Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

COMMUNICATION IN NURSING
Disusun Untuk Memenuhi Tugas : Computer In Nursing

KELOMPOK 4

Nama Anggota :

1. Andini (112210020) 7. Regita Nabila Putri (112210034)

2. Rahma Muhardhani (112210065) 8. Cesilya Puji Astuti (112210087)

3. Nabila Luthfi (112210093) 9. Mulya Syifa (112210047)

4. Vidia Utami (112210081) 10. Bela Ramadhani (112210112)

5. Riska Tsania Wati (112210013) 11. Dwi putri familliar (112210073)

6. Dwi Kartikasari (112210095)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “COMMUNICATION
IN NURSING ” makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah computer
in nursing.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari ibu serta rekan-rekan sekalian sehingga saya dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam makalah ini dan menyempurnakannya menjadi
sumber ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah berperan dalam
penyusunan makalah ini mulai dari awal penyusunan hingga penyelesaian makalah.
Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan dan dapat menjadi acuan
untuk menghasilkan makalah yang lebih baik lagi.

Bogor, 15 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I ........................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................ 4
BAB II .......................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5
A. Definisi Komunikasi ....................................................................................... 5
B. Sikap Perawat ................................................................................................. 5
C. Teknik Terapeutik Pada Pasien ....................................................................... 6
D. Hambatan Dalam Berkomunikasi .................................................................... 8
E. Komunikasi Verbal ......................................................................................... 9
F. Komunikasi Non-Verbal ............................................................................... 11
BAB III....................................................................................................................... 13
PENUTUP .................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi adalah proses yang sangat khusus dan bermakna di dalam hubungan
manusia. Dalam profesi keperawatan, komunikasi menjadi lagi bermakna karena
merupakan metode utama pelaksanaan proses keperawatan. Pengalaman pengetahuan
untuk membantu orang lain membutuhkan keterampilan khusus dan kepedulian sosial
yang besar (Candra Swari, 2017)

Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang
mencakup ketrampilan intelektual, tehnical dan interpersonal yang tercermin dalam
perilaku “caring” atau kasih sayang dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan
mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal,
memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra
profesi keperawatan serta citra rumah sakit tetapi yang paling penting adalah
mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama manusia. Dalam
tulisan ini akan dibahas tentang pengertian komunikasi termasuk “therapeutic use of self”
dan “helping relationship” untuk praktek keperawatan, sikap dan tehnik serta dimensi
hubungan dari komunikasi terapeutik.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sikap perawat dalam komunikasi keperawatan ?

2. Bagaimana penerapan jenis komunikasi keperawatan ?

C. Tujuan

Mahasiswa diharaapkan mampu menerapkan semua jenis komunikasi keperawatan


seperti komunikasi terapeutik, komunikasi verbal, dan komunikasi non-verbal.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses dinamika sosial didalam penyampaiam


informasi diantara dua orang/ lebih, pengertian lain dari komunikasi merupakan suatu
interaksi dan transaksi yang digunakan manusia dalam menerima dan memberi pesan.

B. Sikap Perawat

Sikap perawat dalam komunikasi harus hadir secara fisik dan psikologis saat
berkomunikasi dengan pasien, sikap dan penampian adalah point yang sangat penting
dalam komunikasi.

Berikut 5 cara menghadirkan diri dan psikologis saat berkomunikasi dengan pasien

1. Berhadapan.

Arti posisi ini adalah “saya siap untuk mendengarkan anda”

2. Mempertahanoan kontak mata.

Kontak mata pada level yang sama berarti mengharhai pasien dan ingin tetap
berkomunikasi

3. Membungkukkan ke arah pasien.

Posisi ini menunjukan keinginan untuk mengatakan atau mendengarkan sesuatu

4. Mempertahankan sikap terbuka.

Tidak melipat kaki atau tangan, menunjukan keterbukaan untuk tetap komunikasi

5. Tetap relaks.

Mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam merespon pasien


C. Teknik Terapeutik Pada Pasien

1. Listening

Menerima infomasi secara aktif, memperhatikan reaksinya dalam menerima


pesan. Nilai terapi : komunikasi non verbal pada pasien membuat perawat menarik
dan dapat diterima oleh pasien.

2. Broad opening

Suatu teknik yang digunakan untuk membuka pembicaraan

Contoh :

- Bagaimana perasaanmu hari ini?

- Sedang apa sekarang?

Nilai terapi : menunjukkan penerimaan dan perawat dan cara memulai


pembicaraan.

