno structure (Schmuck and Miles 1976)

Perlakuan intervensi
Perlakuan semua klasifikasi sebagaimana yang telah disebut, dapat diberlakukan pada : 1. Individu personil anggota organisasi 2. Antar individu personel dalam organisasi 3. Kelompok dalam organisasi 4. Antar kelompok dalam organisasi 5. Organisasi secara keseluruhan. Dengan model model intervensi sesuai dengan kepentingan dan tujuannya.

Intervensi individual
1. Pengembangan individual dan pengembangan organisasi.

.one of the primary values of organization development is the believe that individuals desired psychological growth and that work environments should foster the psychological growth of employees. (Smither,1996. 246)
Pada umumnya intervensi individual adalah insight dalam arti pemahaman nilai-nilai, karakter / watak, dan cara cara berperilaku secara individual dari para anggota organisasi.

2.

Intervensi individual meliputi lima persoalan


1. Interaksi personal dan penyingkapan 2. Style atau gaya personal 3. Pemahaman pengalaman luar ruang / out

bond.

4. Promosi kebugaran dan menajemen stres

5. Life and career development.

Ad. 1. interaksi antar personal dan penyingkapan


Interaksi ini manyangkut persoalan kemampuan berkomunikasi dengan fihak atau personil lain sekalipun belum / baru kenal. Penyingkapan dalam arti kemampuan membuka pembicaraan untuk berkomunikasi secara baik sehingga hubungan kerja dapat terbina. Apabila kemampuan ini tidak dimiliki, biasanya yang terjadi adalah berkomunikasi secara formal dan hubungan kerja terasa kaku Untuk persoalan ini dapat dipelajari mengenai The Johari Window dari Luft. J 1961 dalam Human

Relations Training News 5.5-7

Ad 2. Personal style / gaya personal

1.

2.

Pemahaman gaya personal ada tiga model yaitu: Individual assessment adalah evaluasi / test psikologi yang hasilnya untuk digunakann sebagai pengembangan diri dan pengembangan profesional. Termasuk bio-data dan in-basket activity(kegiatan simulasi merespon dan mengatur pekerjaan pimpinan termasuk surat, memo, dan pesan tilpon) Indikator tipe Myers-Briggs yang membagi pada introvert dan extrovert dengan sensing, intuiting,

3.

thinking, feeling, judging, perceiving. Personal Effectiveness Interventions dengan

program pemberdayaan pegawai, dan pelatihan executive/pimpinan / executive coaching.

Ad 3. Pemahaman Pengalaman Luar Ruang (OUTBOND)

Pelatihan ini bertujuan agar individu dapat belajar mengenai gaya-gaya pribadi dari rekan rekan kerjanya untuk berinteraksi dan bagaimana mereka dapat berinteraksi lebih efektif dalam menghadapi tantangan luar ruang seperti memanjat pohon, memanjat gunung, berdayung bersama dalam biduk/perahu, maupun menyeberangi lembah dan sungai dengan tali.

Ad. 4 Promosi kebugaran dan manajemen Stress


Promosi kebugaran meliputi pelatihan fitness, senam kebugaran, kesadaran akan kesehatan kerja termasuk peningkatan gizi dan bahaya rokok Manajemen Stress menolong personil dalam menghadapi stress dengan pelatihan yang mengajar mereka dengan metode latihan relaksasi fisik termasuk mengambil nafas dalam-dalam dan meditasi

Ad. 5 Career and Life Development


Career Development menunjuk pada pencarian mempertemukan antara kebutuhan organisasi dan kebutuhan individu untuk perubahan dan penyempurnaan yang mendorong pada penerimaan dan peningkatan kecakapan / keahlian individu yang terkini. . Intervensi dalam Perencanaan career terutama pada persoalan adanya pengurangann pegawai, struktur yang mendatar,dan peningkatan kompetisi.

Pentahapan career menurut Schein 1978:


Tahap pencarian, fantasi dan pertumbuhan pada umur 0-21, orang akan mengumpulkan informasi dari dirinya sendiri mengenai kemungkinan-kemungkinan careernya. Tahap kedua didalamnya umur 16-25 masuk dunia kerja termasuk mencari menerapkan dan mendapatkan upah pekerjaan, tahap ini diikuti tahap basic training pada rangkaian umur yang sama 16-25 orang akan mempelajari pekerjaan dan berusaha keras masuk dalam organisasi.

