Anda di halaman 1dari 21

Insanity and

Competency
Kelompok 4
FEB IAN CA DA MAYA N TI 17 1 3 0 11 40
EV IA NN A I LAYASI N A  1 7 1 3 011 7 5
R ET NO SA RI PASAR I BU 1 71 30 1 2 3 5
VID YA AU L IA FA D I LL A 1 7 1 3 0 1 23 8
THE P e rtam a, Pe n tin g u n tu k diin gat b ah wa in san ity

DIFFICULTY IN a dalah s u atu  k o n se p hu k u m , dan dipu tu sk an


o le h fak ta y an g se be n ar n y a, dan bu k an se k e dar
DETERMINING k o n se p me dis atau psiko lo g is;

INSANITY Kedua, definisi hukum "insanity" dapat bervariasi dari


yurisdiksi ke yurisdiksi

Ketiga, psikiater forensik atau psikolog yang


dihadapkan dengan tugas yang sulit untuk menilai
insanity harus membuat penilaian retrospektif dari
kondisi mental orang tersebut pada saat seseoeang
melakukan pelanggaran, beberapa bulan atau tahun
sebelumnya.
DEFINITIONS
INSANITY
Insanity adalah bagian dari tradisi moral dan hukum barat yang
mengatakan bahwa seseorang yang tidak menyadari arti dari VS
tindakannya tidak boleh dianggap bertanggung jawab secara
pidana atas tindakannya.
PSYCHOSIS
Guilt dalam pengertian kriminal tidak hanya menuntut tindakan
i l e g a l t e t a p i j u g a k o n d i s i p i k i r a n y a n g m e r e fl e k s i k a n k e s a d a r a n
akan implikasi tindakan tersebut. Tetapi bagaimana kita
m e n d e fi n i s i k a n k e a d a a n o r a n g - o r a n g y a n g m e l a k u k a n t i n d a k a n
tetapi seharusnya tidak bertanggung jawab atas mereka

Para terdakwa kriminal yang ditemukan tidak bertanggung jawab


secara pidana dinilai “not guilty reasoning insanity,” atau ngri;
terdakwa biasanya dimasukkan ke rumah sakit jiwa dan tinggal di
rumah sakit jiwa selama terdakwa sesuai dengan kriteria untuk
memiliki gangguan kejiwaan yang serius menurut psikiatri.
M.NAGHTEN RULE

In s an ity me ngandu ng tiga e le m e n ; se se o r an g h ar u s se su ai de n ga n de fi n isi,


diad ili gan gguan j iwa atau g ila j ika e le m e n b e riku t te r pe nu hi:

• T e rdak wa m e nde rita dar i “alasa n c acat me nta l da ri pe n y akit


pik ira n. "
• Akibatnya, terdakwa tidak ‘mengetahui” tindakan alami dan kualitas yang telah
ia lakukan
• Penyelidikan diarahkan pada menentukan apakah terdakwa  mengetahui “yang
dilakukannya adalah salah”

T e s M’ Nagh te n dise bu t co g n itive te st o f in san ity


IRRESISTIBLE IMPULSE EXEMPTION

Mengkriti M’Naghten rules karena focus pada kognisi terdakwa

Jika terdakwa menunjukkan pengetahuan kognisi benar atau salah,


ia tetap tidak bersalah karena alasan insanity

Ketika merujuk pada hilangnya kemampuan untuk mengontrol


perilaku seseorang, pengadilan terkadang merujuk pada volitional
aspect of insanity.

THE DURHAM TEST


Mengkritik M’Naghten rules karena focus pada standar kognitif

Dalam Durham Test terdakwa tidak mempertanggungjawabkan


kriminalitasnya jika tindakan pelanggarannya adalah hasil dari penyakit
mental atau cacat berdasarkan kesaksian saksi ahli (psikiatri).

Standar Durham saat ini hanya digunakan di satu negara bagian, New Hampshire.
T H E A L I S TA N D A R D O R B R AW N E R R U L E

Individu tidak bertanggungjawab terhadap perilaku kriminal jika saat


beraksi adalah hasil dari penyakit mental atau cacat.

