Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
TAHUN 2021/2022
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberi kita nikmat iman
dan sehat. Berkat Ridho-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
Komunikasi Dalam Prakti Kebidanan yang berjudul “Konsep Komunikasi Interpersonal
(KIP)/Konseling Kebidanan” Sholat serta salam tak lupa penulis ucapkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW yang telah memperjuangkan umat manusia ke jalan yang benar dan menjadi
pelajaran bagi kita semua.
Terimakasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada setiap pihak yang telah memberikan
arahan, bimbingan, dukungan, serta saran-saran,sehingga penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih perlu dikaji lagi lebih dalam.
penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi acuan untuk penelitian-penelitian
selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
BAB I............................................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................5
C. Tujuan..............................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................7
1. Pengertian KIP/Konseling................................................................................................................7
2. Tujuan KIP/Konseling.......................................................................................................................8
3. Tugas Konselor Dalam Proses Konseling..........................................................................................8
4. Saat-Saat Sulit Dalam Proses Konseling...........................................................................................9
5. Langkah-langkah KIP/Konseling.....................................................................................................16
6. Teknik KIP/Konseling dalam Pelayanan Kebidanan........................................................................16
BAB III........................................................................................................................................................18
D. Kesimpulan....................................................................................................................................18
E. Saran..............................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sejak
dalam kandungan pun, komunikasi telah ada dan akan terus berlangsung dalam proses
kehidupan.
Komunikasi adalah suatu media yang digunakan oleh individu sebagai makhluk sosial.
Komunikasi dapat mempermudah individu dalam berinteraksi dengan orang lain. Alo
Liliweri (1997:22) setiap orang harus mampu menjadikan bahasa sebagai alat
komunikasi. Tata bahasa juga memiliki aturan dalam mengatur setiap penutur agar dia
ber-bahasa secara baik dan benar sehingga komunikasi lebih efektif. Serta dengan adanya
ketegasan sehingga dapat me-nimbulkan respon yang jelas dan positif oleh lawan bicara
kita.
Kegiatan komunikasi selalu mendasari kegiatan yang lain termasuk kegiatan pelayan
kebidanan. Komunikasi yang mendasari bidang pelayanan kebidanan dikenal dengan
komunikasi kebidanan Komunikasi kebidanan adalah bentuk komunikasi yang digunakan
oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien. Komunikasi kebidanan
merupakan penggambaran terjadinya interaksi antara bidan dengan klien dalam upaya
pemenuhan kebutuhan klien. Sebagaimana diketahui klien atau pasien selalu menuntut
pelayanan yang paripurna, baik fisik maupun psikologis,terutama klien yang mengalami
ketidakstabilan emosi selama proses adaptasi terhadap suatu perubahan status. Misalnya,
menjadi ibu,menjadi orang tua,mengalami kehamilan yang pertama mengalami
persalinan pertama semua ini sebelumnya tidak pernah terbayangkan. Karena keadaan
tersebut klien perlu memperoleh pendampingan dan kedekatan dengan tenaga pelayanan
kesehatan yang salah satunya adalah bidan.
Bidan adalah profesi yang sangat dekat dengan individu.keluarga dan masyarakat, yang
dipandang mampu memberikan pelayanan kesehatan,terutama pelayanan kebidanan pada
ibu dan anak serta keluarga berencana. Untuk memenuhi harapan tersebut,bidan perlu
mempunyai kualifikasi dan kualitas pribadi dalam pelayanan profesi kebidanan.
Komunikasi kebidanan merupakan faktor pendukung pelayanan kebidanan profesional
yang dilaksanakan oleh bidan dalam mengekspresikan peran dan fungsinya. Salah satu
kompetensi bidan yang harus dimiliki adalah kemampuan berkomunikasi dalam
pelayanan kebidanan. Kemampuan berkomunikasi mendasari upaya pemecahan masalah
klien. mempermudah pemberian bantuan kepada klien, baik pelayanan medik maupun
pelayanan psikologi yang diberikan dengan pendekatan konseling. Komunikasi
kebidanan tidak hanya mendasari pelayanan kebidanan individu, tetapi juga pelayanan
kelompok atau masyarakat.
Oleh karena itu, komunikasi kebidanan sangat penting untuk dipahami bidan, mengingat
belum semua pelayanan kebidanan mengerahkan jalinan komunikasi untuk memperjelas
tujuan dan tindakan yang di laksanakan pada klien sehingga mengakibatkan kesalahan
komunikasi yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan bidan.
Komunikasi kebidanan antara lain komunikasi massa, komunikasi interpersonal,
komunikasi intrapersonal dan komunikasi kelompok. Komunikasi interpersonal adalah
interaksi yang dilakukan dari orang ke orang, bersifat 2 arah baik secara verbal dan non
verbal, dengan saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu
atau antar individu di dalam kelompok kecil.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian KIP/Konseling
Proses komunikasi interpersonal (KIP) adalah interaksi dinamis antar orang ke orang, dua
arah, verbal dan non verbal, dan saling berbagai informasi dan perasaan antara individu
dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil. KIP bukan hanya dilakukan
antara dua orang tapi juga bisa dilakukan antara tiga orang atau lebih dengan interaksi verbal
dan non verbal yang menyangkut saling berbagi informasi dan perasaan dalam suatu
kelompok dimana masing-masing anggota menyadari keberadaan anggota lain, memiliki
minat yang sama, dan atau bekerja untuk suatu tujuan.
