Anda di halaman 1dari 5

KONFORMITAS dan KEPATUHAN

I. Definisi Konformitas Menurut Baron dan Byrne (2005, h.88), pengaruh sosial merupakan usaha oleh satu orang atau lebih untuk mengubah sikap atau tingkah laku seseorang atau lebih, merupakan suatu hal yang umum dalam kehidupan. Kiesler & Kiesler (1969, h.2) memberikan definisi konformitas sebagai tidak hanya bertindak atau bertingkah laku seperti yang orang lain lakukan tetapi juga terpengaruh bagaimana orang lain bertindak. Muzafer Sherif (1966) menyimpulkan konformitas adalah suatu bentuk sikap penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat/kelompok karena dia terdorong untuk mengikuti kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang sudah ada.

II. Jenis Konformitas Menurut Myers (dalam Sarlito W. Sarwono dan Eko A. Meinarno, 2009) konformitas terdiri dari dua jenis yaitu : a. Compliance : konformitas yang benar-benar bertentangan dengan keinginan kita, dilakukan untuk mendapat hadiah atau menghindari hukuman. b. Acceptance : Ada beberapa hal yang dapat kita jadikan alasan untuk melakukan konformitas tersebut, tidak sepenuhnya kita ingkari.

III. Kapan manusia melakukan konformitas Manusia melakukan konformitas pada saat : a. Ketika keputusan sudah dibuat atau pokok bahasan yang dibicarakan dirasa tidak kompeten b. Konformitas tinggi pada saat tiga atau lebih orang dalam grup kohesif (merasa/mengikat), unanimous (suara bulat/kesepakatan) mempunyai status sosial yang tinggi.

IV. Hal yang mempengaruhi adanya konformitas Menurut David O. Sears, Jonathan L.Freedman, L.Anne Peplau (1985) hal yang mempengaruhi adanya konformitas adalah : a. Kurangnya Informasi. b. Kepercayaan terhadap kelompok. c. Kepercayaan diri yang lemah. d. Rasa takut terhadap celaan sosial. e. Rasa takut terhadap penyimpangan. f. Kekompakan kelompok. g. Kesepakatan kelompok. h. Ukuran kelompok. i. Keterikatan pada penilaian bebas. j. keterikatan terhadap Non-Konformitas.

V. Definisi Kepatuhan / Obidience Menurut Baron, Branscombe dan Bryne (dalam Sarlito Sarwono dan Eko Meinarno, 2009) seseorang mentaati dan mematuhi permintaan orang lain untuk melakukan tingkah laku tertentu karena adanya unsur power. Baron dan Byrne (2005) mengatakan bahwa bentuk pengaruh sosial dimana satu orang memerintahkan seseorang atau lebih untuk melakukan sesuatu dan mereka melakukannya.

VI. Faktor Penyebab Kepatuhan / Obidience Baron, Branscombe dan Bryne (2008) mengatakan bahwa faktor penyebab terjadinya kepatuhan yang bersifat merusak adalah : a. Individu melepas tanggung jawab pribadi. b. Individu yang memberi perintah menggunakan simbol-simbol seperti lencana. Seragam. Topi yang berfungsi mengingkatkan orang yang diperintah akan kekuasaan serta peran yang diemban. c. Perintah secara gradual, perlahan meningkat dimulai dari yang paling kecil hingga menjadi lebih besar.

d. Proses yang terjadi sangat cepat hingga individu tidak bisa merefleksikan dan berpikir secara mendalam.

VII. Strategi Menolak Perintah Buruk dan Merusak a. Individu diingatkan bahwa ia sendiri yang bertanggung jawab. b. Individu diberitahu secara jelas bahwa perintah destruktif tidak diperkenankan. c. Individu perlu meninjau ulang motif dari atasannya. d. Individu mengetahui kekuatan yang dimiliki figur otoritas bisa membantu melawan pengaruhnya.

DAFTAR PUSTAKA

Baron, Robert A., Bryrne, Donn. 2005. Psikologi Sosial. Edisi kesepulih. Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga. Sarwono, Sarlito W., Meinarno, Eko A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta : Penerbit Salemba Humanika.

TUGAS PSIKOLOGI SOSIAL


KONFORMITAS DAN KEPATUHAN (Conformity & Obidience)

Disusun Oleh : Rifki Cahya S Dyah Kusbiantari Cucu Sopiah Efi Widia Astuti

PROGRAM MAGISTER SAINS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2011

Anda mungkin juga menyukai