Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KOMUNIKASI PADA LANSIA

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5

1. Atika Rahma (2001005)


2. Enka Putri (2001013)
3. Ni Kadek Dwi Widnyani Putri (2001025)
4. Rizna Septiana Utami (2001032)
5. Triyas Arun Clandia (2001041)
6. Khanitati Zullaykha (2001048)

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS AN NUUR PURWODADI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami kirimkan kehadirt Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-nya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Komunikasi Pada Lansia”.
Pada makalah ini kami tampilkan hasil diskusi dari kelompok kami, kami
juga mengambil beberapa kesimpulan dari hasil diskusi yang kami lakukan.
Kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membanu kami dalam
menyelesaikan laporan ini serta kepada ibu Sulistyarini, S.Kep.,Ns.,M.H selaku dosen
mata kuliah komunikasi.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menmbah pengetahuan bagi
para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
pembelajaran.

Purwodadi, 29 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................i

Daftar Isi ..........................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan

1. Latar Belakang ................................................................................1


2. Rumusan Masalah............................................................................1
3. Tujuan Penulisan..............................................................................2

Bab II Pembahasan

1. Pengertian........................................................................................ 3
2. Permasalahan dan Perkembangan
Komunikasi Orang Dewasa…………………………….………….3
3. Sikap Komunikasi Pada Orang Dewasa……………………….…..3
4. Suasana Komuniksi Pada Orang Dewasa Dan Lansia……….….....4
5. Teknik Komunikasi Pada Orang Dewasa
Dan Lansia Beserta Penerapannya……………………….……..….5
6. Karakteristik Lansia……………………………………….….……5
7. Perkembangan Komunikasi Pada Lansia…………………………..6
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi pada lansia……………………………………,,,,……6
9. Hambatan komunikasi pada lansia…………………………,,,,,…..6
10. Teknik komunikasi pada lansia………………………………,,,,,…7
Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
pada Klien Lansia Dengan Konstipasi……………………………………..8
Bab III Penutup
1. Kesimpulan………………………………………………………,,,.11
2. Saran………………………………………………………………,,11
Daftar Pustaka ……………………………………………………………,…12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial dan membutuhkan orang lain agar dapat
bertahan hidup. Untuk dapat membina hubungan dengan orang lain, maka butuh
komunikasi sebagai alat untuk berinteraksi. Komunikasi dapat mempengaruhi
perilaku dan sikap seseorang. Pada proses keperawatan, komunikasi menjadi sangat
penting karena merupakan faktor penentu dalam keberhasilan memberikan asuhan
keperawatan kepada klien. Oleh karena itu, seorang perawat perlu mempelajari
konsep dasar komunikasi sebagai dasar ilmu bagi perawat. Komunikasi merupakan
proses yang sangat penting dan berarti dalam hubungan antar manusia. Pada profesi
keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metode utama
dalam mengimplementasikan proses keperawatan (Purba, 2012). Setiap makhluk
hidup didunia ini akan mengalami proses menua,hal ini dikarenakan proses menua
merupakan hukum alam (sunarianidkk 2007).

