Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

KOMUNIKASI PADA REMAJA

Dosen Pengampu: Ns. Eka Malfasari, M.Kep, Sp.Kep.J

Disusun Oleh : Kelompok 4 (2.B)

Fitri sakinah br Hasibuan


Andini Romantia
Bela Safitri
Elsi cici lestari

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PAYUNG NEGERI PEKANBARU
2021

Konsep Komunikasi Pada Remaja 2


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan, dengan judul:
“Komunikasi dalam keperawatan ”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia pendidikan.

Pekanbaru, 25 November 2021

Tim Penulis

Konsep Komunikasi Pada Remaja 3


Daftar Isi

Halaman
Judul...................................................................................................................

KataPengantar...................................................................................................................1

DaftarIsi..............................................................................................................................2

BabIPendahuluan..............................................................................................................3

1.1 LatarBelakang..........................................................................................................3
1.2 RumusanMasalah.....................................................................................................3
1.3 TujuandanManfaat...................................................................................................3

BabIIPembahasan..............................................................................................................4

2.1 KonsepDasarKomunikasi........................................................................................5
2.2 Tujuan Komunikasi TerapeutikPadaRemaja...........................................................7
2.3 Faktor Yang Memengaruhi Komunikasi TerapeutikPadaRemaja...........................7

Konsep Komunikasi Pada Remaja 4


2.4 Prinsip Komunikasi TerapeutikPadaRemaja...........................................................8
2.5 Teknik-Teknik Komunikasi TerapeutikPadaRemaja..............................................9
2.6 Hambatan Komunikasi TerapeutikPadaRemaja......................................................13
2.7 Strategi Pelaksanaan (tahap-tahap) Komunikasi TerapeutikPada Remaja..............16
2.8 Penerapan Komunikasi TerapeutikPada Remaja.....................................................17
2.9 Role Play Komunikasi TerapeutikPadaRemaja.......................................................18

BabIIIPenutup...................................................................................................................21

4.1 Kesimpulan..............................................................................................................21
4.2 Saran........................................................................................................................21

DaftarPustaka....................................................................................................................22

Konsep Komunikasi Pada Remaja 5


BAB I

Pendahuluan

1.1 LatarBelakang
Pada saat anak beranjak remaja, kadang kala orang tua menemukan kesulitan
untuk melakukan komunikasi secara dua arah dengan anak. Masa-masa remaja
untuk setiap anak terkadang mejadi periode yang sulit dan ini dikarenakan anak
remaja mulai mengalami beberapa hal dalam hidupnya seperti mengembangkan
identitas mereka sendiri secara individu. Adanya perubahan biologis dan fisiologis ,
menghadapi tekanan dari teman sebayanya, mengalami ketertarikan pada lawan
jenis, dan lain sebagainya. Sementara orang tua juga mulai merasakan besarnya
kekhawatiran pada anak remaja mereka, baik terhadap pergaulannya maupun
perkembangan kepribadiannya. Jadi, bagaimanakah cara terbaik untuk
mengatasinya?

Pendekatan terhadap orang tua adalah salah cara yang tepat dilakukan.
Komunikasi yang efektif antara orang tua dengan anak-anak sangat penting
dilakukan karena akan membuat hubungan antara orang tua dan anak tetap terjalin
dengan baik. Untuk menciptakan komunikasi yang efektif orang tua perlu
memahami karakteristikremaja.

Sebagai seorang perawat, perawat bisa memfasilitasi antara orang tua dan
remaja. Perawat bisa menggali masalah yang dihadapi remaja, dan selanjutnya orang
tua bisa diberitahukan cara mengatasi masalah anaknya. Agar tindakan yang
diberikan perawat bisa berjalan lancar, perawat perlu menerapkan strategi
pelaksanaan di setiap tindakan keperawatan. Pada makalah ini, kami akan
membahas mengenai komunikasi terapeutik pada klienremaja.