• Dibutuhkan "kapasitas substansial" daripada ketidakmampuan total.

• Kemampuan untuk "memahami" kesalahan daripada untuk "tahu" itu berkonotasi dengan

pengertian kehendak atau afektif serta kognitif, dan lebih cocok dengan perspektif psikiatri

modern.

Ali Standard dapat dianggap sebagai termasuk dua aspek, atau


cabang yaitu aspek kognitif (“tidak bisa memahami
kesalahan”) dan aspek kehendak (“tidak bisa sesuaikan
kelakuannya ”).
KRITIK
T H E G U I LT Y B U T M E N TA L LY
TERHADAP
III VERDICT
KONSEP
• D e fi n i s i G B M I d a n k e t e n t u a n
• Sebuah keputusan yang menggabungkan penahanan dan perawatan berbeda
pengakuan penyakit mental pada terdakwa dari satu negara ke negara.
tetapi masih menganggap mereka bersalah. • Terkadang sulit bagi juri untuk membedakan
• Tiga belas negara menyediakan jenis putusan ini, disingkat antara konsep ngri atau gbmi.

GBMI, untuk “Guilty But Mentally Ill“. • Penerapan opsi gbmi oleh suatu negara belum

• Salah satu tujuan asli dari undang-undang gbmi adalah untuk tentu mengarah pada penurunan yang diharapkan

memberikan perawatan dalam lingkungan pemasyarakatan dalam pembebasan ngri.


• Penggunaan putusan gbmi tidak memastikan
bagi para tersangka kriminal dengan gangguan kejiwaan.
bahwa pelanggar tersebut kan mendapatkan
perawatan yang efektif.
PER AN PSIKO L OG DAL AM KASUS
INSANIT Y (KE GIL AAN)

Psikolog forensik memainkan beberapa


peran ketika insanity (kegilaan)
digunakan oleh terdakwa sebagai
pembelaan.

Psikolog forensik memainkan


beberapa peran ketika insanity
(kegilaan) digunakan oleh terdakwa
sebagai pembelaan.
ASSESSMENT OF CRIMINAL
RESPONSIBILITY
Dalam memutuskan apakah pelaku mengetahui implikasi
tindakan mereka, psikolog secara tradisional
menggunakan wawancara. Namun sering kali metode ini
tidak standar dan tidak terstruktur, sehingga memerlukan
prosedur yang lebih andal. Ada 2 jenis metode yang dapat
digunakan, yaitu:

Rogers Criminal
Mental screening
Responsibility Assessment
evaluation (mse)
Scales (R-CRAS)
Untuk "menyaring" para
Untuk menerapkan logika
terdakwa yang tindakan
diagnostik wawancara
pelanggaran hukumnya jelas
terstruktur sebagai penilaian
tidak disebabkan oleh kelainan
forensik terhadap tanggung jawab
mental.
pidana.
TESTIFYING AS AN WITNESS
Dalam membuat keputusan tentang masalah di luar sepengetahuan mereka,
juri sering memperhatikan kesaksian saksi ahli. Tetapi psikolog forensik yang
b e r s a k s i u n t u k p e m b e l a a n b a h w a t e r d a k w a m e m e n u h i d e fi n i s i k e g i l a a n
menghadapi beberapa tantangan:
Pe nu nt ut c e n de ru n g me m ilik i s aks i ah li se n diri, de ng a n
k e simpulan y an g salin g be r te n tan g an

Di be be r apa y u risdiks i, ah li pe rta h an an dice g ah dari


m e nge ks pre s ik an pe n dapat te n tan g ka su s te rte n tu dan h an y a
bisa m e n g u n g ka pk an pe n dapat te n tan g masa la h u m u m.