Beberapa pengertian tentang KIP/K adalah sebagai berikut:
a. Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K) adalah suatu proses dua arah
lingkaran interaktif dimana pihak-pihak yang berkomunikasi saling bertukar pesan
secara verbal dan non verbal.
b. KIP/K merupakan suatu proses penyampaian informasi secara tatap muka dan saling
pengertian antara dua orang atau lebih.
c. Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan secara
sistematik dengan panduan ketrampilan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan
dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali
kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau
upaya untuk mengatasi masalah (Bari dkk, 2002).
d. Komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi antara dua
orang atau lebih secara tatap muka. Sedangkan menurut Devino dalam bukunya “The
Interpersonal Communication Book”, komunikasi interpersonal adalah proses
pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok
kecil orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
e. Konseling merupakan suatu proses yang mempunyai orientasi pada belajar, dilakukan
dalam lingkungan sosial dari seseorang kepada orang lain (konselor kepada konseli),
dengan memberikan bantuan dengan metode yang disesuaikan dengan masalah yang
dihadapi klien, agar klien dapat memahami dirinya dan menggunakan pengertiannya
atas tujuan yang ditetapkan bersama dalam proses konseling secara wajar dan
dihayati, sehingga konseli dapat menjadi anggota masyarakat yang lebih produktif
dan bahagia (Gustad dalam Yulifah & Yuswanto, 2009).
2. Tujuan KIP/Konseling
Dalam konseling, seorang konselor harus memperhatikan beberapa hal, salah satunya
adalah tentang apa yang sebaiknya dilakukan dan yang sebaiknya tidak dilakukan
untuk menghindari terjadinya hambatan dalam konseling.
a. Hal-hal yang harus dilakukan konselor:
1. Ramah, terbuka, dan simpatik
2. Mampu mengontrol perasaan, khususnya yang bersifat negative
3. Menyampaikan informasi yang tidak bias kepada klien
4. Mampu mendapatkan respon balik (feedback) dari klien
5. Mampu berkomunikasi dengan sejawat dan melakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan pengetahuan dan kompetensi professional
6. Mampu menerima ide-ide dan pendapat klien tanpa menghakimi
7. Mampu membangun empati kepada klien
8. Mampu menemukan solusi yang baik
9. ampu meningkatkan keterampilan melakukan konseling
b. Hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan konselor:
1. Memaksakan pendapat kepada klien
2. Menyampaikan informasi yang tidak dibutuhkan dan diharapkan klien
3. Menggunakan kata-kata dan istilah-istilah yang sulit dimengerti
4. Menyela, meremehkan dan mengkritik klien
5. Mengomentari atau memberikan saran kepada klien yang masalahnya belum
dipahami benar, atau menyetujui pendapat klien yang dibuat secara terburu-buru
6. Memaksakan klien menjawab pertanyaan
7. Menghakimi (Depkes RI, 2011).
3) Konselor meyakini bahwa tidak ada pemecahan bagi masalah yang dihadapi
klien
a. Seorang konselor akan merasa cemas bila meraka tidak yakin dengan apa
yang harus disarankan.walaupun konselor tersebut ahli dalam hal
kesehatan reproduksi, namun tidak selamanya dapat menemukan jalan
keluar bagi masalah yang dihadapi klien. Perlu diingat bahwa fokus utama
konseling adalah pada subjek/orangnya, bukan pada masalahnya.
b. Ekspresikan rasa simpati. Terkadang hal tersebutlah yang diinginkan
klien. Berikan saran kepada klien seseorang yang dapat membantunya.
c. Salah satu langkah yang dapat dilakukan terhadap klien yang mendesak
ingin dibantu konselor dalam memecahkan masalahnya adalah dengan
mengatakan klien bahwa meskipun konselor tidak dapat mengubah
keadaan, tetapi konselor akan selalu menyediakan waktu untuk klien.
12) Klien berbicara terus dan yang dibicaraka tidak sesuai dengan materi
pembicaraan
Situasi ini kebalikan dari situasi di mana klien tidak mau berbicara, tetapi juga
menimbulkan kecemasan dan kesulitan bicara bagi konselor. Apabila klien
terus-menerus mengulang pembicaraan, setelah beberapa saat perlu dipotong
pembicaraannya dengan mengatakan seperti: “Maafkan Saya, Bu, apakah Ibu
tegang atau cemas tentang sesuatu, Saya perhatikan Ibu menyatakan suatu hal
yang sama secara berulang-ulang, apakah ada yang sulit disampaikan?”
Pertanyaan semacam ini akan membantu klien memfokuskan kembali
percakapan.
5. Langkah-langkah KIP/Konseling
PENUTUP
D. Kesimpulan
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sejak
dalam kandungan pun, komunikasi telah ada dan akan terus berlangsung dalam proses
kehidupan. Komunikasi adalah suatu media yang digunakan oleh individu sebagai
makhluk sosial. Komunikasi dapat mempermudah individu dalam berinteraksi dengan
orang lain.
Proses komunikasi interpersonal (KIP) adalah interaksi dinamis antar orang ke orang, dua
arah, verbal dan non verbal, dan saling berbagai informasi dan perasaan antara individu
dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil.
E. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, masih banyak kekurangan. Maka dari itu penulis sangat
mengharapkan masukan dan kritikan yang sifatnya membangun untuk perbaikan makalah
yang akan datang, agar lebih dapat membantu kita dalam referensi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Dalami (2002). Komunikasi Dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media
Lestari, A. (2010). Buku Saku Kominikasi Dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan. Jakarta:
Tyastuti, S.; Kusmiyati, Y.; Handayani, S. (2010). Komunikasi dan Konseling dalam Pelayanan
Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.