Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH KOMUNIKASI

“ Komunikasi Terapeutik Pada Remaja “

Dosen :

Mariany, S.ST., M.Keb

KELOMPOK 2 :

Fajar Fajryanto ( 182431997 )

Ardita Damayanti (182431987)

Afni Junisa (182431982)

Andi Firdha Amalia (182431985)

Andina Putri Sofian (182431986)

Lisya Auliya Marcella (182432009)

Irgadea dwi oktaferiza (182432005)

Citra Permata Sari (182431989)

PROGRAM STUDY DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

2019/2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan
rahmat,taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
kelompok dalam membuat makalah yang berjudul “KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA
REMAJA.” Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi kelompok kami.

Makalah ini disususun berdasarkan hasil diskusi kelompok kerja kami dan
pengupulan data dari beberapa buku panduan yang ada, serta dengan bantuan dari dunia
maya yaitu melalui situs internet, dan yang lainnya.

kami menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu
dengan adanya bantuan dari semua pihak yang terkait.

Dalam penyusunan makalah ini kami sudah berusaha menyajikan semaksimal


mungkin, namun kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, maka
kami mengharapkan masukan ataupun saran dari Dosen pembimbing serta teman-teman
lainnya dalam menyempurnakan penulisan makalah kami agar dapat bermamfaat bagi seluruh
pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb.
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Perkembangan Komunikasi Remaja...........................................................................3
B. Tujuan Komunikasi Remaja........................................................................................3
C. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Remaja....................................................3
D. Model Komunikasi pada Remaja................................................................................4
E. Penerapan Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi Terapeutik pada Remaja.......5
BAB III......................................................................................................................................8
PENUTUP.................................................................................................................................8
A. Simpulan........................................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat anak beranjak remaja, kadang kala orang tua menemukan kesulitan
untuk melakukan komunikasi secara dua arah dengan anak. Masa-masa remaja untuk
setiap anak terkadang mejadi periode yang sulit dan ini dikarenakan anak remaja
mulai mengalami beberapa hal dalam hidupnya seperti mengembangkan identitas
mereka sendiri secara individu. Adanya perubahan biologis dan fisiologis ,
menghadapi tekanan dari teman sebayanya, mengalami ketertarikan pada lawan jenis,
dan lain sebagainya. Sementara orang tua juga mulai merasakan besarnya
kekhawatiran pada anak remaja mereka, baik terhadap pergaulannya maupun
perkembangan kepribadiannya. Jadi, bagaimanakah cara terbaik untuk mengatasinya?
Pendekatan terhadap orang tua adalah salah cara yang tepat dilakukan.
Komunikasi yang efektif antara orang tua dengan anak-anak sangat penting dilakukan
karena akan membuat hubungan antara orang tua dan anak tetap terjalin dengan baik.
Untuk menciptakan komunikasi yang efektif orang tua perlu memahami karakteristik
remaja.
Sebagai seorang perawat, perawat bisa memfasilitasi antara orang tua dan
remaja. Perawat bisa menggali masalah yang dihadapi remaja, dan selanjutnya orang
tua bisa diberitahukan cara mengatasi masalah anaknya. Agar tindakan yang diberikan
perawat bisa berjalan lancar, perawat perlu menerapkan strategi pelaksanaan di setiap
tindakan keperawatan. Pada makalah ini, kami akan membahas mengenai komunikasi
terapeutik pada klien remaja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan menjadi
lima pertanyaan.
1. Bagaimana perkembangan komunikasi remaja?
2. Apa tujuan komunikasi remaja?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi komunikasi remaja?
4. Apa saja teknik komunikasi pada remaja?
5. Bagaimana penerapan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pada remaja?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang, tujuan makalah ini yaitu untuk mengetahui:
1. Perkembangan komunikasi remaja;
2. Tujuan komunikasi remaja;
3. Faktor yang mempengaruhi komunikasi remaja;
4. Model komunikasi remaja;
5. Penerapan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pada remaja;
BAB II