Te r bit artike l y an g m e n an tan g kla im bah wa pe n ilaian y an g


dila kuk an dan te s y an g digu n a ka n o le h psik o lo g k lin is d an
pr of e sion al ke se h ata n m e n tal lain n y a m e milik i tin g ka t v aliditas
dan r e liabilitas y an g me m adai u n tu k dig u n ak an dalam pe n g adilan .
U LT I M AT E - I S S U E T E S T I M O N Y
Seperti disebutkan sebelumnya, salah satu peran expert (ahli) adalah untuk mengeksplorasi dengan
hati-hati, dan menjelaskan kepada pengadilan, bagaimana proses psikopatologis pada saat kejahatan,
mungkin telah mempengaruhi persepsi terdakwa yang ada saat ini seperti motivasi, kognisi, niat, dan
perilakunya.

• S e b er a pa j a u h se o ra n g ps ik ol og a ta u psi kia t e r b ol e h m e l an g k a h , k et i ka
be r sa k si da la m ka su s y a n g m e l ib a t ka n pe m b e la a n i n s an it y ( k e g il a an ) ?
• Apa k ah pa nt as b ag i se o r an g a h l i un tu k m e n y at a k an pe n da pa t t en t a n g
ap ak a h t e rd a kw a it u w ar a s a t a u t id a k wa r as pa d a sa a t t er j a d i
pe la ng ga r a n?
• Ps ik olo g t e r b a gi da l am m a sa la h in i: b e b e ra pa k e ra s m e n e n t a n g p er t a n y a a n
pe nga d il an d ar i a h li k es eh a ta n m e nt a l te n ta n g st a t u s t e rd a kw a t er t e n t u ,
se m e nt a r a y a ng la in t id ak .
U LT I M AT E - I S S U E T E S T I M O N Y
Salah satu target undang-undang insanity defense reform tahun
1984, disahkan oleh kongres setelah hasil pengadilan John
H i n c k l e y . I t u d i m o d i fi k a s i h u k u m f e d e r a l k h u s u s u n t u k m e l a r a n g
ahli kesehatan mental bersaksi tentang masalah hukum utama.

“Tidak ada saksi ahli yang memberikan kesaksian


sehubungan dengan keadaan mental atau kondisi terdakwa
da l a m k a s u s p i d a n a y a n g d a p a t m e n y a t a k a n p e n d a p a t a t a u
kesimpulan apakah terdakwa memiliki atau tidak memiliki
kondisi mental yang merupakan unsur kejahatan yang
di d a k w a a t a u d a r i m e m p e r t a h a n k a n n y a . I s u - i s u p o k o k
seperti itu adalah masalah bagi fakta semata.”
ASSE SSING
COMPET ENC Y
Mengacu pada kemampuan seseorang untuk
memahami sifat dan tujuan proses pengadilan,
dan itu berlaku pada setiap tahap proses
peradilan pidana, mulai dari interogasi dan
persidangan sebelum persidangan hingga
persidangan, dan mendengarkan sidang.
C O M P E T E N C Y T O P L E A D G U I LT Y

Terdakwa yang, pada dakwaannya, memutuskan untuk mengaku bersalah telah melepaskan beberapa hak
konstitusional mereka, termasuk hak untuk persidangan juri dan hak untuk menghadapi penuduh mereka

Yang menentukan:
• Memahami proses kriminal, termasuk peran peserta dalam proses tersebut.
• Dapat berfungsi dalam proses itu, melalui konsultasi dengan penasihatnya dalam persiapan pembelaan.
Dalam melakukan evaluasi kompetensi, profesi kesehatan mental biasanya berfokus pada
beberapa masalah; misalnya, mengapa terdakwa ingin mengaku bersalah? Apakah terdakwa
memahami implikasi keputusan ini, termasuk pelepasan hak-hak tertentu?