1.2 RumusanMasalah
a. Apa pengertian darikomunikasi?
b. Apa ituremaja?
c. Bagaimana tahap perkembanganremaja?
d. Apa tujuan komunikasi terapeutik padaremaja?
e. Apa saja faktor yang memengaruhi komunikasi terapeutik padaremaja?
f. Apa saja hambatan komunikasi terapeutik padaremaja?
g. Apa saja prinsip komunikasi terapeutik pada usiaremaja?
h. Apa saja teknik komunikasi terapeutik padaremaja?
i. Bagaimana penerapan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik padaremaja?
1.3 Tujuan danManfaat
a. Memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai Konsep Komunikasi Pada
Remaja.
b. Mendapat pengetahuan baru yang dapat dikembangkan dan di
implementasikan pada profesi keperawatan mengenai Konsep Komunikasi
PadaRemaja.
c. Memenuhi nilai tugas mata kuliah KomunikasiKeperawatan.
BAB II

Pembahasan

2.1 Konsep Dasar Komunikasi Terapeutik PadaRemaja


a. DefinisiKomunikasi
Komunikasi dalam pelayanan dan asuhan keperawatan adalah hal yang
paling esensial. Komunikasi menjadi alat kerja utama bagi perawat dalam
rangka memberikan pelayanan yang terbaik. Bagi seorang perawat, hal ini
cukup beralasan karena perawat selalu bersama dan berinteraksi dengan
pasien selama 24 jam secara terus-menerus dan berkesinambungan mulai
awal kontak sampai akhir. Komunikasi dalam praktik keperawatan dapat
menjadi elemen terapi. Perawat yang memiliki keterampilan berkomunikasi
terapeutik akan mudah menjalin hubungan saling percaya dengan pasien dan
memberikan kepuasan serta meningkatkan citra profesikeperawatan.

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal antara perawat


dan klien yang dilakukan secara sadar ketika perawat dan klien saling
memengaruhi dan memperoleh pengalaman bersama yang bertujuan untuk
membantu mengatasi masalah klien serta memperbaiki pengalaman
emosional klien yang pada akhirnya mencapai kesembuhanklien.

b. DefinisiRemaja
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.
Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak
ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan
perubahan sosial. Menurut Soetjiningsih (2004) masa remaja merupakan
masa peralihan antara masa anak-anak yang dimulai saat terjadinya
kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20
tahun, yaitu masa menjelang dewasa muda. Berdasarkan umur kronologis dan
berbagai kepentingan, terdapat defenisi tentang remaja yaitu:

1) Pada buku-buku pediatri, pada umumnya mendefenisikan remaja adalah


bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun dan umur 12-20 tahun
anaklaki-laki.
2) Menurut dinas kesehatan anak dianggap sudah remaja apabila anak sudah
berumur 18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus sekolahmenengah.
3) Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10-18tahun.
c. Tahap PerkembanganRemaja
Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap
perkembangan remaja yakni sebagai berikut:

1) Remaja awal/early adolescent (10-12tahun)


Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-
perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan- dorongan
yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan
pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah
terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis
ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah
dengan berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para remaja awal
ini sulit dimengerti. Selain itu remaja awal memiliki sifat psikologi yaitu:
Krisis identitas, jiwa yang labil, meningkatnya kemampuan verbal untuk
ekspresi diri, pentingnya teman dekat/sahabat, berkurangnya rasa hormat
terhadap orangtua, kadang-kadang berlaku kasar, menunjukkan kesalahan
orangtua, mencari orang lain yang disayangi selain orangtua,
kecenderungan untuk berlaku kekanak-kanakan, dan terdapatnya pengaruh
teman sebaya (peer group) terhadap hobi dan caraberpakaian.

2) Remaja madya/middle adolescent (13-15tahun)


Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang
kalau banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu
mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan
dirinya, selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu
memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri,
optimistis atau pesimistis, idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja
pria harus membebaskan diri dari oedipuscomplex (perasaan cinta pada
ibu sendiri pada masa anak-anak) dengan mempererat hubungan dengan
kawan-kawan.

