1.NIMBROT (21.756)
4.SARKYA (21.764)
5.LINA. A (21.771)
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
JUDUL ...................................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang....................................................................................................1
B.Rumusan Masalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.Kesimpulan.......................................................................................................15
B.Saran................................................................................................................16
C.Daftar pustaka..................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat anak beranjak remaja, kadang kala orang tua menemukan
kesulitan untuk melakukan komunikasi secara dua arah dengan anak.
Masa-masa remaja untuk setiap anak terkadang mejadi periode yang sulit
dan ini dikarenakan anak remaja mulai mengalami beberapa hal dalam
hidupnya seperti mengembangkan identitas mereka sendiri secara
individu. Adanya perubahan biologis dan fisiologis , menghadapi tekanan
dari teman sebayanya, mengalami ketertarikan pada lawan jenis, dan lain
sebagainya. Sementara orang tua juga mulai merasakan besarnya
kekhawatiran pada anak remaja mereka, baik terhadap pergaulannya
maupun perkembangan kepribadiannya jadi bagaimana kah cara terbaik
utuuk,mengatasinya? Pendekatan terhadap orang tua adalah salah cara
yang tepat dilakukan. Komunikasi yang efektif antara orang tua dengan
anak-anak sangat penting dilakukan karena akan membuat hubungan
antara orang tua dan anak tetap terjalin dengan baik. Untuk menciptakan
komunikasi yang efektif orang tua perlu memahami karakteristik remaja.
Sebagai seorang perawat, perawat bisa memfasilitasi antara orang tua
dan remaja. Perawat bisa menggali masalah yang dihadapi remaja, dan
selanjutnya orang tua bisa diberitahukan cara mengatasi masalah
anaknya. Agar tindakan yang diberikan perawat bisa berjalan lancar,
perawat perlu menerapkan strategi pelaksanaan di setiap tindakan
keperawatan. Pada makalah ini, kami akan membahas mengenai
komunikasi terapeutik pada klien remaja.
1.2 Rumusan Masalah
Pembahasan
a. Definisi Komunikasi
3) Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10-18 tahun.
3) Sikap Bila komunikan bersifat pasif atau tertutup maka komunikasi tidak
berlangsung efektif
Dengan Remaja Hal yang sering orang tua lakukan dalam berkomunikasi,
orang tua ingin segera membantu menyelesaikan masalah remaja, ada
hal-hal yang orang tua sering lakukan seperti:
a. Pesan kamu dan pesan saya Pesan kamu adalah cara seperti ini
bukanlah penyampaian akibat perilaku anak terhadap orang tua tetapi
berpusat pada kesalahan anak cenderung tidak membedakan antara anak
dan perilakunya sehingga membuat anak mereka disalahkan, direndahkan
dan disudutkan. Pesan saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian
orang tua sebagai akibat perilaku anak sehingga anak belajar bahwa
setiap perilaku mempunyai akibat terhadap orang lain. Melalui pesan saya
akan mendorong semangat anak, mengembangkan keberaniannya,
sehingga anak akan merasa nyaman.
3) Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan orang lain.
4) Remaja perlu belajar mandiri Setelah mengetahui masalah siapa yang
punya masalah harus bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Bila
masalah itu adalah masalah remaja maka teknik yang digunakan adalah
mendengar aktif.
b.Usahakan untuk tetap fokus pada topik yang dimulai oleh pasien, dan
kembalikan pembicaraan ketika kamu merasa bahwa pasien sudah tidak
membahas topik yang utama tadi.
2) Sikap empati Bentuk sikap dengan cara menempatkan diri kita pada
posisi pasien dan orang tua.
1) Hambatan fisik
b. Gangguan noises Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada
saat kita berkomunikasi, jarak jauh, dan lain sebagainya.
c. Gangguan fisik (gagap, tuli, buta) Adanya gangguan fisik seperti gagap,
tunawicara, tunanetra, dan sebagainya yang dialami oleh seorang remaja.
