Komunikasi Pembelajaran
KOMUNIKASI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Pahruroji, SE,.MM.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penyusunan makalah
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan karena kami
masih dalam tahap proses pembelajaran. Namun, kami tetap berharap agar makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.
Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat kami harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan pada makalah berikutnya. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah.......................................................................................................................... 7
Tujuan............................................................................................................................................ 7
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................................................. 21
Saran............................................................................................................................................ 21
Daftar Pustaka.............................................................................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari upaya
peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini sedang menjadi sorotan dan harapan banyak
orang di Indonesia. Wujud dari proses pendidikan yang paling riil terjadi di lapangan dan
bersentuhan langsung dengan sasaran adalah berupa kegiatan belajar mengajar pada tingkat
satuan pendidikan. Kualitas kegiatan belajar mengajar atau sering disebut dengan proses
pembelajaran tentu saja akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang output-nya berupa
SDM.
Komunikasi memiliki beberapa model, dan setiap modelnya memiliki definisi yang
berbeda pula. Model komunikasi dibuat supaya mempermudah dalam memahami proses
komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi. Komunikasi
juga merupakan suatu proses. Hal ini terlihat dari setiap gejala atau peristiwa yang tidak luput
dari adanya suatu komunikasi yang terjalin antar manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat kami rumuskan
permasalahan yang akan dibahas didalam makalah ini, yaitu:
Tujuan
Pengertian model adalah representasi simbolik dari suatu benda, proses, sistem, atau gagasan.
Model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal, atau matematikal. Perbedaan pokok antara
teori dan model adalah teori merupakan penjelasan, sementara model hanya merupakan
representasi. Yang dimaksud model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses
komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen
lainnya. Secara umum, model-model komunikasi dapat dibagi dalam lima kelompok. Kelompok
pertama disebut sebagai model-model dasar. Kelompok kedua menyangkut pengaruh personal,
penyebaran dan dampak komunikasi massa terhadap perorangan. Kelompok ketiga meli puti
model-model tentang efek komunikasi massa terhadap kebudayaan dan masyarakat. Kelompok
keempat berisikan modelmodel yang memusatkan perhatian pada khalayak. Kelompok kelima
mencakup model-model komunikasi tentang sistem, produksi, seleksi dan alur media massa.
Banyak ahli merumuskan model komunikasi. Dari berbagai model yang telah dirumuskan,
model komunikasi diklasifikasikan ke dalam tiga jenis model, yaitu model komunikasi linear,
model komunikasi transaksional, dan model komunikasi interaksional.
Model komunikasi linear adalah model komunikasi yang sangat sederhana. Model ini
menggambarkan komunikasi berlangsung secara satu arah. Arus pesan digambarkan bersifat
langsung dari pengirim pesan ke penerima pesan, komunikator ke komunikan. Dalam model
komunikasi linear, tidak terdapat konsep umpan balik (feedback). Penerima pesan bersifat pasif
dalam menerima pesan.
John Fiske (1990) menyebut ada dua mazhab utama yang tercermin dalam model
komunikasi.
1. Transmisi Pesan
Mazhab pertama melihat komunikasi sebagai transmisi pesan. Mazhab ini tertarik dengan
bagaimana pengirim dan penerima mengkonstruksi pesan (encode) dan menerjemahkannya
(decode), dan dengan bagaimana transmiter menggunakan saluran dan media komunikasi.
Mazhab ini cenderung membahas kegagalan komunikasi dan melihat ke tahap-tahap dalam
proses tersebut guna mengetahui di mana kegagalan tersebut terjadi.
Mazhab kedua melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna. Hal ini berkenaan
dengan bagaimana pesan berinteraksi dengan orang-orang dalam menghasilkan makna.
Menurut Gardon Wiseman & Barker, ada tiga fungsi model komunikasi:
Model S-R Model ini adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh
disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Komunikasi dianggap sebagai suatu
proses aksi-reaksi yang sangat sederhana. Ketika saya tersenyum pada Anda dan Anda membalas
senyuman saya, itulah model S-R. Model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan-
tulisan), isyarat-isyarat non verbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan
merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Model ini mengabaikan
adanya faktor manusia seperti sistem internal individu. Singkatnya model ini menganggap bahwa
komunikasi itu bersifat statis. Manusia selalu karena adanya stimulus atau rangsangan dari luar,
bukan berdasarkan kehendak, keinginan atau kemauan bebasnya. Oleh karena itu, model ini
kurang tepat kalau diterapkan pada proses komunikasi manusia.
Model Aristoteles Aristoteles adalah filosof Yunani, tokoh paling dini yang mengkaji
komunikasi, yang intinya adalah persuasi Model Aristoteles adalah model yang paling klasik
atau disebut juga model retoris. Oleh karena itu, model ini merupakan penggambaran dari
komunikasi retoris, komunikasi publik atau pidato. Aristoteles adalah orang pertama yang
merumuskan model komunikasi verbal pertama. Proses komunikasi terjadi ketika ada seorang
pembicara berbicara kepada orang lain atau khalayak lain dalam rangka merubah sikap mereka.