3. Restating (mengulang)

Mengulang pemikiran yang utama dari yang diekspresikan oleh ps

Contoh : kamu mengatakan bahwa ibumu meninggalkan kamu pada usia 8 tahun?

Nilai terapi : menguatkan/menarik perhatian tentang sesuatu yang penting

4. Silence

Mengurangi komunikasi verbal untuk alasan terapi, bertujuan memberi


kesempatan pada klien tentang pertanyaan/pernyataan perawat

Contoh : Duduk dengan pasien dan perhatikan komunikasi nom verbal dan
keterlibatan

5. Sharing perception

Menanyakan kepada pasien untuk menguji pengertian perawat tentang apa yang
ia pikirkan/rasakan
Contoh : Kamu tersenyum, tapi saya mengerti kamu sangat marah kepada saya

6. Focusing

Mengembangkan sebuah topik yang penting

Contoh : “Tadi kita sudah sepakat yang kita bicarakam saat ini adalah tentang
saudara kembarmu”

Nilai terapi : mendiskusikan pokok persoalan sehubungan dengan problemnya

7. Humor

Humor Mengeluarkan energi melalui lawakan yang menenagkan, agar hubungan


menjadi relaks

Nilai terapi : Menyegarkan suasana, menurunkan perilaku agresi, dapat


meningkatkan kesadaran

8. Theme identification

Pokok yang mendasari persoalan yang sering muncul

Contoh : "Dari apa yang anda ceritakan, sepertinya anda sering ngamuk di
rumah?"

9. Clarification

Menjelaskan kata-kata yang samar/menayakan kepada klien untuk menjelaskan


apa yang ia maksud

Contoh : "saya tidak begitu yakin apa yang kamu maksud. Dapat kamu ceritakan
kembali"

10. Suggesting

Menyakikan ide ide alternatif yang dipertimbangkan pasien sehubungan dengan


pemecahan masalah

Contoh : " Apa anda pernah mencoba dengan cara yang seperti ini?"
Nilai terapi : Meningkatkan kemampuan klien dalam melakukan alternatif
penyelesaian masalah

11. Informing

Keahlian dalam memberikan informasi

Contoh : Mungkin kamu butuh informasi banyak tentang obat “fungsi obat ini
adalah .........”

Nilai terapi : Pendidikan klien tentang pengobatan dan perawatan

12. Reflection Bersahabat

Mengembalikan kepada pasien segala ide pasien, perasaan, agar klien menyadari
dan dapat mengambil keputusan

- Reflektion of content :

“Suster, apakah saya termasuk sakit berat, sehingga harus bedrest?”

“Menurut ibu sendiri bagaimana”

- Reflection of Feeling :

Seorang ibu terlihat kesal pada saat dibesuki oleh saudaranya

"Kelihatannya ibu kurang begitu senang dengan kedatangan saudara ibu"

D. Hambatan Dalam Berkomunikasi

1. Stereotyping, yaitu pemikiran negatif atau stigma


2. Agreeing and disagreeing, yaitu setuju dan tidak setuju
3. Being defensive, adalah sikap menolak
4. Challenging, yaitu tantangan
5. Probing, merupakan menyelidiki
6. Testing, yaitu mengetes
7. Rejecting, tidak menerima
8. Changing topics, mengubah topik
9. Unwarranted reassurance, dugaan yang tidak beralasan
10. Passing judgement, seolah mengadili
11. Giving common advice, memberikan nasehat

E. Komunikasi Verbal

Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di


rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan
tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kata- kata adalah
alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan
respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan. Sering juga untuk
menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan
komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon
secara langsung.

Komunikasi Verbal yang efektif harus:

1. Jelas dan ringkas

Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Makin sedikit
kata-kata yang digunakan makin kecil kemungkinan terjadinya kerancuan. Kejelasan
dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas.
Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk dipahami. Ulang bagian
yang penting dari pesan yang disampaikan. Penerimaan pesan perlu mengetahui apa,
mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan dimana. Ringkas, dengan menggunakan kata-kata
yang mengekspresikan ide secara sederhana. Contoh: “Katakan pada saya dimana rasa
nyeri anda” lebih baik daripada “saya ingin anda menguraikan kepada saya bagian yang
anda rasakan tidak enak.”

2. Perbendaharaan Kata

Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak mampu


menerjemahkan kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan dalam
keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan oleh perawat, klien dapat menjadi
bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting.
Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti klien. Daripada mengatakan “Duduk,
sementara saya akan mengauskultasi paru-paru anda” akan lebih baik jika dikatakan
“Duduklah sementara saya mendengarkan paru-paru anda”.