C O M P E T E N C Y T O S TA N D T R I A L

Para terdakwa di persidangan hanya perlu mengetahui bagaimana prosesnya bekerja dan
menjadi mampu bekerja sama dengan pengacara mereka untuk menyiapkan pembelaan.
Kriteria dalam penentuan kompetensi di sini adalah tingkat kemampuan terdakwa saat ini,
bukan keadaannya pada saat pelanggaran; dengan demikian fokusnya berbeda dari evaluasi
kewarasan terdakwa
Beberapa Prosedur dalam Evaluasi Kompetensi:

THE COMPETENCY SCREENING TEST (CST)


Tugas penyelesaian kalimat 22-item, yang dikembangkan oleh Lipsitt, Lelos, dan
McGarry (1971) sebagai tes skrining awal untuk ketidakmampuan.
THE COMPETENCY ASSESSMENT INSTRUMENT (CAI)

Merupakan wawancara terstruktur, yang berlangsung sekitar satu jam, yang


mengeksplorasi 13 aspek fungsi yang kompeten. Tanggapan terdakwa dinilai dengan
skor mulai dari 1 (ketidakmampuan total) hingga 5 (tidak ada ketidakmampuan).

CAI direvisi oleh John A. Riley (1998); dibutuhkan sekitar 30


hingga 45 menit untuk mengelola dan menilai 14 aspek fungsi.

T H E F I T N E S S I N T E RV I E W T E S T R E V I S E D ( F I T- R )
Tes ini awalnya bernama Interdisciplinary Fitness Interview)
dikembangkan oleh Roesch dan Golding.
Versi revisi mencakup pertanyaan tentang tiga topik utama: memahami
proses, memahami konsekuensi dari proses, dan kemampuan terdakwa untuk
berkomunikasi dengan penasihat hukum.
G E O R G I A C O U RT C O M P E T E N C Y T E S T ( G C C T )

Wawancara ini terdiri dari 21 pertanyaan.

B e n t u k a s l i G C C T d i m o d i fi k a s i o l e h p s i k o l o g d i
Mississippi State Hospital dengan menambahkan
empat pertanyaan, mengubah bobot beberapa
jawaban, dan membuat kriteria penilaian lebih
eksplisit.
T h E M A C A RT H U R C O M P E T E N C E A S S E S S M E N T T O O L
C R I M I N A L A D J U D I C AT I O N ( M A C C AT- C A )
Tujuannya adalah untuk mengukur kompetensi seseorang untuk melanjutkan
ke ajudikasi.
MACCAT-CA lebih terstruktur daripada CAI dan menggunakan sistem
penilaian yang objektif dan berbasis teori. Waktu administrasi adalah 25
hingga 55 menit.
Empat kategori pertanyaan:

• Memahami dakwaan dan persidangan.


• Penghargaan atas relevansi informasi untuk pertahanan.
• Penalaran dengan informasi selama pengambilan keputusan,

atau penilaian kemampuan pemecahan masalah logis.


• Membuktikan pilihan.
T h E M A C A RT H U R C O M P E T E N C E A S S E S S M E N T
T O O L - C R I M I N A L A D J U D I C AT I O N

Instrumen MacArthur menggunakan situasi hipotetis dan menanyakan


pertanyaan terdakwa tentang mereka. Dengan demikian instrumen MacArthur
berupaya untuk memberikan penilaian kompetensi yang objektif.

T h E C O M P E T E N C Y A S S E S S M E N T T O S TA N D T R I A L F O R
D E F E N D A N T S W I T H M E N TA L R E TA R D AT I O N ( C A S T M R )

Dikembangkan oleh Verington dan Luckasson (1992); CAST-MR adalah


instrumen standar untuk evaluator forensik untuk menilai kompetensi orang
dengan keterbelakangan mental untuk diadili.
Kompetensi untuk menghadapi persidangan
C OMPETE NCY
berfokus pada kemampuan kognitif (cognitive OF
ability) untuk:
• memahami (to understanding) informasi yang
JUVE NILE S
diberikan kepada terdakwa mengenai proses
persidangan.
• untuk bernalar (to reason) dengan informasi
yang mereka peroleh atau bawa ke situasi
tersebut.

Di Indonesia Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang


Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA) Pasal 3 ayat (3)
bahwa anak-anak yang dibawa ke pengadilan harus berusia
minimal 12.
MAL INGE RING
Richard Rogers dan rekan-rekannya membedakan tiga jenis
malingerers:

• The pathogenic.
• The criminological.
• The adaptational.

Anda mungkin juga menyukai