3) Remaja akhir/late adolescent (16-19tahun)


Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai
dengan pencapaian lima hal yaitu:
a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsiintelek.
b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan
dalam pengalaman- pengalamanbaru.
c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubahlagi.
d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti
dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang
lain.
2.2 Tujuan Komunikasi Terapeutik PadaRemaja
Tujuan melakukan komunikasi terapeutik pada klien remaja adalah sebagai
berikut:

1) Membangun hubungan yang harmonis denganremaja


2) Membentuk suasana keterbukaan danmendengar
3) Membuat remaja mau berbicara ketika mempunyaimasalah
4) Membuat remaja mau mendengar dan menghargai saat merekaberbicara
5) Membantu remaja menyelesaikanmasalah
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Terapeutik PadaRemaja
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi pada remaja, yaitu sebagai
berikut:

1) Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung
secara efektif

2) Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung
secara efektif

3) Sikap
Bila komunikan bersifat pasif atau tertutup maka komunikasi tidak
berlangsungefektif

4) Usia tumbang dan status kesehatanremaja


Bila ingin berkomunikasi, maka harus sesuaikan dengan tingkat usia agar
komunikasi tersebut berlangsung efektif
5) Saluran
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan
ke komunikan dengan baik

6) Lingkungan
Lingkungan juga sangat berperan penting dalam berkomunikasi, semakin
bagus/indah lingkungan yang ditempati maka dalam berinteraksi akan terasa
nyaman dan aman.

2.4 Prinsip Komunikasi Terapeutik Pada Remaja


1. Cara Membangun Hubungan Yang Harmonis DenganRemaja
Hal yang sering orang tua lakukan dalam berkomunikasi, orang tua ingin
segera membantu menyelesaikan masalah remaja, ada hal-hal yang orang tua
sering lakukan seperti:

a. Cenderung lebih banyak bicara daripadamendengarkan


b. Merasa tau lebih banyak dari padaremaja
c. Cenderung memberi arahan dannasihat
d. Berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang
dialamiremaja
e. Memberi kesempatan agar remaja mengemukakanpendapat
f. Mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan
memahaminya
2. Kunci Pokok Berkomunikasi DenganRemaja
Adapun kunci pokok yang dilakukan orang tua terhadap anaknya yang
beranjak dewasa seperti:

a. Mendengar Supaya remaja mau berbicara


b. Menerima dahulu perasaanremaja
c. Bicara supaya didengar.
3. Mengenal DiriRemaja
a. Pahami PerasaanRemaja
Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang
disebabkan karena orang tua kurang dapat memahami perasaan anaknya
yang diajak bicara. Agar komunikasi dapat lebih efektif orang tua perlu
meningkatkan kemampuannya dan mencoba memahami perasaan anak
sebagai lawan bicara.
b. Bagaimana Memahami PerasaanRemaja
Untuk memahami perasaan remaja, orang tua harus menerima dulu
perasaaan dan ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami
masalah, agar ia merasa nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan
dengan orang tua. Orang tua akan lebih mengerti apa yang sebenarnya
dirasakanremaja.

4. Membuat Remaja Mau Berbicara Pada Orang Tua Saat Menghadapi Masalah
Dan Membantu Remaja MenyelesaikanMasalah
a. Pesan kamu dan pesansaya
Pesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah penyampaian akibat perilaku
anak terhadap orang tua tetapi berpusat pada kesalahan anak cenderung
tidak membedakan antara anak dan perilakunya sehingga membuat anak
mereka disalahkan, direndahkan dan disudutkan.

Pesan saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua sebagai
akibat perilaku anak sehingga anak belajar bahwa setiap perilaku
mempunyai akibat terhadap orang lain. Melalui pesan saya akan
mendorong semangat anak, mengembangkan keberaniannya, sehingga
anak akan merasanyaman.

b. Menentukan MasalahSiapa
Ketika menghadapi remaja sebagai lawan bicara yang bermasalah, kita
perlu mengetahui masalah siapa ini. Hal ini perlu dibiasakan karena:

1) Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan semua


masalah.
2) Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab dalam
memecahkan masalahnyasendiri.
3) Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan oranglain.
4) Remaja perlu belajarmandiri
Setelah mengetahui masalah siapa yang punya masalah harus
bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Bila masalah itu adalah
masalah remaja maka teknik yang digunakan adalah mendengar aktif.