Proses menua akibat dari kehilangan yang bersifat bertahap (gradual loss)
yang terkait banyaknya perubahan yang terjadi pada lansia, perubahan seperti
kemunduran pada sistem sensorinya yang dapat menyebabkan terjadinya masalah
komunikasi pada lansia. Terdapat banyak bukti bahwa kesehatan yang optimal pada
pasien lanjut usia tidak hanya bergantung pada kebutuhan biomedis akan tetapi juga
tergantung dari perhatian terhadap keadaan sosial,ekonomi,kultural dan
psikologis.walaupun pelayanan kesehatan secara medis pada pasien lanjut usia telah
cukup baik tetapi mereka tetap memerlukan komunikasi yang baik serta empati
sebagai bagian penting dalam penanganan persoalan kesehatan lansia.komunikasi
yang baik ini akan sangat membantu dalam keterbatasan kapasitas fungsional, sosial,
ekonomi, perilaku emosi yang labil pada pasien lanjut usia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengetian Komunikasi ?
2. Apa saja permasalahan dan perkembangan komunikasi orang dewasa?
3. Bagaimana sikap komunikasi pada orang dewasa?
4. Bagaimana suasana komunikasi pada orang dewasa dan lansia?
5. Apa saja teknik komunikasi pada orang dewasa dan penerapanya?
6. Bagaimana karakteristik lansia?
7. Bagaimana perkembangan komunikasi pada lansia?
8. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada lansia?
9. Apa saja hambatan komunikasi pada lansia dan cara mengatasinya?
10. Bagaimana teknik komunikasi pada lansia?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui dan memahami pembaca tentang materi-materi yang sudah
dijelaskan dalam makalah tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare–communicatio
dan communicatus yang berarti suatu alat yang berhubungan dengan sistem
penyampaian dan penerimaan berita, seperti telepon, telegraf, radio, dan sebagainya.
Jadi komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran, penyampaian, dan
penerimaan berita, ide, atau informasi dari seseorang ke orang lain.
Ada beberapa pengertian komunikasi menurut para ahli : 1) Menurut
McCubbin dan Dahl (dalam Sarfika, Rika. dkk.2018), “komunikasi merupakan suatu
proses tukar menukar perasaan, keinginan, kebutuhan dan pendapat”. 2) Menurut
Yuwono (dalam Sarfika, Rika. dkk.2018), “komunikasi merupakan kegiatan
mengajukan pengertian yang dikirimkan dari pengirim pesan kepada penerima pesan
dan menimbulkan respon tingkah laku yang diinginkan dari penerima pesan”. 3)
Burgerss (dalam Sarfika, Rika. dkk.2018), “ komunikasi adalah proses penyampaian
informasi, makna dan pemahaman dari pengirim pesan kepada penerima pesan”. 4)
Taylo (dalam Sarfika, Rika. dkk.2018), “komunikasi adalah proses pertukaran
informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan makna atau arti”.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkam bahwa
komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi yang dari pengirim pesan
kepada penerima pesan sehingga menimbulkan respon tingkah laku sesuai dengan
informasi yang diterima oleh penerima pesan.
B. Permasalahan dan Perkembangan Komunikasi Orang Dewasa
Menurut Eriksons (dalam Sarfika, Rika. dkk.2018), menjelaskan bahwa pada
orang dewasa terjadi perkembangan psikososial yaitu intimasi vs isolasi. Orang
dewasa sudah mempunyai sikap-sikap tertentu, pengetahuan tertentu, bahkan tidak
jarang sikap itu sudah sangat lama menetap dalam dirinya, sehingga tidak mudah
untuk merubahnya. Orang dewasa bukan seperti gelas kosong yang dapat diisikan
sesuatu. Oleh karena itu dikatakan bahwa kepada orang dewasa tidak dapat diajarkan
sesuatu yang baru untuk merubah tingkah lakunya dengan cepat. Orang dewasa
kalau ia sendiri yang ingin belajar hal baru maka dia akan terdorong mengambil
langkah untuk mencapai sesuatu yang baru itu.
C. Sikap Komunikasi Pada Orang Dewasa
Sikap Komunikasi Pada Orang Dewasa Berdasarkan perkembangan komunikasi
pada orang dewasa dari permasalahan yang terjadi maka agar tercapai komunikasi
efektif terutama dalam melaksanakan pelayanan keperawatan perlu menunjukkan dan
menerapkan sikap-sikap terapeutik dan mengetahui sikap-sikap psikologi pada orang
dewasa. Dalam berkomunikasi dengan dewasa sampai lansia diperlukan pengetahuan
tentang sikap-sikap yang khas. Berikut sikap-sikap psikologi spesifik pada orang
dewasa terhadap komunikasinya :