PEMBAHASAN
A. Perkembangan Komunikasi Remaja
Fase Remaja adalah masa transisi atau peralihan dari anak-anak menuju masa
dewasa. Dengan demikian pola pikir dan tingkah lakunya merupakan peralihan dari
anak-anak menjadi orang dewasa. Anak harus diberi kesempatan untuk belajar
memecahkan masalah secara positif. Apabila anak merasa cemas dan stress, jelaskan
bahwa ia dapat mengajak bicara teman sebayanya dan/atau orang dewasa yang ia
percaya terutama orang tua dan termasuk juga perawat yang selalu bersedia
menemani dan mendengarkan keluhannya. Menghargai keberadaan identitas diri dan
harga dirinya merupakan hal yang prinsip untuk diperhatikan dalam berkomunikasi.
Luangkan waktu bersama dan tunjukkan ekspresi wajah yang bersahabat dengannya,
jangan memotong pembicaraan saat ia sedang mengekspresikan perasaan dan
pikirannya, menghargai pandangan remaja serta menerima perbedaan. Hindari
perkataan yang menyinggung harga dirinya, hindari mengkritik atau menghakimi,
hindari pertanyaan yang menyelidiki atau interogasi. Kita harus menghormati
privasinya dan berikan dukungan atas hal yang telah dicapainya secara positif dengan
selalu memberikan reinforcement positif.
B. Tujuan Komunikasi Remaja
Tujuan melakukan komunikasi terapeutik pada klien remaja adalah sebagai
berikut.
1. Membangun hubungan yang harmonis dengan remaja
2. Membentuk suasana keterrbukaan dan mendengar
3. Membuat remaja mau berbicara ketika mempunyai masalah
4. Membuat remaja mau mendengar dan menghargai saat mereka berbicara
5. Membantu remaja menyelesaikan masalah
C. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Remaja
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi pada remaja, yaitu
sebagai berikut.
1. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung
secara efektif

2. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung
secara efektif
3. Sikap
Bila komunikan bersifat pasif atau tertutup maka komunikasi tidak
berlangsung efektif
4. Usia tumbang dan status kesehatan remaja
Bila ingin berkomunikasi, maka harus sesuaikan dengan tingkat usia agar
komunikasi tersebut berlangsung efektif
5. Saluran
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan
ke komunikan dengan baik
6. Lingkungan
D. Model Komunikasi pada Remaja
Dari berbagai model komunikasi yang sudah ada, di sini akan dibahas tiga
model paling utama, serta akan dibicarakan pendekatan yang mendasarinya.
1. Model Komunikasi Linear
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren
Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of
Communication.Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear
karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu
model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran
(channel).Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (linear
communication model).

Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci:

sumber (source), pesan (message) dan penerima (receiver).Model linear


berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima.[butuh rujukan]
Tentu saja hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-
partisipan dalam proses komunikasi. Suatu konsep penting dalam model ini adalah
gangguan (noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang
dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Gangguan ini selalu ada
dalam saluran bersama sebuah pesan yang diterima oleh penerima.

2. Model Interaksional
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun
1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para
komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim
dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini
menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para peserta komunikasi
menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi
manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang
lain.Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima
mempunyai kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model
interkasional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu
pesan.
3. Model transaksional
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun
1970.Model ini menggaris bawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang
berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi .Komunikasi
bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama
bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi.
Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan dan
menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan nonverbal.
Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melalukan proses negosiasi
makna.
E. Penerapan Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi Terapeutik pada Remaja
Strategi pelaksanaan untuk mengatasi masalah remaja dapat diberikan kepada
remaja itu sendiri sebagai klien dan diberikan kepada orang tua remaja.
1. Strategi pelaksanaan (SP) komunikasi terapeutik pada remaja

Fase orientasi:

a) Salam terapeutik
Selamat pagi/siang/malam adik. Dik perkenalkan saya suster Ana
Susanti, adik bisa panggil saya suster Ana, saya yang bertugas pada
pagi/siang/mala ini. Jika boleh tahu nama adik siapa? Ramlan? Nama yang
sangat bagus.
b) Evaluasi/validasi
Baiklah Dik Ramlan, bagaimana keadaannya sekarang? Sudah lebih
membaik? Syukurlah kalau begitu.
c) Kontrak topik, waktu, tempat
Nah Dik Ramlan, bagaimana kalau kita berbincang-bincang mengenai
masalah adik dan mengenai kecelakaan yang adik alami? Berapa lama waktu
yang kita butuhkan untuk berbincang-bincang? 20 menit cukup? Baiklah.
Dimana kita akan berbincang-bincang? Disini saja? Baiklah Dik Ramlan

Fase kerja:

Nah Dik Ramlan sekarang bisa ceritakan dengan saya, kenapa bisa
terjadi kecelakaan? Saya akan mendengarkannya dengan baik. Jadi dik ramlan
ini kecelakaan gara-gara balapan motor? Kenapa Dik Ramlan bisa ikut
balapan motor? Apakah orang tua adik mengetahui kalau adik sering ikut
balapan motor? Lalu? Jadi adik ikut balapan karena orang tua jarang
memperhatikan adik? Saya mengerti apa yang Dik Ramlan rasakan. Nah
berdasarkan apa yang adik jelaskan tadi, saya bisa pahami kalau masalah Dik
Ramlan itu karena jarang berkomunikasi dan mendapat perhatian dari orang
tua, apa benar seperti itu? Iya, mungkin itu penyebab masalah adik, tetapi
kalau saya boleh berikan pemahaman, yang perlu Dik Ramlan ingat adalah
orang tua Adik itu sibuk bekerja untuk mecukupi kebutuhan adik juga. Itu
karena mereka sayang dengan adik. Tapi nanti saya juga akan beritahukan
kepada orang tua adik agar memberikan sedikit waktu untuk memberikan
perhatian ke adik ya. Nah kalau boleh saya sarankan, adik lebih baik berhenti
ikut balapan liar, karena seperti yang adik rasakan sekarang gak enak kan
rasanya? Nah sebaiknya Dik Ramlan melakukan hal-hal yang positif
mumpung masih muda, seperti mengembangkan hobi yang adik miliki,
bermain musik, belajar yang giat, siapa tahu adik bisa berprestasi, tentunya
akan membanggakan orang tua dan secara otomatis mereka pasti akan lebih
perhatian dengan adik.
Fase terminasi:

a) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan


Bagaimana perasaan Dik Ramlan sekarang? Semoga bermanfaat. Nah
apakah adik masih ingat pesan saya tadi? Bagus sekali, adik sudah
mengingatnya dengan baik
b) Tindak lanjut klien
Nah Dik Ramlan untuk sekarang bisa beristirahat terlebih dahulu ya
c) Kontrak yang akan datang yaitu topik, waktu, tempat
Sebentar lagi saya akan kembali ke sini ya dik, saya akan memindahkan
Dik Ramlan ke ruangan perawatan, tentunya setelah urusan administrasi
selesai ya. Terimakasih atas perhatian adik. Selamat malam.
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penjelasan pada bab II dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Remaja adalah fase transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa, oleh sebab
itu diperlukan strategi khusus untuk berkomunikasi dengan remaja.
2. Tujuan komunikasi pada remaja adalah untuk membangun hubungan yang
harmonis dengan remaja, membentuk suasana keterrbukaan dan mendengar,
membuat remaja mau berbicara ketika mempunyai masalah, membuat remaja mau
mendengar dan menghargai saat mereka berbicara dan membantu remaja
menyelesaikan masalah.
3. Faktor yang mempengaruhi komunikasi remaja yaitu pendidikan, pengetahuan,
sikap, usia tumbang status kesehatan remaja, saluran dan Lingkungan
4. Teknik komunikasi pada remaja yaitu melalui orang lain atau pihak ketiga,
bercerita, memfasilitasi, meminta untuk menyebutkan keinginan, pilihan pro dan
kontra, penggunaan skala dan menulis.
5. Penerapan strategi pelaksanaan untuk mengatasi masalah remaja dapat diberikan
kepada remaja itu sendiri sebagai klien dan diberikan kepada orang tua remaja.
B. Saran
Berdasarkan uraian pada bab II, penulis mengusulkan saran kepada pihak
terkait sebagai berikut.
1. Kepada orang tua dan perawat ketika menghadapi remaja sangat perlu memahami
karakteristik remaja dan memiliki strategi untuk berkomunikasi agar komunikasi
yang terjadi dapat berjalan efektif
2. Orang tua dan remaja harus saling membangun hubungan komunikasi yang baik,
agar setiap permasalahan yang terjadi dapat bersama-sama diselesaikan antara
orang tua dan remaja.
DAFTAR PUSTAKA
 Damaiyanti, Mukhripah. 2010. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan.
Bandung: PT Refika Aditama.
 Potter and Perry.2005.Fundamental Keperawatan Volume 1.Jakarta:EGC.
 Widjaja.2000.Ilmu Komunikasi.Jakarta:Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai