Oleh :
Riza Nur Aini
P17210204164
Pertama-tama penulis ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kesehatan dan kenikmatan yang berlimpah sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Komunikasi Keperawatan ini
dengan baik.
Sehubungan dengan ini, penulis ucapkan terima kasih kepada dosen Mata
Kuliah Komunikasi yang telah bersedia untuk membimbing. Dengan
menyediakan informasi tentang Konseling dengan Klien tentang
Kehamilannya. Dengan adanya teknologi yang cukup memadai, maka saya
pergunakan untuk menyelesaikan tugas ini dengan mudah.
Jika ada kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, dimohon untuk
memaklumi karena saya masih belajar dalam membuat karya tulis. Terima
kasih.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
BAB II ISI........................................................................................................ 2
3.1 Kesimpulan...................................................................................... 7
3.2 Saran................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
ISI
2
b. Tingkah laku verbal
- Penjelasan-penjelasan klien
- Kapan klien beralih topik
- Pertanyaan klien
2. Membina hubungan baik
a. Menunjukkan sikap terbuka
b. Menjaga rahasia dan menghargai pendapat klien
c. Memberikan respon positif (pujian, dukungan terhadap klien)
3. Mendengar aktif
a. Berikan pertanyaan tertutup (sudah ada pilihan jawaban)
b. Pertanyaan terbuka (beri klien kesempatan menjelaskan)
c. Pertanyaan mendalam
4. Pengumpulan dan pemberian informasi yang tepat sesuai masalah
Pemberian informasi kepada klien lebih efektif bila menggunakan alat
bantu berupa leaflet, booklet, brosur yang dapat dibawa klien ke rumah.
5. Proses pengambilan keputusan
Dalam konseling, pengambilan keputusan merupakan inisiatif klien. Peran
pearwat hanya sebagai fasilitator dengan memberikan informasi sesuai
dengan masalah dan kondisi klien dan membuat perencanaan untuk
mengatasi masalah.
6. Tindak lanjut pertemuan
Merangkum proses dan hasil konseling, merencanakan pertemuan
selanjutnya, merujuk klien bila perlu
2.3 Cara mengatasi masalah Klien
Dalam konseling, seorang konselor harus memiliki pemikiran yang solutif
dan efisien dalam memberi solusi dari masalah yang dihadapi klien. Seperti
dialog atau scenario di bawah ini.
3
Perawat : “Baik bu Sri, ada apa ibu datang kemari?”
Klien : “Saya ada masalah dengan suami saya mbak, saya tidak tahu
harus bagaimana dengan kondisi saya seperti ini. Suami saya tidak
menginginkan kehamilan saya, karena ekonomi keluarga sedang
tidak baik. Bahkan saya kesini tidak diantar sama suami saya
mbak.”
Perawat : “Jadi begitu ya bu.. Maaf, apakah ibu sudah berbincang dengan
suami ibu bagaimana baiknya?”
Klien : “Suami saya tidak mau diajak berbicara, dia bersikeras kalau
tidak ingin saya hamil seperti ini. Takut tanggungan hidup yang
semakin besar mbak.”
Perawat : “Jadi, ibu sekarang sudah hamil di minggu atau bulan ke-
berapa ?”
Klien : “Sudah 4 minggu mbak”
Perawat : “Baik bu. Jadi ibu memilih untuk menggugurkan janin atau
bagaimana?”
Klien : “Saya nggak tega mbak kalau mau menggugurkan janin, saya
bersyukur sudah diberi karunia anak oleh Tuhan. Jadi saya tidak
boleh membuangnya dan menolak pemberian Tuhan.”
Perawat : “Pilihan ibu sungguh mulia. Tetapi bagaimana dengan suami
ibu?”
Klien : “Saya ingin meyakinkan suami saya tetapi saya takut malah
memperburuk situasi dan kondisi”
Perawat : “Permisi bu, Kalau boleh tahu, ibu sudah punya anak berapa?”
Klien : “Saya sudah punya dua anak, yang pertama laki-laki sudah kelas
6 SD, yang kedua perempuan masih kelas 2 SD.”
Perawat : “Begitu ya bu, Kalau boleh tahu, apakah ibu menjalankan
program KB?”
Klien : “Iya, tapi sudah 4 bulan terakhir saya sudah tidak minum pil KB
mbak soalnya suami juga nggak ingin punya anak lagi.”
Perawat : “Oh, jadi begini ibu. Walaupun sudah tidak ingin mempunyai
anak lagi, seharusnya ibu tetap minum pil KB. Ibu juga bisa
berkomitmen dengan suami ibu untuk tidak ingin mempunyai anak
dengan permanen bisa melakukan Tubektomi atau menutup tuba
falopi. Jadi, ibu tidak akan bisa mempunyai anak lagi.”
Klien : “Iya saya berniat seperti itu, tetapi tidak ada biaya mbak.
Pekerjaan suami saya pegawai tidak tetap.”
4
Perawat : “Jadi seperti itu ya bu, mengenai kehamilan ibu.. bagaimana
kalau besok ibu datang bersama suami ibu. Kita bicarakan
bersama-sama, dan mencari solusi bagaimana untuk kehamillan
ibu. Nanti akan saya bantu untuk menjelaskan yang ibu inginkan
untuk kehamilan ibu, yaitu membiarkan janin ibu hidup dan
dilahirkan dengan selamat, tidak digugurkan.”
Klien : “Baik, saya coba untuk berbicara dengan suami saya dulu ya
mbak. Semoga besok suami saya mau datang kesini.”
Perawat : “Iya ibu, saya juga mengharapkan suami ibu bisa datang kemari
besok. Agar masalah ini segera terselesaikan dan suami ibu
bersedia untuk menerima keputusan ibu.”
Klien : “Baik mbak, akan saya bicarakan nanti di rumah.”
Perawat : “Baik bu, saya tunggu kehadirannya besok pukul 9.00 sampai
10.00 pagi, untuk tempatnya sama, disini saja ya?”
Klien : “Baik mbak, terima kasih.”
Perawat : “Iya ibu, sama-sama. Sampai jumpa besok”
Keesokan harinya…
Perawat : “Assalamualaikum ibu, bapak.”
Klien & Suami: “Waalaikumsalam”
Perawat : “Sesuai kontrak ya ibu, kita bertemu lagi disini pada pukul 9.00
sampai 10.00 pagi. Alhamdulillah bapak juga hadir disini
menemani ibu.”
Klien : “Iya mbak”
Perawat : “Jadi seperti ini bapak, si ibu ini kehamilannya sudah memasuki
minggu ke-empat. Dan ibu sudah memutuskan untuk tidak
menggugurkan janinnya. Bagi ibu, anak merupakan pemberian dari
Tuhan dan harus disyukuri. Bagaimana menurut bapak?”
Suami klien : “Begini mbak, ekonomi keluarga saya sedang tidak baik, tidak
stabil. Bagaimana kalau nantinya kebutuhan keluarga yang tidak
tercukupi kalau saya punya anak lagi? Bagaimana kalau
digugurkan saja?”
Perawat : “Mohon izin memberi pendapat bapak, sebelumnya mohon maaf.
Tetapi kita juga tidak tahu kedepannya bagaimana, bisa saja
dengan adanya anak bapak ini bisa memberikan rezeki bagi
keluarga bapak dan ibu. Coba bapak pikirkan lagi, jika ibu ini
menggugurkan janinnya dapat beresiko yang bisa saja dapat
merugikan sang ibu.”
5
Suasana hening sejenak, 5 menit terlewat…
Perawat : “Jadi.. bagaimana bapak?”
Suami klien : “Baik, saya akan menerima keputusan istri saya. Semoga menjadi
berkah bagi keluarga saya.”
Klien : “Alhamdulillah pak, terima kasih.”
Perawat : “Alhamdulillah, saya ikut senang mendengar keputusan bapak.
Semoga diberi kelancaran ya bu, pak.”
Klien & Suami: “Aamiin.. terima kasih mbak.”
Perawat : “Iya, sama-sama. Jadi ibu, dijaga kesehatannya bukan hanya
kesehatan fisik tetapi juga kesehatan mental ibu karena
berpengaruh pada janin. Saya doakan semoga rezekinya lancar.
Sehat-sehat ya bu, pak.”
Klien : “Baik, terima kasih banyak. Saya permisi dulu ya mbak”
Perawat : “Iya ibu, sama-sama. Hati-hati di jalan.”
Klien & Suami: “Assalamualaikum..”
Perawat : “Waalaikumsalam..”
Selesai-
Kesimpulan
Ibu Sri hamil sedangkan suaminya tidak menginginkan kehamilannya
tersebut. Kemudian bu Sri mendatangi seorang perawat untuk konseling. Perawat
mulai mengidentifikasi masalah, memahami perasaan klien dan mendalami
masalah.yang dihadapi oleh kliennya tersebut. Bu Sri sudah membulatkan
keputuannya yaitu tidak akan menggugurkan janinnya, perawat menghorati
keputusannya. Perawat memberikan saran agar suami dari bu Si bisa hadir besok
untuk konseling bersama dan dapat membuat keputusan yang dapat dituntaskan
dengan baik. Kemudian suami dari klien mencoba memahami keputusan istrinya
dalam berbagai pertimbangan yang berat karena ekonomi keluarganya yang
kurang baik. Pada akhirnya suami klien menyetujui keputusan klien yaitu
membiarkan janinnya hidup karena anak merupakan karunia yang telah diberikan
oleh Tuhan. Masalah terselesaikan, dan klien puas.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan bab sebelumnya, perawat juga memiliki peran sebagai
konselor dalam bimbingan konseling dengan klien atau pasien. Konseling
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh konselor dan klien yang
membutuhkan solusi dari masalah yang dihadapinya untuk mencapai tujuan,
masalahnya terselesaikan dengan baik hingga klien merasa puas. Seorang
konselor juga harus memperhatikan hal-hal yang penting dalam konseling
dengan klien, seperti bagaimana cara berbicara dan tidak menyela
pembicaraan dnegan klien, memahami klien, mengerti waktu kapan harus
memberikan pendapat atau saran, dan lain-lain. Dalam konseling tentunya
memiliki tujuan agar maalah klien terselesaikan dnegan baik dan efisien,
maka dari itu seorang konselor harus memiliki pemikiran yang solutif dan
efektif. Sehingga klien merasa puas dengan hasil konseling.
3.2 Saran
Sebagai konselor harus benar-benar dalam keadaaan yang sehat mental
dan fisik untuk memberikan bimbingan konseling kepada klien agar tertuju
pada masalah yang dihadapi oleh klien.
7
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Abu Bakar M. Luddin, M. P. (2010). Dasar-Dasar Konseling. In M. P. Drs. Abu Bakar
M. Luddin, Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan Praktik (p. 16 &19).
Bandung: Citapustaka Media Perintis.