Anda di halaman 1dari 7

CLASSICAL CONDITIONING

(DESENSITISASI SISTEMATIS &


DESENSITISASI IN VIVO)
ANALISIS MODIFIKASI PERILAKU
Mohamad Andi Santoso (20010014027)
Eka Rahayu Nikmatut Toyibah (20010014052)
Bara Persada Mahargian (20010014068)
CLASSICAL CONDITIONING

Proses dimana suatu stimulus/rangsangan yang awalnya tidak


memunculkan respon tertentu, diasosiasikan dengan stimulus kedua
yang dapat memunculkan. Hasilnya, stimulus pertama pun dapat
memunculkan respon (Powell, Symbaluk, dan Honey, 2009)
DESENSITISASI
SISTEMATIS
(Willis, 2004:96) Teknik Desensitisasi Sistematis sendiri merupakan

suatu respon emosional yang
teknik yang berguna untuk mengurangi
tidak menyenangkan (menakutkan, mencemaskan) melalui aktivitas
yang bertentangan dengan respon tersebut terkait cara
menghadapkan konseli dengan sesuatu yang ditakutinya dengan cara
memunculkannya pada situasi yang aman bagi konseli.
Faktor yang Mempengaruhi
Faktor Internal, antara lain kemampuan penyesuaian diri,
pemikiran-pemikiran negatif (negative thinking).
Faktor Eksternal, yang berasal dari luar individu yaitu seperti
tekanan lingkungan, permasalahan keluarga, pengalaman
traumatis, phobia.
Langkah-langkah Penerapan
Konselor meminta klien untuk dapat memberikan pemaparan mengenai situasi seperti apa yang
1 menyebabkan klien merasakan perasaan cemas kemudian menyusunnya secara urut mulai dari yang paling
ringan (atas) hingga berat (bawah).

Konselor memberikan pelatihan klien untuk dapat mencapai situasi yang tenang dan nyaman, dalam proses
2
tersebut menggunakan teknik yang disebut rileksasi.

Konselor melakukan pelatihan kepada klien untuk senantiasa memberikan respon antagonis yang dapat
3
menghambat perasaan cemas

Melaksanakan intervensi terkait proses penerapan teknik dengan cara mengarahkan klien agar tetap dalam
4
keadaan rileks
DESENSITISASI IN VIVO

Situasi yang menimbulkan rasa takut. Hal tersebut dilakukan secara


bertahap yang mana anak membayangkan suatu hal yang
menegangkan dan kemudian diminta untuk tetap rileks ketika
dihadapkan secara langsung pada kondisi yang paling mencemaskan.
Contoh Penerapan Desensitisasi In Vivo
Guru menjelaskan kepada anak atau anak bahwa proses perubahan
tingkah laku tidak akan berhasil jika anak tidak mempunyai keyakinan
bahwa masalahnya itu berhasil, dan berhubungan dengan masalah hasil
belajar
Anak diajak untuk memegang gambar
yang berhubungan dengan rasa
takut tersebut. (gambar lem kertas)
Anak diajak untuk memegang benda yang teksturnya sama dengan benda
yang memicu rasa takut tersebut dengan bantuan guru
Anak diminta untuk memegang lem kertas secara langsung dengan
bantuan guru secara bersamaan
Anak diminta untuk memegang lem kertas secara mandiri

Anda mungkin juga menyukai