Terimalah mereka apa adanya, mereka pasti memiliki potensi unggul lain
yang perlu digali. Sebagai perawat, kita harus siap menerima kenyataan
tersebut seraya mencari cara agar tidak terjadi hambatan komunikasi
dengan remaja tersebut, misalnya dengan cara belajar bahasa yang
mereka dapat pahami.
f. Kurang menguasai materi Ini faktor yang sangat jelas. Begitu kita tidak
menguasai materi, itulah hambatan komunikasi. Kompetensi professional
salah satu maknanya adalah menguasai materi secara mendalam bahkan
ditambahkan lagi untuk meluas.
g. Kurang persiapa,
3) Semantik
2) Tahap perkenalan
b. Melakukan validasi
3).tahap kerja
a. Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya, karena akan
memberitahu tentang hal yang kurang dimengerti dalam berkomunikasi.
4) Tahap terminasi
1.Komunikasiterbuka.
2.Komunikasi dua arah, yaitu bergantian yang berbicara dan yang
mendengarkan. Jangan mendominasi pembicaraan, sediakan waktu untuk
remaja dalam menyampaikan pendapatnya.
3.Mendengar aktif artinya tidak hanya sekedar mendengar tetapi juga
memahami dan menghargai apa yang diutarakan remaja. Terima dan
refleksikan emosi yang ditunjukkan.
4.Sediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan remaja. Jika
sedang tidak bisa, katakan terus terang daripada anda tidak fokus dan
memutus komunikasi dengan remaja.
5.Jangan memaksa remaja untuk mengungkapkan sesuatu yang dia
rahasiakan karena akan membuatnya tidak nyaman dan enggan
berkomunikasi. Remaja sudah mulai memiliki privasi yang tidak boleh
diketahui orang lain termasuk orang tuanya.
6.Utarakan perasaan anda jika ada perilaku remaja yang kurang tepat dan
jangan memarahi atau membentak.
7.Dorong anak untuk mengatakan hal-hal positif tentang dirinya.
8.Perhatikan bahasa tubuh remaja. Orang tua harus bisa menangkap
sinyalsinyal emosi dari bahasa tubuhnya.
9.Hindari komentar menyindir atau meremehkan anak. Berikan pujian
pada aspek terbaik yang dia lakukan sekecil apapun.
10. percakapan Hindari ceramah panjang dan menyalahkan anak.
2)Dengarkanungkapanperasaanpasien
SP Komunikasi Fase Orientasi Salam terapeutik : “Selamat pagi. Saya Ibu
Tri” (sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan). Evaluasi dan
validasi : “Apa kabar? Bagaimana perasaanmu pagi ini? Saya lihat mata
adik tampak merah dan sembab, bagaimana tidurnya semalam?”
Kontrak : “Sesuai perjanjian, sekarang kita akan mengidentifikasi krisis
yang terjadi pada adik. Mau di mana tempatnya?” “Baiklah tempatnya di
kamar saja, waktunya 10—15 menit. Sudah siap?” Fase Kerja: (Tuliskan
Kata-kata sesuai Tujuan dan Rencana yang Akan Dicapai/ Dilakukan)
Perawat : “Baiklah, sesuai kesepakatan kita akan diskusi masalah yang
adik
Perawat : “Coba jelaskan apa yang terjadi sehingga adik merasa sedih
dan sulit tidur”. Pasien : “Aku telah gagal, aku bodoh, aku malu dengan
semua yang terjadi pada diriku”. Perawat : “Coba jelaskan apa yang
menyebabkan kamu merasa gagal dan bodoh!” Pasien : “Aku bodoh
karena tidak bisa menjadi juara dalam kompetisi”. Perawat : (Diam,
mengangguk), “Apa yang menjadi keinginanmu?” Pasien : “Aku ingin
membuat mama bangga jika aku jadi juara”. Perawat : “Saya memahami
apa yang kamu rasakan. Setiap masalah pasti ada solusinya. Mama akan
sangat bangga jika kamu mampu bangkit dan menjadi orang yang kuat”.
“Kamu tidak sendiri. Jadikanlah kegagalan sebagai guru yang berharga.
Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda”. Pasien : (Diam)
Penutup
Ns. Rika Sarfika, S.Kep., M.Kep. 2018. Buku Ajar Keperawatan Dasar 2.
Padang: Andalas University Press, 76-78 Anjaswarni Tri. 2016.
Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta: PusdiSDM Kesehatan, 58-63