Tahap berikutnya 17-30 tahap menjadi anggota penuh organisasi dan mengawali careernya, orang akan mengembangkan kompetensinya sesuai dengan keinginannya/bakatnya. Tahap 25+ adalah tahap keanggotaan penuh serta midcareer mulai memutuskan menjadi spesialis atau beralih ke keahlian lain. Tahap ke enam midcareer crisis 35-45 yang akan membawa pada penilaian careernya dalam hubungannya dengan ambisi seseorang. Tahap ke tuju pengembangan careerdalam dua jalur, pertama jalur non pemimpin dan jalur pemimpin umur 40+ dan berikutnya tahap decline and disengagement umur 40 sampai pensiun.

Metode intervensi kelompok FGD (Focused Group Discussion) SHG (Self Help Group) Konseling kelompok

FGD
Diskusi yang tidak ditata ketat dan tidak formal yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan membahas suatu permasalahan yang ada dalam kelompok/masyarakat guna mendapatkan solusi

CONTOH FGD
Bagaimana menyikapi teman-teman yang mengalami kenakalan remaja ? Bagaimana strategi menghadapi tugas-tugas kuliah yang semakin banyak ? Bagaimana sikap terhadap para penderita AIDS ?

LANGKAH-LANGKAH FGD
Menentukan peserta Menyusun panduan diskusi Menetapkan pemandu, pencatat, observer dan narasumber Menyiapkan form untuk pencatatan Melaksanakan diskusi Pembahasan oleh narasumber

MENYUSUN PANDUAN DISKUSI


Perkenalan Membina keakraban Pendalaman Penutupan

PERKENALAN
Pemandu menjelaskan maksud diskusi Menggambarkan apa yang akan dilakukan Meminta peserta memperkenalkan diri (agar peserta nyaman) Pemandu lebih banyak yang berbicara Waktu: 10 menit.

MEMBINA KEAKRABAN
Pemandu mengajukan pertanyaan yang mudah dijawab peserta sehingga mendorong peserta untuk mulai bicara dalam suasana kelompok Pemandu hanya bicara sedikit, peserta mulai memainkan peran yang lebih aktif Waktu: 10 menit

PENDALAMAN
Pemandu memusatkan pada materi pokok untuk diskusi Menghidupkan pembicaraan, menggali perasaan dan tanggapan peserta Peserta lebih banyak bicara dibanding pemandu Pemandu membimbing arah diskusi namun tidak bersikap menggiring Waktu: 60 menit

PENUTUPAN
Pemandu merangkum persamaan dan perbedaan pendapat dari peserta Peserta diminta untuk mempertegas, memperjelas atau menambah Membuat kesimpulan Pemandu lebih banyak bicara Waktu: 10 menit

PERAN PEMANDU
Mendorong peserta untuk bicara dan mengungkapkan pendapat serta perasaan tentang pokok masalah Memandu arah diskusi

KARAKTERISTIK PEMANDU
Luwes, fleksibel, mudah beradaptasi dengan peserta Terampil berkomunikasi Menimbulkan rasa nyaman dan percaya bagi peserta Memahami pokok permasalahan Pendengar yang baik Tidak terjebak untuk memberikan nasehat, pendapat.

PENCATATAN
Tentukan hal-hal apa saja yang perlu dicatat dan diobservasi Nama peserta Persamaan dan perbedaan kelompok Kesimpulan hasil

TEMPAT DAN PENGATURAN


Pilih tempat yang menimbulkan rasa aman dan nyaman Saling mendengar satu sama lain Mudah dicapai peserta Tempat duduk yang memungkinkan pemandu bisa melihat seluruh peserta Para peserta bisa saling melihat

SELF HELP GROUP


Kelompok yang berisi orang yang memiliki masalah yang sama yang bertujuan untuk selfimprovement dalam rangka mengatasi masalah yang sedang mereka hadapi Pertemuan rutin dari orang-orang yang memiliki permasalahan, simtom, kondisi yang sama yang saling berbagi & belajar satu sama lainnya untuk memperoleh perspektif baru mengenai problemnya.