3. Arti denotatif dan konotatif

Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan,
sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu
kata. Kata serius dipahami klien sebagai suatu kondisi mendekati kematian, tetapi
perawat akan menggunakan kata kritis untuk menjelaskan keadaan yang mendekati
kematian. Ketika berkomunikasi dengan klien, perawat harus hati-hati memilih kata-kata
sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan, terutama sangat penting ketika
menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi klien.

4. Selaan dan kesempatan berbicara

Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan keberhasilan


komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok pembicaraan
lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang menyembunyikan sesuatu
terhadap klien. Perawat sebaiknya tidak berbicara dengan cepat sehingga kata-kata tidak
jelas. Selaan perlu digunakan untuk menekankan pada hal tertentu, memberi waktu
kepada pendengar untuk mendengarkan dan memahami arti kata. Selaan yang tepat dapat
dilakukan denganmemikirkan apa yang akan dikatakan sebelum mengucapkannya,
menyimak isyarat nonverbal dari pendengar yang mungkin menunjukkan. Perawat juga
bisa menanyakan kepada pendengar apakah ia berbicara terlalu lambat atau terlalu cepat
dan perlu untuk diulang.

5. Waktu dan relevansi

Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila klien sedang
menangis kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan resiko operasi. Kendatipun pesan
diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu tidak tepat dapatmenghalangi
penerimaan pesan secara akurat. Oleh karena itu, perawat harus peka terhadap ketepatan
waktu untuk berkomunikasi. Begitu pula komunikasi verbal akan lebih bermakna jika
pesan yang disampaikan berkaitan dengan minat dan kebutuhan klien.
6. Humor

(Candra Swari, 2017) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi ketegangan dan
rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam
memberikan dukungan emosional terhadap klien. Humor merangsang produksi
catecholamines dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi
terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan dan
menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak
mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.

F. Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata.


Cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat
perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dari saat
pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non-verbal menambah
arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan
kebutuhan asuhan keperawatan.

Komunikasi non-verbal teramati pada:

1. Metakomunikasi
Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan antara
pembicara dengan lawan bicaranya. Metakomunikasi adalah suatu komentar
terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di
dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap
pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang marah.
2. Intonasi (Nada Suara)
Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang
dikirimkan, karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi nada
suaranya. Perawat harus menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi dengan
klien, karena maksud untuk menyamakan rsa tertarik yang tulus terhadap klien
dapat terhalangi oleh nada suara perawat.
3. Ekspresi wajah
Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak
melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih. Ekspresi
wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat
interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikasi interpersonal. Orang
yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan diekspresikan sebagai
orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk menjadi pengamat yang
baik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang berbicara
dengan klien, oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat
tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien dilakukan dalam keadaan
sejajar.
4. Sikap tubuh dan langkah
Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos, konsep diri dan keadaan
fisik. Perawat dapat mengumpilkan informasi yang bermanfaat dengan
mengamati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor
fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.
5. Sentuhan
Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui sentuhan.
Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-klien, namun
harus mnemperhatikan norma sosial. Ketika membrikan asuhan keperawatan,
perawat menyentuh klien, seperti ketika memandikan, melakukan pemeriksaan
fisik, atau membantu memakaikan pakaian. Perlu disadari bahwa keadaan sakit
membuat klien tergantung kepada perawat untuk melakukan kontak interpersonal
sehingga sulit untuk menghindarkan sentuhan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kemampuan menerapkan tehnik komunikasi terapeutik memrlukan latihan dan


kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak dalam kemampuan
tetapi dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yang turut mempengaruhi keberhasilan
komunikasi yang terlihat melalui dampak terapeutiknya bagi klien dan juga kepuasan
bagi perawat. Komunikasi juga akan memberikan dampak terapeutik bila dalam
penggunaanya diperhatikan sikap dan tehnik komunikasi terapeutik. Hal lain yang cukup
penting diperhatikan adalah dimensi hubungan. Dimensi ini merupakan faktor penunjang
yang sangat berpengaruh dalam mengembangkan kemampuan berhubungan terapeutik.
DAFTAR PUSTAKA

Candra Swari, R. (2017). 6 Jenis Makanan yang Baik untuk Dikonsumsi Setelah
Operasi. HelloSehat, 1–9. https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/makanan-
setelah-operasi/
David. (2019, mei 23). Diambil kembali dari
https://www.scribd.com/presentation/411181055/Communication-in-Nursing
Hipaa journal. (t.thn.). communication in nursing. Diambil kembali dari
https://www.hipaajournal.com/communication-in-nursing/

Anda mungkin juga menyukai