a. Orang dewasa / lansia pengetahuan dan pengalaman dilakukan sendiri. Dalam


komunikasi hal ini perawat harus :
1. Memotivasi untuk mencari pengetahuan sendiri sesuai yang menunjukkan sikap
yang diinginkan
2. Tidak mengajari tetapi cukup memberikan motivasi untuk menggantikan
perilaku yang kurang tepat.
b. Berkomunikasi pada orang dewasa/lansia harus melibatkan perasaan dan pikiran.
Dalam hal ini perawat perlu menunjukkan perasaan dan pikiran orang
dewasa/lansia sebagai kekuatan untuk merubah perilakunya
c. Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi
pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai suatu
masalah. Maka perawat perlu :
1) Bekerjasama dengan orang dewasa/lansia untuk menyelesaikan masalah.
2) Memberikan kesempatan pada lansia untuk mengungkapkan pengalaman dan
memberi tanggapan tentang pengalaman tersebut.
D. Suasana Komuniksi Pada Orang Dewasa Dan Lansia
Suasana Komunikasi Pada Orang Dewasa Dan Lansia Disamping sikap
komunikasi pada orang dewasa, kita harus memperlihatkan atau mampu menciptakan
suasana yang dapat mendorong efektivitas komunikasi pada kelompok usia dewasa
maupun lansia dan juga menciptaan suasana komunikasi yang dapat mencapai tujuan
yang diinginkan. Ada beberapa suasana yang harus diciptakan :
a. Suasana hormat menghormati Orang dewasa dan lansia akan mampu berkomunikasi
dengan baik apabila pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh
turut berfikir dan mengemukakan fikirannya.
b. Suasana saling menghargai Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai
yang dianut perlu dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka
akan dapat menjadi kendala dalam jalannya komunikasi.
c. Suasana saling percaya Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar
adanya akan dapat membawa hasil yang diharapkan. Jangan melakukan
penyangkalan pada apa yang dikomunikasikan oleh orang dewasa atau lansia.
Karena mereka akan tidak percaya dengan anda dan mengakibatkan tujuan
komunikasi tidak tercapai.
d. Suasana saling terbuka Keterbukaan dalam komunikasi dangat diperlukan baik bagi
orang dewasa maupun lansia. Maksud terbuka adalah terbuka untuk mengungkapkan
diri dan terbuka untuk mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasan keterbukaan
segala alternatif dapat tergali.
E. Teknik Komunikasi Pada Orang Dewasa Dan Lansia Beserta Penerapannya
Teknik komunikasi secara khusus yang harus anda terapkan saat berkomunikasi
dengan orang dewasa :
a. Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara. Dengan
penyampaian langsung maka klien akan lebih mudah untuk menerima penjelasan
yang disampaikan.
b. Saling mempengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara perawat dan
pasien dewasa harus ada keseimbangan dan tidak boleh ada yang mendominasi.
c. Melakukan komunikasi secara timbal balik secara langsung, maksudnya komunikasi
timbal balik dapat meminimalkan kemungkinan terjadi salah persepsi.
d. Komunikasi secara berkesinambungan tidak statis dan bersifat dinamis.
F. Karakteristik Lansia
WHO mengelompokkan lansia menjadi 4 kelompok yang meliputi : a.
Midle age (usia pertengahan) yaitu kelompok usia 45-59 tahun b. Elderly, antara 60-74
tahun c. Usia antara 75-90 tahun d. Very old lebih dari 90 tahun Sedangkan bila di
klasifikasi lansia berdasarkan kronologi usia yaitu : a. Young old 60-75 tahun b. Middle
old 75-84 tahun c. Old-old >85 tahun Karakteristik lansia berhubungan dengan
kemunduran fisik yang terjadi dan penyakit akibat proses menua. Untuk mempermudah
melakukan strategi komunikasi pada lansia maka perawat perlu masalah dan penyakit
yang sering dihadapi oleh lansia yaitu :
1. Mudah jatuh
2. Berat badan menurun
3. Mudah lelah
4. Nyeri dada kecil (suka ngompol)
5. Kekacauan mental
6. Sesak nafas
7. Sukar menahan BAK waktu melakukan kerja fisik
8. Keluhan perasaan dingin
9. Berdebar-debar (palpitasi)
10. Pembengkakan kaki bagian bawah
11. Nyeri
12. Sulit tidur
13. Kesemutan pada anggota badan
14. Mudah gatal-gatal pinggang / punggung
15. Keluhan pusing-pusing
16. Sakit kepala
17. Nyeri pada sendi pinggul
G. Perkembangan Komunikasi Pada Lansia
Perubahan emosi yang sering nampak adalah berupa reaksi penolakan
terhadap kondisi lansia. Berikut ini gejala-gejala penolakan lansia yang menyebabkan
gagalnya komunikasi lansia : a. Tidak percaya terhadap diagnosa, gejala,
perkembangan serta keterangan yang diberikan petugas kesehatan b. Mengubah
keterangan yang diberikan sedemikian rupa sehingga diterima keliru c. Menolak
membicarakan perawatannya di rumah sakit d. Menolak ikut serta dalam perawatan
dirinya secara umum, khusunya tindakan yang langsung mengikutsertakan dirinya e.
Menolak nasehat-nasehat misalnya, istirahat baring, berganti posisi tidur terutama bila
nasehat tersebut demi kenyamanan klien.

H. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada lansia

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Pada Lansia a. Faktor klien


meliputi ; kecemasan, penurunan sensori (penurunan pendengaran dan penglihatan,
kurang hati-hati, tema yang menetap misal kepedulian terhadap kebugaran tubuh,
kehilangan reaksi, mengulangi kehidupan, takut kehilangan control dan kematian) b.
Faktor perawat meliputi; perilaku perawat terhadap lansia dan ketidakpahaman perawat
c. Faktor lingkungan yang bising dapat menastimulasi kebingungan lansia dan
terganggunya penerimaan pesan yang disampaikan.

I. Hambatan komunikasi pada lansia


Hambatan komunikasi yang efektif pada lansia berhubungan dengan
keterbatasan fisik yang terjadi akibat dari proses menua (agingprocess), antara lain
fungsi pendengaran menurun, mata yang kabur, tidak adanya gigi, suara yang mulai
melemah dan sebagainya. Faktor penghambat dapat muncul baik dari komunikator
maupun komunikan. Faktor penghambat dari komunikator (perawat atau pemberi
asuhan) meliputi tidak menguasai pesan, kurang menguasai unsur lain, suasana kurang
mendukung, penyampaian pesan tidak jelas (karena suara terlalu kecil/cepat) sehingga
susah ditangkap oleh penerima. Faktor penghambat dari aspek komunikan (lansia)
meliputi pengetahuan komunikan terlalu rendah sehingga sulit mencerna isi pesan,
sifat tertutup, atau lingkungan tempat berkomunikasi yang kurang mendukung (terlalu
bising, panas, terlalu dingin, tidak adanya privasi) akan menghambat komunikasi
Adapun kendala-kendala dan hambatan dalam berkomunikasi dengan lansia : 1)
Gangguan neurologyserring menyebabkan gangguan bicara dan berkomunikasi dapat
juga karena pengobatan medis, mulut yang kering dan lain-lain. 2) Perawat sering
memanggil dengan nenek, sayang, dan lain-lain. Hal tersebut membuat tersinggung
harga dirinya dianjurkan memanggil nama panggilannya. 3) Dianjurkan menegur dan
mendengarkan dengan penuh perhatian.
J. Teknik komunikasi pada lansia