Menurut Aristoteles mengemukakan tiga unsur yang harus ada dalam proses komunikasi:
1) Pembicara (speaker)
2) Pesan (message)
3) Pendengar (listener)
Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa proses komunikasi dipandang sebagai
suatu yang statis dan tidak mempedulikan saluran, umpan balik, efek, dan kendala-kendala. Di
samping itu, model ini juga berfokus pada komunikasi yang disengaja (komunikator mempunyai
keinginan secara sadar untuk merubah sikap orang lain).
1) Pengawasan lingkungan,
Model ini merupakan versi verbal dari model Shannon dan Weaver. Model ini melihat
komunikasi sebagai transmisi pesan. Model ini mengungkapkan isu efek dan bukannya makna.
Efek secara tak langsung menunjukkan adanya perubahan yang bisa diukur dan diamati pada
penerima yang disebabkan unsur-unsur yang bisa diidentifikasi dalam prosesnya. Model ini lebih
sesuai diterapkan pada kajian komunikasi massa.
Model Shannon dan Weaver Model ini terdiri dari lima elemen :
d. Receiver adalah pihak yang menguraikan atau mengkonstruksikan pesan dari sinyal.
e. Destination adalah dimana pesan sampai. Suatu konsep penting dalam model ini adalah
gangguan (noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat
mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Model ini diterapkan pada konteks-konteks
komunikasi lain nya seperti komunikasi antarpribadi, komunikasi publik atau komunikasi massa.
Sayangnya, model ini juga memberikan gambaran yang parsial mengenai proses komunikasi.
2. Pesan, dapat berupa tinta dalam kertas, gelombang suara dalam udara, lambaian tangan, atau
sinyal-sinyal lain yang memiliki makna.
3. Sasaran, dapat berupa individu yang mendengarkan, melihat, membaca, anggota dari sebuah
kelompok, siswa dalam perkuliahan, khalayak massa, pembaca surat kabar, penonton televisi,
dll.
Dalam hal ini, model Schramm adalah pengembangan dari model Shannon dan Weaver.
Schramm mengatakan bahwa pentingnya feedback adalah suatu cara untuk mengatasi masalah
noise. Pada model ini, Schramm percaya bahwa ketika komunikan memberikan umpan balik
maka ia akan berada pada posisi komunikator (source).
Dalam ilmu komunikasi sebenarnya terdapat ratusan model komunikasi. Setiap model
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Setiap model hanya dapat diukur
berdasarkan kemanfaatannya ketika dihadapkan dengan dunia nyata, khususnya ketika di
gunakan untuk menyaring data dalam penelitian.
Dari beberapa uraian dalam pembahasan tersebut akhirnya dapat ditarik kesimpulan,
yaitu sebagai berikut:
3) model komunikasi pragmatis, adalah tindakan atau perilaku yang berurutan dalam konteks
waktu dalam sistem sosial. Tindakan atau pengamatan tersebut dapat berupa ucapan, tindakan,
atau perilaku
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang mampu memberikan manfaat positif
baik itu terhadap komunikan, maupun komunikator. Komunikasi yang sukses tidak luput dari
kelancaran proses komunikasi tersebut, sehingga dapat diterima baik oleh komunikan meskipun
tetap ada noise didalam tahap prosesnya. Pada hakikatnya, setiap model yang para ahli
ungkapkan adalah suatu pengembangan dari ketiga konsep model dasar komunikasi ini. Tinggal
cara kita saja menjadi masyarakat agar lebih selektif dan memahami peristiwa atau kejadian yang
terjadi di sekitar kita dan lebih memahami konsep-konsep model dalam komunikasi. Serta
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
SARAN
Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Setiap model hanya
dapat diukur berdasarkan kemanfaatannya ketika dihadapkan dengan dunia nyata. Semoga
Makalah yang penulis susun ini, dapat memberikan manfaat terhadap pembaca. Baik itu secara
langsung maupun tidak langsung. Agar kehidupan kita dalam bermasyarakat khususnya dalam
berkomunikasi dengan siapa saja dapat lebih baik lagi.Karena, manusia tidak akan dapat hidup
tanpa adanya komunikasi terhadap sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2010, Rosda; Jakarta
Muhammad,A. Komunikasi Organisasi,1989, Bumi Aksara;Jakarta
edu.htm, diakses 24 September 2014 Naim, Ngainun 2011 Dasar –dasar Komunikasi Pendidikan
Jogjakarta:Ar-ruzz Media.
Nurul Huda, M., dan Purwowidodo, Agus 2013. Komunikasi Pendidikan, Surabaya:Acia
Publishing.
Suwarna, dkk, 2005. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana. Sudarwan, Danim. Media
Pendidikan. 1995. http://library.fip.uny.ac.id/opac/index.php?p=show_detail&id=902. 5 Oktober
2022.