2.5 Teknik Komunikasi Terapeutik PadaRemaja


Remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Pada masa transisi ini
remaja banyak mengalami kesulitan yang membutuhkan kemampuan adaptasi.
Remaja sering tidak mendapat tempat untuk mengekspresikan ungkapan hatinya
dan cenderung tertekan. Hal ini akan dapat mempengaruhi komunikasi remaja
terutama komunikasi dengan orang tua atau orang dewasa lainnya. Terkait
dengan permasalahan di atas, dalam berkomunikasi dengan remaja perawat atau
orang dewasa lain harus mampu bersikap sebagai “sahabat” untuk remaja.
Komunikasi dengan remaja merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga
hubungan dengan remaja, melalui komunikasi ini pula perawat dapat
memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri remaja yang
selanjutnya dapat diambil dalam menentukan masalah keperawatan.

Beberapa teknik yang digunakan dalam berkomunikasi dengan remaja, yaitu


sebagai berikut:

1) Menjadi pendengaraktif
Seorang perawat harus mampu untuk menjadi pendengar yang aktif.
Menjadi pendengar yang aktif disini adalah memiliki konsentrasi dan
perasaan yang baik dengan menggunakan seluruh indra dengan tujuan untuk
menerima segala jenis keluhan, komplain, aduan ataupun protes dari setiap
pasienremaja.

Cara untuk menjadi perawat pendengar aktif antara lain adalah:

a. Membuat kontak mata dengan pasien dan berusaha menatap wajah


pasien ketika pasienberbicara
b. Jangan melalukan gerakan yang tidak diperlukan, tapi lakukanlah
gerakan ketika perawat merasa pasien butuh sentuhan. Seperti misalnya
dengan mengusap tangan, mengusap wajah atau menggenggam tangan
pasien.
c. Berikan jawaban setiap pasien bertanya, misalnya dengan langsung
berbicara atau hanya sekedar menggerakkan kepala pertanda kamu
mendengarkanpasien.
d. Hadapkan atau arahkan tubuh kepada pasien, dan usahakan untuk tidak
membelakangi pasien ketikaberbicara
2) Menerimainformasi
Menerima informasi merupakan sebuah langkah yang bertujuan untuk
mendukung segala informasi yang kamu terima dari pasien. Beberapa cara
ataupun langkah-langkah yang harus kamu lakukan untuk menunjukkan
bahwa kamu menerima informasi dari pasien adalah :

a. Ketika pasien bertanya, maka jawablah pertanyaan pasien tersebut sesuai


dengan pengetahuan kamu. Pada saat kamu menjawab pertanyaan pasien,
maka disitu kamu sudah melakukan klarifikasi apakah kamu mengerti
dengan pertanyaannya atau tidak. Jika mengerti, maka cobalah untuk
menjawabpertanyaannya.
b. Usahakan untuk tetap fokus pada topik yang dimulai oleh pasien, dan
kembalikan pembicaraan ketika kamu merasa bahwa pasien sudah tidak
membahas topik yang utamatadi.
c. Lakukanlah observasi terhadap pasien, misalnya dengan mengamati
tingkah laku, gerak gerik, ekspresi wajah hingga cobalah untuk memahami
perasaanpasien

3) Bercerita
Memposisikan diri seorang perawat menjadi seorang sahabat pasien di
usia remaja dengan cara bercerita. Melalui cara ini pesan yang akan
disampaikan kepada remaja dapat mudah diterima. Cerita yang disampaikan
hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan.

4) Diam
Ketika pasien sedang berbicara, maka usahakanlah untuk tidak berbicara
dengan orang lain, atau bahkan diamlah sesaat dan dengarkan seluruh
informasi yang diberikan oleh pasien. Ketika kamu diam pada saat pasien
berbicara, maka pasien akan merasa bahwa kamu mau menunggu dirinya
selesai berbicara dan dia akan merasa dihormati. Tapi, diam juga tidak boleh
kamu lakukan terlalu lama karena akan membuat pasien menjadi khawatir
kepada kamu.
5) Memberipenghargaan
Teknik yang selanjutnya yang harus dipelajari oleh seorang perawat
adalah mencoba untuk mampu memberikan penghargaan ketika percakapan
atau komunikasi sudah berakhir. Misalnya dengan memberikan semangat atau
memberikan respon-respon yang sepertinya diharapkan oleh pasien. Dengan
memberikan penghargaan kepada pasien, maka pasien akan merasa dihargai,
dihormati dan dirawat dengan baik.