Mundakir (2006) mengidentifikasi beberapa teknik komunikasi yang dapat


digunakan perawat dalam berkomunikasi dengan lansia adalah:

a. Teknik asertif : Asertif adalah menyatakan dengan sesungguhnya, terima klien apa
adanya. Perawat bersikap menerima yang menunjukkan sikap peduli dan sabar
untuk mendengarkan dan memperhatikan klien serta berusaha untuk
mengerti/memahami klien. Sikap ini membantu perawat untuk menjaga hubungan
terapeutik dengan lansia.

b. Responsif : Reaksi spontan perawat terhadap perubahan yang terjadi pada klien dan
segera melakukan klarifikasi tentang perubahan tersebut. Teknik ini merupakan
bentuk perhatian perawat kepada klien yang dilakukan secara aktif untuk
memberikan ketenangan klien. Berespon berarti bersikap aktif tidak menunggu
permintaan dari klien. Contoh : “apa yang ibu fikirkan saat ini? Apa yang bisa saya
bantu untuk ibu?

c. Fokus Dalam berkomunikasi sering kita jumpai lansia berbicara panjang lebar dan
mengungkapkan pernyataan-pernyataan di luar materi dan tidak relevan dengan
tujuan terapi. Sehubungan dengan hal tersebut maka perawat harus tetap fokus
pada topik pembicaraan dan mengarahkan kembali komunikasi lansia pada topik
untuk mencapai tujuan terapi. Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap
konsisten terhadap materi komunikasi yang diinginkan.

d. Supportif Lansia sering menunjukkan sikap labil atau berubah-ubah. Perubahan ini
perlu disikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia dengan cara
memberikan dukungan (suppotif) contoh supportif Tersenyum dan mengangguk
ketika lansia mengungkapkan perasaannya sebagai sikap hormat dan menghargai
lansia berbicara. Contoh ungkapan yang bisa memberi suppor/motivasi kepada
lansia adalah: “saya yakin bapak mampu melakukan tugas bapak dengan baik”.
Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik
pada Klien Lansia Dengan Konstipasi

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Ibu S, umur 60 tahun di rawat di ruang Nusa Indah karena Hypertensi,
perawatan hari ke 5, klien cemas karena sejak dirawat tidak tidak buang air
besar, klien tidak suka makan sayur dan jarang makan buah, aktivitas klien
hanya berbaring saja

2. Diagnosa Keperawatan
Konstipasi

3. Tujuan Khusus
klien mau mengungkapkan perasaan dan keluhannya

4. Intervensi keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan teknik komunikasi terapeutik.
b. Diskusikan dengan klien penyebab dari konstipasi
c. Pemeriksaan fisik

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Tahap Orientasi
a. Salam terapeutik :
selamat pagi Ibu, perkenalkan nama saya yustina melandari, saya biasa
dipanggil yustin, mahasiswa fik ui, saya bertugas disini dari pukul 8 sampai
dengan pukul 14 siang, untuk membantu dan merawat Ibu. Nama ibu, ibu S?
dan ibu lebih senang dipanggil apa ?

Evaluasi/Validasi

Bagaimana perasaan ibu hari ini ? apa yang dirasa saat ini

Kontrak
• Topik : baiklah bolehkah kita berbincang-bincang tentang keluhan Ibu hari ini

• Tempat : mau dimana tempatnya, bagaimana kalau diruangan ini saja

• waktu : untuk waktunya kurang lebih 15 menit saja bu, apakah ibu bersedia?

2. Tahap Kerja
 Sekarang Ibu, Saya ajak Ngobrol-ngobrol ya!, Ibu bisa ungkapkan saja apa
yang Ibu rasakan?
 Sejak kapan ibu tidak bisa buang air besar?
 Apakah ibu tahu penyebab dari ibu tidak bisa buang air besar?
 Boleh saya periksa perut ibu dan mengukur tekanan darah dan nadi ibu?
 Bagaimana pola buang air besar Ibu di rumah?
 Bagaimana pola makan ibu?
 Dalam sehari ibu minum air putih berapa gelas?
 Apakah ibu suka berolah raga setiap pagi?