FOKUS SHG

Perubahan pikiran Perubahan perasaan Perubahan perilaku Perubahan proses-proses ketidaksadaran Mengembangkan ketrampilan baru

CONTOH SHG

Kelompok alkoholik Kelompok ibu-ibu dengan kelahiran anak pertama Kelompok orang tua dengan sindrom sarang kosong Kelompok karyawan dengan stressor kerja tinggi

KARAKTERISTIK SHG

Efektif: 6 10 orang dalam kelompok Lebih bersifat prevensi sekunder & tersier Berlangsung beberapa sesi Didampingi profesional bila diperlukan.

LANGKAH-LANGKAH SHG
Menetapkan harapan/tujuan kelompok untuk

self improvement

Sharing pengalaman antar anggota (berat, lama dan frekuensi problem) Analisis problem Menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang Membuat treatment plan Menjalankan rencana Mengevaluasi hasilnya

PHYSICAL CONDITION

Ruangan rapi Ventilasi baik Suhu tidak terlalu dingin atau panas Pencahayaan Posisi duduk: U atau tapal kuda

Nilai Lebih SHG


Memungkinkan untuk berbagi perasaan satu sama lain (marah, sedih kecewa, sakit hati). Adanya penderitaan yang sama memungkinkan terbentuknya rasa memiliki kelompok (kohesivitas). Atmosfir dalam SHG memungkinkan adanya unconditional acceptance .

Proses Pembentukan Kelompok


The Five-Stages Model The Five-Stages Model Of Group development Of Group development
Stage 4
ADJOURNING

Stage 5

FORMING

Stage 1

STORMING

Stage 2

NORMING

Stage 3

PERFORMING

Forming (pembentukan)
Kelompok baru dibentuk @ anggota mencoba saling kenal, blm ada keterikatan yg jelas antara anggota Dimunculkan unsur pengikat formal berupa kesamaan dlm satu team, spt nama/ciri khusus Komitmen antar anggota rendah , baru mempelajari tujuan organisasi Fungsi & tugas anggota blm jelas Pimpinan sll memberikan penjelasan tentang tujuan tertentu dari pembentukan team

Storming (badai )
Masing masing pihak sdh mulai mengemukakan pendapatnya Sudah menunjukan pola kerja & berani menyampaikan pendapatnya yg biasanya berbeda dgn anggota lainnya Mulai terjadi benturan pendapat, penolakan sikap,ketegangan hub, penyesuaian diri dan sikap lebih intens Masing-masing pihak mencari pola atau sikap komunikasi yg diperlukan oleh lingkungan yg dihadapi Kejelasan tugas mulai muncul, msh perlu kompromi untuk meningkatkan kerjasama

Norming (penormaan)
Sudah tumbuh norma yg diharapkan& diperlukan dlm berinteraksi & berkomunikasi dgn baik Penyampaian pendapat,sikap,perilaku sdh bisa diterima lingkungan intern Menuju kepada pola kerjasama yg lebih baik Konsensus & kesepahaman sdh mulai terbentuk Tugas setiap angg sdh semakin jelas, dipahami, diterima dgn baik Keputusan besar sdh bisa dibuat berdasar kesepakatan Sudah mulai diskusi cara-cara & metode kerja

Performing (kinerja)
Kerjasama team sdh terbentuk Anggota team sdh mengerti alasan mengapa hal tertentu harus dilakukan Masing-masing anggota saling berbagi visi mrk scr terbuka & lebih transparan Sudah terfokus pada pencapaian satu tujuan Kadang msh terjadi perbedaan pendapat tapi sdh dapat diselesaikan dgn baik Tiap anggota team saling mengingatkan angg lain Tahap utk berprestasi & brkontribusi sbg pribadi /angg team dlm capai tujuan organisasi

Adjourning (mapan)
Tahapan untuk penyempurnaan Kerjasama diperkuat guna menunjang kemajuan, kelanjutan, serta pengembangan org. Pekerjaan-pekerjaan dpt diselesaikan dgn baik Pimpinan memberikan penghargaan kepada anggota team Para anggota berbagi pengalaman sukses kpd teman sejawat serta tergerak melakukan benchmarking Mencari tantangan baru lainya untuk dipecahkan scr team

Anda mungkin juga menyukai