6) Membukakomunikasi
Ketika seorang pasien ingin menyampaikan sebuah informasi, namun ia
masih ragu untuk mengutarakannya, maka seorang perawat harus mampu
untuk membuka komunikasi. Membuka komunikasi akan membuat
komunikasi yang terjadi memiliki sifat terbuka dan tidak ada saling tutup
menutupi, sehingga pasien akan secara terus terang dan berkata jujur untuk
memberikan seluruh informasi kepada perawat yang merawatnya. Membuka
komunikasi bisa dengan melakukan beberapa cara seperti :

a. Mendorong pasien untuk meneruskankomunikasi


b. Menunjukkan sikap bahwa kamu selaku perawat mau mendengarkan
dirinya
c. Memotivasi diri pasien untuk terbuka dan membukadiri
d. Mendominasi komunikasi dengan tujuan untuk memancing responpasien
7) Memberikanhumor
Memberikan humor atau bahan bercandaan adalah salah satu hal
terpenting yang harus bisa dipelajari dan diaplikasikan oleh seorang perawat.
Sebuah bahan bercandaan yang berhasil membuat pasien tertawa akan
menunjukkan sebuah keberhasilan perawat dalam memberikan ketenangan
dan kebahagiaan bagi pasien.

Adapun beberapa sikap yang dapat dilakukan untuk mendukung teknik


komunikasi terapeutik pada remaja yaitu:

1) Sikapkesejatian
Menghindari membuka diri yang terlalu dini sampai dengan remaja
menunjukkan kesiapan untuk berespon positif terhadap keterbukaan, sikap
kepercayaan kita pada pasien remaja.
2) Sikapempati
Bentuk sikap dengan cara menempatkan diri kita pada posisi pasien dan orang
tua.

3) Sikaphormat
Bentuk sikap yang menunjukkan adanya suatu kepedulian/perhatian, rasa
suka dan menghargai klien. contohnya: senyum pada saat yang tepat, melakukan
jabat tangan atau sentuhan yang lembut dengan seizin komunikan. Keberhasilan
berkomunikasi dengan remaja dapat dipengaruhi oleh suasana psikologis antara
perawat dengan remaja. Berikut suasana yang mendukung

dalam komunikasi pada remaja:

1. Suasana hormatmenghormati
Remaja akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat pribadinya
dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir dan mengemukakan
pikirannya.

2. Suasana salingmenghargai
Segala pendapat, suasana pikiran, gagasan, sistem nilai yang dianut perlu
dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka karena dapat
menjadi kendala dalam jalannya komunikasi.

3. Suasana salingpercaya
Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang
lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif tergali.

2.6 Hambatan Komunikasi Terapeutik PadaRemaja


Komunikasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi manusia dalam
melakukan interaksi dengan sesama. Kita pada suatu waktu merasakan
komunikasi yang kita lakukan menjadi tidak efektif karena kesalahan dalam
menafsirkan pesan yang kita terima. Hal ini terjadi karena setiap manusia
mempunyai keterbatasan dalam menelaah komunikasi yang disampaikan.
Kesalahan dalam menafsirkan pesan bisa disebabkan karena tiga hal yaitu :

1) Hambatanfisik
a. Sinyal non verbal yang tidakkonsisten
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi tidak melihat kepada lawan bicara,
tetapi dengan aktifitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita,
mempengaruhi proses komunikasi yang berlangsung.

b. Gangguannoises
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi,
jarak jauh, dan lainsebagainya.

c. Gangguan fisik (gagap, tuli,buta)


Adanya gangguan fisik seperti gagap, tunawicara, tunanetra, dan
sebagainya yang dialami oleh seorang remaja. Terimalah mereka apa
adanya, mereka pasti memiliki potensi unggul lain yang perlu digali.
Sebagai perawat, kita harus siap menerima kenyataan tersebut seraya
mencari cara agar tidak terjadi hambatan komunikasi dengan remaja
tersebut, misalnya dengan cara belajar bahasa yang mereka dapat pahami.

d. Teknik bertanya yangburuk


Ternyata kita yang tidak memiliki kemampuan bertanya, tidak akan
sanggup menggali pemahaman orang lain, tidak sanggup mengetahui apa
yang dirasakan orang lain. Oleh karena itu, kembangkan selalu teknik
bertanya kepada orang lain. Bahwa setiap individu memiliki modalitas
belajar yang berbeda-beda.

e. Teknik menjawab yang buruk


Kesulitan orang memahami materi yang disampaikan karena komunikator
tidak mampu menjawab dengan baik. Pertanyaan bukannya dijawab,
melainkan dibiarkan. Pertanyaan justru dijawab tidak tepat. Salah satu
teknik menjawab yang buruk adalah komunikator tidak memberikan
kesempatan individu menyelesaikan pertanyaan lalu lngsung dijawab oleh
komunikator.

f. Kurang menguasaimateri
Ini faktor yang sangat jelas. Begitu kita tidak menguasai materi, itulah
hambatan komunikasi. Kompetensi professional salah satu maknanya
adalah menguasai materi secara mendalam bahkan ditambahkan lagi untuk
meluas.
g. Kurangpersiapan
Bagaimana mungkin proses penyampaian materi atau pembelajaran dapat
optimal jika tidak menyiapkan perencanaan dengan baik.

2) Hambatanpsikologis
a. Mendengar
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau
informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua kita dengar dan
tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.

b. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.


Sering kali kita mengabaikan informasi yang menurut kita tidak sesuai
denga ide, gagasan dan pandangan kita padahal kalau dicermati sangat
berhubungan denga ide kita, padahal ada kalanya gagasan kita yang
kurangbenar.
c. Menilaisumber
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada
seorang remaja yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita
cenderungmengabaikannya.

d. Pengaruhemosi
Pada keadaan marah, remaja akan kesulitan untuk menerima informasi.
Apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan
ditanggapinya.

e. Kecurigaan
Kembangkan sikap berbaik sangka pada semua orang. Hendaklah berpikir
baik atau positif bahwa materi ini bisa dipahami oleh remaja. Komunikator
curiga pada komunikan akan membawa suasana pembelajaran tidak
kondusif.

f. Tidak jujur
Karakter dasar komunikator mestilah ditampilkan selama pembelajaran
komunikasi pada remaja berlangsung dan juga di luar pembelajaran. Kita
harus jujur, jangan berbohong, jujurlah jika memang tidak tahu.

g. Tertutup
Jika kita memiliki sikap tertutup atau introvert dalam proses pembelajaran,
sebaiknya jangan menjadi komunikator. Sebab dalam prose situ diperlukan
kerjasama, keterbukaan, kehangatan, dan keterlibatan.

h. Dekstuktif
Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi pada remaja.
Cegahlah sedini mungkin oleh kita. Jika sikap dekstruktif itu muncul,
lakukan segera penanganannya secara bijak atau sesuai prosedur yang
berlaku.

i. Kurangdewasa
Kita perlu menyadari sikapnya dalam proses pembelajaran. Bedakan
ketika kita berbicara dengan anak, karena kita berkomunikasi dengan
seorang remaja yang mampu tetapi ada hambatanpsikologi.

3) Semantik
a. Persepsi yangberbeda
b. Kata yang memiliki arti lain bagi orang yangberbeda
c. Terjemahan yang salah
d. Semantik yaitu pesan bermaknaganda
e. Belum berbudaya baca, tulis, dan budayadiam.
2.7 Strategi Pelaksanaan (Tahap-Tahap) Komunikasi Terapeutik Pada Remaja
Berikut tahap-tahap dalam melaksanakan suatu komunikasi terapeutik pada
remaja:
1) Tahapprainteraksi
Mengumpulkan data tentang klien dengan mempelajari status atau bertanya
kepada orang tua tentang masalah yang ada.

2) Tahapperkenalan
a. Memberi salam dan senyum padaklien
b. Melakukanvalidasi
c. Mencari kebenaran data yangada
d. Mengobservasi
e. Memperkenalkan nama dengan tujuan,waktu
f. Menjaga kerahasiaanklien.
3) Tahapkerja
a. Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya, karena akan memberitahu
tentang hal yang kurang dimengerti dalamberkomunikasi.
b. Menanyakan keluhanutama.
c. Saat berkomunikasi dengan klien remaja, usahakan berdiskusi atau curah
pendapat seperti temansebaya.
d. Hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu.
e. Jaga kerahasiaan yang dapat menimbulkan rasamalu.
f. Jaga kerahasiaan dalam komunikasi (masa transisi dalam bersikap
dewasa).
4) Tahapterminasi
a. Menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses danhasil.
b. Memberikan reinforcement positif, tindak lanjut, kontrak,dan
c. Mengakhiri wawancara dengan cara yangbaik.
2.8 Penerapan Komunikasi Terapeutik PadaRemaja
Berkomunikasi dengan anak yang sudah masuk usia remaja (praremaja)
sebenarnya lebih mudah. Pemahaman mereka sudah memadai untuk bicara
tentang masalah yang kompleks. Dalam berkomunikasi dengan remaja, kita
tidak bisa memindahkan alur pembicaraan, mengatur dan memegang kendali
secara otoriter. Remaja sudah punya pemikiran dan perasaan sendiri tentang hal
yang iabicarakan.

Contoh respon yang sering diungkapkan oleh orang tua kepada anaknya
yang bisa menyebabkan terputusnya komunikasi adalah mengancam,
memperingatkan, memerintah, menilai, mengkritik, tidak setuju, menyalahkan,
menasehati, menyelesaikan masalah, menghindar, mengalihkan perhatian,
menertawakan, mendesak memberi kuliah, mengajari, mencemooh, membuat
malu, menyelidiki dan mengusut.

Perhatikanlah bagaimana penerapan komunikasi terapeutik pada remaja


berikut ini:

1. Komunikasiterbuka.
2. Komunikasi dua arah, yaitu bergantian yang berbicara dan yang
mendengarkan. Jangan mendominasi pembicaraan, sediakan waktu untuk
remaja dalam menyampaikanpendapatnya.
3. Mendengar aktif artinya tidak hanya sekedar mendengar tetapi juga
memahami dan menghargai apa yang diutarakan remaja. Terima dan
refleksikan emosi yang ditunjukkan.
4. Sediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan remaja. Jika
sedang tidak bisa, katakan terus terang daripada anda tidak fokus dan
memutus komunikasi denganremaja.
5. Jangan memaksa remaja untuk mengungkapkan sesuatu yang dia rahasiakan
karena akan membuatnya tidak nyaman dan enggan berkomunikasi. Remaja
sudah mulai memiliki privasi yang tidak boleh diketahui orang lain
termasuk orangtuanya.
6. Utarakan perasaan anda jika ada perilaku remaja yang kurang tepat dan
jangan memarahi ataumembentak.
7. Dorong anak untuk mengatakan hal-hal positif tentangdirinya.
8. Perhatikan bahasa tubuh remaja. Orang tua harus bisa menangkap sinyal-
sinyal emosi dari bahasa tubuhnya.
9. Hindari komentar menyindir atau meremehkan anak. Berikan pujian pada
aspek terbaik yang dia lakukan sekecilapapun.
10. Hindari ceramah panjang dan menyalahkananak.
2.9 Role Play Komunikasi Terapeutik PadaRemaja
Berikut contoh skenario percakapan komunikasi terapeutik sesuai dengan fase-
fasekomunikasi:

Kondisi Pasien:

Remaja usia 15 tahun, keluhan utama sering menangis, tidak bisa tidur nyenyak
dan sering terbangun di malam hari. Anak mengatakan tidak bisa konsentrasi
belajar, malas untuk ke sekolah dan merasa malu karena telah gagal. Keadaan ini
terjadi setelah anak kalah berkompetisi dengan temannya.

Masalah Keperawatan:

Krisis situasi

Tujuan: klien mampu mengatasi krisis yang terjadi dan perilaku


efektif Rencana Keperawatan:

1) Identifikasi masalah yang terjadi bersamaklien


2) Dengarkan ungkapan perasaanpasien
SP Komunikasi
Fase Orientasi
Salam
terapeutik :

“Selamat pagi. Saya Ibu Tri” (sambil mengulurkan tangan untuk berjabat
tangan).

Evaluasi dan validasi :

“Apa kabar? Bagaimana perasaanmu pagi ini? Saya lihat mata adik tampak
merah dan sembab, bagaimana tidurnya semalam?”

Kontrak :

“Sesuai perjanjian, sekarang kita akan mengidentifikasi krisis yang terjadi pada
adik. Mau di mana tempatnya?” “Baiklah tempatnya di kamar saja, waktunya 10
—15 menit. Sudah siap?”

Fase Kerja: (Tuliskan Kata-kata sesuai Tujuan dan Rencana yang Akan
Dicapai/ Dilakukan)

Perawat : “Baiklah, sesuai kesepakatan kita akan diskusi masalah yang adik
hadapi”.

Pasien : (Respons)

Perawat : “Coba jelaskan apa yang terjadi sehingga adik merasa sedih dan sulit
tidur”.

Pasien : “Aku telah gagal, aku bodoh, aku malu dengan semua yang terjadi pada
diriku”.

Perawat : “Coba jelaskan apa yang menyebabkan kamu merasa gagal dan
bodoh!”

Pasien : “Aku bodoh karena tidak bisa menjadi juara dalam kompetisi”.
Perawat : (Diam, mengangguk), “Apa yang menjadi keinginanmu?”
Pasien : “Aku ingin membuat mama bangga jika aku jadi juara”.
Perawat : “Saya memahami apa yang kamu rasakan. Setiap masalah pasti ada
solusinya. Mama akan sangat bangga jika kamu mampu bangkit dan
menjadi orang yang kuat”. “Kamu tidak sendiri. Jadikanlah
kegagalan sebagai guru yang berharga. Kegagalan adalah kesuksesan
yang tertunda”.

Pasien : (Diam)
Perawat : “Lihatlah mama, dia sangat mengharapkan kamu bangkit dan menjadi
anak yang tangguh”.

Pasien : (Melihat ke arah mamanya)

Perawat : “Pandanglah mama dan tersenyumlah untuk mama”. “Kamu harus


berjanji akan bangkit kembali, belajar lebih giat, untuk hari esok
yang lebihbaik”.

Pasien : (Memeluk mamanya) “Aku minta maaf, aku janji mau bangkit kembali
dan belajar lebih baik”.

Fase Terminasi:

Evaluasi subjektif/objektif :

“Bagaimana perasaanmu sekarang?”

“Coba sebutkan kembali masalah yang terjadi?”


“Saya senang melihat kamu sudah bisa tersenyum”.
Rencana tindak lanjut :

“Mulai sekarang kamu harus menyiapkan diri lagi untuk belajar lebih baik.
Tuliskan rencana kamu untuk 1 minggu ke depan”.

Kontrak yang akan datang :

“Besok saya minta kamu datang lagi ke sini untuk menunjukkan rencanamu
dalam 1 minggu ke depan. Sampai jumpa besok, ya. Selamat siang”.
BABIII

Penutup

3.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang
disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan
oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Tujuan komunikasi
yaitu pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti oleh si
komunikan. Dalam melakukan komunikasi pada remaja, perawat perlu
memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah cara berkomunikasi dengan
remaja, teknik komunikasi, tahapan komunikasi dan faktor yang mempengaruhi
komuikasi.

Seperti pada remaja dalam berkomunikasinya sedang membentuk jati


dirinya, dia akan lebih diam dengan orang yang dianggapnya tidak sama dengan
dia. Masa remaja merupakan masa-masa panjang yang dialami seorang anak.
Saat remaja mereka mulai mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun
non fisik dalam kehidupanmereka.

3.2 Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan dengan penulisan makalah ini
yaitu:

1) Mahasiswa mampu berkomunikasi dengan remaja lebih efektif karena telah


mengetahui bagaimana prinsip dan strategi berkomunikasi dengan remaja,
serta mengetahui hambatan yang akan ditemui pada saat akan berkomunikasi
denganremaja.
2) Mahasiswa mampu menerapkan teknik-teknik komunikasi, cara
berkomunikasi, tahapan komunikasi serta faktor yang menghambat
komunikasi pada anak danremaja.
3) Mahasiswa dapat menjelaskan komunikasi padaremaja.
Daftar Pustaka

Ns. Rika Sarfika, S.Kep., M.Kep. 2018. Buku Ajar Keperawatan Dasar 2. Padang:
Andalas University Press, 76-78

Anjaswarni Tri. 2016. Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan,
58-63

Anda mungkin juga menyukai