3. Tahap Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1) Evaluasi Subyektif
klien sudah mengetahui penyebab dari konstipasi
b. Evaluasi Obyektif
- klien masih tampak tidak nyaman

4. Rencana Tindak Lanjut.


 Untuk masalah ibu yang sudah 5 hari tidak BAB, nanti saya konsulkan ke
dokter untuk mendapat obat agar ibu dapat BAB
 Supaya ibu tidak mengalami konstipasi saya akan memberikan penyuluhan
kepada ibu tentang pola hidup sehat di usia lanjut

Kontrak

Saya kira, sekian dulu perbincangan kita hari ini. Nanti kita lanjutkan membahas
lebih lanjut tentang pola hidup sehat, di sini ataupun ditempat lain. Menurut Ibu
kita berbincang-bincang jam berapa ? bagaimana kalau jam 10 besok. sampai
berjumpa besok ya bu, selamat pagi.................
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi yang dari pengirim


pesan kepada penerima pesan sehingga menimbulkan respon tingkah laku sesuai
dengan informasi yang diterima oleh penerima pesan. Menurut Eriksons (dalam
Sarfika, Rika. dkk.2018), menjelaskan bahwa pada orang dewasa terjadi
perkembangan psikososial yaitu intimasi vs isolasi. Orang dewasa sudah mempunyai
sikap-sikap tertentu, pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah sangat
lama menetap dalam dirinya, sehingga tidak mudah untuk merubahnya. Disamping
sikap komunikasi pada orang dewasa, kita harus memperlihatkan atau mampu
menciptakan suasana yang dapat mendorong efektivitas komunikasi pada kelompok
usia dewasa maupun lansia dan juga menciptaan suasana komunikasi yang dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Ada beberapa suasana yang harus diciptakan yaitu,
suasana hormat menghormati, suasana saling menghargai, suasana saling percaya dan
suasana saling terbuka. Dalam berkomunikasi dengan lansia terdapat beberapa
hambatan seperti, gangguan neurologi, penurunan daya fikir, perawat sering
memanggil nenek, mendengarkan dengan penuh perhatian, perbedaan budaya,
overload sensoris, gangguan penglihatan, hambatan fisik, hamabatan pribadi, dan
gangguan suasana kenyamanan. Cara untuk mengatasi hambatan komunikasi tersebut,
antara lain: gunakan umpan balik, kenali perbedaan individu, berkomunikasi secara
langsung (face to face), serta gunakan bahasa yang sederhana dan mudah di pahami.
B. Saran
Saran Bagi pembaca khusunya perawat harus memahami tentang aplikasi
terapeutik pada lansia agar pemeriksaan pasien lansia di rumah sakit berjalan dengan
lancar, selain itu juga penting mengetahui apa saja kemungkinan yang akan menjadi
hambatan dalam berkomunikasi dengan lansia serta dapat mengetahui cara mengatasi
hambatan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Sarfika, Rika. dkk.2018. Buku Ajar Keperawatan Dasar 2 Komunikasi Terapeutik Dalam
Keperawatan. Padang : Andalas University Press Anjaswarni,Tri. 2013 . Komunikasi
Keperawatan Modul 2 Penerapan Komunikasi Berdasarkan Tingkat Usia: Badan PPSDM
Kesehatan, Kemenkes RI. Nugroho. 2010. Komunikasi dalam Keperawatan gerontik.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Moh.Reza Pradiaksa 2013
(http://docplayer.info/61839186-Makalah-komunikasi-terapeutik-pada-lansia-dari-moh-reza-
pradiaksa.html)
https://jom.unri.ac.id Andr486.2016.
https://www.scrib.com/document/325442022/HambatanBerkomunikasi-Dengan-Lansia

Anda mungkin juga menyukai